Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Littri 17(1), Maret 2011. Hlm. 18 – 24 JURNAL LITTRI VOL. 17 NO.

1, MARET 2011 : 18 - 24
ISSN 0853-8212

PENGARUH DIET EMULSI VIRGIN COCONUT OIL (VCO)


TERHADAP PROFIL LIPID TIKUS PUTIH
(Rattus norvegicus)

FETI FATIMAH1 dan BARLINA RINDENGAN2

1
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) Manado SULUT
1
e-mail : fetisanusi@yahoo.com

(Diterima Tgl. 22 - 9 - 2010 - Disetujui Tgl.10 - 3 – 2011)

ABSTRAK of total cholesterol, HDL, LDL, and triacylglicerol were measured at the
end of the treatment using enzymatic method. In this study, there were
some methods used for measurements: CHOD-PAP method for level of
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu produk pangan total cholesterol, PVS method for level of LDL cholesterol, CHOD-PAP
fungsional yang populer di masyarakat. Cita rasa VCO dapat diperkaya method for level of HDL cholesterol, and GPO-PAP method for measuring
dalam bentuk emulsi mengandung sari buah nenas. Penelitian ini level of triacylglicerol. The study results showed that diet of 0.945ml/days
dilakukan untuk mengetahui pengaruh diet emulsi VCO terhadap profil of VCO and 3.78ml/days of VCO emulsion for 7 days significantly
lipid tikus (Rattus norvegicus) yang sebelumnya diinduksi hiperlipidemia decreased the level of total cholesterol and the level of LDL cholesterol,
dengan lemak babi 180g/100g ransum dan kuning telur bebek dengan and increased the level of HDL cholesterol in the blood of Wistar mouse
dosis 4 ml/hari. Penelitian dilakukan bulan Januari sampai Desember 2009 (α=0.05). Whereas it was shown that only by diet of VCO emulsion
di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (α=0.05) decreased the level of triacylglicerol. Thus, VCO emulsion
(BALITKA), Laboratorium FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado, significantly lowered cholesterol in the experimental mouse better than
Laboratorium UPHP (Unit Penelitian Hewan Percobaan) Universitas pure VCO diet only.
Gadjah Mada Yogyakarta serta Laboratorium PAU IPB Bogor. Delapan
belas tikus dibagi secara acak ke dalam 3 kelompok (6 tikus per Key words : Virgin coconut oil(VCO) , VCO emulsion, lipid profile
kelompok). Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi akuades,
kelompok II diberi diet emulsi VCO, dan kelompok III diberi diet VCO
murni. Kandungan kolesterol total, HDL, LDL, dan triasilgliserol diukur
setelah akhir perlakuan dengan metode enzimatik. Kadar kolesterol total PENDAHULUAN
diukur menggunakan metode CHOD-PAP, kadar kolesterol LDL
menggunakan metode PVS, kadar kolesterol HDL menggunakan metode
CHOD-PAP dan kadar triasil gliserol menggunakan metode GPO-PAP. Salah satu produk pangan fungsional yang populer
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi 0,945ml/hari VCO dan
3,78ml/hari emulsi VCO selama 7 hari dapat menurunkan kadar kolesterol adalah VCO (Virgin coconut oil). VCO merupakan minyak
total, kadar kolesterol LDL, serta meningkatkan kadar kolesterol HDL yang diproses tanpa pemanasan dari daging buah kelapa
darah tikus Wistar secara signifikan (α=0,05), sedangkan penurunan kadar segar. Berbeda dengan minyak yang diolah dari kopra
triasilgliserol hanya ditunjukkan oleh konsumsi emulsi VCO (α=0,05). (Copra oil/CO), VCO lebih diperuntukkan untuk dikon-
Dengan demikian, emulsi VCO yang diperkaya dengan sari buah nenas
berperan lebih baik dari VCO murni dalam menurunkan kolesterol pada sumsi sebagai nutraceutical. Alasan VCO memiliki peran
hewan uji tikus. yang superior dibandingkan CO adalah pada perbedaan
metode ekstraksinya. Metode ekstraksi VCO tidak meng-
Kata kunci: Virgin coconut oil (VCO), emulsi VCO, profil lemak
gunakan bahan kimia dan perlakuan panas, sehingga
ABSTRACT komponen-komponen aktif seperti vitamin dan polifenol
dapat dipertahankan (NEVIN dan RAJAMOHAN, 2004).
Effect of Virgin Coconut Oil (VCO) Emulsion Diet on Berbagai peran kesehatan VCO telah banyak dila-
Lipid Profile of White Rats (Rattus norvegicus) porkan, antara lain VCO memiliki kandungan triasilgliserol
Virgin Coconut Oil (VCO) is a functional food product that is rantai sedang (medium chain triacylglicerols/MCT) khusus-
popular in the society. VCO-emulsion is a VCO emulsified with pineapple nya laurin yang mempunyai koefisien digestibility
juice. This study was conducted to find out the effect of VCO-emulsion maksimum sehingga komponen ini lebih cepat dicerna
diet on lipid profile of mouse (Rattus norvegicus) strain wistar which was
already treated by inducting hyperlipidemia using lard (180g/100g) and
daripada lemak jenis lain. Sifat ini disebabkan MCT
yolk (4ml/days). This research was conducted from January to December mempunyai ukuran lebih kecil dari pada LCT (long chain
2009 at the Laboratory of Coconut and Other Palm Trees Research triacylglicerols) yang dapat memfasilitasi aksi enzim lipase
Institute (BALITKA), the Laboratory of FMIPA Sam Ratulangi University
pankreas sehingga akan terhidrolisis lebih cepat dan lebih
Manado, the Laboratory of Experiment Animal Research Unit Gadjah
Mada University Yogyakarta, and the Laboratory of PAU IPB Bogor. sempurna dari lemak-lemak yang lainnya. Oleh karena itu,
Eighteen mice were randomly divided into 3 groups. Group I was the VCO lebih cepat diabsorbsi tubuh (OOPIK et al., 2001; dan
control group treated with aquadest only, group II was treated with VCO- NEVIN dan RAJAMOHAN, 2006).
emulsion diet, and group III was treated with pure VCO diet. The content

