Oleh:
Nurul Muzdalifah
NPM : 07381711010
Menyetujui,
Menyetujui
Pembimbing Peserta
Mengetahui,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja dan penerapan peraturan keselamatan kerja.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu:
- Kegiatan belajar dalam mengenal kondisi nyata dalam dunia kerja.
- Sebagai sarana dalam menambah wawasan dan pengalaman.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN dan LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah dan Profil Perusahaan
PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (PT. FBLN) merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang pertambangan mineral, yang melakukan kegiatan operasi
berdasarkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi Bahan Galian Nikel
DMP, yang diterbitkan oleh bupati Halmahera Tengah. Wilayah IUP PT. FLBN
seluas 854. 3 ha, berlokasi di Kecamatan Pulau Gebe Kabupaten Halmahera Tengah
Provinsi Maluku Utara, berlaku selama 19 Tahun, dan akan berakhir pada 20
September 2030. Adapun sistem penambangan yang dilakukan adalah sistem
tambang terbuka dengan metode (Disposal mining), hal ini dilakukan dikarenakan
endapan Nikel atau badan bijih (ore body) yang merupakan bekas timbunan oleh PT.
Antam, maka dengan dasar analisis Striping Ratio maka digunakan sistem tambang
terbuka.
Sebab dasar merupakan sebab atau faktor yang mendasari secara umum
terhadap kejadian atau peristiwa kecelakaan. Sebab dasar kecelakaan kerja di industri
antara lain meliputi faktor:
1) Komitmen atau partisipasi dari pihak manajemen atau pimpinan perusahaan
dalam upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
perusahaan.
2) Manusia atau para pekerjanya sendiri.
3) Kondisi tempat kerja, sarana kerja dan lingkungan kerja.
b. Sebab utama
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang belum dilaksanakan secara
benar (substandards). Sebab utama kecelakaan kerja karena:
1) Faktor manusia atau dikenal dengan istilah tindakan tidak aman (Unsafe
Action) yaitu merupakan tindakan berbahaya dari para tenaga kerja yang mungkin
dilatarbelakangi oleh berbagai sebab antara lain:
a) Kekurangan pengetahuan dan keterampilan (Lack of Knowledge and Skill).
b) Ketidakmampuan untuk bekerja secara normal (Inadequate Capability).
c) Ketidakfungsian tubuh karena cacat yang tidak nampak (Biodilly Defect).
d) Kelelahan dan kejenuhan (Fatique and Boredom).
e) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman (Unsafe Attitude and Habits).
f) Kebingungan dan stres (Confuse and Stress) karena prosedur kerja yang
baru dan belum dipahami.
g) Belum menguasai/belum trampil dengan peralatan mesin-mesin baru (Lack
of skill).
h) Penurunan konsentrasi (Difficulting in Concerting) dari tenaga kerja saat
melakukan pekerjaan.
i) Sikap masa bodoh (Ignorance) dari tenaga kerja.
j) Kurang adanya motivasi kerja (Improper Motivation) dari tenaga kerja.
k) Kurang adanya kepuasan kerja (Low Job Satisfaction).
l) Sikap kecenderungan mencelakai diri sendiri.
Manusia sebagai faktor penyebab kecelakaan seringkali disebut sebagai
Human Error dan sering disalah artikan karena selalu dituduh sebagai penyebab
terjadinya kecelakaan. Padahal seringkali kecelakaan terjadi karena kesalahan desain
mesin dan peralatan kerja yang tidak sesuai.
2) Faktor lingkungan atau dikenal dengan kondisi tidak aman (Unsafe
Condition) yaitu kondisi tidak aman dari: mesin, peralatan, pesawat, bahan,
lingkungan dan tempat kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan sistem kerja.
