Anda di halaman 1dari 10

JST Kesehatan, Oktober 2011, Vol.1 No.

3 : 262 – 271 ISSN 2252-5416

NEOSTIGMIN DOSIS TERBAGI SEBAGAI REVERSAL BLOKADE


ATRAKURIUM UNTUK MENCAPAI RASIO TRAIN OF FOUR 100 PERSEN
Devided Neostigmin Doses as Atrakurium Blokade Reversal
for Achieving Ratio Train of Four 100 Percent

Dahyanti1, Syamsul Hilal Salam2, Muhammad Ramli Ahmad3

1
Mahasiswa Biomedik Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar
2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah neostigmin dosis terbagi mempercepat pemulihan
fungsi otot setelah pemberian relaksan atrakurium. Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar
tunggal dengan jumlah sampel 40 pasien yang menjalani pembedahan yang difasilitasi oleh anestesi
umum dengan target derajat blokade otot moderat selama periode intraoperatif (Train of Four Count
1-3). Sampel yang diikutsertakan dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Pada fase pemulihan,
dimana rasio train of four (TOFR) telah mencapai 10%, kelompok pertama menerima reversal
neostigmin dosis tunggal (0,04 mg/kgBB) sedangkan kelompok kedua menerima reversal neostigmin
dosis terbagi (0,03 mg/kgBB yang disusul 0,01 mg/kgBB 1 menit setelah dosis pertama). Setelah
pemberian reversal, dilakukan pengukuran waktu pencapaian TOFR 25%, 60%, 75%, 90% dan
100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa onset waktu pencapaian TOFR 100% pada kelompok
neostigmin dosis terbagi (rerata 20,6 menit, median 21,0 menit) signifikan lebih cepat dibanding
dosis tunggal (rerata 24,4 menit, median 28 menit) (nilai p.= 0,011). Jadi Neostigmin dosis terbagi
dapat mempercepat pencapaian rasio train of four 100 persen.

Kata kunci : neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four

ABSTRACT
The research aimed at investigating whether neostigmine of divided doses accelerated muscle
function recovery after the administration of muscle relaxant atracurium. The research was a single
blinded clinical trial with 40 patients who were carrying out surgeries. They were facilitated by
General Anaethesia with the target of the moderate degree of muscle blockade during the
intraoperative period (Train of Four Count 1 – 3). The samples participated were randomly divided
into two groups. On the recovery phase, in which train of four ratio (TOFR) had reached 10%, the
first group received the reversal neostigmine of single dose (0.04 mg/kgBW), while the second group
received the reversal neostigmine of divided dose (0.03 mg/kgBW, followed by 0.01 mg/kgBW one
minutes after the first dose). After the reversal administration, the measurement of the achievement
time onset of TOFR 25%, 60%, 75%, 90%, and 100% was carried out. The result of the research
reveals that the achievement time onset of TOFR 100% on the neostigmine of the divided doses is
faster than single doses (mean 20,6 minutes, median 21,0 minutes) was faster than the single dose
(mean 24,4 minutes, median 28 minutes) (p value = 0,011). Thus, neostigmine of the divided dose
can accelerate the achievement of 100 percent train of four ratio.

Keywords : Neostigmine of divided doses, reversal of muscle relaxant agent, atracurium, train of
four ratio

