Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TUGAS TEKNOLOGI

SEDIAAN STERIL

Benadryl injection
( Diphenydramine
Injection 50mg/ml , 1ml )

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Deby Srianto ( 1924801 )


Dinda Bhestari ( 1924803 )
Dini Laraswati ( 1924804 )
Diyah Lapeyan ( 1924817 )
Henny Duita Saragih ( 1924820 )

POLITEKNIK META
INDUSTRI CIKARANG
2021
1. Benadryl Injection ( Diphenydramin Injection)
Indikasi Indikasi pemberian diphenhydramine di antaranya untuk
mengurangi reaksi alergi, serta untuk profilaksis dan
terapi untuk mabuk kendaraan (motion sickness). Dosis
pemberian diphenhydramine dibedakan berdasarkan
penyakit dan usia.
Rute Pemberian  Dewasa: 10–50 mg melalui suntikan pembuluh
darah (IV/intravena) atau otot (IM/intramuskular).
Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg jika
diperlukan. Dosis maksimal 400 mg per hari.
 Anak-anak: 5 mg/kgBB per hari dibagi menjadi 4
kali pemberian melalui suntikan pembuluh darah
atau otot. Dosis maksimal 300 mg per hari.

Dosis
Diphenhydramine tablet, kaplet, dan sirop
Kondisi: Reaksi alergi, rhinitis alergi, batuk pilek,
dan mabuk perjalanan

 Dewasa dan anak-anak usia ≥12 tahun: 25–50


mg, 3–4 kali sehari. Untuk mencegah mabuk
perjalanan, konsumsilah 30 menit sebelum
melakukan perjalanan. Dosis maksimal 300 mg per
hari.
 Anak-anak usia 6–12 tahun: 12,5–25 mg, tiap 4–6
jam. Untuk mencegah mabuk perjalanan,
konsumsilah 30 menit sebelum melakukan
perjalanan.
 Anak-anak usia 2–5 tahun: 6,25 mg, tiap 4–6 jam.
Untuk mencegah mabuk perjalanan, konsumsilah 30
menit sebelum melakukan perjalanan.

Diphenhydramine topikal atau oles (salep)


Kondisi: Pruritus (gatal, ruam, iritasi ringan pada kulit)
Untuk dewasa dan anak-anak, oleskan diphenhydramine
2% tipis-tipis di kulit yang bermasalah, maksimal 2 kali
sehari. Jangan gunakan obat ini lebih dari 3 hari.

Diphenhydramine suntik
Kondisi: Reaksi alergi atau mabuk perjalanan

 Dewasa: 10–50 mg melalui suntikan pembuluh


darah (IV/intravena) atau otot (IM/intramuskular).
Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 mg jika
diperlukan. Dosis maksimal 400 mg per hari.
 Anak-anak: 5 mg/kgBB per hari dibagi menjadi 4
kali pemberian melalui suntikan pembuluh darah
atau otot. Dosis maksimal 300 mg per hari.

Kondisi: Gejala penyakit Parkinson

 Dewasa: 10–50 mg melalui suntikan di pembuluh


darah atau otot. Dosis dapat ditingkatkan hingga
100 mg jika diperlukan. Dosis maksimal 400 mg per
hari.

Selain itu, diphenhydramine juga bisa ditemukan dalam


bentuk obat suppositoria untuk menangani anus gatal.
Untuk tujuan ini biasanya diphenhydramine akan
dikombinasikan dengan obat dan bahan lain. Dosis umum
untuk bentuk sediaan ini adalah adalah 1 suppositoria
dimasukkan ke dalam dubur, gunakan 3 kali sehari pada
pagi, siang, dan sore hari.

Cara Penyimpanan Formulasi obat diphenhydramine yaitu bentuk sediaan


oral, parenteral dan topikal, yang dapat disimpan pada
suhu 15–30 derajat Celsius.
Efek Samping Efek samping yang paling sering ditimbulkan oleh
diphenhydramine adalah penurunan kesadaran,
mengantuk, ketidakseimbangan, pusing, nyeri kepala, dan
gangguan konsentrasi. 
Kontraindikasi Obat diphenhydramine tidak boleh diberikan untuk
penderita asma, glaukoma sudut sempit, benign prostatic
hyperplasia, ulkus peptik stenosis, obstruksi
piloroduodenal, obstruksi kantung kemih dan porfiria.
Efek antikolinergik dari obat diphenhydramine dapat
menyebabkan retensi urin pada pasien yang
menderita benign prostatic hyperplasia. Untuk pasien
dengan glaukoma sudut sempit, pemberian obat
diphenhydramine dapat memperparah kondisi tersebut.
Obat diphenhydramine juga tidak bisa diberikan untuk
neonatus dan bayi lahir prematur sehingga ibu menyusui
dengan bayi neonatus dan prematur sebaiknya tidak
mengkonsumsi obat ini .
Perhatian Penggunaan diphenhydramine pada kehamilan
dikategorikan oleh FDA sebagai kategori B. Pada ibu
menyusui, diphenhydramine dikeluarkan melalui ASI.
Kategori B (FDA): Studi pada binatang percobaan tidak
memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun
belum ada studi terkontrol pada wanita hamil

