Anda di halaman 1dari 12

462 NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473

Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik Tanah Perkebunan Karet


Subur dan Kurang Subur Daerah Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo,
Jambi

Sylvina Tebriani Abstrak - Perkiraan meningkatnya permintaan dunia terhadap


Jurusan Tadris Fisika, Fakultas komoditi karet dimasa yang akan datang menjadi latar belakang
Tarbiyah dan KeguruanUIN Imam utama penelitian ini. Seiring dengan hal itu, maka upaya
Bonjol Padang peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi karet juga menjadi
hal perlu diperhatikan. Untuk mendukung upaya tersebut, perlu
Hamdi Rifai dilakukan penelitian tentang kondisi tanah yang menjadi tempat
Jurusan Fisika Fakultas MIPA tumbuh dan berkembangnya tanamannkaret. Tujuan dari penelitian
Universitas Negeri Padang ini adalah untuk menentukan ukuran bulir dan jenis domain
magnetik dari tanah subur dan kurang subur pada perkebunan karet
daerah Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Penelitian ini
dilakukan terhadap 34 sampel tanah perkebunan karet dan sawit.
Adapun sampel terdiri dari 24 sampel yang diambil dari lokasi Karet
Subur, 10 sampel dari lokasi Karet Kurang Subur pada perkebunan
karet daerah Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi. Ukuran bulir
dan jenis domain magnetik ditentukan dengan metoda kemagnetan
batuan melalui pengukuran Anhysteretic Remanent Magnetization
(ARM). Sampel dimagnetisasi dengan alat pARM (Partial
Anhysteretic Remanent Magnetization), kemudian magnetisasi
sampel diluruhkan dengan menggunakan Molspin AF
Demagnetization. Untuk mengukur intensitas magnetisasi dari
sampel digunakan Minispin Magnetometer. Setelah dilakukan plot
hubungan antara medan H dengan nilai intensitas relatif, didapatkan
hasil bahwa sampel tanah karet subur mempunyai ukuran bulir
magnetik 6 sampai 20 m yang tergolong kepada jenis domain
pseudo single domain (PSD), sedangkan untuk sampel tanah karet
kurang subur berkisar 110 sampai 135 m yang tergolong pada
jenis domain multi domain (MD).

Kata Kunci: Domain Magnetik, Anhysteretic Remanent Magnetization (ARM), pARM (Partial Anhysteretic
Remanent Magnetization), Molspin AF Demagnetization, Minispin Magnetometer.

PENDAHULUAN devisa Indonesia. Pertumbuhan ekonomi


Tanaman karet merupakan salah dunia yang sangat pesat, memberi dampak
satu komoditi perkebunan yang menduduki pertumbuhan permintaan karet alam yang
posisi cukup penting sebagai sumber cukup tinggi. Menurut International
devisa non migas bagi Indonesia, sehingga Rubber Study Group (IRSG), diperkirakan
memiliki prospek ekonomi yang cerah akan terjadi kekurangan pasokan karet
untuk kedepannya. Hal ini disebabkan alam pada periode dua puluh tahun ke
karena karet telah menjadi kebutuhan yang depan. Hasil studi Rubber Eco Project
vital bagi kehidupan manusia sehari-hari. (REP) tentang permintaan dan penawaran
Pemanfaatan karet terkait dengan karet, bahwa sampai dengan tahun 2035
kebutuhan manusia akan barang yang diperkirakan permintaan karet alam dan
memerlukan komponen yang terbuat dari sintetik dunia mencapai 46,3 juta ton
karet seperti ban kendaraan, conveyor belt, (Anwar: 2005). Memperkirakan adanya
sabuk transmisi, dock fender, sepatu dan peningkatan permintaan dunia terhadap
sendal karet. Karet telah menjadi komoditi komoditi karet ini dimasa yang akan
ekspor yang mampu memberikan datang, maka upaya untuk meningkatkan
kontribusi di dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi karet
dan sawit juga sangat perlu diperhatikan.

