Anda di halaman 1dari 11

JURNAL HUTAN LESTARI (2018)

Vol. 6 (4) : 988 – 1008

PENGARUH TINGGI MUKA AIR TANAH TERHADAP BEBERAPA SIFAT


FISIK DAN KIMIA TANAH GAMBUT DI DESA KUALA DUA
KABUPATEN KUBU RAYA

(Effect of water table level on some peatland chemical and physical properties of Kuala Dua
village, Kubu Raya regency)

Darbin Simatupang, Dwi Astiani, Tri Widiastuti


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak. Jl. Daya Nasional Pontianak 78124
Email : darbinsimatupang3@gmail.com

Abstract
Peatland is the result of organic matter accumulation from the decaying vegetation with
naturally occuring through long term decomposition processes. The purpose of this study was to
gain the information about the effect of water table level on some peatland chemical and
physical properties of Kuala Dua village, Kubu Raya regency. The method used in this study
was experiment al study the soil samples on 3 (three) water table levels were while examinated.
Experimental study with completely randomized design using soil sampels of three water table
levels 30 cm, 50 cm, and 80 cm with three replication. The result of this study showed that the
depth 0-40 cm of water table level had the range values of soil water contents (397,3-460,5%),
soil bulk density (0,18-0,25g/cm3), cation exchange capacity (116,4-118,4 mEq), soil organic
carbon (56,8-57,5%), nitrogen (1,89-1,91%), soil phosporus (38,84-267,17%), soil humidity
(8,2-9,9 %RH), soil potential hydrogen (3,04-3,17) and soil temperature (27,3-29,3˚C). Base on
the results, soil temperature and soil humidity were effected by peatland water table level, while
the others properties were not impacted.
Keywords : chemical properties, peatland, peatland managemen, physical properties

PENDAHULUAN Selama ini pengelolaan gambut seperti


Lahan gambut merupakan lahan hasil pertanian dan perkebunan di lahan gambut
akumulasi timbunan bahan organik yang selalu dilakukan dengan menurunkan level
berasal dari pelapukan vegetasi yang air tanah dengan cara membangun parit dan
tumbuh disekitarnya dan terbentuk secara saluran drainase. Oleh karena itu perlu
alami dalam jangka waktu yang lama. suatu pengaturan dan pengelolaan tata air
Menurut (Wahyunto et al. 2011) Indonesia dengan baik, sehingga tanaman dapat
merupakan negara yang memiliki areal berkembang dan tumbuh dengan baik,
gambut terluas di zona tropis, yakni namun tetap melestarikan lahan gambut
mencapai 70% dari luas gambut di asia yang di buka.
tenggara. Luas gambut Indonesia mencapai Sifat fisik dan kimia merupakan sifat-
21 juta ha, yang tersebar di pulau Sumatera sifat tanah gambut yang penting
(35%), Kalimantan (32%), Papua (30%) diperhatikan dalam pengelolaan lahan
dan pulau lainnya (3%), di Kalimantan gambut terutama dengan melakukan
Barat, luas gambut mencapai 1,73 juta ha. pengelolaan air (water management)
Pada lahan gambut, ketergenangan air/letak termasuk pengaturan tinggi muka air
ketinggian air tanah sangat bervariasi. (TMA) tanah. Sifat fisik yang khas pada

