Disusun oleh:
Nama : Sinta Irawati
NIM : 1301200003
MODERATE CHOLANGITIS
BAB I
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Kolangitis (radang saluran empedu) adanya radang pada saluran empedu
Kolangitis adalah peradangan akut pada dinding saluran empedu hampir selalu disebabkan
infeksi bakteri pada lumen steril
Kolangitis akut adalah infeksi bakterial yang akut dari saluran empedu yang tersumbat baik
secara parsial atau total
Kolangitis akut merupakan infeksi bakterial yang terjadi pada obstruksi saluran billier
terutama yang ditimbulkan oleh batu empedu
Tingkat keparahan kolangitis akut dapat diklaasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu kelas 1
(mild,ringan), kelas 2 (moderate,sedang), kelas 3 (severe,berat) atas dasar dua faktor klinis
timbulnya disfungsi organ dan respon terhadap perawatan medis awal
2. Tanda dan gejala
Hampir selalu pada pasien kolangitis akut didapatkan ikterus dan disertai demam kadang
kadang menggigil
Sering kali didapatkan nyeri hebat di epigastrium atau perut kanan atas karena adanya batu
koledokus
Mual, muntah, diare, berat bdan menurun
3. Penyebab
Kolangitis dapat disebabkan oleh berbagai keadaan patologis yang semuanya akan berakhir
dengan statis aliran empedu dan akhirnya terjadi infeksi
Choledocholitiasis
Striktur bilier sistem
Neoplasma pada sistem bilier
Parasit cacing Ascaris
Pankreatitis kronis
Tumor pankreas
HIV/AIDS
4. Pohon masalah
Nyeri
Gangguan pemenuhan nutrisi
dehidrasi
Mual
muntah
Makanan
tertahandi
lambung
Penurunanp
eristaltik
usus
Iritatif
salurancern
a
Hipertermi
Kenaikan
SGOT&SG
PT
Ganggua
n
polatidur
Distensi kandungkemih
inflamasi
Iritasi lumen
Obstruksi
Batu empedu
Cholangitis
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Uji laboratorium
Pemeriksaan darah rutin : leukosit pada pasien dengan cholangitis 79% memiliki sel darah
putih melebihi 10.000/ml dengan angka rata rata 13.600. pasien sepsis dapat leukopenik.
b. Ultrasonografi
Menunjukkan pelebaran saluran empedu. Ultrasonografi dapat membedakan kolestasi
extrahepati dan intrahepati dengan ketepattan 96% pada saluran empedu yang melebar.
c. CT-Scan
Dapat mendeteksi batu saluran empedu sedikit lebih banyak dibandingkan dengan
ultrasonografi dan dpat juga menentukan setinggi apa dan penyebab obstruksi.
d. Pemeriksaan fungsi hati
Kemungkinan besar konsisten dengan cholangitis hiperbilirubinemia terdapat SGOP dan
SGPT biasanya sedikit meningkat.
Bab II
Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Cholangitis cukup jarang terjadi, biasanya terjadi bersamaan dengan penyakit lain yang
menimbulkan obstruksi billier dan bactibilia missal setelah prosedur ERCP, 1-3% pasien
mengalami cholangitis.
b. Keluhan utama pada penderita kolangitis, klien mengeluh nyeri perut kanan atas nyeri tidak
menjalar /menetap, nyeri pada saat menarik nafas dan nyeri seperti ditusuk tusuk
c. Riawayat penyakit
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat medis pasien mungkin dapat membantu contohnya riwayat dari keadaan berikut
dapat meningkatkan resiko cholangitis
- Batu kandung empedu atau batu saluran empedu
- Pasca cholecystectomy
- Manipula endoskopik atau ERCP cholangiogram
- Riwayat cholangitis sebelumnya
- Riwayat HIV/AIDS: choalngitis yang berhubungan dengan aids memliki cirri edema bilier
ekstrahepatik ulserasi dan obstruksi bilier
Riwayat penyakit sekarang
Banyak pasien yang dating dengan ascending cholangitis tidak memiliki gejala klasik
tersebut. Sebagian besar pasien mengeluh nyeri abdomen kuadran lateral atas. Gejala lain
yang dapat terjadi meliputi: jaundice, demam, menggigil dan kekakuan, nyeri abdomen tinja
yang acholis.
Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji apabila klien mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi,
anemia.
d. Pemeriksaan fisik
a. System pernafasan
Inspeksi : dada tampak, pernafasan dangkal klien tampak gelisah
Palpasi : vocal vremitus teraba merata
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan (ronchi, wheezing)
b. System kardiovaskuler
Terdapat takikardi dan diaphoresis
c. System neurologi
Tidak terdapat gangguan pada system neurologi
d. Simtem pencernaan
Inspeksi : tampak ad distensi abdomen diperut kanan atas klien mengeluh mual muntah
Auskultasi : peristaltic usus 5-12x / menit flatulensi
Perkusi : adanya pembengkakan di abdomen atas/ kuadran kanan atas nyeri tekan epigastrium
e. System eliminasi
Warna urine lebih pekat dan warna feses seperti tanah liat
f. System integument
Terdapat ikterik/jaundice dengan kulit berkeringat dan gatal
g. System musculoskeletal
Terdapat kelemahan otot karena gangguan produksi ATP
2. Diagnose keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi
3. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual muntah
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan iritasi lumen
5. Dehidrasi berhubungan dengan mual muntah
3. Intervensi keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan distensi kandung kemih
Tujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24jam nyeri berkurang
Criteria hasil
- Keadaan umum normal pasien tampak nyaman
- Nyeri berkurang pasien tampak rileks ditunjukkan dengan skala nyeri 1-3
- Pasien melakukan managemen nyeri saat nyeri kembali dating
- Ttv dalam batas normal
Intervensi
1. BHSP
R/ dengan hubungan saling percaya mempermudah proses keperwatan
2. Observasi, catat lokasi dan skala nyeri dan karakter nyeri
R/ membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi tentang kemajuan /
perbaikan penyakit
3. Anjurkan pasien dalam posisi nyaman
R/ pada posisi fowler rendah menurunkan tekanan intra abdomen
4. Anjurkan managemen nyeri distraksi relaksasi nafas dalam
R/ untuk melakukan koping pasien terhadap nyeri
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
R/ untuk mengatasi nyeri
6. Observasi tanda tanda vital
R/ untuk mengetahui perkembangan pasien
7. Kaji respon pasien
R/ wajah menunjukkan perasaan yang dirasakan klien
BIODATA
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 54 tahun
Status Perkawinan : kawin
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama :islam
Pendidikan Terakhir : smp
Alamat : jl. Sembilang no 19 polowijen
No. Registrasi : 11123xxx
Tanggal MRS :23 agustus 2015
tanggal pengkajian :31 agustus 2015
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN : berperan dalam rumah sebagai nenek dan ibu
rumah tangga
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : komunikasi verbal
B. Orang yang paling dekat dengan klien : paling dekat dengan anak kandung
C. Rekreasi : sudah tidak pernah
Hobby : masak
Penggunaan waktu senggang : mengasuh cucu dirumah
D. Dampak dirawat dirumah sakit : tidak bisa melakukan kegiatan dirumah dan mengasuh cucu,
cemas saat di ajak bicara tidak sesuai dan pandangan kosong
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial tidak ada hambatan dalam berinteraksi dengan
orang lain
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan: anak kandung Tn. A yang tinggal serumah dengan
pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaan beribadah : sebeum MRS : keluarga mengatakan taat ibadah
Setelah MRS : tidak pernah melakukan ibadah
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : yakin jika manusia pasti diberi sehat dan sakit