18
FETI FATIMAH dan BARLINA RINDENGAN : Pengaruh diet emulsi virgin coconut oil (VCO) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus)

Manfaat MCT khususnya laurat juga telah banyak Pembuatan Emulsi VCO
dilaporkan. Menurut ENIG (2000), FIFE (2005), MOHAMED et
al. (2002), dan SUTARMI dan ROZALINE (2005), asam laurat
merupakan salah satu virus-‘inactivating’ fatty acid yang VCO yang digunakan dalam pembuatan emulsi
terbaik, terutama mono-gliserida (monolaurin)nya. Lebih VCO diperoleh dari PT Sari Alam Nusantara. Pembuatan
lanjut dilaporkan bahwa VCO juga dapat membantu emulsi VCO dilakukan dengan mencampurkan dua fase,
mengurangi kelengketan platelet, menstimulasi metabo- yaitu fase minyak dan fase air. Minyak yang digunakan
lisme, mencegah terjadinya serangan jantung, mengurangi adalah VCO dengan kadar 25%, sedangkan fase air berupa
radikal bebas dalam sel, menurunkan level kolesterol LDL air sari buah nanas dengan kadar sari buah 25%, dan
darah dan hati (ENIG, 2000; FIFE, 2005; MOHAMED et al., komponen lainnya (50%) adalah air mineral. Pada fase
2002; SUTARMI dan ROZALINE, 2005, DAYRIT, 2003), serta minyak dilarutkan emulsifier Tween 65 (Merck) dengan
mempunyai peran sebagai antioksidan sebaik vitamin E kadar 1%. Selanjutnya dicampur dengan Ultra Turax
(SANTOZ et al., 2005). homogenizer 10.000 rpm. Emulsi ini stabil (ukuran droplet
Guna mengetahui peran fungsional VCO terhadap emulsi ~1 µM) dan mempunyai viskositas sekitar 20 dpa-s.
profil lipid manusia, beberapa peneliti telah menguji
kemampuan VCO dalam memperbaiki profil lipid pada
hewan percobaan khususnya tikus. WIDINUGRAHENI (2007), Pengukuran Kadar Laurat
NEVIN dan RAJAMOHAN (2004), NEVIN dan RAJAMOHAN
(2006), dan NEVIN dan RAJAMOHAN (2008) menyatakan
bahwa VCO mempunyai peran yang lebih baik dari CO Pengukuran kadar laurat dilakukan baik pada emulsi
dalam menurunkan kadar kolesterol total, triasil gliserol, VCO maupun VCO murni. Untuk sampel emulsi VCO,
pospolipid, LDL, VLDL, serta mampu meningkatkan sebelumnya dilakukan pemecahan emulsi dan ekstraksi.
kolesterol HDL pada serum dan jaringan tikus. Selanjutnya minyak dimetilasi menggunakan BF3 dalam
Walaupun VCO sudah diketahui perannya untuk metanol. Metil ester yang diperoleh dianalisis mengguna-
kesehatan, namun rasa minyak dan sedikit asam dari VCO kan kromatografi gas cair, kolom DB-23 dengan gas
menyebabkan cita rasa VCO kurang disukai konsumen pembawa helium (AOAC, 1990). Analisis profil asam lemak
(VILLARINO et al., 2007). Oleh karena itu, perlu pengolahan dilakukan di Lab. PAU IPB. Kadar asam lemak dihitung
VCO menjadi produk olahan yang dapat meningkatkan cita menggunakan persamaan:
rasa, tanpa mengurangi peran fungsionalnya. Salah satu
upaya tersebut adalah pengolahan VCO dalam bentuk Luas area asam lemak dalam kromatogram
emulsi (emulsi VCO) bercita rasa buah supaya lebih Persentase asam lemak (%) = ------------------------------------------------------
diterima konsumen. Luas area total asam lemak dlm kromatogram
Menurut TENSISKA et al. (2007), pengolahan VCO
menjadi bentuk emulsi dapat menghilangkan rasa
berminyak dari VCO, terlebih bila ditambahkan cita rasa Perlakuan Terhadap Hewan Coba
buah-buahan. Buah-buahan mempunyai flavor yang disukai
serta mengandung beberapa vitamin sehingga diharapkan Pengujian penurunan kadar kolesterol dilakukan
produk turunan VCO yang dibuat dengan penambahan sari pada uji tikus putih (Rattus norvegicus), strain Wistar,
buah tersebut memiliki cita rasa yang lebih menarik,
umur 3 bulan dengan berat badan ± 250 g. Dosis VCO
disukai konsumen, bahkan meningkatkan efek kesehatan-
yang disarankan untuk manusia adalah 3,5 sendok makan/
nya. Sebelum produk emulsi VCO dapat ditawarkan kepada
hari (FIFE, 2005), atau setara dengan 52,5 ml atau 36,75 g
konsumen maka perlu diuji khasiatnya pada hewan uji.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh diet (massa jenis VCO 0,7 g/ml). Untuk tikus dengan berat
emulsi VCO bercita rasa nanas terhadap profil lipid darah badan lebih kurang 250 g, maka dosis harian VCO adalah
tikus, seperti kadar kolesterol total, LDL dan HDL, serta 0,6615 g atau 0,945 ml. Dikarenakan emulsi VCO mempu-
triasil gliserol darah. nyai kadar VCO sebesar 25%, maka dosis harian tikus
adalah 2,65 g atau 3,78 ml.
Sebanyak 18 ekor tikus dibagi secara acak menjadi 3
BAHAN DAN METODE kelompok. Masa adaptasi pakan berlangsung selama 7 hari
agar tikus dapat menyesuaikan pola pakan dari pakan
sebelumnya dengan pakan standar (AIN-93). Selanjutnya,
Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai
tikus memasuki masa hiperkolesterol selama 7 hari yang
Desember 2009 di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman
bertujuan untuk meningkatkan kadar kolesterol darah dan
Kelapa dan Palma Lain (BALITKA), Laboratorium FMIPA
triasilgliserol darah. Pada masa hiperkolesterol ini tikus
Universitas Sam Ratulangi Manado, Laboratorium UPHP
diberi pakan dengan penambahan lemak babi 180g/100g
(Unit Penelitian Hewan Percobaan) Universitas Gadjah
ransum dan dicekok dengan kuning telur bebek (dosis 4
Mada Yogyakarta, serta Laboratorium PAU IPB Bogor.
ml/hari). Selanjutnya, tikus memasuki masa perlakuan
19
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 1, MARET 2011 : 18 - 24

selama 7 hari. Pada masa perlakuan semua tikus diberi NURHIDAYAT (2006), yang menyatakan bahwa pemberian
pakan standar tikus. Kelompok I diberikan akuadest pakan hiperkolesterolemia meningkatkan perkembangan
(kontrol). Kelompok II dicekok dengan emulsi VCO 3,78 bobot badan tikus wistar.
ml. Kelompok III dicekok dengan VCO murni 0,945 ml. Tikus-tikus yang diberi perlakuan, baik VCO
Pada akhir masa perlakuan tersebut, dilakukan maupun emulsi VCO, mengalami kenaikan berat badan
pengukuran kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan triasil yang lebih kecil dibandingkan kontrol (kelompok VCO =
gliserol dalam darah tikus. Pengukuran kadar kolesterol 13,25 g, kelompok emulsi VCO = 4,4 g, sedangkan kelom-
total menggunakan metode CHOD-PAP, kadar kolesterol pok kontrol = 38,22 g). Hal tersebut sesuai dengan pendapat
LDL menggunakan metode PVS, kadar kolesterol HDL FIFE (2005) yang menyatakan bahwa diet VCO dapat
menggunakan metode CHOD-PAP, dan kadar triasil mempertahankan berat badan. Selanjutnya dikatakan bahwa
gliserol menggunakan metode GPO-PAP (TANGKA, 2003). VCO merupakan minyak yang mengandung MCT tinggi
Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok sehingga dalam tubuh tidak disimpan sebagai lemak. Lebih
dan untuk menguji signifikansi perbedaan data hasil lanjut dikatakan bahwa MCT khususnya laurin mempunyai
penelitian antar perlakuan, dilakukan analisis dengan koefisien digestibility maksimum sehingga komponen ini
ANOVA menggunakan SPSS 11. lebih cepat dicerna dan diabsorbsi sistem pencernaan dari
pada lemak jenis lain (OOPIK et al., 2001; NEVIN dan
RAJAMOHAN, 2006). Dari ketiga kelompok diet tersebut,
HASIL DAN PEMBAHASAN maka kelompok yang paling rendah mengalami kenaikan
berat badan adalah kelompok tikus dengan diet emulsi
Analisis Asam Lemak Emulsi VCO VCO. Hal tersebut diduga karena adanya kandungan serat
dari sari buah nanas dalam emulsi VCO.

Hasil analisis profil asam lemak emulsi VCO dan


VCO murni menunjukkan bahwa kandungan asam lanset 40
sebagai komponen utama VCO masih tinggi, yaitu 47,14%
pada VCO murni dan 46,14% pada emulsi VCO (Tabel 1). 30
Berat tikus
Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pengolahan VCO Mouse 20
menjadi emulsi VCO hanya sedikit berpengaruh terhadap weight (g)
penurunan kadar asam laurat (2,2%). Dengan demikian, 10
hasil dari emulsi VCO diharapkan akan sama dengan VCO
murni. 0
A H P

Berat Badan Tikus


Kontrol Emulsi VCO VCO murni

Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa tikus- Gambar 1. Perubahan berat badan tikus percobaan sebelum (A = 0-7
tikus setelah masa hiperkolesterol selama 7 hari mengalami hari), selama (H =7-14 hari), dan sesudah (P=14-21 hari)
perlakuan dengan VCO murni dan emulsi VCO
kenaikan berat badan yang lebih tinggi dibandingkan masa Figure 1. Alteration of mouse body weight at adaption time (A=0-7
adaptasi. Adanya peningkatan berat badan tersebut juga days), hypercholesterol time (H=7-14 days), and treatment
sesuai dengan hasil penelitian HARDININGSIH dan time (P=14-21 days) with VCO and VCO emulsion
treatments