998
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

gambut adalah penurunan muka lahan muka air tanah yang bervariasi dalam
(subsidence) dan mudah tererosi baik oleh pengelolaan lahan gambut.
air. Bobot isi gambut nilainya sangat rendah METODE PENELITIAN
apabila dibandingkan dengan bobot isi Penelitian ini dilaksanakan di lahan
tanah mineral. Jika mengalami kekeringan gambut Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu
kadar air < 100%, gambut kehilangan Raya. Penelitian berlangsung selama 2 hari
kemampuan menyerap air (irreversible di lapangan yaitu pada tanggal 4 dan 6 Juni
drying) dan menjadi bahan organik kering 2018. Dilanjutkan dengan analisis di
yang tidak cocok untuk digunakan sebagai Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah
media bercocok tanam dan kehilangan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura
fungsinya sebagai tanah (Agus et al, 2008). Pontianak selama 2 bulan dari bulan Juni
Pembukaan lahan gambut untuk fungsi sampai dengan Agustus 2018. Bahan
lain (pertanian dan perkebunan) dan kondisi penelitian ini adalah tanah gambut sebagai
lahan hutan rawa gambut yang selalu basah contoh tanah yang diambil dari Desa Kuala
secara bersamaan dapat menyebabkan Dua Kabupaten Kubu Raya. Penelitian ini
perubahan kondisi tanah sampai 1 meter. dilakukan dengan metode experimen /
Perubahan TMA berdampak pada percobaan, analisis menggunakan
peningkatan emisi di lahan gambut (Astiani rancangan acak lengkap (taraf 1% dan 5%)
et al, 2017). Turunnya air tanah dan pengambilan sampel tanah dilakukan
mengakibatkan pori tanah menjadi kering secara purposive karena kondisi TMA yang
yang dapat mempercepat proses tidak seragam dan perbedaan bentuk lahan,
dekomposisi gambut dan lahan. yaitu mengambil sampel tanah di lapangan
Kekeringan terjadi dalam waktu yang sama seperti perlakuan tinggi muka air
cukup lama dan akan menyebabkan perlakuan di parit perlakuan penelitian ini
gambut kering permanen. adalah TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm di
Belum diketahui bagaimana kondisi Desa Kuala Dua Kabupaten Kubu Raya.
tanah dan lahan yang berhubungan dengan Data utama sifat fisik tanah gambut
kekeringan tersebut. Oleh karena itu perlu dalam penelitian ini yaitu kelembaban
kajian tentang sifat-sifat tanah gambut dan tanah, suhu tanah, kadar air, bobot isi dan
dampak dari perubahan TMA tanah di data utama sifat kimia gambut yaitu pH
lahan gambut. Hal ini bertujuan untuk tanah, C-Organik, kapasitas tukar kation,
mengetahui pengaruh TMA tanah terhadap nitrogen dan fosfor diperoleh dari
sifat fisik dan kimia tanah gambut untuk pengambilan sampel tanah dan pengukuran
pengelolaan lahan gambut. Penelitian ini di lapangan serta analisis di laboratorium.
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Data sekunder yang diperlukan dalam
tinggi muka air tanah terhadap beberapa penelitian ini adalah data keadaan umum
sifat fisik dan kimia tanah gambut. Manfaat lokasi penelitian dan peta lokasi penelitian
penelitian adalah sebagai sumber informasi dengan skala 1: 6.000.
tentang apa yang terjadi terhadap sifat fisik Penentuan titik pengambilan contoh
dan kimia lahan gambut pada kondisi tinggi tanah berdasarkan survei awal dimana titik-

999
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

titik pengukuran sudah ditetapkan. laboratorium. Sedangkan untuk analisis


Pengukuran sifat fisik dilakukan di kadar air dan bobot isi tidak dikomposit.
lapangan seperti TMA pada waktu HASIL DAN PEMBAHASAN
pengambilan contoh tanah, pH, Hasil analisis rerata data sifat fisik dan
kelembaban dan suhu sedangkan untuk kimia tanah gambut yang dilakukan
sifat kimia langsung dilakukan di disajikan pada Tabel 1, yaitu hasil analisis
laboratorium. Pengukuran langsung di tanah yang di lakukan di Laboratorium
lapangan sebanyak 3 ulangan, setiap Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas
ulangan merupakan hasil komposit dari 3 Pertanian Universitas Tanjungpura.
contoh gambut untuk di analisis
Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Pada Tinggi Muka Air 30 cm, 50 cm Dan 80 cm (Results
Of Soil Analysis On Water Table Levels Of 30 cm, 50 cm, and 80 cm)
Tinggi Parameter (sifat fisik Titik 1 Titik 2 Titik 3 Rerata
Muka dan kimia tanah
Air gambut) 0-40 cm 0-40 cm 0-40 cm 0-40 cm
Kadar air 404,65 443,1 416,05 421,25
Bobot isi 0,21 0,14 0,22 0,23
Kapasitas Tukar Kation 117,5 116,9 118,06 117,5
Nitrogen 1,90 1,89 1,90 1,90
30 cm C-organik 84,97 57,32 57,03 57,09
Phosphor 98,61 62,97 120,04 89,33
pH tanah 3,04 3,04 3,27 3,17
Suhu Tanah 29 29 30 29,33
Kelembaban Tanah 10 10 9,5 9,83
Kadar air 420,45 447,75 476,35 449,9
Bobot isi 0,24 0,21 0,20 0,23
Kapasitas Tukar Kation 118,6 118,7 117,55 117,75
Nitrogen 1,9 1,93 1,90 1,91
50 cm C-organik 57,32 57,42 57,32 57,35
Phosphor 34,04 31,78 54,74 40,19
pH tanah 3,04 3,25 3 3,09
Suhu Tanah 27 28 28 27,67
Kelembaban Tanah 9 7,50 8 8,17
Kadar air 372,95 429 390,8 398,45
Bobot isi 0,22 0,20 0,20 0,21
Kapasitas Tukar Kation 117,70 115,10 117,25 116,70
Nitrogen 1,93 1,91 1,90 1,91
80 cm C-organik 57,13 56,64 56,74 56,83
Phosphor 82,54 317,55 137 179,05
pH tanah 2,93 2,82 3,36 3,04
Suhu Tanah 28 27 27 27,33
Kelembaban Tanah 9,50 6,50 8,50 8,17