262
Neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four ISSN 2252-5416

PENDAHULUAN penelitian tersebut hanya untuk mencapai


Pemulihan fungsi neuro-muskuler pemulihan kontraksi otot hingga rasio
setelah pemberian relaksan otot non- train of four (TOF) 75%. Rasio TOF 75%
depolarisasi dapat dipercepat dengan ini dahulu diyakini menunjukkan
pemberian reversal blokade. Reversal ini pemulihan otot-otot pernapasan telah
dapat berupa obat golongan sempurna. Mereka juga menggunakan
antikolinesterase seperti neostigmin, dosis total neostigmin sebesar 0,5
piridostigmin, endrofonium, atau yang mg/kgBB (Donati et al., 1989, Kim et al.,
lebih baru dengan golongan 1996a). Sayangnya, pada tahun 2007,
cyclodextrins. Untuk golongan antikolin- Eikerman dkk melaporkan bahwa dengan
esterase, efikasi obat sangat dipengaruhi target pencapaian rasio TOF 75%,
oleh dosis reversal dan intensitas blokade kemungkinan blokade residual,
otot pada saat reversal diberikan (Donati rekurarisasi hingga gagal napas masih
et al., 1987b). Pada praktik klinik, dapat terjadi. Karena itu saat ini, efek
penggunaan relaksan otot dan reversal reversal pelumpuh otot ditujukan untuk
blokade secara optimal sampai saat ini mencapai rasio TOF 100% (Eikermann et
masih sering dipelajari oleh ahli anestesi al., 2007).
demi mencapai kondisi kerja yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk
Di Indonesia sendiri, antagonis relaksan menilai efek pemberian neostigmin dosis
yang tersedia hanya neostigmin® terbagi dengan dosis awal lebih tinggi
(Combiphar). Dosis optimal neostigmin terhadap pemulihan fungsi muskuler
pada semua derajat blokade setelah pemberian pelumpuh otot
neuromuskuler dan pada semua jenis obat atrakurium pada prosedur anestesi umum.
pelumpuh otot sampai saat ini belum
ditetapkan (Lien, 2010). Dari beberapa BAHAN DAN METODE
penelitian sebelumnya, antagonis efek Pasien
pelumpuh otot dapat dilakukan dengan Penelitian uji klinis acak tersamar
dua cara yaitu dosis tunggal dan dosis ganda, terkontrol ini dilakukan di
terbagi (priming dose). Instalasi Bedah Pusat RSUP dr. Wahidin
Beberapa penelitian terdahulu Sudirohusodo Makassar dan Rumah Sakit
menunjukkan kontradiksi mengenai jejaringnya mulai bulan 19 Juni 2011
aplikasi neostigmin dosis terbagi, dalam hingga bulan 24 Juli 2011 setelah
hal ini small priming dose untuk memperoleh persetujuan etik dari Komisi
mempercepat pemulihan fungsi neuro- Etik Penelitian Kesehatan pada manusia
muskuler akibat blokade pelumpuh otot di Fakultas Kedokteran Universitas
kerja-sedang atrakurium. Pada tahun Hasanuddin Makassar. Pengacakan
1989, Donati dkk melaporkan bahwa (randomization) pasien menjadi 2
small priming dose gagal mempercepat kelompok dilakukan menggunakan
kembalinya fungsi neuromuskuler setelah amplop. Kelompok pertama (neostigmin
blokade atrakurium pada manusia dosis tunggal) memperoleh reversal
(Donati et al., 1989). Pada tahun 1996, neostigmin dengan dosis 0,04 mg/kgBB,
Kim KS dkk melakukan percobaan pada kelompok kedua neostigmin dosis
kelinci untuk mencari dosis terbagi terbagi) memperoleh reversal neostigmin
neostigmin yang sesuai untuk dengan dosis awal 0,03 mg/kgBB
mempercepat reversal pelumpuh otot kemudian diikuti dosis 0,01 mg/kgBB.
kerja-lama pankuronium. Dari penelitian Sampel yang termasuk dalam
tersebut ditemukan bahwa neostigmin penelitian ini adalah pasien yang
dosis terbagi dengan dosis awal yang menjalani prosedur anestesi umum untuk
lebih tinggi dapat mempercepat bedah elektif, berusia 18 sampai 55
pemulihan fungsi neuromuskuler kelinci tahun, indeks massa tubuh normal,
(Kim et al., 1996a). Target akhir kedua memilki rasio train of four (TOFR)