Tabel 1. Profil asam lemak dari VCO murni dan emulsi VCO
Table 1. Profile of fatty acid lipid from VCO and VCO emulsion
Profil lipid asam lemak
Profile of fatty acid lipid
Jenis asam lemak
Jumlah rantai Emulsi VCO
Variety of fatty acid VCO
Rance value VCO-Emulsion
Luas area % asam lemak Luas area % asam lemak
Areal % fatty acid Areal % fatty acid
Metil oktanoat 8 3.466 5,51 10.053 5,82
Metil dekanoat 10 3.599 5,72 9.849 5,70
Metil laurat 12 29.636 47,14 79.643 46,14
Metil miristat 14 12.236 19,46 30.676 17,77
Metil palmitat 16 6.524 10,37 17.688 10,24
Palmitoleic metil ester 16:1 - - 260 0,15
Metil stearat 18 1.952 3,10 5.464 3,16
Metil oleat 18:1 4.485 7,13 15.233 8,82
Metil linoleat 18:2 975 1,55 3.611 2,09
Metil linolenat 18:3 - - - -
Metil arahidat 20:0 - - 123 0,07

20
FETI FATIMAH dan BARLINA RINDENGAN : Pengaruh diet emulsi virgin coconut oil (VCO) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus)

Profil Lipid Tikus demikian, maka VCO baik dalam bentuk murni maupun
emulsi mempunyai efek yang sama terhadap penurunan
kadar kolesterol darah. Kurva rata-rata kadar total
Kadar kolesterol total kolesterol disajikan pada Gambar 2A.
Adanya penurunan kadar kolesterol total pada tikus
Berdasarkan hasil uji Anova, diketahui bahwa rata- yang menjalani diet VCO dan emulsi VCO dibandingkan
rata kadar kolesterol total dari ke tiga kelompok tikus pada kontrol sesuai dengan pendapat GHAZALI et al. (2009)
akhir masa perlakuan secara signifikan adalah berbeda. yang menyatakan bahwa VCO dapat menurunkan level
Oleh karena itu, dilanjutkan dengan uji LSD untuk lipid pada serum dan jaringan. Hal tersebut dikarenakan
mengetahui lebih lanjut perbedaan yang terjadi antar kandungannya yang tinggi akan MCT yang merupakan
kelompok. Dari hasil uji LSD diketahui bahwa terjadi campuran asam kaproat sampai laurat (C6-C12). Dikatakan
perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan bahwa MCT memiliki ukuran molekul yang lebih pendek
kelompok emulsi VCO dan VCO (α < 0,05), tetapi tidak dibandingkan LCT sehingga akan memfasilitasi aksi enzim
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok emulsi lipase pada pankreas dan dapat dihidrolisis lebih cepat dan
VCO dan kelompok VCO (α > 0,05). Hal tersebut
lebih sempurna dibandingkan LCT. MCT bahkan dapat
menunjukkan bahwa diet emulsi VCO dan VCO dengan
kadar VCO yang sama mempunyai efek yang sama dalam memicu LCT agar dapat dimetabolisme lebih cepat dalam
menurunkan kadar kolesterol total darah tikus. Dengan tubuh sehingga menurunkan sintesis kolesterol (FIFE, 2005).

A B

HDL Cholesterol content


Total cholesterol content

100 (mg/dL)
(mg/dL)

80 100
60 80
40 60
20 40
0 20
0

Control VCO emulsion VCO Control VCO emulsion VCO

C D
LDL Cholesterol content

Triacylglycerol content

100 100
80 80
(mg/dL)
(mg/dL)

60 60
40 40
20 20
0 0

Control VCO emulsion VCO


Control VCO emulsion VCO

Gambar 2. Kandungan total kolesterol (A), kadar kolesterol HDL (B), kadar kolesterol LDL (C), dan kadar triacyglyccerol (D) pada tikus yang diperlakukan
VCO murni dan emulsi VCO
Figure 2. Total cholesterol content (A), HDL cholesterol content (B), LDL cholesterol content (C), and triacylglycerol content (D) on mouse after treatment
21
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 1, MARET 2011 : 18 - 24