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
463 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

Semua itu sangat terkait dengan kondisi partikel tanah yang berukuran 0,002-1,000
lahan khususnya tanah yang menjadi media mm seperti feldspar, ampfibol, piroksin,
tumbuh dan berkembangnya tanaman. kuarsa, mika dan lainnya. Kedua, mineral
skunder yang merupakan hasil dari
Tanah merupakan salah satu aspek pelapukan mineral primer, dapat
penting dalam kehidupan manusia, membentuk koloid dan berukuran lebih
terutama di bidang pertanian dan kecil dari 0,002 mm. Mineral ini disebut
perkebunan. Pengetahuan tentang sifat- juga sebagai mineral liat, contohnya
sifat dasar dari tanah, seperti sifat fisika, mineral liat koalini. Ketiga, mineral
kimia dan biologi tanah merupakan suatu asesoria yaitu campuran bermacam-macam
hal penting dan mendasar sebelum mineral yang terdapat dalam tanah.
melangkah lebih jauh untuk membuka Mineral ini terdapat dalam jumlah kecil,
lahan. Oleh sebab itu, pengetahuan yang contohnya apatit, ilminit, irit, rutil, dan
baik tentang sifat dasar tanah akan lainnya. (Hermon: 2006)
menunjang kualitas produksi perkebunan. Berdasarkan jenisnya, mineral dalam
Tanah adalah lapisan yang tanah terdiri atas mineral silikat, mineral
menyelimuti bumi antara litosfer atau oksida dan hidroksida, mineral fosfat,
batuan yang membentuk kerak bumi dan mineral karbonat, mineral sulfur, dan
atmosfer. Tanah berasal dari pelapukan mineral lempung. Dari seluruh jenis
batuan dengan bantuan tanaman dan mineral di atas yang tergolong dalam
organisme yang tercampur dan mineral magnetik adalah golongan mineral
terakumulasi dari unsur-unsur Si, Al, Ca, oksida, sedangkan yang lainnya tergolong
Mg, Fe dan unsur-unsur lain (Gabriel : mineral non magnetik. Contoh dari mineral
2001). Tanah menurut Soepardi (1983) oksida adalah magnetite, hematite, dan
tersusun atas empat komponen yaitu bahan maghemite.
mineral (45%), bahan organik (5%), air Cara yang dapat dilakukan untuk
(25%), dan udara (25%). mengenali karakteristik mineral magnetik
Salah satu komponen penyusun yang dikandung oleh suatu bahan adalah
tanah adalah mineral. Mineral berfungsi dengan menggunakan dua metoda yaitu
sebagai indikator cadangan sumber hara metoda nonmagnetik dan metoda
dalam tanah dan indikator muatan tanah kemagnetan batuan. Penentuan
beserta lingkungan pembentukannya yang karakteristik mineral magnetik dengan
menjadi salah satu faktor yang menentukan metoda nonmagnetik dilakukan dengan
sifat tanah. Jenis mineral di dalam tanah difraksi sinar-X (X-ray Difraction ) untuk
berkaitan erat dengan tingkat melihat struktur mineral magnetik, dan
dekomposisinya yang dapat digunakan Scanning Electron Microscopy (SEM)
sebagai alat pendekatan dalam menentukan untuk melihat morfologinya. Sedangkan
tingkat kesuburan tanah. penentuan karakteristik mineral magnetik
Mineral merupakan bahan alam dengan metoda kemagnetan batuan
homogen dari senyawa organik yang dilakukan dengan pengukuran Anhysteretic
mempunyai susunan kimia yang tetap dan Remanent Magnetization (ARM) untuk
susunan molekul tertentu. Mineral-mineral mengetahui ukuran bulir dan jenis domain
dengan susunan kimia yang sama akan magnetik dari suatu bahan. Pada penelitian
membentuk suatu golongan mineral ini penulis akan menerapkan metoda
tertentu. Berdasarkan asalnya mineral kemagnetan batuan untuk mengetahui
dalam tanah terbagi tiga. Pertama, mineral ukuran bulir dan jenis domain magnetik
primer merupakan sumber utama unsur dari tanah.
kimia maupun bahan pokok organik tanah,
yang temasuk dalam mineral primer adalah Berdasarkan sifat magnetnya mineral
fraksi pasir dan debu yang merupakan dapat dikelompokkan atas mineral

