Anda di halaman 1dari 6

2.3.

KEBIJAKAN PEMERINTAH YANG DIAMBIL PADA PERMENKES


1. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 1
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
b. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
2. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 2
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan wilayah kerja puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang :
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan
bermutu.
b. Hidup dalam lingkungan sehat
c. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
3. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 3 Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Meliputi :
a. Paradigma sehat
b. Pertanggungjawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Ketersediaan akses pelayanan kesehatan
e. Teknologi tepat guna
f. Keterpaduan dan kesinambungan
4. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 14 persyaratan prasarana terdiri atas :
a. Sistem penghawaan (ventilasi)
b. Sistem pencahayaan
c. Sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene
d. Sistem kelistrikan
e. Sistem komunikasi
f. Sistem gas medik
g. Sistem proteksi petir
h. Sistem proteksi kebakaran
i. Sarana evakuasi
j. Sistem pengendalian kebisingan
k. Kendaraan puskesmas keliling
5. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 20 secara spesifik mengatur hal bahwa :
a. Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan harus
memiliki kewenangan klinis.
b. Kredensial dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota.
c. Usulan Nakes yang di kredensial oleh Puskesmas setiap 5 tahun sekali.
d. Tim Kredensial terdiri atas Dinas Kesehatan dan Organisasi Profesi.
Tugas organisasi profesi menyusun instrumen penilaian, melakukan
penilaian, merekomendasikan kewenangan klinis. Sedang tugas Dinas
Kesehatan memfasilitasi Diklat untuk Nakes yang tidak mendapat
kewenangan klinis berdasar hasil kredensial.
6. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 24, 25 Kategori Puskesmas berdasarkan
karakteristik wilayah kerja :
Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan:
a. Karakteristik wilayah kerja
b. Kemampuan pelayanan
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24, Puskesmas dikategorikan menjadi :
a. Puskesmas kawasan perkotaan
b. Puskesmas kawasan perdesaan
c. Puskesmas kawasan terpencil
d. Puskesmas kawasan sangat terpencil
7. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 29 Tentang Kategori Puskesmas Rawat Inap
Pada permenkes lama tidak terdapat kategori ini. Sedangkan permenkes baru,
diatur untuk puskesmas kawasan pedesaan, terpencil dan Sangat terpencil.
8. Permenkes 43 Tahun 2019 Pasal 57 Tentang Akreditasi Puskesmas
Pada permenkes lama diatur bahwa akreditasi dilakukan 3 tahun sekali, oleh
Lembaga Independen penyelenggara Akreditasi yang ditetapkan Menteri atau
oleh Komisi Akreditasi FKTP untuk sementara. Sedangkan pada permenkes
baru diatur, akreditasi dilakukan 3 tahun sekali, dengan pelaksanaan sesuai
peraturan perundang-undangan.
9. Persyaratan Kepala Puskesmas (pasal 46)
Permenkes 43 Tahun 2019, terdapat beberapa penambahan :
a. Berstatus ASN
b. Pendidikan paling rendah S-1 atau D-4 ( Puskesmas kawasa terpencil dan
sangat terpencil minimal D-3
c. Pernah menduduki jabatan fungsional Nakes jenjang ahli pertama
minimal 2 tahun
d. Penanggung Jawab Bangunan, Prasarana dan Peralatan Puskesmas
e. Penanggung Jawab Mutu
10. Pengelolaan Limbah Padat Medis
a. Dalam Permenkes 75 Tahun 2014 tidak diatur masalah ini.
b. Permenkes 43 Tahun 2019 : Limbah medis disimpan lebih dari 2 x 24 jam
harus ditempatkan dalam alat pendingin / freezer dengan suhu ≤ 0ºC.
2.5. IDENTIFIKASI MASALAH YANG MUNCUL PADA PRAKTIK
KEPERAWATAN
Menurut Azrul Azwar (1997), permasalahan pokok yang dihadapi perawat
Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Stratifikasi Dalam Sistem Kesehatan
2. Ketidakpastian Pasien Dan Kekuasaan Dokter
3. Penyuluhan Pada Orang Lain Dalam Keadaan Terpaksa
4. Peran Perawat Profesional yang Belum Optimal
5. Terlambatnya Pengakuan Body of Knowledge Profesi Keperawatan
6. Antitesis (Antithetical) terhadap Perkembangan Ilmu Keperawatan
7. Terlambatnya Pengembangan Pendidikan Keperawatan Profesional
8. Terlambatnya Pengembangan Pendidikan Keperawatan Profesional
9. Rendahnya Rasa Percaya Diri/Harga Diri (Low Self Confidence/Self Esteem)
10. Pendidikan Keperawatan Hanya Difokuskan Pada Pelayanan Kesehatan Yang
Sempit
11. Rendahnya Standar Gaji Bagi Perawat
12. Sangat Minimnya Perawat yang Menjadi Pimpinan di Institusi Kesehatan
13. Hubungan dokter-perawat
14. Multikulturalisme Layanan Kesehatan
15. Kurangnya Pemahaman dan Sikap untuk Melaksanakan Riset Keperawatan
16. Hambatan Kolaborasi Dokter Dengan Perawat
Status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang
membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter
cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih
besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih mendkung
dominasi dokter. Inti sesungghnya dari konflik perawat dan dokter terletak
pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara
berkomunikasi diantara keduanya. Pandangan dokter yang selalu
menganggap bahwa perawat merupakan tenaga vokasional, perawat sebagai
asistennya, serta kebijakan Rumah Sakit yang kurang mendukung.
17. Kurangnya kesempatan perawat-perawat di daerah mendapatkan akses
peningkatan potensi. Perawat di daerah harus mendatangkan orang dari pusat
untuk mengadakan pelatihan.
18. Pengurusan perizinan Surat Tanda Registrasi (STR), satu dari persyaratan
yang harus dipenuhi untuk mencapai profesi perawat. Kendala muncul karena
pengurusan STR memakan waktu yang sangat lama.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://prezi.com/umjeii1-8hph/permasalahan-keperawatan/
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 43 Tahun 2019.
Tentang Pusat Kesehatan Pasien. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
3. Azrul, Azwar. (1997). Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di
Indonesia. Jakarta: Makalah Seminar.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2014.
Tentang Keperawatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai