Anda di halaman 1dari 4

Nama : Jahrotul Laili

NIM : A41190923
Gol./Abs. : B/8

Ekologi Tanaman Topik 6 Jarak Tanam : Pengaruh Jarak Tanam Terhadap


Pertumbuhan & Produksi Jagung (Zea Mays L) Non Hibrida

PEMBAHASAN
Jarak Tanam yang digunakan terdiri dari sebagai berikut :

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut Hasil analisis keragaman
menerangkan bahwa perlakuan jarak tanam mengakibatkan perbedaan yang sangat nyata
pada semua parameter yang diamati, parameter pengamatan yang diamati meliputi tinggi
tanaman, luas daun, hasil dan komponen hasil dari tanaman jagung.
Dari hasil penelitian perlakuan jarak tanam P1 dan P2 merupakan pengaturan jarak
tanam yang baik terhadap penanaman jagung, mendapatkan pertumbuhan dan produksi
jagung yang baik. Hal ini diduga pada jarak tanam yang tepat mengakibatkan tidak terjadi
kompetisi untuk mendapatkan unsur hara, sinar matahari sehingaa tidak terjadi saling
ternaungi antara tanaman yang dibutuhkan oleh tanaman. Terjadi kompetisi terhadap unsur
hara, air, radiasi matahari, dan ruang tumbuh sehingga akan mengurangi jumlah biji
pertanaman (Irfan 1999). Yulisma (2011), jarak tanam yang terlalu rapat akan menghambat
pertumbuhan tanaman, tetapi jika terlalu jarang akan mengurangi populasi per satuan luas.
Pengaturan jarak tanam P1 (80 cm x 20 cm), dan P2 (100 cm x 50 cm x 20 cm)
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan jagung pada tinggi tanaman, indeks luas
daun. Hal ini diduga (Erawati.dkk.2016: 609), Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Peningkatan hasil jagung dapat
diupayakan melalui pengaturan kerapatan tanam hingga mencapai populasi optimal. Menurut
Gardner et al. (1996), pengaturan kerapatan tanaman bertujuan untuk meminimalkan
kompetisi intrapopulasi agar kanopi dan akar tanaman dapat memanfaatkan lingkungan
secara optimal. Jumlah tanaman yang berlebihan akan menurunkan hasil karena tanaman
jagung, sebaliknya semakin jarang jarak tanam maka semakin baik pertumbuhan tanaman
jagung.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan perlakuan jarak berpengaruh nyata terhadap
indeks luas daun, hal ini dapat dilihat jika semakin rapat jarak tanam pada tanaman jagung
maka indeks luas daun semakin menurun. jarak tanam yang lebar pada tanaman
menyebabkan tanaman tidak terjadi persaingan antara tajuk tanaman, akibatnya
pertumbuhan luas daun total lebih maksimal. Penyerapan cahaya matahari oleh tanaman
dipengaruhi oleh luas daun tanaman. Luas daun total tanaman bergantung pada
perubahan jumlah dan ukuran daun (Sektiwi dkk., 2012). Luas daun bertambah berarti
meningkat pula penyerapan cahaya oleh daun, sehingga berpengaruh pada proses
fotosintesis untuk menghasilkan asimilat yang digunakan sebagai sumber energi
pertumbuhan dalam membentuk organ-organ vegetatif fase pertumbuhan,
sedangkan pada fase generatif asimilat yang disimpan pada jaringan organ-organ
vegetatif akan diremobilisasi dalam pembentukan organ reproduktif, seperti pengisian
biji (Board dan Kahlon, 2012).
Waktu keluar bunga jantan/betina tanaman jagung non hibrida dipengaruhi oleh
perbedaan jarak tanam. Hasil menunjukkan perlakuan jarak tanam memperlihatkan
perbedaan yang sangat nyata terhadap waktu keluar bunga, dimana waktu keluar bunga
tercepat pada perlakuan P2 jarak tanam 100 cm x 50 cm x 20 cm sebesar 48.9 hst dan terlama
pada perlakuan P9 jarak tanam 75 cm x 15 cm yaitu sebesar 50.6 hst. Hal ini menunjukkan
semakin rapat jarak tanam mengakibatkan umur berbunga tanaman jagung semakin lambat,
sebaliknya semakin jarang jarak tanam semakin cepat waktu keluar bunga. Kandungan
Klorofil daun menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam berpengaruh tidak nyata terhadap
kandungan klorofil pada tanaman jagung. Perlakuan jarak tanam P3 (75 cm x 20 cm)
memberikan nilai tertinggi sebesar 52,6 kandungan klorofil. Hal ini bekaitan dengan luas
daun dan banyaknya cahaya matahari yang dapat diserap oleh tanaman, apabila daun tanaman
semakn lebar maka penyerapan cahaya maahari juga akan banyak dan maksimal yang akan
digunakan dalam proses fotosintesis tanaman. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan yang
dikemukakan oleh Tjasjono, (1995) bahwa hasil fotosintesis adalah bahan utama
dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju
fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya juga mempercepat pembungaan.
Jarak tanam juga berpengaruh terhadap berat brangkasan kering tanaman jagung,
dimana tanaman yang memiliki jarak tanam lebar memiliki berat bragkasan yang lebih tinggi
yaitu pada jarak 80x20 cm (P1) dibanding tanaman yang jarak tanamnya lebih rapat. Hal ini
diduga karena adanya kompetisi yang lebih tinggi terhadap nutrisi ataupun air yang diserap
oleh tanaman yang memiliki jarak tanam lebih rapat.
Perbedaan jarak tanam juga berpengaruh terhadap panjang tongkol, diameter tngkol,
jumlah baris/tongkl, jumlah biji per tongkol, berat kerng klobot, berat kering jaggel, berat
1000 butir biji, dan produksi pipilan kering jagung. Panjang tongkol tertinggi terdapat pada
peerlakuan jarak tanam P3(75x20 cm) yaitu 20 cm, diameter tongkol tertinggi pada perlakuan
P3(75x20 cm) yaitu 5,1 cm, jumlah baris terbanyak pada perlakuan P1 (80x20 cm) yaitu 36,6.
Jumlah biji per tngkol tertinggi pada perlakuan P1 (80x20 cm) yaitu 513,3. Berat kering
klobot tertnggi pada perlakuan P1 (80x20 cm) dan P3 (75x20 cm) yaitu 21,8 gr. Berat kering
janggel tertinggi pada perlakuan P2 (100x50x20 cm) yaitu 27,133 gr. Berat 1000 butir
tertnggi pada perlakuan P2 (100x0x20 cm), dan produksi pipilan kering tertinggi pada
perlakuan P9 (75x15 cm).
Pada jumlah populasi yang rendah dan jarak tanam yang semakin renggang (melebihi
batas optimum), area permukaan tanah yang tidak ternaungi tanaman lebih lebar sehingga
evaporasi tanah lebih tinggi dan unsur yang terkandung di dalam tanah menguap daripada
diserap oleh tanaman. Akibatnya tanaman mengalami kekurangan unsur hara sehingga
pertumbuhannya menjadi terganggu. (Trimin.2014: 47). Pengaturan jarak tanam
mempengaruhi lingkungan fisik secara tidak langsung maupun secara langsung melalui
kompetisi antara tanaman dalam memanfaatkan air, unsur hara dan cahaya. Unsur-unsur
lingkungan fisik, satu sama lain saling berkaitan. Cahaya dapat dianggap sebagai unsur
lingkungan fisik yang utama, tinggi rendahnya suhu terjadi karena adanya perubahan
intensitas cahaya matahari sebagai sumber utama energi panas. Kelembaban udara tergantung
kepada keadaan suhu selain presipitasi (Edhie et al, 1979). Menurut Sutoro et al. (1988),
peningkatan produksi jagung dapat dilakukan dengan cara perbaikan tingkat kerapatan
tanaman (jarak tanam). Peningkatan tingkat kerapatan tanaman per satuan luas sampai suatu
batas tertentu dapat meningkatkan hasil biji. Sebaliknya pengurangan kerapatan tanaman
jagung perhektar dapat mengakibatkan perubahan iklim mikro yang mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil jagung. Dari semua peubah pertumbuhan tanaman hasil dan
komponen hasil sangat berpengaruh terhadap jumlah populasi dan jarak tanaman.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan
bahwa perbedaan jarak tanam terhadap tanaman jagung berpengaruh terhadap pertumbuhan
vegetatif maupun perkembangan secara generatif. Dimana dalam pertumbuhan tanaman
membutuhkan jarak tanam yang sesuai untuk menunjang hasil produksi yang maksimal pada
tanaman. Pada hasil yang didapakan tersebut, dapat diketahui bahwa hasil produksi yang
maksimal dapat diperoleh dengan perlakuan jarak tanam 75 x 15 cm, jarak tanam ini sangat
dianjurkan dalam budidaya tanaman jagung karena selain jarak ini tidak terlalu renggang
sehingga populasi tanaman per hektar dapat maksimal, pada jarak ini juga dapat dihasilkan
hasil produksi biji yang optimal pula.

DAFTAR PUSTAKA
Board, J. E. and Kahlon, C.S.2012. Contribution of Remobilized Total Dry Matter to
Soybean Yield. Journal of Crop Improvement Volume 26, Issue 5 pages 641-654.
Edhie, S.J.S. Bahasjah, M.H. Bintaro dan Sutarwi, S. (1979). Pengaruh Pengaturan Jarak
Tanam Terhadap Lingkungan Fisik Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung
(Zea mays L). Buletin Agronomi x (1).
Erawati.T., Hipi.A. (2016). Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Kawasan Pengembangan Jagung Kabupaten
Sumbawa. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru.
Gardner, F. P. Pearce. R. B. and Michell. R. L. (1996). Physiology of crop plant. Terjemahan
Herawati, Susilo, dan Subiyanto. UI Pres, Jakarta. p. 61-68; 343
Irfan, M. (1999). Respon Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Pengolahan Tanah dan
Kerapatan Tanam pada Tanah Andisol. Tesis Program Pasca Sarjanah USU, Medan.
P. 13-74.
Nur, Asrul, Dan Rafiuddin. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung (Zea mayz.L) Pada Tingkat Umur Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq).
Diakses tanggal 12 desember 2020.
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/palma/article/view/9096/pdf
Sektiwi, T Ariya., N Aini., dan H.S. Sebayang, 2012. Kajian Model Tanam dan Waktu
Tanam dalam Sistem Tumpangsari terhadap Pertumbuhan dan produksi
Benih Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Artikel
Penelitian 15 hlm
Sutoro, Soelaeman, Y. & Iskandar. (1988). Budidaya Tanaman Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Pangan, Bogor
Tjasjono Bayong. 1995. Klomatologi Umum. Bandung: Penerbit ITB Bandung.
Trimin k. 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea Mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP).
https://core.ac.uk/download/pdf/322571878.pdf

Anda mungkin juga menyukai