Disamping adanya MCT, NEVIN dan RAJAMOHAN Adanya penurunan kadar kolesterol LDL juga
(2008) menyatakan bahwa adanya peran VCO dalam dilaporkan oleh NEVIN dan RAJAMOHAN (2008). Dikatakan
menurunkan kadar kolesterol adalah dikarenakan kandung- bahwa kadar antioksidan lebih tinggi pada tikus yang
an senyawa-senyawa yang tidak tersabun seperti vitamin E, mengkonsumsi VCO dibandingkan tikus yang mengkon-
provitamin A, polifenol, dan pitosterol. Kemampuan sumsi minyak kopra dan minyak biji matahari. Lebih lanjut
vitamin dalam menurunkan kadar kolesterol dapat terjadi dikatakan bahwa LDL yang diisolasi dari tikus yang meng-
melalui mekanisme peningkatan ekresi kolesterol dan konsumsi VCO juga lebih tahan terhadap oksidasi Cu2+ in
mensintesisnya menjadi asam empedu. vitro dibandingkan LDL dari tikus yang mengkonsumsi
kedua minyak tersebut.
Kadar Kolesterol HDL
Kadar Triasil gliserol
Berdasarkan hasil uji Anova, diketahui bahwa rata-
rata kadar kolesterol HDL tiga kelompok tikus pada masa Berdasarkan hasil uji LSD diketahui bahwa terdapat
perlakuan secara signifikan adalah berbeda. Dari uji LSD perbedaan yang signifikan pada kadar triasil gliserol antara
diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol dengan kelompok emulsi VCO, tetapi
kadar kolesterol HDL antara kelompok kontrol dengan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
kelompok emulsi VCO dan VCO (α < 0,05), tetapi tidak kontrol dan kelompok VCO, demikian pula antara kelom-
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok emulsi pok emulsi VCO dan kelompok VCO (α > 0,05). Hal terse-
VCO dan kelompok VCO (α > 0,05). Hal tersebut juga but menunjukkan bahwa emulsi VCO lebih berperan dalam
menunjukkan bahwa diet emulsi VCO dan VCO mempu- menurunkan kadar triasil gliserol darah tikus antar kelom-
nyai efek yang sama dalam meningkatkan kadar kolesterol pok perlakuan dibandingkan VCO (Gambar 2D). Rendah-
HDL darah tikus. Kurva rata-rata kadar HDL kolesterol nya kadar triasil gliserol darah tikus yang mengkonsumsi
disajikan pada Gambar 2B. emulsi VCO diduga berhubungan dengan kandungan pektin
Adanya peningkatan kadar HDL dari tikus yang dari nenas. Buah-buahan seperti nenas mengandung pektin
mengkonsumsi VCO juga dilaporkan beberapa peneliti lain. yang berguna bagi kesehatan, di antaranya dapat menurun-
NEVIN dan RAJAMOHAN (2004) menyatakan bahwa VCO kan kadar triasil gliserol serum (BELITZ dan GROSCH, 2005;
mempunyai peran yang lebih baik dari CO dalam menu- ASTUTI, 2005).
runkan kadar kolesterol total serta mampu meningkatkan Pada pembahasan sebelumnya telah disampaikan
kolesterol HDL pada serum dan jaringan tikus Sprague bahwa ada dua faktor yang sangat penting yang menyebab-
Dawley. WIDINUGRAHENI (2007) menyatakan bahwa VCO kan peran kesehatan yang lebih tinggi dari VCO diban-
dapat menaikkan kadar HDL serta menurunkan kadar LDL dingkan CO, yakni kandungan MCT serta beberapa vitamin
darah tikus putih. Adanya peran VCO dalam meningkatkan dan komponen fenolik seperti vitamin E, provitamin A, dan
kadar HDL diduga berhubungan dengan menurunnya kadar polifenol (disebut komponen tidak tersabunkan). Diduga
kolesterol dalam darah. Peran HDL adalah sebagai pengam-
efek sinergis dari MCT dan komponen tidak tersabunkan
bil kolesterol bebas pada fraksi lipoprotein dan jaringan lain
dari VCO menyebabkan peran fungsional yang superior
dan membawa ester kolesterol yang dihasilkan kembali ke
dari VCO.
hati.
Dalam penelitian ini diketahui bahwa diet VCO dan
emulsi VCO memberikan efek yang sama dalam menurun-
Kadar Kolesterol LDL kan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, serta dalam me-
ningkatkan kadar HDL. Dengan demikian, diduga meski-
pun kandungan MCT dalam emulsi VCO lebih rendah dari
Berdasarkan hasil uji Anova, diketahui bahwa rata- VCO (97%), tetapi kekurangan tersebut dapat diatasi de-
rata kadar kolesterol LDL dari ketiga kelompok tikus pada ngan penambahan vitamin yang terkandung dalam sari buah
akhir masa perlakuan secara signifikan adalah berbeda. nenas yang dapat bersinergis dengan komponen tidak
Dari uji LSD diketahui bahwa terjadi perbedaan yang tersabunkan dari VCO. Menurut HO (1992) serta JIALAL dan
signifikan pada kadar kolesterol LDL antara kelompok DEVARAJ (1997), produk alami seperti buah-buahan dilapor-
kontrol dengan kelompok emulsi VCO dan VCO (α < kan mempunyai komponen fungsional seperti vitamin yang
0,05), tetapi juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, bahkan mem-
antara kelompok emulsi VCO dan kelompok VCO (α > punyai kemampuan mencegah penyakit degeneratif. Lebih
0,05). Hal tersebut juga menunjukkan bahwa diet emulsi lanjut MADHAVI dan SALUNKHE (1996) mengemukakan
VCO dan VCO mempunyai efek yang sama dalam bahwa sari buah nenas memiliki kandungan antioksidan
menurunkan kadar kolesterol LDL darah tikus. Kurva rata- yang tinggi. Komponen yang berperan tersebut bukan
rata kadar kolesterol LDL disajikan pada Gambar 2C. hanya karena adanya asam askorbat, karotenoid (provitamin