1000
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

Sifat Fisik Tanah Gambut namun tidak terjadi pada kedalaman 50


Sifat fisik tanah gambut merupakan cm, hal ini dapat saja dipengaruhi
kunci penentu kualitas suatu lahan dan karena kondisi lokasi gambut yang
lingkungan. Secara umum lahan dengan cenderung bervariasi dan contoh tanah
sifat fisik yang baik akan memberikan yang diambil di lapangan karena
kualitas yang baik juga. Hal ini bersifat representatif. Berikut disajikan
biasanya digunakan sebagai parameter hasil analisis kadar air yang didapat
dalam bidang penentuan suatu lahan dalam penelitian ini dalam bentuk
untuk pertanian. Sifat fisika tanah grafik (gambar 1):
diambil sebagai pertimbangan pertama 500
dalam menentukan suatu lahan

Kadar Air
450
pertanian (Yulnafatmawati et al, 2007). 0-20
Hasil penelitian yang didapat setelah 400 >20-40
dianalisis.
1. Kadar Air 350
TMA 30 cm TMA 50 cm TMA 80 cm
Kadar air merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi sifat Gambar 1. Grafik Rata-rata Kadar Air Pada
TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm
fisik tanah gambut. Tanah gambut
(On the average Graph 30 cm, 50
mempunyai kapasitas mengikat atau cm, and 80 cm Water Table levels
memegang air yang relatif sangat tinggi Soil water Contens)
atas dasar berat kering. Secara umum 2. Bobot Isi
bagian atas gambut di lokasi penelitian Bobot isi tanah gambut dipengaruhi
termasuk gambut yang sudah kering oleh kadar air. Jika kadar air tinggi maka
karena telah dibuat drainase/parit bobot isi akan otomatis rendah. Bobot isi
(Suswati et al, 2011). Uji sidik ragam gambut bervariasi yaitu berkisar antara 0,1
RAL dengan taraf 1% dan 5 % sampai 2 gr/cm3 tergantung pada tingkat
terhadap 3 TMA dengan kedalaman 0- dekomposisinya. Dari hasil penelitian
20 cm hingga kedalaman > 20-40 cm. yang didapat menurut hasil analisis yang
Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat dilakukan 3 TMA tidak berpengaruh nyata
kematangan gambut yang homogen di terhadap perubahan sifat fisik tanah
lokasi penelitian. Noor (2001), menurut uji sidik ragam RAL dengan
menyebutkan kemampuan menjerap taraf 1% dan 5 %. Dapat dilihat bahwa
(absorbing) dan memegang (retaining) setiap TMA tidak berpengaruh terhadap
air dari gambut tergantung pada kondisi perubahan sifat fisika tanah.
gambutnya. Faktor yang mempengaruhi nilai
Secara teori TMA akan bobot isi tidak berbeda nyata disebabkan
mempengaruhi kadar air, semakin jauh oleh jenis gambut yang homogen di lokasi
tinggi air dari permukaan gambut penelitian dan kadar air yang hampir sama
cenderung meningkatkan kadar air di tiap tinggi muka air. Nilai bobot isi
seperti pada TMA 30 cm dan 80 cm, sangat ditentukan oleh tingkat pelapukan

