A. Kemiringan
Kemencengan atau kemiringan (skewness) adalah tingkat
ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi
yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama
besarnya (Mean ≠ Med ≠ Mo), sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah
satu sisi dan kurvanya akan menceng.
Rata-rata dan ukuran penyebaran dapat menggambarkan distribusi data
tetapi tidak cukup untuk menggambarkan sifat distribusi. Untuk dapat
menggambarkan karakteristik dari suatu distribusi data, kita menggunakan
konsep-konsep lain yang dikenal sebagai kemiringan (skewness) dan keruncingan
(kurtosis).
Kemiringan (skewness) berarti ketidaksimetrisan. Sebuah distribusi
dikatakan simetris apabila nilai-nilainya tersebar merata disekitar nilai rata-
ratanya
Beberapa langkah-langkah perhitungan digunakan untuk menyatakan arah
dan tingkat kemiringan dari sebaran data. Langkah-langkah tersebut
diperkenalkan oleh Pearson.
Jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan daripada yang
ke kiri maka distribusi disebut menceng ke kanan atau memiliki kemencengan
positif. Sebaliknya, jika distribusi memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri
daripada yang ke kanan maka distribusi disebut menceng ke kiri atau memiliki
kemencengan negatif.
Berikut ini gambar kurva dari distribusi yang menceng ke kanan (menceng
positif) dan menceng ke kiri (menceng negatif).
Mod
Mod
Gambar a Gambar b
Gambar 1
Kemencengan Distribusi (a) Menceng ke kanan (b) Menceng ke kiri.
1. Koefisien Kemencengan Pearson
Koefisien Kemencengan Pearson merupakan nilai selisih rata-rata dengan
modus dibagi simpangan baku. Koefisien Kemencengan Pearson dirumuskan
sebagai berikut:
X−Mod
α=
S
Keterangan :
Sk = koefisien kemencengan pearson
Aoabila secar empiris didapatkan hubungan antarnilai pusat sebagai:
Dik :
Q 3 =24 . 192
Q 1 =11. 916
Q 2 =18 . 167
Dit : sk B = . . . ?
sk B =
Q + Q −Q
3 1 2
Q −Q 3 1
24 . 192 +11 . 916 −18 . 167
sk B =
24 . 192−11 . 916
17 . 941
sk B =
12 . 276
sk B =1 . 46
Karena skB negatif (-1.46) maka kurva menceng ke kanan dengan kemencengan
yang berarti.
3. Keofisien Kemencengan Momen
Koefisien Kemencengan Momen didasarkan pada perbandingan momen ke-3
dengan pangkat tiga simpang baku. Koefisien menencengan momen
dilambangkan
dengan α3. Koefisien kemencengan momen disebut juga kemencengan relatif.
Apabila nilai α3dihubungkan dengan keadaan kurva, didapatkan :
1) Untuk distribusi simetris (normal), nilai α3= 0,
2) Untuk distribusi menceng ke kanan, nilai α3 = positif,
3) Untuk distribusi menceng ke kiri, nilai α3= negatif,
4) Menurut Karl Pearson, distribusi yang memiliki nilai α3> ±0,50 adalah
distribusi
yang sangat menceng
5) Menurut Kenney dan Keeping, nilai α3 bervariasi antara ± 2 bagi distribusi
yang menceng.
Untuk mencari nilai α3, dibedakan antara data tunggal dan data berkelompok.
a. Untuk data tunggal
Koefisien Kemencengan Momen untuk data tunggal dirumuskan :
1
4 ∑ ( x −x )4
M 2
a 4= =
s4 s4
α3 = koefisien kemencengan momen
b. Untuk data berkelompok
Koefisien kemencengan momen untuk data berkelompok dirumuskan :
1
M 4
2
∑ fi ( x− x )4
a 4= 4
=
s s4 atau
3
∑ fU³ −3 ∑ f u2 ∑ fU
α 3=
c
S
3
3
{ n ( n )( ) ( ) } n
+2
∑ fu
n
Contoh: Dari tabel 1. maka dapat dihitung koefisien kemencengan Momen
sebagai berikut: 3
{ ( )}
3
c u
2
∑ fu
α=
S
3 3
∑ fU³ −3 ∑ f
n n
( )( ) n
∑ fU
n
+2
3
5
3
α=
8.36
125
3 3
{−627
60
−3
245
60 ( )(−69
60 )
+2
( )}
−69
60
¿ {−10. 45−3( 4 . 08)(−1. 15 )+ 2(−1 .520875 ) }
584 .277056
¿ 0 .213 {−4 , 43+14 . 076−3 .04175 }
¿ 0 .213 {6 .60425}
¿ 1. 406
Karena positif (1.406) maka kurva menceng ke kanan dengan kemencengan yang
berarti.
leptokurtik
mesokurtik
platikurtik
α=
4
S
4 { ∑f
n (
−4
∑f
n )( ∑ fU + 6 ∑ f
n )n ( )( ∑ fU
n
2
) ( −3
∑ fU
n )
4
}
Contoh: Dari tabel 1. maka dapat dihitung koefisien keruncingan sebagai berikut:
c f u ∑ f u ∑ fU ∑ f u ∑ fU
4 4 3 2
α= ∑
4
S n
4 { −4
n ( n ()+6
n ) ( n )(−3 (
∑ fU
n ) ) 2 4
}
5
4
α= { 2297
−4 (
−627 −69
)( 245 −69
60 ) (60 ) ( 60 )
+6 −3 (
60 ) }
−69 2 4
8 , 36
4 4
60 60
2 4
α =625
44884 . 55 {38 . 28−4 (−10 . 45 ) (−1. 15 ) +6 ( 4 . 08 ) (−1 .15 ) −3 ( −1 .15 ) }
α =0 .12 { 17 .34 }
4
α =2. 21
4
K=
1
2 ( Q −Q ) 3 1
P 90 − P 10
P 90 − P 10 P 90 − P 10
1
( 24 . 192−11 . 916 )
2 6 .13
¿ = =0. 264
30 .25−7 .056 23 .194