Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Mobilitas Sosial

Untuk memahami definisi keseluruhan dari materi ini, kamu harus memahami beberapa
pengertian dari pakar sosiologi. Menurut William Kornblum, mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial
lainnya.

Lalu, pendapat kedua yang harus kamu ketahui ialah dari Michael S. Bassis. Menurutnya,
mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang
mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

Pengertian ketiga yang kudu kamu pelajari ialah pendapat dari H. Edward Ransford. Ia berpendapat,
mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.

Dan, pendapat terakhir dari Kimball Young dan Raymond W. Mack. Menurut kedua sosiolog
tersebut, pengertian mobilitas sosial adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.

Nah, dari beberapa pendapat tersebut, ada tiga hal pokok menyangkut mobilitas sosial. Pertama, perubahan
kelas sosial, baik ke atas maupun ke bawah. Kedua, dialami oleh manusia sebagai individu maupun
berkelompok. Dan, ketiga, terjadinya dampak sosial terhadap kelas sosial baru yang diperoleh individu
atau kelompok.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perubahan kelas sosial baik
dialami oleh individu ataupun berkelompok dan perubahan itu berdampak pada individu atau
kelompok tersebut.

Faktor yang Memengaruhi


Quipperian, kamu tahu tidak mobilitas sosial itu ada faktor-faktor yang memengaruhinya? Ya,
benar! Ada banyak faktor yang memengaruhi, lho. Setidaknya ada lima faktor, yaitu:

1. Perubahan Kondisi Sosial


Struktur kelas dan kasta dalam masyarakat dapat berubah karena terjadi perubahan di dalam atau di luar
masyarakat itu sendiri. Misalnya, kemajuan dalam bidang teknologi yang digunakan dalam perindustrian
dapat membuka kemungkinan terjadinya mobilitas ke atas.

2. Ekspansi Teritorial dan Gerak Penduduk


Ekspansi sosial dan perpindahan penduduk yang cepat merupakan bukti terjadinya mobilitas sosial.
Misalnya, petani desa yang mengadu nasib ke kota menjadi pedagang. Usaha dagang yang dilakukan
berhasil kemudian menjadi orang kaya. Dengan begitu, petani tadi melakukan mobilitas geografis (dari
desa ke kota), mobilitas horizontal, yakni dari profesi petani ke pedagang, dan mobilitas vertikal, yakni
dari orang miskin menjadi orang kaya.

3. Pembatasan Komunikasi
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara anggota strata sosial yang berbeda akan menghalangi
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Situasi-situasi pembatasan komunikasi tersebut
akhirnya memengaruhi mobilitas sosial.

4. Pembagian Kerja
Terjadinya mobilitas relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Bila dalam masyarakat
terjadi spesialisasi kerja yang sangat ketat, maka tingkat mobilitas sosial itu akan menjadi lemah.

Spesialisasi kerja yang sangat ketat itu menuntut keterampilan yang tinggi. Hal tersebut akan
menyulitkan seseorang berpindah profesi. Perpindahan dari satu profesi ke profesi lainnya
memiliki arti memperlemah perpindahan strata yang satu ke strata yang lain.
5. Tingkat Natalitas atau Kelahiran
Tingkat natalitas atau kelahiran juga memengaruhi mobilitas sosial. Sebab, tingkat kelahiran yang tinggi
dari kelas-kelas sosial rendah membatasi anggota-anggota keluarga meningkatkan kelas sosialnya.

Kesulitan mobilitas tersebut diakibatkan oleh rendahnya tingkat kehidupan ekonomis mereka. Di
pihak lain, kelas-kelas yang lebih tinggi akan menciptakan “kevakuman sosial” dalam
masyarakat pada saat mereka membatasi angka kelahiran.

Faktor Timbal Balik

Selain faktor yang memengaruhinya, ada pula faktor-faktor yang memiliki hubungan timbal balik
dengan mobilitas sosial. Faktor-faktor tersebut ialah ukuran keluarga, pendidikan, jenis kelamin
dan nomor urut dalam keluarga, perkawinan, penundaan kepuasan, ras dan suku, dan program
pemerintah. Simak penjelasan lebih lanjut di bawah, ya.

1. Ukuran Keluarga
Pada faktor pertama, yakni ukuran keluarga, terkait dengan jumlah anggota keluarga. Keluarga yang
jumlah anggotanya banyak relatif kurang aktif bila dibandingkan dengan keluarga yang anggotanya
sedikit. Dengan demikian, anak-anak  yang berasal dari keluarga kecil (umumnya terdapat di daerah
perkotaan) mempunyai peluang atau kesempatan yang lebih besar untuk mencapai mobilitas sosial vertikal
naik dibandingkan dengan anak-anak yang berasal dari keluarga berjumlah besar di pedesaan.