263
Dahyanti ISSN 2252-5416

100%, serta setuju ikut serta dalam dengan target jumlah TOF count 0-4 atau
penelitian. Pasien yang memiliki single twitch kurang dari 10%.
kontraindikasi untuk pemberian Pemeliharaan anestesi meng-
atrakurium dan neostigmin, sedang gunakan isofluran 0,5-1,5 volume persen
menggunakan obat penyekat beta, kadar dalam oksigen 4-6 liter per menit,
albumin kurang dari 2,5 mg/dL, fentanil 0,5 µg/kgBB/jam. Obat reversal
mengalami gangguan keseimbangan neostigmin diberikan setelah pemberian
elektrolit, menderita penyakit tambahan obat relaksan untuk operasi
neuromuskuler dan penyakit serebral, tidak diperlukan lagi. Reversal ini
serta akan menjalani pembedahan diberikan saat single twitch 1 Hz
anastomosis usus tidak diikutsertakan mencapai 10%. Semua pasien kelompok
dalam penelitian. pertama menerima campuran neostigmin
0,04 mg/kgBB IV dan atropin 0,4 mg
Cara Kerja setiap 1 mg neostigmin. Subyek
Saat pasien tiba dikamar operasi, kelompok kedua menerima campuran
seluruh alat pemantauan rutin seperti neostigmin 0,03 mg/kgBB IV dan atropin
cardioscope (elektrokardiogram elek- 0,4 mg setiap 1 mg neostigmin. Satu
tronik), tekanan darah non-invasif, menit kemudian, kelompok kedua
saturasi oksigen (SpO2) dipasang. menerima neostigmin 0,01 mg/kgBB IV
Pemantauan ini diukur dan dicatat setiap dan atropin 0,4 mg setiap 1 mg
5 menit. Pasien kemudian menerima neostigmin. Waktu pencapaian rasio TOF
cairan intravena Ringer Laktat (B-braun) 25%, 40%, 60%, 75%, 95% dan 100%
melalui kateter intavena 18 G dan dicatat.
transfusi set. Semua pasien menerima Ekstubasi dilakukan saat rasio
penggantian ½ defisit cairan karena puasa TOF lebih dari 60. Pemantauan TOF
selama 1 jam pertama. Setelah itu, watch tetap dilanjutkan hingga rasio TOF
diberikan premedikasi ranitidin 50 mg mencapai 100% yang konstan selama 5
dan ondansetron 4 mg secara intravena 5- menit. Kejadian efek samping seperti
10 menit sebelum induksi dilanjutkan bradikardi, takikardi, peningkatan dan
dengan pemberian oksigen 100% secara penurunan tekanan darah lebih dari 20%
insuflasi. dicatat dan diatasi sesuai prosedur
Anestesi umum GETA diinduksi standar anetesi FK Unhas.
dengan propofol 2-2,5 mg/kgBB IV dan
fentanil 1-2 µ/kgBB. Fungsi Pengolahan Dan Analisis Data
neuromuskuler (kontraksi otot) dipantau Data yang diperoleh diolah dengan
dengan alat nerve stimulator SPSS versi 17 untuk Windows dan
akselemiografi (TOF-watch ®SX hasilnya ditampilkan dalam bentuk narasi
acceleromyograph, Organon Ireland dan tabel. Data dengan skala nominal
LTd. Co). Saraf ulnaris kemudian diukur dengan uji X kuadrat. Data
distimulasi dengan batas supra-maksimal dengan skala rasio diukur dengan uji non-
TOF (durasi 0,2 ms, frekuensi 2 Hz, yang parametrik Mann-whitney-U karena data
diulang setiap 15 detik). Setelah hasil tidak berdistribusi normal. Tingkat
Rasio TOF kontrol direkam dan kepercayaan 95% dan dianggap
dihasilkan rasio TOFR 100%, atrakurium bermakna bila p<0,05.
0,5 mg/kgBB kemudian diberikan disusul
dengan tindakan intubasi endotrakhea HASIL DAN PEMBAHASAN
saat blokade otot mencapai target (TOF Karakteristik Dasar
count 0). Pemberian bolus tambahan Empat puluh pasien yang terbagi
atrakurium 0,1 mg/kg diberikan sesuai dalam 2 kelompok menerima reversal
penampakan TOF untuk memelihara setelah pemulihan pelumpuh otot
blokade neuromuskuler selama operasi

264
Neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four ISSN 2252-5416

menunjukkan 10% dengan pengukuran sampai 10 menit sedangkan pemulihan


single twitch 1 Hz. single twitch 1 Hz 10% setelah pemberian
Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa atrakurium terakhir tercapai dalam waktu
pasien yang diikutsertakan dalam sekitar 10 sampai 60 menit. Setelah
penelitian ini berusia sekitar 18 hingga 55 membandingkan median kedua kelompok
tahun, dengan jumlah pasien wanita sama dengan Mann-Whitney-U karena
dengan jumlah pasien laki-laki. Indeks distribusi data tidak normal, tidak
massa tubuh pasien juga berada pada ditemukan perbedaan yang bermakna
kisaran normal, yaitu 19,53 sampai 24,20 antara kedua kelompok dalam hal umur,
kg/cm2. Dosis atrakurium untuk induksi jenis kelamin, status fisik ASA, dosis
berkisar 27 sampai 38 mg, dan untuk atrakurium, waktu pencapaian TOF 0
pemeliharaan 10 sampai 64 mg dengan untuk induksi, waktu pencapaian single
lama operasi 60 sampai 240 menit. twitch 10% setelah pemulihan, serta lama
Setelah pemberian induksi atrakurium, operasi.
waktu pencapaian TOF 0 berkisar 2

Tabel 1. Data karakteristik dasar sampel penelitian


Kelompok Neostigmin Kelompok Neostigmin
Dosis Tunggal Dosis Terbagi
Karakteristik Kemaknaan
Minimal – Minimal –
Median Median
Maksimal Maksimal
Umur (tahun) 34,0 25 – 55 31,5 18 - 55 P = 0,302
Jenis Kelamin*
a. Laki-laki 10 10 P = 1,000*
b. Perempuan 10 10
Indeks Massa
23,1 20,0 – 24,0 21,0 19,5 - 24,2 P = 0,107
Tubuh (kg/cm2)
Status ASA
a. 1 12 10 P = 0,525
b. 2 8 10
Dosis
Atrakurium 27,0 25,0 - 36,0 25,0 24 - 38 P = 0,059
Induksi (mg)
Waktu
Pencapaian
TOF count 0 7 4 – 10 6 2 - 10 P = 0,268
untuk Intubasi
(menit)
Dosis
Atrakurium
32,5 10 – 64 31,0 10 - 36 P = 0,784
Pemeliharaan
(mg)
Waktu
Pencapaian
single twitch 1 24,0 15 – 35 19,0 10 - 60 P = 0,127
Hz 10%
(menit)
Lama Operasi
167,5 120 – 210 147,5 60 - 240 P = 0,159
(Menit)
Data disajikan dalam bentuk median (simpangan baku) dan nilai minimal sampai maksimal.
Diuji dengan Mann-Whitney-u, dinyatakan bermakna bila probabilitas (nilai p) kurang dari 0,05.
*Diuji dengan uji X2