1001
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

atau dekomposisi sehingga kemungkinan dengan taraf 1% dan 5 %, dapat dilihat


proses dekomposisi yang terjadi di tiap bahwa suhu tanah berpengaruh nyata
TMA cenderung sama. Proses terhadap TMA dimana TMA 30 cm
dekomposisi hanya dapat berlangsung jika merupakan yang paling tinggi.
tersedia cukup oksigen air dan jasad Kemungkinan hal ini disebabkan
rendah sehingga proses pelapukan oleh perbedaan tanaman penyusun
berlangsung sangat lama. lokasi pengambilan sampel dimana di
Meski belum sepenuhnya TMA 30 cm lebih terbuka dengan
berpengaruh nyata, TMA cenderung tanaman nenas dan TMA 50 cm dan
meningkatkan bobot isi, jika TMA sendiri TMA 80 cm lebih tertutup oleh
jauh dari permukaan tanah, perubahan tumbuhan pakis yang padat sehingga
terjadi pada kedalaman > 20-40 cm karena dapat mengurangi radiasi yang diterima
air tanah yang masih tersedia disetiap oleh tanah. Hal ini merujuk pada
kedalaman mempengaruhi kepadatan penelitian Ridha (2012), penurunan
partikel gambut. Air yang menutupi suhu tanah oleh mulsa disebabkan
masuknya udara ke tubuh tanah akan karena penggunaan mulsa dapat
menghalangi atau menghambat hidupnya mengurangi radiasi yang diterima dan
bakteri-bakteri aerob Wirjodiharjo (1962). diserap oleh tanah sehingga dapat
Berikut disajikan hasil anlisis data rerata menurunkan suhu tanah. Artinya jika
bobot isi dalam bentuk grafik (gambar 2) tanah gambut tertutup maka suhu
1,0 tanahnya akan lebih rendah. Hasil
Bobot Isi (gr/cm3)

0,8 analisis data rerata suhu tanah yang


0,6 menunjukkan pengaruh nyata terhdap
0-20
0,4 tinggi muka air tanah disajikan dalam
0,2 20-40
bentuk grafik (gambar 3) berikut.
0,0
TMA 30 TMA 50 TMA 80
cm cm cm 30
Suhu Tanah ˚C

Gambar 2. Grafik Rata-rata Bobot Isi Pada


28
TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm
(On the average Graph 30 cm, 50
cm, and 80 cm of Bulk Density) 26
TMA 30 cm TMA 50 cm TMA 80 cm

3. Suhu Tanah
Gambar 3. Grafik Rata-rata Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan salah satu Pada TMA 30 cm, 50 cm dan 80
sifat fisik tanah yang sangat cm (On the average Graph 30
mempengaruhi proses-proses pelapukan cm, 50 cm, and 80 cm of Soil
bahan organik di tanah gambut. Dari Temperature)
hasil penelitian ini suhu tanah pada 4. Kelembaban Tanah
TMA 30 cm memiliki nilai rata-rata Kelembaban tanah pada suatu areal
suhu tanah 29,3˚C lebih tinggi sangat dipengaruhi oleh besarnya
dibandingkan dengan 50 cm dan 80 cm tingkat kadar air di dalam tanah.
dan menurut uji sidik ragam RAL Kelembaban tanah merupakan salah