2. Pendidikan
Faktor pendidikan pun ikut memengaruhi hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial, khususnya
mobilitas vertikal. Sebab, pendidikan formal masih dipandang sebagai aset utama dalam meraih pekerjaan.
3. Jenis Kelamin & Nomor Urut dalam Keluarga
Ketiga, faktor jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga memengaruhi dalam hal kesempatan bertarung
untuk mobilitas vertikal dalam suatu keluarga. Sebab, masih ada sentimen atau perbedaan perlakuan antara
anak laki-laki dengan anak perempuan.

Selain itu, kesempatan untuk naik dalam mobilitas vertikal lebih besar terbuka kepada anak
pertama dalam keluarga. Dengan begitu, jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga juga
memengaruhi mobilitas sosial, khususnya di dalam masyarakat Indonesia.

4. Perkawinan
Faktor keempat ialah perkawinan. Mobilitas sosial vertikal naik dapat juga diperoleh melalui perkawinan.
Misalnya, seseorang yang semula berasal dari kelas sosial yang rendah ketika menikah dengan pasangan
yang memiliki kelas sosial tinggi, maka ia masuk dalam kelas sosial pasangan yang lebih tinggi.

5. Penundaan Kepuasan
Kemudian, faktor kelima, penundaan kepuasan merupakan faktor yang memiliki hubungan timbal balik.
Penundaan kepuasan ini memiliki pengertian penangguhan hasil langsung untuk dipetik di masa yang akan
datang dengan jumlah hasil yang lebih besar.

6. Ras dan Suku


Faktor yang memengaruhi hubungan timbal balik mobilitas sosial keenam yakni ras dan suku. Alasan
faktor ini memengaruhi karena ras dan suku berhubungan dengan terciptanya peluang bagi seseorang
untuk mencapai mobilitas vertikal. Diskriminasi terhadap suatu golongan ras dan suku tertentu sejatinya
masih terjadi dalam dunia bisnis, industri, dan pendidikan. Oleh sebab itu, identitas ras dan suku yang
dimiliki seseorang sedikit banyaknya memiliki faktor hubungan timbal balik dalam mobilitas sosial.

7. Program Pemerintah
Dan, faktor terakhir, yakni program pemerintah, memengaruhi dalam hal adanya peluang bagi seseorang
atau kelompok untuk ikut dalam dinamika mobilitas sosial. Sebab, pemerintah melalui programnya
memberikan kesempatan bagi kelas bawah dan menengah untuk memasuki lapisan sosial yang lebih tinggi.
Misalnya, program pemberian beasiswa pendidikan atau terbukanya kuota lebih besari di Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) bagi keluarga yang tidak mampu.

Bentuk Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial memiliki beberapa bentuk, yakni vertikal, horizontal, antargenerasi dan intragenerasi,
lateral atau geografis, dan struktural. Simak penjabarannya lebih lengkap di bawah ini, yuk.

Vertikal & Horizontal


Mobilitas sosial vertikal memiliki pengertian perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Secara umum, mobilitas sosial
vertikal terbagi dua, yakni vertikal ke atas (social climbing) dan vertikal ke bawah (social sinking).

Lalu, mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Adapun, mobilitas sosial horizontal
tidak menimbulkan pengaruh sosial secara langsung terhadap status sosial seseorang. Akan
tetapi, perubahan dapat memberikan penyegaran karena bertambahnya pengalaman dan
pengetahuan baru.

Antargenerasi & Intragenerasi


Nah, sementara itu mobilitas sosial antargenerasi merupakan mobilitas dua generasi atau lebih. Mobilitas
ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Sedangkan,
mobilitas sosial intragenerasi adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Lateral & Struktural
Mobilitas sosial lateral atau geografis merupakan mobilitas baik secara individu ataupun kelompok, dari
unit wilayah satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang.
Mobilitas lateral dibagi menjadi dua, pertama, permanen yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan
perpindahan menetap/permanen, dan tidak permanen, yakni segala bentuk mobilitas individu atau
kelompok yang bersifat sementara.

Terakhir, mobilitas struktural memiliki pengertian  mobilitas yang disebabkan oleh inovasi
teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang
mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Sumber:
Materi Pembelajaran Quipper Video Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI SMA Semester 1: Mobilitas Sosial
Materi Video Pembelajaran Quipper Video Mata Pelajaran Sosiologi Kelas XI SMA Semester 1: Mobilitas
Sosial
Penulis: Muhammad Khairil

Anda mungkin juga menyukai