Cahaya
NAHYAR AZNAVON
Sebuah Kajian Empati dalam Film
Dari Timur
SANI
02
TAWAINELLA
Kasih satu ingatan manis, setelah
semua yang pahit
Menggantungkan sepatu
menjadi tukang ojek
Egosentrisme, Rivalitas,
dan Persimpangan jalan
REFLEKSI NILAI EMPATI
04
Sani dan
Semangatnya
Menderu bahwa “Bermain bola bukan hanya untuk
menang, tapi juga untuk senang. Agar hidup lebih baik, itu
yang lebih penting.” Melalui patah kata sederhana, dengan
penyampaian yang penuh pengharapan, ia kembali bisa
membangun ulang motivasi anak-anak didiknya untuk
berteriak sekali lagi “motivasi tinggi, tinggikan.”
ANALISIS DIMENSI
06
EMPATI
Dimensi Dimensi Dimensi
Sensorimotorik Afektif Kognitif
ketika rasa sakit dan lara Rasa bangga dan sayang terbentuk dari pola pikir Sani
psikososial akan konflik juga terlihat dari Sani yang menempatkan diri
berdarah jadi modal kepada para anak sebagai anak-anak didiknya, ia
membangun perasaan didiknya. berusaha mengerti keadaan
emosi, pikiran dan mental
mereka
07
Olahraga dan
Empati
Layaknya suporter olahraga pada tiap pelaksanaan
pertandingan; bentuk dukungan, riuh, dan teriakan-
teriakan tersebut sederhananya adalah manifestasi
dari rasa empati yang dapat ditemui saban hari.
Empati sebagai bentuk kemampuan memahami apa
yang dirasakan oleh orang lain dan melihat dari sudut
pandangnya dapat didefinisikan dari suporter
sepakbola tersebut.
Perspektif
Neurobiologi
berdasarkan penelitian Sevdalis et al; menonton
pertandingan olahraga dapat mengaktivasi regio
otak right ventral anterior cingulate cortex dan
pre-supplementary motor area yang diasosiasikan
dengan observation-action processing pada
pembentukan rasa empati.
\
Aktivasi asosiasi area observation-action processing
begitu dekat hingga saya sebagai penonton yang
bahkan hanya melihat dari layar bisa ikut
berempati, riuh, bahkan haru ketika tim Maluku
yang telah diperjuangkan begitu lama oleh Sani
dapat memberikan pembuktian diri tidak hanya
bagi Tulehu dan Passo, tapi seluruh Maluku
REFERENSI
1. Amir N. Empati sebagai atribut seorang dokter. Empati, Etika
Kedokteran, dan Profesionalisme. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; lecture given 2020 Nov 05.
2. Mustika R. Sympathy & empathy in medicine [unpublished lecture
notes]. Empati, Etika Kedokteran, dan Profesionalisme. Jakarta; Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; lecture given 2020 Sep 28.
3. Sevdalis V, Raab M. Empathy in sports, exercise, and the performing
arts. Psychol Sport Exerc. 2013 Oct 25;13(S1469-0292).