1002
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

satu faktor yang dapat menentukan 5. Sifat Kimia Tanah Gambut


tingkat kekeringan suatu areal. Secara Sifat kimia tanah gambut terdiri dari
umum jika semakin tinggi tingkat bahan organik dan berbagai senyawa-
kelembaban suatu lahan maka semakin senyawa penyusun lain. Bahan organik
kecil peluang terjadinya kekeringan dalam gambut mencapai 60% dari
pada lahan tersebut. bahan kering, sedangkan kandungan
Pengukuran yang dilakukan untuk komponen lain adalah sekitar 11 %.
mencari kelembaban tanah adalah Sifat kimia gambut juga memiliki
diukur langsung dilapangan dan diambil variasi yang berbeda-berbeda di tiap
di 3 titik pengambilan contoh tanah. lokasinya (Hartatik et al, 2004). Secara
Dari hasil yang di dapat setiap TMA umum sifat kimia gambut sangat
menunjukkan variasi nilai kelembaban dipengaruhi oleh faktor
tanah yang berbeda-beda yaitu antara 98 dekomposisinya. Dalam penelitian ini
– 82 %RH. Dapat dilihat ada variasi beberapa sifat kimia gambut dianalisis
antara TMA, namun menurut uji sidik untuk mengetahui pengaruhnya
ragam RAL, kelembaban tanah tidak terhadap TMA. Hasil yang didapat yaitu
berbeda nyata karena keadaan lokasi sebagai berikut:
pengukuran kelembaban/pengambilan a. pH Tanah
contoh tanah cenderung homogen. Reaksi tanah (pH tanah)
Lokasi penelitian ditutupi oleh vegetasi menunjukkan sifat kemasaman dan
yang cukup padat dan jarak antar titik- alkalinitas tanah yang dinyatakan
titik pengukuran/pengambilan contoh dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan
tanah jaraknya tidak jauh sehingga konsentrasi ion hidrogen (H) dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi tanah. Semakin banyak H dalam tanah
kelembaban tanah seperti pergerakan maka semakin masam tanah tersebut.
angin, tekanan udara akan cenderung Tanah gambut mempunyai nilai pH
sama. Hasil analisis data rerata yang rendah yang berkisar antara 3-5.
kelembaban tanah disajikan dlam Tanah gambut di Indonesia sebagian
bentuk grafik (gambar 4) sebagai besar bereaksi masam hingga sangat
berikut. masam dengan pH < 4,0. Tingkat
150,000 kemasaman tanah gambut berhubungan
Kelemaban Tanah

100,000 erat dengan kandungan asam-asam


%RH

50,000
organik, yaitu asam humat dan asam
fulvat (Andriesse, 1974).
0,000
TMA 30 TMA 50 TMA 80 Bahan organik yang telah
cm cm cm
mengalami dekomposisi mempunyai
Gambar 4. Grafik Rata-rata Kelembaban gugus reaktif karboksil dan fenol yang
Tanah Pada TMA 30 cm, 50 cm
bersifat sebagai asam lemah.
dan 80 cm (On the average
Graph 30 cm, 50 cm, and 80 cm Kemasaman tanah gambut cenderung
of Soil Moisture) menurun seiring dengan kedalaman

1003
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

gambut, namun meningkat jika tanah organik di tanah gambut membutuhkan


gambut sudah dikelola dan sudah waktu yang cukup lama.
mengalami tingkat kematangan yang Dari hasil penelitian yang didapat
tinggi. Hal tersebut yang mempengaruhi dari 3 ulangan sampel diambil dari tiap
pH tanah dalam penelitian ini sehingga TMA nilai rata-rata C-Organiknya tidak
tidak berpengaruh karena lokasi berbeda nyata namun bervariasi. Dapat
penelitian adalah lahan gambut bekas dilihat variasi nilai rata-rata tiap TMA
terbakar yang mengakibatkan pH di pada kedalaman 0-20 cm berkisar antara
lokasi penelitian homogen. Dari hasi 69,90% - 56,78% dan kedalaman > 20-
penelitian ini dapat dilihat bahwa 40 cm berkisar antara 57,29% - 69,90%.
perbedaan TMA dapat mempengaruhi Bahan organik tanah merupakan salah
nilai pH namun tidak berpengaruh satu bahan pembentuk agregat tanah,
nyata. Berikut disajikan grafik (gambar yang mempunyai peran sebagai bahan
5) bahwa pH tanah menunjukkan variasi perekat antar partikel tanah untuk
yang berbeda namun menurut uji sidik bersatu menjadi agregat tanah, sehingga
ragam RAL pH tanah tidak berbeda bahan organik penting dalam
nyata. pembentukan struktur tanah. Perlakuan
3,15 kedalaman muka air tanah 60-70 cm
3,10
pH Tanah