22
FETI FATIMAH dan BARLINA RINDENGAN : Pengaruh diet emulsi virgin coconut oil (VCO) terhadap profil lipid tikus putih (Rattus norvegicus)

A), maupun alfa tokoferol (vitamin E), tetapi juga karena HARDININGSIH, R. dan N. NURHIDAYAT. 2006. Pengaruh
adanya flavonoid dan asam-asam fenolat. Disamping itu, pemberian pakan hiperkolesterolemia terhadap
buah-buahan seperti nenas juga mengandung pektin (BELITZ bobot badan tikus wistar yang diberi bakteri asam
dan GROSCH, 2005). Pektin dapat menurunkan kadar laktat. Biodiversitas. 7(2):127.
kolesterol LDL dan triasil gliserol serum secara signifikan HO, C.T. 1992. Phenolic compounds in food. In: HO, C.T.,
(ASTUTI, 2005). C.Y.LEE, and M.T. HUANG (Eds.). Phenolic
compounds in food and their effects on health. J.
Am. Chem. Soc. Washington DC. p.2-7.
KESIMPULAN JIALAL, J. and S. DEVARAJ. 1997. Assessment of LDL
Oxidation: In vivo and ex vivo Measurement. Dalam:
Aroma, O.I. dan S.L. Cuppets (Eds.). Antioxidant
Kandungan asam laurat dalam VCO murni (47,14%) Methodology: In vivo and In vitro Concepts., AOCS
hampir sama dengan emulsi VCO (46,14%). Tikus-tikus Press, Champaign, Illinois.
yang diberi diet VCO baik sebelum diuji maupun sesudah MADHAVI, D.L. and D.K. SALUNKHE. 1996. Technological
diuji mengalami kenaikan berat badan lebih kecil (4,4 g) Aspects of Food Antioxidants. In: MADHAVI,
dibandingkan kelompok VCO murni (13,25 g) dan kelom- D.L., S.S. DESHPANDE, and D.K. SALUNKHE
pok kontrol (38,22 g). Diet 0,945 ml VCO murni dan 3,78 (eds.). Food Antioxidants, Technological, Toxicolo-
ml emulsi VCO pada tikus selama 7 hari dapat menurunkan gical, and Health Perspectives. Marcel Dekker, Inc.,
kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, serta New York, 268p.
meningkatkan kadar kolesterol HDL darah tikus wistar MOHAMED, A.I., A.S. HUSSEIN., S.J. BATHENA, and Y.S. HAFEZ.
secara signifikan (α=0,05), sedangkan penurunan kadar 2002. The effect of dietary menhaden, olive, and
triasil gliserol hanya terjadi pada perlakuan emulsi VCO coconut oil fed with three levels of vitamin E on
(α=0,05). plasma and liver lipids and plasma fatty acid
composition in rats. J. Nutr. Biochem. Vol.13: 435-
441.
UCAPAN TERIMA KASIH NEVIN, K.G. and T. RAJAMOHAN. 2004. Beneficial effect of
virgin coconut oil on lipid parameters and in vitro
LDL oxidation. Clin. Biochem. 37:830-835.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Badan NEVIN, K.G. and T. RAJAMOHAN. 2006. Virgin coconut oil
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian supplemented diet increases the antioxidant status in
Pertanian yang telah mendanai kegiatan penelitian ini rats. Food Chem. 99: 260-266.
