Anda di halaman 1dari 2

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN – TOPIK 3

Supervisi dan Delegasi


Madlyn Lithasya (2053069)

Judul Jurnal :
HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
IMELDA PEKERJA INDONESIA
(HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI
RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA | JIFI (Jurnal Ilmiah Farmasi
Imelda) (uimedan.ac.id))

Permasalahan : Pelayanan keperawatan merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh


pada out-comes pasien di rumah sakit. Indikator baik buruknya kualitas pelayanan rumah
sakit adalah pelayanan keperawatan (Aditama, 2012). Pelaksanaan pelayanan keperawatan
akan optimal apabila perawat diberi kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme
perawat dan merefleksikan praktik keperawatan yang sudah dilaksanakan sebagai upaya
evaluasi untuk perbaikan.
Perkembangan profesionalisme dan personal perawat menjadi salah satu dari
beberapa indikator pelaksanaan supervisi klinis. Pelaksanaan supervisi klinis menjadi upaya
untuk memonitor, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan pola pemberian pelayanan
keperawatan sesuai standar pelayanan dan profesionalisme kepada perawat. Pelayanan
keperawatan sesuai standar dapat ditingkatkan bila perawat supervisor melaksanakan
koordinasi dan integrasi seluruh sumber daya melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan institusi yang ditetapkan (Huber, 2010).
Oleh karena itu permasalahan adalah pengarahan yang kurang baik dari kepala ruangan
karena supervisi yang kurang jelas sehingga kerja perawat menjadi kurang efektif sehingga
terjadi ketidakpuasan terhadap kinerja perawat oleh pasien.
Solusi :
 Jurnal II, PENGALAMAN KEPALA RUANGAN DALAM MENJALANKAN FUNGSI
PENGARAHAN DIRUMAH SAKIT BANJARMASIN (PENGALAMAN KEPALA RUANGAN
DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGARAHAN DIRUMAH SAKIT BANJARMASIN | JURNAL
KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) (stikessuakainsan.ac.id)) : Ketika perawat
mengengemukakan peran kepemimpinan, mereka harus menjadi efektif baik dalam
keterampilan komunikasi verbal maupun berkomunikasi telah tertuli (Kathleen, 2007)
sehingga perawat berpraktik pada abad ke 21 mereka harus cakap dalam berkomunikasi
menggunakan teknologi termasuk komunikasi telepon seperti triase telpon dan memiliki
keterampilan komunikasi komputer yang efektif (Kathleen, 2007) Akhirnya sampai pada
tahap dimana koordinasi dengan profesi lain sangat diperlukan demi keberlangsungan suatu
pelayanan, berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka mmberikan arahan
keperawatan yang berkualitas kepada klien.
 Jurnal III, RELASI ANTARA SUPERVISI DENGAN KINERJA PELAKSANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN DALAM MEMAKSIMALKAN PROSES
KEPERAWATAN (OSF Preprints | Relasi Antara Supervisi Dengan Kinerja Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Dalam Memaksimalkan Proses Keperawatan) : Pemberian layanan
kesehatan yang maksimal dapat dipengaruhi oleh fungsi manajemen kepala ruangan, salah
satunya adalah fungsi pengarahan, karena fungsi pengarahan merupakan suatu proses
penerapan perencanaan manajemen untuk mencapai suatu tujuan perawatan. Dari beberapa
jurnal yang didapat dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
supervisi kepala ruangan dengan kinerja atau produktivitas kerja dari perawat pelaksana, yang
memiliki hubungan yang baik atau positif dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasiendan produktivitas kerja perawat pelaksana mendekati nilai maksimal.
 Jurnal IV, Hubungan Pendelegasian dan Supervisi dengan Semangat Kerja
Perawat (Hubungan Pendelegasian dan Supervisi dengan Semangat Kerja Perawat | Jurnal
Keperawatan (e-journal.id)) : semakin baik supervisi yang di terapkan oleh kepala ruangan
kepada bawahan, maka akan berdampak pada kenyamanan kerja yaitu bawahan akan merasa
semangat dalam menjalankan aktivitas atau tanggung jawab yang diberikan begitu pun
sebaliknya semakin buruk tindakan supervisi yang diberikan kepada bawahan maka akan
berefek pada tujuan akhir dan perawat kurang bersemangat dalam menjalankan tugasnya.
 Jurnal V, MANFAAT, PENDUKUNG, HAMBATAN, PELAKSANAKAN DAN
DAMPAK KETIDAKTEPATAN PELAKSANAAN SUPERVISI TERHADAP
PERAWAT DI RUMAH SAKIT: TINJAUAN LITERATUR (MANFAAT, PENDUKUNG,
HAMBATAN, PELAKSANAKAN DAN DAMPAK KETIDAKTEPATAN PELAKSANAAN SUPERVISI
TERHADAP PERAWAT DI RUMAH SAKIT: TINJAUAN LITERATUR | Suryanti | JURNAL WACANA
KESEHATAN (akperdharmawacana.ac.id)) : Pelaksanaan supervisi efektif memerlukan
ketersediaan lingkungan yang privasi, menggunakan pendekatan atau hubungan sosial dan
interpersonal, adanya feedback dan memberikan kesempatan staf untuk merefleksikan diri
terkait pencapaian praktik dan kompetensinya, dan adanya peran senior yang menerima
delegasi untuk melakukan supervisi. Hal yang tak kalah penting lainnya dalam pelaksanaan
supervisi efektif yaitu diperlukannya kemampuan afektif, psikomotorik, kognitif kepala
ruang, serta didukung dengan kemampuan leadership, manajerial dan interpersonal, meskipun
waktu menjadi salah satu faktor penghambatnya. Kemampuan yang diperlukan tersebut dapat
diperoleh melalui dukungan organisasi seperti pemberian pelatihan supervisi bagi kepala
ruang.

Anda mungkin juga menyukai