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473 464

magnetik dan non magnetik, yang ditempatkan dalam medan magnet,


termasuk dalam mineral magnetik adalah memiliki momen magnet yang
golongan mineral oksida dan hidroksida, menyebabkan dalam dirinya melawan arah
dan selain itu dapat tergolong pada medan magnet dari luar. Magnetisasinya
tergolong mineral non magnetik. sebanding dengan medan magnet ( H )
yang digunakan. Magnetisasi tersebut akan
A. Sifat Kemagnetan Bahan berkurang atau nol jika medan magnet ( H )
Material atau bahan tersusun dari dihilangkan. Contoh bahan yang termasuk
atom-atom atau molekul-molekul. Atom- diamagnetik diantaranya bismuth, tembaga,
atom tersebut terdiri atas inti atom dan emas, perak, seng, garam dapur (Butler:
elektron yang bergerak mengelilingi 1992).
intinya. Akibat dari gerakan elektron
mengelilingi intinya timbul momen dipol 2. Bahan Paramagnetik
magnetik yang akan menghasilkan arus Paramagnetik merupakan mineral
listrik. Aliran arus listrik tersebut akan yang tersusun dari atom-atom yang
menyebabkan timbulnya medan magnet, memiliki momen dipol magnet, tetapi tidak
disimbolkan dengan H yang merupakan ada interaksi antara momen dipol magnet
besaran vektor. pada atom yang berdekatan dan
Kemagnetan dapat dikatakan sebagai menghasilkan induksi magnetik yang
suatu fenomena alami yang paling dasar. sejajar dengan medan magnet (H) yang
Semua bahan bersifat magnet, hanya saja digunakan (Butler: 1992). Material
beberapa bahan lebih magnetis dari yang paramagnetik akan ditarik ketika diberi
lain (Hunt: 1991). Sifat kemagnetan medan magnet dari luar. Penjajaran dipole
berasal dari orbital dan gerakan spin serta magnet dengan medan magnet cenderung
interaksi elektron dengan yang lainnya. Sifat untuk memperkuat medan magnet.
magnetik dari suatu bahan, sangat Bahan paramagnetik mempunyai
bergantung pada kandungan mineral resultan momen magnet masing-masing
magnetik, ukuran bulir magnetik, atom atau molekulnya adalah tidak nol dan
temperatur dan tekanan. Salah satu cara memiliki suseptibilitas magnetik (  )
untuk menentukan tipe mineral penyusun positif dan kecil (Sulistijo, dkk: 2002).
suatu bahan adalah dengan melihat respon Bahan paramagnetik tersusun atas atom-
bahan tersebut terhadap medan magnetik. atom yang memiliki momen magnet tetapi
Berdasarkan sifat magnetiknya suatu tidak berinteraksi antara momen atom yang
bahan dapat digolongkan menjadi tiga berdekatan dan menghasilkan induksi
bagian yaitu: magnetik yang sejajar dengan medan
magnet ( H ) yang digunakan.
1. Bahan Diamagnetik Sebagaimana bahan diamagnetik,
Bahan diamagnetik mempunyai magnetisasi dari bahan paramagnetik akan
resultan medan magnet atomis masing- berkurang menuju nol saat medan
masing atom atau molekulnya adalah nol. magnetnya dihilangkan (Hunt: 1991). Sifat
Sifat diamagnetik dimiliki oleh semua dari bahan paramagnetik tidak
bahan, meskipun biasanya sifat ini sangat memperlihatkan efek magnetik jika medan
lemah (Hunt: 1991). Diamagnetik memiliki magnetik luarnya tidak ada. Jika kita
suseptibilitas magnetik (  ) negatif dan pasang medan magnetik luar, arah momen
kecil (Sulistijo, dkk: 2002). magnetiknya cenderung untuk berbaris
Apabila dilewatkan medan magnet searah dengan medan magnet luar sehingga
terhadap bahan ini maka akan menunjukkkan efek paramagnetik
menghasilkan induksi magnetik yang kecil (Loeksmanto: 1993).
dan melawan arah medan magnet yang
digunakan. Bahan diamagnetik ketika

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
465 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

sejajar dan berlawanan arah tersebut


3. Bahan Ferromagnetik mempunyai kekuatan yang tidak sama,
Bahan ferromagnetik mempunyai dikenal sebagai ferrimagnetik. Magnetite
resultan medan magnetis atomis besar dan dan ferrites termasuk ke dalam kelompok
sangat baik sebagai magnet permanen. ferrimagnetik.
Bahan ferromagnetik, menahan gaya
magnet ketika medan magnet eksternal B. Mineral Magnetik
dihilangkan atau dikurangi. Efek ini adalah Istilah mineral magnetik biasanya
hasil dari interaksi kuat antara momen digunakan hanya untuk mineral yang
magnet atom-atomnya atau elektron dalam tergolong ferromagnetik. Mineral
substansi magnetik yang menghasilkan ferromagnetik umumnya berasal dari
momen magnet sejajar satu terhadap yang keluarga besi titanium oksida, sulfida besi
lain. Biasanya material ferromagnetik dan hidroksi besi. Namun yang paling
dibagi ke dalam daerah-daerah di sebut banyak dijumpai dalam batuan yaitu besi
domain, dalam setiap domain, momen titanium oksida. Keluarga besi titanium
atomiknya memiliki arah yang sejajar satu oksida dianggap sebagai pembawa
dengan yang lain. Jika diberi medan dari magnetisasi remanen yang paling dominan.
luar kemudian medan dikurangi hingga Contohnya, magnetite (Fe3O4), hematite
menjadi nol maka bahan ferromagnetik (  -Fe2O3) dan maghemite (  -Fe2O3).
akan menunjukkan kurva histerisis (Hunt: Mineral-mineral magnetik yang berasal
1991). dari keluarga sulfida besi adalah
Bahan ferromagnetik memiliki phyrite(Fe7S8), sedangkan yang tergolong
suseptibilitas magnetik () positif dan hidroksida besi adalah goethite(  -
besar yaitu sekitar 106 kali dari FeOOH).
diamagnetik atau paramagnetik (Sulistijo,
dkk: 2002). Sifat kemagnetan bahan ini
dipengaruhi oleh kondisi temperatur, yaitu C. Domain Magnetik
pada temperatur di atas temperatur Curie Bumi mempunyai medan magnet
yang besarnya berbeda dari satu jenis
maka sifat kemagnetannya akan hilang
(Butler: 1992). Bahan ferromagnetik ini batuan ke batuan lainnya dari suatu jenis
mineral ke mineral lainnya dan dari suatu
terdiri atas atom-atom yang memiliki
momen magnetik, tetapi tidak seperti tempat ke tempat lainnya. Sifat dari
mineral magnetik sangat dipengaruhi oleh
kasus pada bahan paramagnetik, momen
atom yang berdekatan saling berinteraksi. ukuran bulirnya. Ukuran dari bulir
magnetik suatu bahan akan mempengaruhi
Akibat dari interaksi ini menghasilkan
kestabilannya (Hunt: 1991).
magnetisasi yang lebih besar dibandingkan
Bulir ferromagnetik memiliki sifat
dengan bahan paramagnetik untuk medan
kemagnetan yang sangat kuat dan alami
magnetik yang sama. Pada bahan
dan terdiri dari sejumlah besar unit-unit
ferromagnetik ada saat dimana
magnetik yang kecil dan bekerjasama yang
magnetisasinya maksimum yang dikenal
disebut juga dengan domain magnetik.
dengan magnetisasi saturasi.
Magnetisasinya seragam tetapi berbeda
Suatu respon khusus dari
arah satu sama lain. Domain magnetik
ferromagnetik ditemukan dalam kelompok
adalah daerah dalam struktur kristal
bahan yang dikenal sebagai
mineral magnetik yang terdiri dari mineral-
antiferromagnetik. Dalam bahan ini,
mineral magnetik yang magnetisasinya
momen magnetik tersusun sejajar tetapi
dengan arah yang berlawanan sehingga menuju ke suatu arah tertentu. Struktur
kristal mineral magnetik dapat mempunyai
tidak ada momen magnetik total pada saat
medan magnetik luar dihilangkan. Bahan lebih dari satu domain. Setiap domain
terdiri dari jutaan dipol (Griffiths: 1999).
yang mempunyai momen magnetik yang
Di dalam bahan, momen dipol magnet

