Anda di halaman 1dari 27

Bab I

Pendidikan Pancasila
dalam Tinjauan Ilmiah
Landasan Hukum
Tujuan di
Tujuan Nasional Perguruan
Tinggi

Tinjauan Tinjauan Tinjauan


secara secara secara
Ilmiah Filosofis Historis
Landasan Pendidikan Pancasila

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Surat Keputusan Dirjen Dikti No.


38/DIKITI/Kep/2002 tentang Penyempurnaan
Rambu-Rambu Kurikulum Inti Mata Kuliah
Umum Pendidikan Pancasila

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20


tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Hakekat Ilmu

1. Ilmu yang bersifat deskriptif

• Bidang kajian yang bersifat kasatmata atau empiris,


hasil kajian diperoleh lewat observasi atau ekpserimen,
dan mempunyai kebenaran korespondensi

2. Ilmu yang bersifat preskriptif (ilmu


normatif)
• Bidang kajian yang bersifat normatif, bersifat
menganjurkan bukan apa adanya, ilmu sarat nilai,
bagian dari kajian etika.
Tujuan Pendidikan Pancasila
1. Perilaku bermoral dalam kehidupan sehari-hari.
2. Perilaku yang memancarkan iman dan taqwa
kepada Tuhan YME.
3. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang
mendukung persatuan bangsa dalam
masyarakat.
4. Perilaku yang mendukung kerakyatan.
5. Perilaku yang mewujudkan keadilan sosial
Pancasila sebagai ilmu pengetahuan dipelajari
dengan tujuan agar dapat dipertanggungjawakan
secara yuridis konstitusional maupun secara obyektif
ilmiah.

Secara yuridis konstitusional, karena Pancasila adalah


merupakan dasar negara yang dipergunakan sebagai pedoman
untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan negara.

Secara obyektif ilmiah karena Pancasila adalah merupakan


suatu paham filsafat (philosophical way of thinking atau
philosohical system).
Menurut ajaran Budha di India ajaran Pancasila
merupakan lima aturan dasar berupa larangan
yang harus dilaksanakan oleh para penganutnya
 Jangan mencabut setiap nyawa  Jangan berkata palsu,
yang hidup, maksudnya dilarang maksudnya dilarang untuk
membunuh berdusta
 Jangan mengambil barang yang  Jangan meminum minuman yang
tidak diberikan, maksudnya menghilangkan pikiran,
dilarang untuk mencuri maksudnya dilarang minum
 Jangan berhubungan kelamin minuman keras
yang tidak sah, maksudnya
dilarang berbuat zina
Tujuan Pendidikan Pancasila

• Tujuan Nasional : Mencerdaskan kehidupan


masyarakat Indonesia (terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945)

• Tujuan Pendidikan Nasional : Mengembangkan


potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, sehat kreatif, mandiri, dan menjdi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab
Tujuan Pendidikan Pancasila
di Perguruan Tinggi

1. Bertaqwa kepada Tuhan YME, bersikap dan


bertindak sesuai dengan ajaran agamanya sesuai
dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang
rasa terhadap pemeluk agama lain.

2. Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta


tindakan mencerminkan nilai-nilai dari Pancasila
dan lebih mendahulukan kepentingan nasional dan
kemanusiaan.
Lanjutan
Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

3. Memiliki wawasan sejarah perjuangan bangsa, sehingga


dapat memperkuat semangat kebangsaan dan cinta tanah
air serta memperkokoh jiwa persatuan dan kesatuan.

4. Memiliki wawasan dan pendekatan integral dalam


bersikap terhadap segala permasalahan kehidupan, baik
sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan dan
keamanan.

5. Memiliki wawasan budaya yang luas dalam kehidupan


bermasyarakat, berbansa dan bernegara serta secara
bersama-sama berperan serta meningkatkan kualitasnya.
Tinjauan Pancasila

• Dari segi Ilmiah


Dari segi Ilmiah, Pancasila telah memenuhi syarat
ilmiah. Yaitu :
1. Berobyek

2. Bermetode

3. Bersistem

4. Bersifat Universal
1. Berobyek

Pancasila yang dipelajari secara ilmiah


adalah benar-benar merupakan suatu obyek
pembahasan, yang secara umum Pancasila
adalah merupakan hasil budaya bangsa
Indonesia. Obyek pembahasan dari Pancasila
dapat dibedakan menjadi dua yaitu obyek
formil dan materiil.
2. Bermetode

Yaitu suatu cara atau sistem pendekatan


dalam rangka mempelajari pembahasan
Pancasila baik dilihat dari obyek formil
maupun materiil.
3. Bersistem

Suatu ilmu harus mempunyai satu kesatuan yang bulat


dan utuh. Dan kesatuan ini mempunyai bagian-bagian
yang saling beruhubungan. Pancasila jelas merupakan
suatu sistem, yang sila setiap silanya tidak bisa berdiri
sendiri (terpisah) satu dengan yang lain, baik dari tata
susunan rumus maupun isi, inti dan arti utuh sebagai
dasar negara Republik Indonesia
4. Bersifat Universal

Kebenaran dari suatu ilmu yang universal


artinya dapat berlaku secara umum dan
setiap waktu.
• Landasan Filosofis
Konsistensi dari realisasi terhadap Pancasila sebagai
pandangan filosofis bangsa Indonesia dalam setiap
aspek kehidupan. Hal ini berdasarkan pada
kenyataan secara filosofis dan obyektif bahwa bangsa
Indonesia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara mendasarkan pada nilai-nilai yang
tertuang dalam sila-sila Pancasila yang secara
filosofis merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum
mendirikan negara.
Dari segi historis

1. Sidang BPUPKI I (29 Mei 1945 sampai


dengan 1 Juni 1945)

a. Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)


Rancangan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, dan didalam
Pembukaan Rancangan UUD terdapat perumusan lima dasar negara,

yaitu : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa


Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Kerakyatan yang Dipimpin
oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan,
Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia.
Dari segi historis

b. Ir Sukarno (1 Juni 1945)

Rumusan dasar-dasar negara yang merdeka:


Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau
Perikemanusiaan, Mufakad atau Demokrasi,
Kesejahteraan Sosial, Ketuhanan yang
Berkebudayaan
Dari segi historis

c. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)


Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional (yang
nanti dinamakan Panitia Sembilan), mengadakan
pertemuan yang membahas asas dasar. Yang kemudian
menyusun sebuah piagam yang dinamakan Piagam
Jakarta, yang dalam piagam Jakarta terdapat rumusan
dan sistematika Pancasila

Panitia Sembilan :
Ir. Sukarno Abdulkahar Mudzakhir
Drs. Moh. Hatta Haji Agus Salim
Mr. AA Maramis Mr. Achmad Soebardjo
Abikoesno Tjokrosoejoso KH. Wachid Hasyim
Mr. Muhammad Yamin.
Berdasarkan piagam jakarta

Rumusan dan sistematika Pancasila

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat


Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dari segi historis

d. Sidang PPKI (18 Agustus 1945)

Tanggal 18 Agustus 1945 merupakan sidang PPKI


yang menetapkan sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat sebagai dasar
negara republik Indonesia, yang perumusannya
diambil dari Piagam Jakarta dengan perubahan pada
sila yang pertama.
Rumusan dan sistematika
Pancasila

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat


Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


• Landasan Histories
Terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang
cukup panjang dimulai sejak jaman Kerajaan Kutai,
Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, sampai dengan
datangnya bangsa lain yang menjajah serta menguasai
bangsa Indonesia.

• Landasan Kultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas
kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa kita sendiri.
Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila merupakan karya besar
bangsa Indonesia.
Dari segi Etimologis
• Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, India, yang
menurut Prof. Muhammad Yamin istilah Pancasila
terdiri dari dari dua suku kata.yaitu :
Panca artinya lima
Syila artinya dapat diartikan sebagai batu sendi, alas
atau dasar
Syiila artinya peraturan tingkah laku yang baik/penting

• Pancasyila artinya berbatu sendi yang lima, dan


Pancasyiila artinya lima aturan tingkah laku yang
baik/penting
PENDALAMAN MATERI

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum


(aturan), norma, dan hukum adat !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan karakter
monopluralis pada manusia ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kebiasaan
bisa menjadi sebuah hukum atau aturan ?
4. Bagaimanakah sebuah kebiasaan bisa berubah
menjadi sebuah hukum atau aturan ?
PENDALAMAN MATERI
• Jelaskan pertanggungjawaban Pancasila secara
yuridis konstitusional dan secara obyektif ilmiah
!(2)
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pancasila
sebagai sistem filsafat !
• Sebutkan dan jelaskan syarat ilmu pengetahuan
disebut sebagai ilmu pengetahuan yang ilmiah !
(4)
• Sebutkan dan jelaskan 2 syarat kebiasaan bisa
berubah menjadi aturan !

Anda mungkin juga menyukai