cenderung meningkatkan C-Organik


3,05
3,00 pada tanah gambut dan berbeda tidak
2,95 nyata (Romadoni et al, 2016).
TMA 30 cm TMA 50 cm TMA 80 cm
Berdasarkan hasil analisis tanah
Gambar 5. Grafik Rata-rata pH Tanah Pada yang diuji di laboratorium pengaruh
TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm
(On the average Graph 30 cm, 50 TMA terhadap perubahan sifat kimia
cm, and 80 cm of Soil Potential tanah yaitu C-Organik tidak berbeda
Hydrogen) nyata menurut sidik ragam RAL dengan
b. C-organik
taraf 1% dan 5 %. Hal ini mungkin
C-organik merupakan indikator
disebabkan karena pelapukan bahan
dalam penentuan kualitas bahan organik
organik di tanah gambut berlangsung
yang sangat berkaitan dengan laju
sangat lama, sehingga saat waktu
dekomposisi tanah. Tingkat kematangan
penelitian yaitu saat dibuat perlakuan
gambut dapat menunjukkan bahwa jika
TMA belum mengalami pengaruh
tingkat dekomposisi tinggi maka akan
nyata. Berikut disajikan hasil rerata C-
semakin kecil cadangan karbon yang
organik (gambar 6).
terdapat di dalam tanah tersebut. Bahan
organik tanah dapat didefinisikan
sebagai sisa-sisa tanaman dan hewan di
dalam tanah pada berbagai pelapukan
dan terdiri dari baik masih hidup
maupun mati. Proses pelapukan bahan

1004
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

57,6 (Nugroho, 2009). Dengan


meningkatnya kapasitas pertukaran
C-Organik (%)
57,4
57,2 kation, maka dapat menahan unsur-
57,0 0-20
unsur hara. Dalam penelitian faktor
56,8 20-40
56,6
yang menyebabkan KTK tidak berbeda
56,4 nyata adalah karena dengan semakin
TMA 30 TMA 50 TMA 80
cm cm cm menurunnya kandungan bahan organik
Gambar 6. Grafik Rata-rata C-organik Pada tanah, humus (koloid organik) sebagai
TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm sumber muatan negatif tanah juga
(On the average Graph 30 cm, 50 semakin berkurang sehingga jumlah
cm, and 80 cm of Carbon Organic) muatan positif (kation-kation) dalam
c. Kapasitas Tukar Kation tanah yang dapat dipertukarkan juga
Kapasitas tukar kation merupakan semakin rendah (Kumalasari et al,
kemampuan tanah dalam menjerap dan 2011). Hasil anlisis rerata kapasitas
melepaskan kation yang dinyatakan tukar kation disajikan dlam bentuk
sebagai total kation yang dapat grafik (gambar 7) sebagai berikut.
dipertukarkan. Nilai KTK tanah gambut
sangat beragam tergantung pada tingkat
dekompisisinya. Kapasitas tukar kation
119
(KTK) adalah jumlah muatan positif
Kapasitas Tukar
Kation (mEq)

118
dari kation yang diserap kaloid tanah 0-20
117
pada pH tanah tertentu. Dalam 20-40
116
penelitian ini hasil nilai KTK pada
115
masing-masing TMA diambil dari 3 TMA 30 cm TMA 50 cm TMA 80 cm

titik pengambilan contoh tanah dirata-


Gambar 7. Grafik Rata-rata KTK Pada
ratakan. Berdasarkan nilai KTK yang TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm
diuji menurut uji sidik ragam RAL (On the average Graph 30 cm,
dengan taraf 1% dan 5 %, TMA tidak 50 cm, and 80 cm of Cation
Exchange Capacity)
berpengaruh nyata terhadap perubahan d. Nitrogen
sifat kimia tanah di lokasi penelitian. Unsur hara nitrogen memiliki
Kapasitas Tukar kation (KTK) peranan yang sangat berpengaruh
menunjukkan kemampuan tanah untuk terhadap pertumbuhan tanaman, artinya
menahan kation-kation tukar dan nitrogen merupakan sifat kimia tanah
mempertukarkan kation-kation tersebut. yang sangat diutuhkan. Dalam
Dengan demikian dapat dipergunakan penelitian ini nitrogen menjadi slah satu
untuk petunjuk penyediaan unsur hara parameter yang dibuat untuk
dan KTK bisa digunakan sebagai mengetahui pengaruh beberapa sifat
indikator penting dari pengujian kimia terhadap TMA Pada kedalaman
kesuburan tanah. Tanah dengan KTK >20-40 cm TMA 30 cm, 50cm dan
tinggi mempunyai kemampuan tinggi 80cm memiliki nilai nitrogen sama
dalam penyimpanan unsur hara

1005
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

yaitu 1,91% artinya di tiga titik et al, 2014). Hasil analisis rerata
pengambilan contoh tanah tidak nitrogen dapat dilihat paa grafik
mengalami perubahan. Berdasarkan (gambar 8).
hasil penelitian 3 TMA menurut uji 1,95

Nitrogen (%)
0-20
sidik ragam RAL dengan taraf 1% dan 5
1,90 20-40
% tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap terhadap perubahan sifat kimia 1,85
TMA 30 TMA 50 TMA 80
tanah yaitu nitrogen. cm cm cm

Unsur N dalam tanah berasal dari Gambar 8. Grafik Rata-rata Nitrogen Pada
hasil dekomposisi bahan organik sisa- TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm
sisa tanaman maupun binatang, (On the average Graph 30 cm, 50
cm, and 80 cm of Nitrogen)
pemupukan (terutama urea dan e. Fosfor
ammonium nitrat) dan air hujan. Fospor merupakan salah satu sifat
Tanaman menyerap N terutama melalui kimia penting didalam tanah gambut,
akar, juga melalui stomata daun saat baik jika akna difungsikan sebagai
hujan atau penyeprotan pupuk daun lahan pertanian dan lainya. Jika nilai P
(Hanafiah, 2005). Pelepasan nitrogen tinggi biasanya tanah akan semakin
dari bahan organik dipengaruhi oleh pH subur. Nilai fospor pada masing-masing
tanah. Jika pH meningkat akan TMA diambil dari 3 titik sampel
meningkatkan pelepasan N sehingga kemudian diambil nilai rata-rata sampel
terjadi peningkatan N total tanah. setiap TMA. Pada TMA 80 cm dengan
Jumlah N organik yang dijumpai di kedalaman 0-20 cm memiliki nilai rata-
dalam ekosistem dapat terganggu jika rata fospor 91 % lebih tinggi dari TMA
siklus ini terganggu. 30 cm dan 50 cm. Pada TMA 80 cm
Dalam penelitian ini hal yang dengan kedalaman >20-40 cm memiliki
mungkin dapat mengakibatkan N tidak nilai fospor 267,163% lebih tinggi dari
berpengaruh adalah karena kondisi TMA 30 cm dan 50 cm.
tempat penelitian yang homogen yaitu Unsur fosfor (P) pada tanah gambut
lahanya terbuka, sehingga proses sebagian besar dijumpai dalam bentuk
pelapukan belum memiliki pengaruh P-organik, yang selanjutnya akan
nyata. Dengan demikian turunnya nilai mengalami proses mineralisasi menjadi
N-total tanah seiring dengan P-anorganik oleh jasad mikro. Fraksi P-
pertambahan usia tanaman diduga organik diperkirakan mengandung 2,0%
karena terjadinya degradasi bahan P sebagai asam nukleat, 1,0% sebagai
organik dan perubahan pH tanah yang fosfolipid, 35% inositol fosfat, dan
tidak signifikan dan masih tergolong sisanya belum teridentifikasi. Di dalam
sangat asam. Hal ini mengakibatkan tanah, pelepasan inositol fosfat sangat
mikroorganisme perombak bahan lambat dibandingkan ester lainnya,
organik tanah dan penambat N belum sehingga senyawa ini banyak
dapat bekerja secara optimal (Nugroho terakumulasi, dan kadarnya di dalam

1006
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

tanah menempati lebih dari setengah P- dengan 80 cm tidak mempengaruhi


organik atau kira-kira seperempat total kadar air dan bobot isi tanah gambut.
P tanah. 4. Tinggi muka air tanah dengan tiga
Berdasarkan hasil analisis tanah ketinggian antara 30 cm sampai
yang diuji di laboratorium Pengaruh dengan 80 cm tidak mempengaruhi
TMA terhadap perubahan sifat kimia pH tanah, fosfor, C-organik, nitrogen
tanah yaitu fosfor tidak berbeda nyata dan kapasitas tukar kation tanah
menurut uji sidik ragam RAL dengan gambut.
taraf 1% dan 5 %. Hasil analisis rerata SARAN
fosfor disajikan dalam bentuk grafik Dari penelitian yang telah
(gambar 9). dilakukan diharapkan adanya studi
300,00 berkelanjutan jangka panjang tentang
Fospor (%)