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473 466

memiliki arah yang acak dan akan hilang tersebut jauh lebih kecil dibandingkan bulir
saat bahan berada pada temperatur tinggi yang ditunjukkan oleh Gambar 1a. Daerah
(Loeksmanto: 1993). Daerah yang yang memisahkan domain dalam bulir
membatasi antara domain yang satu ditunjukkan oleh Gambar 1b disebut
dengan domain yang lain disebut juga dinding domain atau domain wall (Gambar
dinding domain magnetik (domain wall). 1c). Bulir-bulir ini disebut multidomain
Energi pertukarannya dapat menyebabkan (MD). Dikarenakan adanya energi
momen dipol magnetik melalui dinding exchange yaitu energi interaksi antar
domain berbentuk spiral . momen-momen magnetik atomik yang
Konsep tentang domain magnetik berdekatan, momen-momen magnetik
berkaitan dengan tinjauan bulir sferis atomik berputar secara berangsur-angsur
ferromagnetik kecil. Momen-momen melalui dinding domain (Butler: 1992).
magnetik atomik dimodelkan sebagai Dinding domain merupakan perantara
pasangan muatan magnetik. Langkah antara wilayah (satu domain ke domain
pertama untuk memperkenalkan konsep yang lain) dimana magnetisasi memiliki
domain magnetik adalah dengan meninjau arah yang berbeda. Dinding domain
bulir sferis ferromagnetik kecil yang memiliki ketebalan yang ditentukan oleh
ditunjukkan oleh Gambar 1a (Butler: 1992). energi exchange dan oleh energi
Momen-momen magnetik atomik magnetostatis (Hunt: 1991). Jadi, ada
dimodelkan sebagai pasangan muatan dinding domain yang besar dan ada pula
magnetik. Muatan magnetik atom-atom yang kecil.
tersebut terdistribusi seragam pada Pada bulir kecil seperti yang
permukaan bulir yang sebagian bermuatan ditunjukkan oleh Gambar 1a, energi yang
positif dan sebagian yang lain bermuatan dibutuhkan untuk membentuk dinding
negatif, sehingga menghasilkan domain agar bulir tersebut memiliki dua
magnetisasi seragam M atau j . Karena domain lebih besar dibandingkan energi
magnetisasi yang terjadi dalam bulir magnetostatik yang dimiliki oleh bulir
tersebut merupakan magnetisasi saturasi j s , dengan satu domain. Oleh karena itu, bulir-
bulir tersebut hanya mempunyai satu
maka j  j s . Terdapat energi yang domain. Bulir-bulir ini disebut bulir single
tersimpan dalam distribusi muatan ini yang domain (SD). Sifat magnetik bulir SD
disebut dengan energi magnetostatik e m sangat berbeda dengan bulir MD.
yang sebanding dengan j 2 (Butler: 1992).
1. Single Domain (SD)
Single domain adalah domain tunggal
yang mempunyai ukuran bulir <0.1 m
yang momen magnetiknya searah (Butler:
1992). Stabilitas magnetisasi pada bulir
single domain jauh lebih baik jika
Gambar 1. dibandingkan dengan multi domain.
Domain magnetik. (a) Material feromagnetik sferis yang Domain tunggal ini biasanya disebut hard
termagnetisasi seragam. (b) Material feromagnetik sferis terbagi
atas domain magnetik. (c) Rotasi momen-momen magnetik magnetic (Dunlop dan Özdemir: 1997).
atomik dalam dinding domain (Butler: 1992) Respon material yang mengandung
partikel single domain (ferromagnetik)
Dalam bulir dengan formasi domain dapat digambarkan dengan menggunakan
magnetik yang ditunjukkan dalam Gambar kurva histeresis. Kurva ini sangat
4b, terjadi magnetisasi saturasi j s , tetapi bermanfaat dalam menentukan beberapa
pada keseluruhan bulir magnetisasi j << besaran magnetik yang cukup penting.
Besaran-besaran tersebut antara lain
j s . Sehingga energi magnetostatik bulir

