Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman, artinya benih
memiliki fungsi agronomis. Untuk itu benih yang diproduksi dan tersedia harus bermutu tinggi
agar mampu menghasilkan tanaman yang mampu berproduksi maksimal. Viabilitas benih
merupakan daya hidup benih yang dapat ditunjukan oleh metabolism atau pertumbuhan benih.
Secara umum pengujian viabilitas benih mencakup pengujian daya berkecambah atau daya
tumbuh dan pengujian vigor benih. Perbedaan antara daya berkecambah dan vigor benih adalah
bila informasi daya berkecambah ditetukan oleh kecambah yang tumbuh normal pada
lingkungan yang optimum, sedangkan vigor ditentukan oleh kecambah yang tumbuh normal
pada lingkungan yang suboptimum atau bibit yang tumbuh di lapangan.
Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang
masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas, vigor
dan daya simpan (Sadjad, 1993). Mugnisyah dan Setiawan (1991) menyatakan bahwa benih
bermutu tinggi adalah benih yang murni genetis, dapat berkecambah, vigor tidak rusak, bebas
dari kontaminan dan penyakit, berukuran tepat, cukup dirawat, dan secara keseluruhan
berpenampilan baik. Mutu benih mencakup mutu fisik, fisiologis dan genetis, serta memenuhi
persyaratan kesehatan benih. Mutu fisik benih diukur dari kebersihan benih, bentuk, ukuran, dan
warna cerah yang homogeny serta benih tidak mengalami kerusakan mekanis atau kerusakan
karena serangan hama dan penyakit. Mutu fisiologis diukur dari viabilitas benih, kadar air
maupun daya simpan benih. Mutu genetic dapat diukur dari tingkat kemurniannya.
Benih berperan dalam membawa perubahan dalam pertanian. Penggunaan benih unggul
bermutu memiliki beberapa keunggulan, antara lain: menghindarkan kerugian waktu, tenaga, dan
biaya yang disebabkan karena benih tidak tumbuh atau memiliki mutu rendah, menghasilkan
produk tinggi dan benar sesuai denganvarietas, dan tanaman tumbuh cepat dan serempak
(Sadjad, 1993). Benih padi yang dikatakan memiliki daya pertumbuhan baik adalah benih
dengan viabilitas mencapai 80% keatas. Benih dengan viabilitas tinggi tentunya memiliki daya
vigor benih yang kuat, karena didukung oleh komponen cadangan makanan dalam biji yang
cukup untuk menopang pertumbuhan awal dari biji sebelum memperoleh makanan dari dalam
tanah.
1.2 Tujuan
Bahan
1. Kertas label
2. Benih semangka
3. Benih sengon
4. Benih padi
5. Benih tomat
6. Larutan H2SO4
7. KNO3
4.1 Hasil
Pada praktikum Pematahan Dormansi Benih Secara Fisik dan Kimia dilakukan 4x
ulangan dan 2x ulangan sampel/control. Sehingga didapat data sebagai berikut :
Sengon 40%
Kecambah Kecambah
Benih Daya Berkecambah
Ulangan Normal Abnormal
Mati
First Final (K Abn) %KN %Abn %BM
1 3 9 3 10 48% 12% 40%
2 12 6 2 5 72% 8% 20%
3 9 3 13 0 48% 52% 0%
4 11 9 5 - 80% 20% 0%
Jumlah 62 23 15
Rata-Rata 15,5 5,75 3,75
Sengon 30%
Kecambah Kecambah
Benih Daya Berkecambah
Ulangan Normal Abnormal
Mati
First Final (K Abn) %KN %Abn %BM
1 5 6 5 9 44% 30% 36%
2 10 3 1 11 52% 4% 20%
3 3 13 9 0 64% 36% 0%
4 8 10 3 4 64% 16% 20%
Jumlah 58 18 24
Rata-Rata 14,5 4,5 6
Semangka
Kecambah Kecambah
Benih Daya Berkecambah
Ulangan Normal Abnormal
Mati
First Final (K Abn) %KN %Abn %BM
1 6 13 4 2 76% 16% 8%
2 2 14 3 6 64% 12% 24%
3 2 19 3 1 84% 12% 4%
4 3 8 5 9 44% 20% 36%
Jumlah 67 15 18
Rata-Rata 16,75 3,75 4,5
Tomat
Kecambah Kecambah
Benih Daya Berkecambah
Ulangan Normal Abnormal
Mati
First Final (K Abn) %KN %Abn %BM
1 10 10 0 5 80% 0% 20%
2 18 5 2 0 92% 8% 0%
3 19 3 0 3 84% 0% 12%
4 8 8 4 5 64% 16% 20%
Jumlah 81 6 13
Rata-Rata 20,25 1,5 3,25
Padi
Kecambah Kecambah
Benih Daya Berkecambah
Ulangan Normal Abnormal
Mati
First Final (K Abn) %KN %Abn %BM
1 4 15 0 6 76% 0% 24%
2 0 0 0 0 0% 0% 0%
3 24 0 1 0 96% 4% 0%
4 0 0 0 0 0% 0% 0%
Jumlah 43 1 6
Rata-Rata 10,75 0,25 1,5
Control
5.1Kesimpulan
Pada praktikum pematahan dormansi benih secara fisik dan kimia dapat disimpulkan
bahwa mahasiswa mampu:
5.2 Saran