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien yakin jika bisa disembuhkan
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Kesan/keadaan umum : keadaan umum baik kesadaran compos mentis
Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 35,8°C Nadi : 68x/menit
Tekanan darah : 130/90 mmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi badan : 155 cm Berat badan : 73kg
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan Rambut
a. Bentuk kepala : oval
Ubun-ubun : tidak deformitas
Kulit kepala : tidak ada lesi
b. Rambut : keriting
Penyebab dan keadaan rambut : rambut beruban
Bau : tidak berbau
Warna : putih dan hitam
c. Wajah : simetris
Warna kuit : coklat tua
Struktur wajah : tidak ada deformitas
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap jumlah 2 buah dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra) : tidak terjadi oedema warna ikterik
c. Konjunctiva dan sclera : konjunctiva anemis sclera ikterik
d. Pupil : reaktif terhadap cahaya, bentuk sama besar (isokor)
e. Kornea dan Iris : tiadak ada pembengkakan maupun massa iris berwarna hitam
f. Ketajaman pelinghatan/Virus : tidak bisa melihat jauh
g. Tekanan bola mata : tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung tidak terjadi deformitas septum nasi
tidak ada devisiasi pergeseran
b. Lubang hidung : tidak berlendir, tidak ada massa
c. Cuping hidung : dalam batas normal, tidak ada pernafasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris, tidak ada massa
Ukuran telinga : dalam bentuk dan ukuran normal
Ketegangan telinga : tidak ada nyeri tekan
b. Lubang telinga : lubang telinga (+) bersih, tidak ada lesi
c. Ketajaman pendengaran : ketajaman pendengaran menurun
5. Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir : tidak ada kelainan congenital, warna bibir pucat, tidak ada lesi dan massa
b. Keadaan gusi dan gigi :
gusi tidak ada pembengkakan dan massa maupun lesi
gigi gigi tidak ada nyeri pada gigi, gigi sudah ada yang hilang
c. Keadaan lidah : tidak ada massa maupun lesi, warna pucat
6. Leher
a. Posisi trakhea :
b. Tiroid : saat menelan tiroid tidak terlihat bekas operasi pada leher
c. Suara : tidak ada suara
d. Kelenjar lymphe : tidak ada pembesaran kelenjar lymphe
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran vena jugularis
f. Denyut nadi coratis : teraba kuat
2. Pernafasan paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : dalam batas normal kiri kanan
Lemah kuat
b. Perkusi : tidak terkaji
c. Auskultasi :
- Suara nafas : normal
- Suara ucapan : nyaring
- Suara tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi :
- Palpasi : tidak ada masa atau pembesaran
- Ictus cordis : denyut apeks jantung normal tidak teraba
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : batas-batas tegas
c. Aukultasi :
- Bunyi jantung I : interval normal, tekompensasi
- Bunyi jantung II : reguler
- Bising/murmur : palisistolik hipertension
- Frekuensi denyut jantung : dalam batas normal
F. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi :
- Bentuk abdomen : simetris
- Benjolan/massa : tidak ada massa
b. auskultasi
- Peristaltik usus : 8x/menit
- Bunyi jantung anak/BJA : -
c. Palpasi :
Hasil laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11.00 g/dI 11 – 4 - 15,1
Eritrosit 4.04 100/mL 4,0 – 5,0
Leukosit 11,21 103/mL 4,7 – 11,3
Hematrokit 32,50 % 38 – 42
Trombosit 315 103/mL 142 – 424
Faal Nomeostatis
PPT
Pasien 10,50 Detik 9,4 – 11,3
Kontrol 10,3 Detik
INR 1,01 0,8 – 1,30
APTT
Pasien 31,90 Detik 24,6 – 30,6
Kontrol 25,3 Detik
Kesimpulan PTT dan APTT dalam batas normal
Kimia Klinik
Faal Hati
Bilirubin total 23,34 Mg/dl <1,0
Bilirubin direk 21,35 Mg/ dl <0,25