265
Dahyanti ISSN 2252-5416

Pencapaian Rasio Train Of Four pencapaian TOFR (Tabel 3). Pada


Setelah pemberian reversal pencapaian rasio tersebut ditemukan
neostigmin saat single twitch 1Hz median waktu yang lebih cepat pada
mencapai 10%, dilakukanlah pengukuran kelompok neostigmin dosis terbagi.
derajat pemulihan berdasarkan rasio train Dengan berpatokan pada
of four. pemberian pelumpuh terakhir (Tabel 4)
Waktu pencapaian rasio TOF 25% ditemukan bahwa waktu pencapaian
terlihat lebih cepat pada kelompok dosis Rasio TOF signifikan lebih cepat pada
tunggal (5 menit) dibanding dosis terbagi kelompok neostigmin dosis terbagi untuk
(6 menit), namun ini tidak signifikan mencapai TOFR 90%, dan 100%
secara statistik (p=153) (Tabel 2). Tabel (p<0,05).
2 juga menunjukkan bahwa waktu Kejadian efek samping bradikardi
pencapaian rasio TOF 60%, 75%, 90%, hanya ditemukan pada kelompok dosis
dan 100% lebih cepat pada kelompok tunggal sebanyak 3 orang dan teratasi
dosis terbagi dibanding dosis tunggal. dengan pemberian S. atropine 0,02
Perbedaan ini bahkan signifikan untuk mg/kgBB. Hasil perbandingan insiden
waktu pencapaian TOF 90% dan 100% bradikardi antar kedua kelompok ini
(p<0,05). tidak signifikan (p=0,072). Mual-muntah,
Setelah pemberian reversal, bila hipersalivasi, rekurarisasi tidak
dihitung dari rasio TOF 25%, terlihat ditemukan di ruang perawatan pasca
perbedaan yang bermakna untuk semua anestesi (PACU).

Tabel 2. Data waktu Pencapaian Rasio TOF setelah pemberian reversal


Kelompok
Waktu Kelompok Neostigmin
Neostigmin Dosis
Pencapaian Dosis Terbagi
Tunggal Kemaknaan
Rasio Train
Minimal – Minimal -
of Four Median Median
Maksimal Maksimal
25% (menit) 5,0 2 – 10 6,0 1 – 14 P = 0,153
60% (menit) 12,0 7 – 22 11,5 5 – 15 P = 0,478
75% (menit) 17,5 8 - 23 13,0 10 - 20 P = 0,155
90% (menit) 22,0 11 - 27 17,5 12 - 25 P = 0,022
100% (menit) 28,0 12 - 32 21,0 15 - 28 P = 0,017
Data disajikan dalam bentuk median, dan nilai minimal sampai maksimal. Diuji
dengan Mann-Whitney U Test, dinyatakan bermakna bila probabilitas (nilai p)
kurang darai 0,05.

266
Neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four ISSN 2252-5416

Tabel 4. Data waktu pencapaian Rasio TOF setelah pemberian


pelumpuh otot
Kelompok
Kelompok Neostigmin
Waktu Neostigmin Dosis
Dosis Terbagi
Pencapaian Tunggal Kemaknaan
Rasio TOF Minimal – Minimal -
Median Median
Maksimal Maksimal
25% (menit) 30,0 17 – 40 27,0 15 - 66 P = 0,277
60% (menit) 37,0 22 – 50 30,5 17 – 72 P = 0,103
75% (menit) 42,0 23 – 51 32,5 20 – 80 P = 0,082
90% (menit) 44,0 35 – 56 35,0 25 – 82 P = 0,006
100% (menit) 46,0 37 – 60 39,5 30 – 84 P = 0,010
Data disajikan dalam bentuk median dan nilai minimal sampai maksimal.
Diuji dengan Mann-Whitney U Test, dinyatakan bermakna bila probabilitas
(nilai p) kurang darai 0,05.