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
467 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

magnetisasi saturasi ( M s ), medan saturasi Bulir multi domain yaitu besar dari 10 m
( H r ) dan koersivitas ( H c ) . (Butler: 1992). Domain jamak ini biasanya
disebut soft magnetic (Dunlop dan
Dari Gambar 2, menyatakan bahwa
Özdemir: 1997). Apabila medan magnetik
bulir SD sangat mudah memperoleh
diberikan pada bulir ini, maka
magnetisasi remanent. Jika medan dari luar
magnetisasinya akan searah dengan medan,
diberikan, maka masing-masing bulir SD
dan domain wall akan hancur dengan
akan beputar ke arah medan luar. Apabila
pemberian medan yang cukup kuat dan
medan luar yang diberikan dinaikkan terus
magnetisasi mencapai saturasi.
sampai pada batas tertentu, maka arah
Saat medan magnetik dihilangkan,
medan semua bulir akan searah dengan
domain-domain magnetik akan bergerak
arah medan luar (Gambar 2c), dan jika
menuju posisi semula, dan domain wall
medan luar dihilangkan maka
akan kembali terbentuk dengan energi
magnetisasinya juga berkurang, sampai
minimum, tetepi domain-domain magnetik
pada saat medan luar bernilai nol,
tadi tidak dapat tepat kembali keposisi
magnetisasinya tetap ada yang dinamakan
semula, sehingga menghasilkan
dengan magnetisasi sisa atau magnetisasi
magnetisasi remanent yang bernilai kecil.
remanent (Gambar 2a). Untuk membuat
Untuk membuat momen magnetik nol
magnetisasi menjadi nol, dapat dilakukan
hanya dibutuhkan medan magnetik yang
dengan memberi medan magnetik dalam
kecil.
arah yang berlawanan, sehingga
magnetisasi terus berkurang sampai
3. Pseudo Single Domain (PSD)
akhirnya nol, medan yang dibutuhkan
Selain bulir-bulir SD dan MD, ada
untuk membuat magnetisasi ini menjadi
juga bulir-bulir yang berukuran transisi dan
nol disebut juga dengan gaya kohersif (Hc)
mempunyai 2 sampai 3 domain saja.
(Butler: 1992).
Kelakuannya lebih mirip bulir SD. Bulir-
bulir ini disebut dengan bulir domain
tunggal semu atau pseudo single domain
(PSD). Interval ukuran bulir PSD untuk
magnetite kira-kira 1-10 mikrometer
(Butler: 1992).

D. Anhysteretic Remanent Magnetization


(ARM)
Anhysteretic Remanent
Magnetization (ARM) dihasilkan oleh
kombinasi perlakuan dari AF yang besar
dan medan DC yang lebih kecil. ARM
diberikan dengan mengurangi secara
Gambar 2. perlahan dari titik puncak AF sampai nol
Histerisis bulir single-domain. (a) Kurva histerisis material yang bersamaan dengan pamberian medan DC
mengandung partikel-partikel SD memanjang. (b) Arah dan merupakan teknik laboratorium yang
magnetisasi dalam bulir-bulir SD pada titik 1 kurva histerisis. (c)
Arah magnetisasi dalam bulir-bulir SD pada titik 2 kurva digunakan untuk melihat karaktiristik
histerisis. (d) Arah magnetisasi dalam bulir-bulir SD pada titik 3 magnetik bahan (Hunt: 1991). Analisa
kurva histerisis. (e) Arah magnetisasi dalam bulir-bulir SD pada magnetik pada pengukuran ini mencakup
titik 4 kurva histerisis (Butler: 1992).
ukuran bulir, domain magnetik, kestabilan
2. Multi Domain (MD) intensitas magnetisasinya. Magnetisasi
Struktur bulir dari multi domain dapat berasal dari alam yaitu akibat medan
memiliki lebih dari satu domain, sementara magnet bumi dan buatan dengan
yang lainnya dibatasi oleh dinding domain.