Bilirubin indirek 1,99 Mg/ dl <0,75
AST/560T 219 m/L 0 – 32
ALT/56PT 254 m/L 0 – 33
Albumin 3,73 g/dL 35,5 - 5,5
Kimia Klinik
Elektrolit
Elektrolit Serum
Natrium(Na) 139 mmol/L 136 – 145
Kalium(K) 2,72 mmol/L 3,5 – 5,0
Klorida(Cl) 100 mmol/L 9,8 – 106
ANALISA DATA
N : 68x/ menit
S : 36‘C
RR : 21x / menit Nyeri tekan berhubungan
dengan proses inflamasi
2. Ds : obstruksi saluran empedu
ditandai dengan wajah
- Klien mengatakan masih oleh batu empedu
grimace
nyeri
- Nyeri hanya saat ditekan penyempitan saluran
Do : empedu
ditekan
terjadi inflamasi
- Wajah grimace saat ditekan
TTV Ganguan Elektrolit
nyeri tekan
130
TD : /90 mmHg
N : 68x/ menit
S : 36 ‘C tidak nafsu makan
RR : 21x / menit
3. Ds :
- Mual muntah
- Tidak nafsu makan Masalah gangguan istirahat
- Lemas tidur
malam hari
Do :
- Kantung mata hitam
- Menguap di siang hari
- Wajah lesu dan pucat
5. Ds :
- Klien mengatakan makan
habis setengah
- Klien mengatakan mual
Do :
Makan tidak habis hanya
dimakan sedikit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. gelisah
31 Agustus
2015 Nyeri tekan berhub dengan proses
inflamasi ditandai dengan wajah
3. grimace
1
September
Gangguan elektrolit berhub dengan
2015
4. mual muntah nafsu makan menurun
September
Gangguan istirahat tidur b.d nyeri di
5. 2015
kuadran kanan atas ditandai wajah
31 lesu
September
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d
2015
mual ditandai makan tidak habis
PRIORITAS MASALAH
mmHg nyamanan
N : 60 – 100x /
menit
5. Dengan teknik
S : 36 – 37 °C
distraksi relaksasi
RR : 12 – 24x / 5. Ajarkan teknik dapat mengurangi
menit distraksi dan relaksasi nyeri contohnya
latihan nafas dalam
mendengarkan
musik
ditandai perkembangan
7. Berinformasi tentang
penyakit dan tindakan
yang akan dilakukan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
24.00 datang
3. Mengajurkan pasien untuk puasa 6 jam pre-op
24.00 4. Menyambungkan infus plug dengan selang infus
menggunakan Ns 0,9% 20 tpm
01.00 5. Memasukkan koneksi hipokatemia KN-2 20 tpm
6. Mengobservasi tetesan infus => infus berjalan
06.00
lancar
7. Memberikan penkes tentang penyebab nyeri yang
dialami dan menganjurkan untuk tidur
8. Mengobservasi TTV
06.30
TD : 120/80 mm
HgN : 70x/menit
S : 36 C
07.00 RR : 20x/menit
9. Berkolaborasi dengan tim medis pemberian obat
- Metromedazole 500 mg
2-09-2015
- Ciproprolaxin 400 mg
08.00
- Cefixime 1000 mg
10. Membantu pasien untuk berganti pakaian operasi
16.00
1. Mengantarkan pasien ke kamar operasi dengan
membawakan peralatannya
- Profilaksis : cipropolaxin
- Ranitidine 50 mg metoclo 10mg
11. Mengambil pasien dikamar operasi => kondisi
belum stabi pindah ruangan
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Ny. N
Umur : 54 tahun
No. Reg : 11123xx
Diagnosa 2 =>Ansietas
Tanggal/jam CatatanPerkembangan TT
31 Agustus2015 S
- klien mengatakan masih nyeri
- klien mengatakan nyeri sering muncul dan hilang
- klien bertanya apakah masih lama jadwal
operasinya
O
– wajahgramace
- k/u cukup, kesadaran CM
- GCS 450
- TTV
TD 130/90 mmHg
N 68x / menit
1 Agustus 2015 S 36 C
RR 18x / menit
A – masalah belum teratasi
P – lanjutkan intervensi
S
- klien mengatakan masih ada nyeri
- klien mengatakan apakah besok saya jadi operasi
- klien bertanya apa yang harus disiapkan sebelum
operasi
O
- wajah gramace
- wajah gelisah dan cemas
- k/u cukup 6cs 45g 145 cm
2 September 2015
- TTV
TD 120/80 mmHg
N 70x / menit
S 36 C
RR 20x / menit
A – masalah teratasi sebagian
P – lanjutkan intervensi
S–
O
- pasien tidak berbicara
- pasien hanya melambaikan tangan
- k/u ikterik 6gs = kesadaran kompos mesitis
A – masalah teratasi sebagian
P – pindah ruang ICU