HASIL DANPEMBAHASAN atrakurium. (Donati et al., 1989). Hal


Berdasarkan fakta di atas, baru pada penelitian ini adalah target
penelitian ini didesain untuk melihat pencapaian pemulihan adalah rasio TOF
apakah pemberian neostigmin dosis 100% setelah pemberian reversal
terbagi dengan dosis awal tinggi dapat neostigmin, sedangkan pada penelitian
mempercepat waktu pemulihan fungsi sebelumnya, target adlah rasio TOF 75%.
neuromuskuler setelah pemberian Pada penelitian ini ditemukan dosis
relaksan otot atrakurium untuk mencapai tunggal memerlukan waktu 28,0 menit
rasio TOF 100%. Perbedaan penelitian sedangkan dosis terbagi memerlukan
ini dari penelitian sebelumnya adalah waktu 21,0 menit yang dihitung mulai
reversal diberikan sebagai reversal dari munculnya single twitch 1 Hz (T1)
atrakurium pada subyek manusia, bukan 10%. Penelitian Abdullatif yang
binatang. Selain itu, di penelitian ini mematok patokan reversal pada T1 10%
digunakan dosis total neostigmin yang menunjukkan bahwa waktu yang
lebih kecil dari dosis terbagi pada diperlukan oleh dosis priming neostigmin
penelitian sebelumnya yaitu dosis 0,04 untuk memulihkan blokade atrakurium
mg/kgBB. hingga 75% adalah 30 menit, sedangkan
Hasil penelitian ini menunjukkan pada dosis tunggal memerlukan waktu 60
bahwa waktu pencapaian rasio TOF menit (Abdulatif and Naguib, 1986).
100% (pemulihan blokade otot) dengan Penelitian ini mencakup pemulihan
reversal neostigmin dosis terbagi lebih TOFR 25% karena penelitian sebelumnya
cepat dibanding dosis tunggal. Penelitian banyak berpatokan pada pemberian
ini sesuai dengan penelitian Abdullatif M reversal saat rasio TOF 25%. Rasio TOF
(1989) dan Kim KS (1996) meskipun 25% juga banyak dijadikan patokan
target pemulihan penelitian rasio TOF pemberian reversal karena pada titik ini
mereka hanya sampai 75% dengan dosis kontraksi otot utama pernapasan
total neostigmin yang lebih tinggi (diafragma) telah pulih dengan volume
(Abdulatif and Naguib, 1986, Kim et al., alun normal, namun kapasitas vital dan
1996a). Namun, bila ditinjau dari segi kekuatan inspirasi masih rendah. Tanpa
pencapaian TOF 75% penelitian ini tidak pemantauan TOF, dalam praktik klinik
sejalan dengan kedua penelitian tersebut, para ahli anestesi seringkali memberikan
malah mendukung penelitian Donati F reversal neostigmin saat ventilasi
(1989) yang melaporkan bahwa dosis (pengem-bangan bag) telah mereka
terbagi dengan teknik priming gagal rasakan. Saat pembembangan bag telah
memper-cepat pemulihan blokade otot terasa, umumnya rasio TOF berkisar 25%

267
Dahyanti ISSN 2252-5416

- 45%. Dengan berpatokan pada single penelitian tercapai dalam waktu yang
twitch 10%, berarti pemberian reversal lebih cepat pada kelompok neostigmin
dilakukan lebih dini dibanding aplikasi dosis terbagi (11,5 menit) dibanding
klinik. Single twitch 10% umumnya dosis tunggal (12,0 menit) namun ini
menunjukkan blokade otot tingkat tidak signifikan. Setelah reversal
moderat dan ekuivalen dengan TOF neostigmin pada single twitch 10% (TOF
count 3-4 (rasio TOF bahkan belum dapat count 2-4), bila titik ukur dimulai dari
dihitung) (Pino and Ali, 2008, Zhou et TOFR 25 %, maka waktu pencapaian
al., 2009). TORR 60% lebih lambat pada dosis
Pencapaian rasio TOF 25% pada tunggal (8,0 menit) dibanding neostigmin
penelitian ini memerlukan waktu 5,0 dosis terbagi (4,5 menit).
menit untuk reversal neostigmin dosis Apabila dikaitkan dengan praktik
tunggal dan 6,0 menit untuk reversal klinis, berarti diperlukan waktu 1 sampai
dosis terbagi. Dengan demikian dapat 20 menit untuk melakukan ekstubasi
disimpulkan bahwa pemulihan otot setelah otot diafragma telah pulih
diafragma pulih dengan cepat setelah kembali (terdeteksi oleh tangan praktisi
pemberian dosis tunggal 0,04 mg/kgBB anestesi), dan hal ini lebih cepat (4,5
dibanding dosis terbagi (Kirkegaard- menit) tercapai bila reversal neostigmin
Nielsen et al., 1996). Penemuan pada yang diberikan adalah dosis terbagi (0,03
penelitian ini serupa dengan penemuan mg/kgBB disusul 0,1 mg/kgBB). Dari
sebelumnya yang menunjukkan bahwa titik patokan pemberian pelumpuh
semakin tinggi dosis neostigmin, semakin terakhir, pemulihan Rasio TOF 60%
cepat pemulihan. Dalam penelitian ini, lebih cepat signifikan pada kelompok
bolus awal lebih tinggi pada kelompok dosis terbagi dibanding dosis tunggal
dosis tunggal (0,04 mg/kgBB) dibanding dengan perbedaan 8 menit. Dengan dosis
dosis terbagi (0,03 mg/kgBB). terbagi, ekstubasi dapat dilakukan 30,5
Sebenarnya, dosis reversal pelumpuh ini menit setelah pemberian pelumpuh
bahkan dapat ditingkatkan hingga 0,07 atrakurium terakhir.
mg/kgBB (Kirkegaard-Nielsen et al., Pengukuran rasio TOFR 75%
1996). Bila dihitung dari pemberian dilakukan pada penelitian ini untuk
pelumpuh terakhir, waktu pencapaian mengetahui waktu yang diperlukan untuk
Rasio TOF 25% hampir sama pada kedua mencapai target TOF yang kemungkinan
kelompok dengan kisaran 30 menit. Hasil besar bisa mengurangi efek blokade
ini serupa dengan beberapa penelitian residu (Lien, 2010, Astley et al., 1987,
sebelumnya yang memiliki waktu kisaran Caldwell, 1995, Suzuki et al., 2006).
10-40 menit. (Donati et al., 1987a, Donati Pencapaian target ini secara signifikan
and Bevan, 2006, Pino and Ali, 2008, lebih cepat pada kelompok neostigmin
Sakuma et al., 1992). Pada penelitian ini, dosis terbagi (13 menit) dibanding dosis
meskipun kontraksi otot diafragma telah tunggal (17,5 menit). Rasio TOF 75%
kembali spontan, namun tidak satupun inilah yang sering menjadi patokan dalam
pasien yang diekstubasi pada titik rasio klinis untuk mengeluarkan pasien dari
TOF 25% demi menghindari risiko kamar operasi ke ruangan pemulihan
hipoksemia dan hiperkarbia akibat (PACU) (Pino and Ali, 2008).
kekuatan inspirasi yang masih kurang Berdasarkan hasil ini secara klinis dapat
(Eikermann et al., 2007). diaplikasikan dalam bentuk menunggu
Rasio TOF 60% juga dijadikan sekitar 17,5 menit (dosis tungal) dan 13,0
target penelitian karena pada rasio inilah menit (dosis terbagi) untuk memindahkan
ekstubasi dianggap boleh dilakukan. pasien dari ruang operasi ke ruang PACU
Namun, sebenarnya kappa-sitas vital dan setelah pemberian neostigmin dan 42,0
kekuatan inspirasi masih rendah (Pino menit (dosis tunggal) dan hanya 20 menit
and Ali, 2008). Rasio TOF 60% pada (dosis terbagi) setelah pemberian

268
Neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four ISSN 2252-5416

pelumpuh terakhir. Hasil ini serupa pemulihan yang ditemukan pada


dengan beberapa peneltian terdahulu penelitian ini, kemungkinan besar karena
(Abdulatif and Naguib, 1986, Kim et al., target pemulihan rasio TOF adalah 100%.
1996a, Kim et al., 1996b, Lee et al., Hal ini juga difasilitasi oleh derajat
1990, Liu et al., 1995) dan sekaligus blokade intraoperatif yang mederat dan
bertentangan dengan penilitian Donati, et terpantau dengan TOF (Viby-Mogensen
al. (Donati et al., 1989). et al., 1985). Di PACU, semua pasien
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat melakukan pengujian efek
memberikan reversal dosis terbagi pada blockade secara klinik (mengangkat
tingkat pemulihan yang lebih lambat kepala selama 5 detik, menggenggam
(rasio TOF 25%) menunjukkan bahwa selama 5 detik, kapasitas vital sekitar 10
diperlukan waktu sekitar 6-15 menit cc/kgBB) (Zhou et al., 2009).
untuk mencapai TOF 75% (Beemer et al., Hanya ada 3 pasien yang
1991, Kirkegaard-Nielsen et al., 1995, mengalami bradikardi, dan ini hanya
Kirkegaard-Nielsen et al., 1996). Bila pada kelompok dosis tunggal. Ini karena
diamati dengan cermat, terlihat bahwa dosis pemberian masih tinggi, yaitu 0,04
waktu yang diperlukan untuk mencapai mg/kgBB neostigmin (Ovassapian,
rasio TOF 75% pada penelitian ini 1969). Insidensi bradikardi rendah (hanya
berkisar 8 sampai 23 menit, dengan 3 orang) karena neostigmin pada kedua
demikian lebih lambat dibanding kelompok diberikan bersama dengan
pendahulunya. Hal ini terjadi karena sulfas atropin (d'Hollander et al., 1983,
neostigmin pada penelitian ini diberikan Scott et al., 1985). Tidak ada satupun
pada single twitch 10% sedangkan pada pasien yang mengeluh mual dan muntah
penelitian terdahulu diberikan pada single pada periode pasca bedah. Ini juga sesuai
twitch 25%. Dalam hal ini terlihat bahwa dengan penelitian Chibber et.all. dan
secara klinis, bila napas telah kembali Cheng et al. (Cheng et al., 2005,
spontan setelah suatu blokade otot Chhibber et al., 1999).
atrakurium, berarti diperlukan sekitar 8- Semua pasien juga dikeluarkan
23 untuk menetapkan bahwa hampir dari kamar operasi setelah rasio TOF
blokade otot pernapasan utamanya 100% tercapai (Lien, 2010). Hal ini
diafragma telah kembali. menunjukkan bahwa dengan tercapainya
Sama dengan pencapaian target rasio TOF 100% setelah pemberian
TOFR 75%, ternyata pencapaian target reversal neostigmin baik dosis tunggal
TOFR 100% setelah pemberian reversal maupun terbagi, maka potensi ancaman
dan pelumpuh otot juga lebih cepat jiwa akibat blokade residual dapat
signifikan pada dosis terbagi dibanding dihindari.
dosis tunggal. Sayangnya, perbedaan Keterbatasan penelitian ini adalah
median waktu hanya 7 menit setelah pemantauan pemulihan di PACU untuk
reversal, dan 16 menit setelah pemberian melihat insidensi rekurarisasi hanya
pelumpuh atrakurium. Dalam praktik menggunakan kriteria klinik mengingat
klinik, menunggu pemulihan selama 16 jumlah alat TOF-watch yang terbatas.
menit bukanlah sesuatu yang Pemantauan TOF selama periode
menyulitkan bagi para ahli anestesi. pemeliharaan (sebelum neostigmin
Setelah pemberian neostigmin dosis diberikan) tidak dilakukan secara
terbagi, pemulihan hingga rasio TOF kontinyu, namun intermittent dengan
100% tercapai dalam waktu 39,6 menit interval 5 menit.
setelah pemberian relaksan yang terakhir.
Waktu ekstubasi sangat beragam, KESIMPULAN DAN SARAN
namun semua pasien diekstubasi pada Dari penelitian ini dapat
waktu rasio TOF 60-100%. Tidak disimpulkan : 1) Teknik pemberian
satupun peristiwa rekurarisasi di ruangan reversal pelumpuh otot atrakurium