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473 468

memberikan medan magnetik di akan dikelompokkan, diplot dalam bentuk


laboratorium. tabel dan grafik, dianalisa, lalu dijelaskan.
Pengukuran ARM dilakukan dengan Penelitian ini dilakukan di
memberikan medan magnetik lemah Laboratorium Fisika Sistem Kompleks ITB,
bersamaan dengan medan bolak-balik yang tepatnya di Laboratorium Paleomagnetik
meluruh. Intensitas magnetisasinya diukur dan Kemagnetan Batuan. Kegiatan yang
secara bertahap diselingi oleh proses dilakukan meliputi pengambilan sampel,
demagnetisasi dengan medan magnetik preparasi sampel, pengambilan data analisa
semakin tinggi. Sampel yang didominasi dan interpretasi hasil penelitian. Penelitian
oleh mineral magnetik berukuran single dilaksanakan pada bulan April sampai Juli
domain (SD) akan cenderung stabil dan 2008. Sampel yang digunakan pada
sampel yang didominasi oleh mineral penelitian ini adalah tanah perkebunan
magnetik yang berukuran multi domain karet dan tanah perkebunan sawit yang
(MD) cenderung tidak stabil (Hunt: 1991). subur dan kurang subur pada salah satu
daerah di Rimbo Bujang, Kab. Tebo, Jambi,
E. Metoda Identifikasi Ukuran Bulir dimana daerah ini cukup terkenal
Ukuran bulir magnetik merupakan keberhasilannya dalam bidang perkebunan.
salah satu komponen penting dari suatu Dalam penelitian ini variabel-variabel
bahan untuk diketahui, karena dari ukuran yang didapatkan dari hasil pengukuran
bulir magnetik kita dapat mengetahui ARM adalah medan dan intensitas
kestabilan suatu bahan. Dalam kemagnetan magnetisasi. Intensitas magnetisasi akan
dikenal dua cara yang dapat digunakan berubah sejalan dengan step medan yang
untuk mengetahui ukuran bulir dan jenis digunakan. Dari intensitas magnetisasi
domain magnetik dari bahan, yaitu dengan diperoleh nilai intensitas magnetisasi yang
menggunakan kurva Lowrie and Fuller didapatkan dengan membandingkan
Test dan cara yang lainnya yaitu dengan intensitas magnetisasi awal setelah diberi
King’s Plot. Kedua cara ini mempunyai medan pARM dengan intensitas
perbedaan yang sangat mendasar. magnetisasi setelah didemagnetisasi
dengan menggunakan Molspin AF
Penentuan ukuran bulir dengan cara Lowrie and Demagnetizer.
Fuller Test menggunakan konsep respon bahan
apabila diberi medan bolak-balik atau
demagnetisasi. Dari pengukuran nantinya akan Prosedur Persiapan Sampel
terlihat bagaimana pengurangan nilai intensitas Sebelum dilakukan pengukuran,
magnetisasi apabila diberi medan dengan step sampel dipersiapkan dengan langkah-
tertentu. Hasilnya akan dideskripsikan dalam langkah sebagai berikut:
bentuk kurva hubungan medan (H) dengan nilai
intensitas relatif (Dunlop:1973).
a. Menyiapkan tanah yang akan dijadikan
sampel.
METODE b. Menyediakan container yang terbuat
Penelitian ini merupakan penelitian dari bahan plastik yang berbentuk
eksploratif dengan menggunakan data silinder dengan diameter 2,54 cm dan
primer yang berasal dari hasil pengukuran tinggi 2,2 cm.
Anhysteritic Remanent Magnetization c. Mengukur massa sampel dengan neraca
(ARM). Pada penelitian eksploratif digital.
digunakan sampel yang akan d. Memasukkan sampel ke dalam
memungkinkan untuk diadakannya container dan memberi isolasi pada
penelitian eksperimental (Nasution: 2002). sambungan antara tutup tabung dengan
Ciri-ciri dari penelitian ini yaitu data badan silinder agar udara luar tidak
diperoleh langsung dari hasil pengukuran mempengaruhi massa sampel.
penulis di laboratorium. Data yang didapat

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
469 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