200,00 0-20 1. Kondisi iklim mikro berdasarkan


20-40
tinggi muka air tanah pada lokasi
100,00
penelitian secara lebih rinci yang
0,00 dapat mempengaruhi sifat fisik dan
TMA 30 TMA 50 TMA 80
cm cm cm
kimia tanah gambut.
Gambar 9. Grafik Rata-Rata Fosfor Pada 2. Penelitian lanjutan berdasarkan
TMA 30 cm, 50 cm dan 80 cm pengamatan kematangan gambut.
(On the average Graph 30 cm, 50
cm, and 80 cm of Soil 3. Penelitian lanjutan berdasarkan
Phospours) pengamatan mikrobia di lahan
KESIMPULAN gambut.
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan Agus, Subiksa, 2008. Konsorsium
sebagai berikut: penelitian dan pengembangan
perubahan iklim pada sektor
1. Tinggi muka air dengan tiga pertanian. Balai Pesar Penelitian
ketinggian antara 30 cm sampai dan Pengembangan Sumberdaya
dengan 80 cm berpengaruh nyata Lahan Pertanian. Bogor
terhadap suhu tanah. Semakin tinggi Andriesse, J.P. 1974. Tropical Peats in
muka air tanah maka semakin tinggi South East Asia.Dept. of Agric.
pula suhu tanahnya. Res.Of the Royal Trop. Inst.
2. Tinggi muka air tanah antara 30 cm Comm. Amsterdam 63 p.
dengan 50 cm berpengaruh Astiani D, Burhanuddin, Curran LM,
signifikan terhadap kelembaban Mujiman, Salim R. 2017. Effects
tanah. Namum tinggi muka air antara Of Drainage Ditches On Water
50 cm dengan 80 cm tidak Table Level, Soil Conditions And
mengalami perubahan yang Tree Growth Of Degraded
Peatland Forests In West
signifikan.
Kalimantan. Indonesian Journal
3. Tinggi muka air tanah dengan tiga of Forestry Research4:15-25.
ketinggian antara 30 cm sampai

1007
JURNAL HUTAN LESTARI (2018)
Vol. 6 (4) : 988 – 1008

Hanafiah KA. 2005. Dasar-dasar Ilmu Pertumbuhan Tanaman Kelapa


Tanah. Raja Grafindo, Jakarta. Sawit (Elaeis Guineensis) Di
Hal 386 Lahan Gambut. JOM Faferta 1:
Hartatik W, K Idris, S Sabiham, S Suswati D, Hendro DS, Shiddieq
Djuniwati, JS Adiningsih. 2004. D,Indradewa D.2011. Identifikasi
Pengaruh Pemberian Fosfat Alam Sifat Fisik Lahan Gambut Rasau
Dan SP-36 Pada Tanah Gambut Jaya III Kabupaten Kubu Raya
Yang Diberi Bahan Amelioran Untuk Pengembangan Jagung.
Tanah Mineral Terhadap Serapan Jurnal Teknik Perkebunan &
P Dan Efisiensi Pemupukan P. PSDL 1:31-40
Universitas Andalas Padang. Wahyunto, Subiksa,I.G.M. 2011.
Noor , M. 2001. Pertanian Lahan Genesis Lahan Gambut
Gambut. Potensi dan Kendala. Indonesia. Balai Penelitian Tanah.
Penerbit Kanisius. Jakarta Bogor. 3-14
Nugroho T.C, Oksana, Aryanti E. 2014. Wirjodihardjo, M.W. 1962. Ilmu Tanah
Analisis Sifat Kimia Tanah Jilid III Tanah, Pembentukannya
Gambut Yang Dikonversi Susunannya Dan Pembagiannya.
Menjadi Perkebunan Kelapa Disadur kembali oleh Dr Ir Tan
Sawit Di Kabupaten Kampar. Kim Hong. Institut Pertanian
Jurnal Agroteknologi 4:25-30. Bogor. Bogor
Nugroho Y. 2009. Analisis Sifat Fisik- Yulnafatmawati, U, Luki, A. Yana.
Kimia Dan Kesuburan Tanah 2007. Kajian Sifat Fisika Tanah
Pada Lokasi Beberapa Penggunaan Lahan Di
Bukitgajabuih Kawasan Hutan
Romadoni S, Wawan, Anom E. 2016.
Tropik Gunung Gadut Padang.
Pengaruh Kedalaman Muka Air
Jurnal solum 4:49-56.
Tanahdan Bahan Organik
Terhadap Ketersediaan Hara Dan

1008

Anda mungkin juga menyukai