269
Dahyanti ISSN 2252-5416

dengan neostigmin dosis terbagi dapat block by anticholinesterases. Br J


digunakan dalam klinik untuk mencapai Anaesth, 66, 469-75.
pemulihan hingga rasio TOF 100%, 2) Caldwell, J. E. 1995. Reversal of residual
Pemberian reversal neostigmin dosis neuromuscular block with
tunggal dan dosis terbagi sebagai neostigmine at one to four hours
reversal untuk mempercepat tercapainya after a single intubating dose of
pemulihan fungsi otot hingga rasio TOF vecuronium. Anesth Analg, 80,
100% dapat menghindari rekurarisasi, 3) 1168-74.
Pemberian reversal neostigmin sebaiknya Cheng, C. R., Sessler, D. I. & Apfel, C.
dipandu dengan pengukuran single twitch C. 2005. Does neostigmine
dan rasio TOF karena dosis sangat administration produce a clinically
tergantung kedalaman blockade, 4) important increase in postoperative
Dengan menunda ekstubasi hingga rasio nausea and vomiting? Anesth
TOF berkisar 60-100%, peristiwa Analg, 101, 1349-55.
hipoksia pasca ekstubasi dapat dihindari, Chhibber, A. K., Lustik, S. J., Thakur, R.,
dan 4) Pemberian pelumpuh otot Francisco, D. R. & Fickling, K. B.
sebaiknya dipandu dengan alat TOF- 1999. Effects of anticholinergics
watch terutama bila pelumpuh otot on postoperative vomiting,
diberikan dengan dosis yang berulang. recovery, and hospital stay in
children undergoing tonsillectomy
Acknowledgements with or without adenoidectomy.
Terima kasih kami ucapkan kepada Anesthesiology, 90, 697-700.
Prof. A. Husni Tanra PhD, dan dr. D'hollander, A. A., Luyckx, C., Barvais,
Syafruddin Gaus, PhD, SpAn-KMN L. & De Ville, A. 1983. Clinical
selaku komisi penasihat penelitian, Dr. evaluation of atracurium besylate
dr. Idham Jaya Ganda, SpA (K) selaku requirement for a stable muscle
pembimbing metode penelitian, Dr. dr. relaxation during surgery: lack of
Burhanuddin Bahar, dan MSi selaku age-related effects. Anesthesiology,
pembimbing analisis statistik. Selain itu, 59, 237-40.
kami ucapkan terima kasih kepada dr. Ari Donati, F. & Bevan, D. 2006.
Santri, dr. Karliansyah, dan dr. Kausarina Neuromuscular Blocking Agents
selaku pembantu penelitian. In: Barash, P. G., Cullen, B. F. &
Stoelting, R. K. (eds.) Clinical
DAFTAR PUSTAKA Anesthesia. 5 ed. USA: Lippincott
Abdulatif, M. & Naguib, M. 1986. Williams & Wilkins.
Accelerated reversal of atracurium Donati, F., Lahoud, J., Mccready, D. &
blockade with divided doses of Bevan, D. R. 1987a. Neostigmine,
neostigmine. Can Anaesth Soc J, pyridostigmine and edrophonium
33, 723-8. as antagonists of deep
Astley, B. A., Katz, R. L. & Payne, J. P. pancuronium blockade. Can J
1987. Electrical and mechanical Anaesth, 34, 589-93.
responses after neuromuscular Donati, F., Mccarroll, S. M., Antzaka, C.,
blockade with vecuronium, and Mccready, D. & Bevan, D. R.
subsequent antagonism with 1987b. Dose-response curves for
neostigmine or edrophonium. Br J edrophonium, neostigmine, and
Anaesth, 59, 983-8. pyridostigmine after pancuronium
Beemer, G. H., Bjorksten, A. R., and d-tubocurarine.
Dawson, P. J., Dawson, R. J., Anesthesiology, 66, 471-6.
Heenan, P. J. & Robertson, B. A. Donati, F., Smith, C. E., Wiesel, S. &
1991. Determinants of the reversal Bevan, D. R. 1989. "Priming" with
time of competitive neuromuscular neostigmine: failure to accelerate