melalui proyek kerjasama antara Balai Penelitian Tanaman NEVIN, K.G. and T. RAJAMOHAN. 2008. Influnce of virgin
Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) dengan Universitas coconut oil on blood coagulation factor, lipid levels,
Sam Ratulangi Manado. and LDL oxidation in cholesterol fed sprague-
dawley rats, e-SPEN, The European e-Journal of
Clinical Nutrition and Metabolism. Vol. 3: e1-e8.
DAFTAR PUSTAKA OOPIK,V., S. TIMPMANN, L. MEDIJAINEN, and H. HEMBERG.
2001. Effects of medium chain triglyceride ingestion
on energy metabolism and endurance performance
ASTUTI, S. 2005. Pengaruh Pemberian Pektin Kulit Jeruk capacity in well-trained runners. Nutr. Res. 21:1125-
Lemon dalam Ransum terhadap Kadar Kolesterol, 1135.
Triasil Gliserol, LDL, dan HDL Serum Tikus. SANTOZ, R.R., R.C. LAYGO, and D.A. PAYAWAL. 2005. The
Laporan Hasil Penelitian Pengembangan IPTEK, antioxidant effect of VCO on lipid peroxidation.
Fakultas Pertanian UNILA, Lampung. Hal.30-33 Phil. J. Internal Medicine. 43:199-204.
(tidak dipublikasikan) SUTARMI dan H. ROZALINE. 2005. Taklukkan penyakit
AOAC. 1990. Official Methods of Analysis. Assoc. Offic.
dengan VCO. Penebar Swadaya Jakarta. 7: 24-28.
Anal. Chem., Washington DC. p.964-965. TANGKA, J. 2003. Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Tuna
BELITZ, H.D. and W. GROSCH. 2005. Food Chemistry. Second
(Thunnus albacores) terhadap Kadar Kolesterol
edition. Springer-Verlag Berlin, 289 - 433pp. Total, Kolesterol LDL, Kolesterol HDL, dan Triasil
DAYRIT, C.S. 2003. Coconut oil: Atherogenic or Not?,
gliserol pada Darah Tikus dengan Hiper-
Philippine Journal of Cardiology. 31(3) : 97-104. kolesterolemia. Tesis Program Pasca Sarjana,
ENIG, M.E. 2000. Know Your Fat:Complete Primer for
Universitas Airlangga, Surabaya.
Understanding the Nutrition Fat, Oils, and TENSISKA, I.S. SETIASIH, dan D. IRAWATI. 2007. Deskripsi
Cholesterol. Bethesda Press.132p. minuman emulsi VCO pada berbagai jumlah
FIFE, B.C.N.N.D. 2005. Coconut Oil Miracle. PT Bhuana Ilmu
penambahan air. Prosiding Seminar Nasional Patpi,
Populer, Kelompok Gramedia, Jakarta. Hal.35-138. Bandung. 17-18.

23
JURNAL LITTRI VOL. 17 NO. 1, MARET 2011 : 18 - 24

VILLARINO, B.J., L.M. DY, and MA.C.C. LIZADA. 2007. WIDINUGRAHENI, A.I. 2007. Pengaruh Pemberian Virgin
Descriptive sensory evaluation of virgin coconut oil Coconut Oil pada Kadar HDL dan LDL Darah Tikus
and refined, bleached, and deodorized coconut oil. Putih. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Food Science and Technology, 40, 193-199. Sebelas Maret, Surakarta.p.25-26.

24

Anda mungkin juga menyukai