Lingkungan dalam artian luas dapat diartikan tidak saja lingkungan fisik, tetapi juga
faktorfaktor yang berkaitan dengan penyediaan fasilitas, pengalaman manusia yang
lalu maupun sesaat sebelum bertugas, pengaturan organisasi kerja, hubungan sesama
pekerja, kondisi ekonomi dan politik yang bisa mengganggu konsentrasi
3) Interaksi manusia dan sarana pendukung kerja merupakan sumber
penyebab kecelakaan. Apabila interaksi antara keduanya tidak sesuai maka akan
menyebabkan terjadinya suatu kesalahan yang mengarah kepada terjadinya
kecelakaan kerja. Dengan demikian, penyediaan saran kerja yang sesuai dengan
kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia, harus sudah dilaksanakan sejak
desain sistem kerja. Satu pendekatan yang Holistic (sederhana dan mudah dipahami
secara menyeluruh), Systemic (secara menyeluruh pada sistem yang ada) dan
Interdisiplinary (antar disiplin pada bidang studi) harus diterapkan untuk mencapai
hasil yang optimal, sehingga kecelakaan kerja dapat dicegah sedini mungkin.
Kecelakaan kerja akan terjadi apabila terdapat kesenjangan atau ketidak harmonisan
interaksi antara manusia, pekerjaan dan peralatan kerja.
2.2.4 Peralatan Keselamatan Kerja
Perlengkapan keselamatan kerja baik jenis, kualitas, dan jumlah alat
pelindung diri (APD) yang dibutuhkan untuk keselamatan kerja menurut kondisi
pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pakaian serta alat keselamatan
kerja lainnya yang telah disediakan oleh perusahaan wajib dikenakan setiap pegawai
selama melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kondisi dan lokasi kerja. Disamping
itu perusahaan juga harus melihat dan memeriksa karyawan atau pekerja secara
teratur sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
Adapun standar peralatan kerja yang harus disiapkan oleh kontraktor dalam
menjaga keselamatan dan kesehatan kerja adalah: (Ervianto, 2005)
1. Pakaian kerja atau rompi yang dilengkapi dengan scotchlite
2. Sepatu kerja (Safety shoes)
3. Helm (Safety helmet)
4. Sarung tangan (Gloves)
5. Alat pelindung pernapasan (Masker)
6. Kacamata kerja (Googles)
7. Alat pelindung telinga (Ear plug dan ear muff), dan sebagainya.
Adapun media komunikasi K3:
1. Rambu
Rambu-rambu yang terpasang adalah jenis rambu larangan, perintah,
informasi dan peringatan. Rambu ini dipasang disepanjang jalan hauling dan
diarea tambang serta di instlalasi berbahaya.
2. Poster
Poster K3 banyak terpasang diruang kerja dengan tujuan sebagai peringatan
dan motivasi bagi karyawan untuk mempertimbangkan dan mengutamakan
kesehatan dan keselamatan kerja ketika bekerja.
3. Papan Informasi K3
Papan informasi dipasang dengan tujuan untuk memberikan informasi baik
kepada karyawan maupun kepada visitor. Papan informasi dipasang
dihalaman depan dengan harapan mudah dilihat karena diletakan dijalur
masuk ke kantor.
4. Billboard
Billboard diletakan ditempat yang sering dilalui karyawan sehingga mudah
untuk dibaca. Billboard ini berisi pengumuman sebagai media komunikasi
yang berisi infornasi.
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar yang
tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam
suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang mampu menjadikan arus kerja
yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya,
memudahkan pengawasan, serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-
bagian yang berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut (Indah Puji,
2014:30):
- Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu
dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau
pekerjaan tertentu.
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja, dan
supervisor.
- Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari
dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses
pelaksanaan kegiatan.
- Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
- Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan
efektif.
- Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
yang terkait.
- Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses
kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan
administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
- Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
- Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
Sedangkan fungsi SOP adalah sebagai berikut (Indah Puji, 2014:35):
- Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
- Sebagai dasar hokum bila terjadi penyimpangan.
- Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
- Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
2. Manfaat SOP
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan oleh siapa
dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses pelaksanaan kegiatan
oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi (instansi pemerintah) secara
keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan
No.PER/21/M-PAN/11/2008):
3. Prinsip-prinsip SOP
Nama
NO Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Bimbingan
1
Proposal
Pengambilan
2
Data
Pengolahan
3
Data
Bimbingan
4
Hasil
Seminar
5
Hasil