270
Neostigmin dosis terbagi, reversal pelumpuh otot, atrakurium, rasio train of four ISSN 2252-5416

reversal of single twitch and train S. Y. 1995. Priming reversal of


of four responses. Can J Anaesth, profound atracurium blockade by
36, 30-4. edrophonium and neostigmine.
Eikermann, M., Vogt, F. M., Herbstreit, Gaoxiong Yi Xue Ke Xue Za Zhi,
F., Vahid-Dastgerdi, M., Zenge, 11, 257-64.
M. O., Ochterbeck, C., De Greiff, Ovassapian, A. 1969. Effects of
A. & Peters, J. 2007. The administration of atropine and
predisposition to inspiratory upper neostigmine in man. Anesth Analg,
airway collapse during partial 48, 219-23.
neuromuscular blockade. Am J Pino, M. & Ali, H. 2008. Monitoring and
Respir Crit Care Med, 175, 9-15. Managing Neuromuscular
Kim, K., Na, D., Jun, J. & Shin, W. Blockade In: Longnecker, D.,
1996a. The Divided Doses of Brown, D., Newman, M. & Zapol,
Neostigmine for the Rapid W. (eds.) Anesthesiology. United
Recovery at Profound Muscle States: McGraw-Hill Companies
Relaxation of Pancuronium in Sakuma, N., Hasimoto, Y. & Iwatsuki, N.
Rabbits. Korean J Anesthesiol, 30, 1992. Effects of neostigmine and
604-9. edrophonium on human
Kim, Y., Hwang, S., Kim, K. & Chon, S. erythrocyte acetylcholinesterase
1996b. The Time of Neostigmine activity. Br J Anaesth, 68, 316-7.
Antagonism for the Rapid Scott, R. P., Savarese, J. J., Basta, S. J.,
Recovery of Profound Muscle Sunder, N., Ali, H. H., Gargarian,
Relaxation in Rabbits. Korean J M., Gionfriddo, M. & Batson, A.
Anesthesiol, 30, 534-541. G. 1985. Atracurium: clinical
Kirkegaard-Nielsen, H., Helbo-Hansen, strategies for preventing histamine
H. S., Lindholm, P., Severinsen, I. release and attenuating the
K. & Bulow, K. 1995. Time to haemodynamic response. Br J
peak effect of neostigmine at Anaesth, 57, 550-3.
antagonism of atracurium- or Suzuki, T., Masaki, G. & Ogawa, S.
vecuronium-induced 2006. Neostigmine-induced
neuromuscular block. J Clin reversal of vecuronium in normal
Anesth, 7, 635-9. weight, overweight and obese
Kirkegaard-Nielsen, H., Helbo-Hansen, female patients. Br J Anaesth, 97,
H. S., Lindholm, P., Severinsen, I. 160-3.
K., Pedersen, H. S. & Jensen, E. Viby-Mogensen, J., Jensen, N. H.,
W. 1996. Optimum time for Engbaek, J., Ording, H.,
neostigmine reversal of Skovgaard, L. T. & Chraemmer-
atracurium-induced neuromuscular Jorgensen, B. 1985. Tactile and
blockade. Can J Anaesth, 43, 932 visual evaluation of the response to
Lee, Y., Kim, J. & Kim, J. 1990. The train-of-four nerve stimulation.
Effects of Divided Doses of Anesthesiology, 63, 440-3.
Neostigmine on Reversal of Zhou, J., Allen, P., Pessah, I. & Naguib,
Vecuronium Block. Korean J M. 2009. Neuromuscular Disorders
Anesthesiol, 23, 47-50. and Malignant Hyperthermia. In:
Lien, C. A. 2010. Neostigmine: How Rd, R. M., Eriksson, L., Fleisher,
Much Is Necessary for Patients L., Kronish, W. & Young, W.
Who Receive a Nondepolarizing (eds.) Miller's Anesthesia. 7 ed.
Neuromuscular Blocking Agent? United States of America:
Anesthesiology, 112, 16-8. Churchill Livingstone Elseiver.
Liu, C. H., Lin, I. S., Liu, C. G., Peng, T.
H., Yeh, Y. J., Chuu, L. J. & Lin,

271

Anda mungkin juga menyukai