2. Sifat Fisikokimia Diphenydramine injeksi


a. Fungsi : Zat aktif
b. Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, jika terkena cahaya perlahan-lahan
warna menjadi gelap
c. Kelarutan : Mudah larut dalam air (1:1) dan dalam etanol (1:2)
d. pH : 4-6,5
e. Stabilitas : Diphenhidramin HCl harus terlindung dari cahaya, di dalam ruang yang
temperaturnya terjaga, preparasi Difenhidramin HCl harus pada suhu 15- 30°C.
Sediaan injeksi dan eliksir harus disimpan dalam wadah yang terlindung dari
cahaya.
f. Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal terlindung dari cahaya

3. Sifat Fisikokimia Aqua Pro Injeksi


a. Fungsi : Bahan Pembantu
b. Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
c. Cara sterililsasi : Disterilisa si dengan mengguna kan Autoklaf pada suhu 121°C
dan tekanan 15 psi, selama 15 menit
d. Cara penggunaan : Aqua pro injection digunakan sebagai bahan pelarut injeksi,
karena Difenhindramin HCl dapat larut dalam air

4. Sifat fisikokimia Benzalkonium Klorida


a. Fungsi : Viskositas
b. Pemerian : Serbuk almont, kekuningan, gel tebal atau lempengan gelatin,
higroskopis, seperti sabun.
c. Kelarutan : Sangat larut dalam air, alkali, aseton. Praktis tidak larut dalam eter,
larutnya berbusa jika dikocok.
d. Kestabilan : Higroskopis dan dapat dipengaruhi oleh cahaya, udara dan logam.
Solusi yang stabil selama pH dan temperature yang luas jangkauan dapat disimpan
untuk waktu yang lama.

5. Alat dan bahan


1. Alat :
- Beaker glass - kertas saring
- Corong glass - spatula
- Erlenmeyer - batang pengaduk
- Pipet tetes - kaca arloji
- Ampul - pinset
- Gelas ukur - buret
- Penjepit kayu - syringe
2. Bahan
- Difenhidramine HCL
- Aqua pro injeksi
6. Sterilisasi alat
Alat Cara sterilisasi
Beaker glass Oven 150°C 1 jam
Corong glass
Erlenmeyer
Ampul
Pipet tetes
Gelas ukur Autoklaf 121°C 15 menit
Kertas saring
Penjepit besi Direndam dalam alcohol selama 30 menit
Spatula
Pinset
Kaca arloji
Batang pengaduk
syringe
Buret Direndam dalam asam perasetat
Karet pipet tetes Direbus dalam air mendidih selama 30
menit
Aqua pro injeksi Didihkan selama 30 menit
Sterilisasi sediaan Autoklaf 121°C, 15 menit

7. Cara pembuatan
1). Siapkan alat dan bahan
2). Alat dan wadah dicuci terlebih dahulu dan disterilkan dengan cara sterilisasi yang
sesuai untuk masing- masing alat.
3). Aqua pro injeksi dibuat terlebih dahulu dengan cara aqua dididihkan pada suhu 100°C,
ditutup, diamkan selama 30 menit, dan didinginkan
4). Difenhidramine HCL dilarutkan dalam aqua pro injeksi, homogenkan
5). Larutan yang sudah dikalibrasi, disaring lalu dimasukkan masing-masing 1,1 mL
kedalam ampul menggunakan buret
6). Tutup ampul dengan cara: Cara tarikan yang merupakan cara terbaik yaitu dengan
semburan nyala api, diarahkan pada bagian tengah leher ampul. Setelah gelas melunak,
bagian atas leher dijepit dengan menggunakan sebuah pinset (pada kerja manual) atau
dilakukan dengan alat khusus (masinel) kemudian ditarik keatas sehingga ampul dapat
ditutup ( Voight hal 460-470)
7). Bungkus dengan aluminium foil, sterilkan dalam autoklaf 121°C selama 15 menit
8). Lakukan evaluasi
9). Beri etiket dan masukkan ampul kedalam kemasan.

Anda mungkin juga menyukai