e. Memberi tanda panah dan label pada b) Proses Demagnetisasi


container yang telah berisi campuran Molspin AF Demagnetization berfungsi
tersebut. sebagai alat demagnetisasi bolak balik
dengan medan tertinggi 1000 mT dan
Teknik Pengumpulan Data frekuensi 180 Hz.
1. Pengukuran Anhysteretic Remanent
Teknik Interpretasi Data
Magnetization (ARM)
Dari data yang telah didapatkan
a) Pemberian ARM
nantinya penulis akan mendeskripsikan
Sebelum pemberian Anhysteretic
hubungan antara medan yang diberikan
Remanent Magnetization (ARM),
dengan nilai intensitas relatif, sehingga
dilakukan proses demagnetisasi pada
dapat dilihat bagaimana bentuk kurva
medan 900 Oe (90 mT). Agar pemberian
peluruhan dari masing-masing sampel.
ARM nya dimulai dari intensitas
Kemudian dengan kurva tersebut, akan
magnetisasi yang kecil. ARM diberikan
ditentukan ukuran bulir dan jenis domain
melalui medan magnetik searah yang
magnetik dari masing-masing sampel.
lemah 2,5 mT bersamaan dengan medan
Untuk menentukan ukuran bulir dari dapat
bolak balik yang meluruh 70mT, medan
dilakukan dengan menggunakan dua cara.
searah 2,5 mT diberikan oleh instrumen
Partial Anhysteretic Remanent Pertama dengan pencocokan dengan kurva
standar Lowrie and Fuller Test, dan cara
Magnetization (pARM) dan medan bolak–
yang kedua yaitu dengan menggunakan
balik 70 mT diberikan oleh instrument
metoda King’s Plot.
Molspin AF Demagnetization.
Dalam penelitian ini penulis
Proses ini dimulai dengan
menggunakan cara yang pertama yaitu
meletakkan sampel pada satu arah pada
pencocokan kurva peluruhan nilai
kereta holder pARM. Mendorong kereta
intensitas relatif ARM terhadap medan
holder kedalam tabung Molspin AF
yang di plot berdasarkan hasil pengukuran
Demagnetization. Mengaktifkan pARM
dengan kurva standar Lowrie and Fuller
dan menekan tombol start pada Molspin AF
Test (Gambar 3). Untuk mencocokkan
Demagnetization yang menandakan
antara kurva hasil pengukuran dengan
pemberian medan telah dimulai. Setelah
kurva standar Lowrie dan Fuller Test,
lampu stop menyala ditekan tombol start
penulis menggunakan program Adobe
kembali yang berarti pemberian ARM
Photoshop 7.0, sehingga ukuran bulir dari
telah selesai.
sampel dapat ditentukan.

Gambar 3.
Kurva standar peluruhan nilai intensitas relatif ARM terhadap medan untuk penentuan ukuran bulir magnetik Dunlop: 1973

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473 470

(I/I0). Untuk dapat menentukan ukuran


HASIL DAN PEMBAHASAN bulir magnetik dari masing-masing
A. Hasil Penelitian sampel, maka dilakukan plot hubungan
Pengukuran intensitas peluruhan antara nilai intensitas relatif sampel
Anhysteretic Remanent Magnetization terhadap step medan yang digunakan,
(ARM) dilakukan terhadap 24 sampel seperti pada gambar berikut:
yang diambil dari tanah perkebunan karet a. Sampel Karet Subur
subur (KS1PA-KS12B), tanah perkebunan Gambar 4, memperlihatkan bentuk
karet kurang subur (KKS1PA-KKS5B) kurva peluruhan ARM KS1PA-KS12B
sebanyak 10 sampel. Hasil pengukuran yang landai. Kurva ini mendeskripsikan
yang didapatkan yaitu perubahan nilai bahwa secara umum peluruhan intensitas
intensitas magnetisasi terhadap medan magnetisasi dari sampel tanah karet subur
yang diberikan. terjadi secara cepat dan bersifat kurang
1. Data nilai intensitas magnetisasi dari stabil. Berbeda dengan sampel KS1PB
setiap step hasil pengukuran ARM yang meluruh secara perlahan dan kurva
dibandingkan dengan nilai intensitas peluruhan ARM nya terlihat lebih stabil
magnetisasi awal, sehingga dari sampel lainnya.
menghasilkan nilai intensitas relatif
1
0,9
0,8
Intensitas R elatif (I/I 0 )

0,7
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 10 20 30 40 50 60

Medan (mA/m)
KS1PA KS1PB KS2A KS2B KS3A KS3B
KS4A KS4B KS5A KS5B KS6A KS6B
KS7A KS7B KS8A KS8B KS9A KS9B
KS10A KS10B KS11A KS11B KS12A KS12B

Gambar 4.
Kurva peluruhan ARM KS1PA-KS12B

b. Sampel Karet Kurang Subur. 1

Bentuk kurva peluruhan ARM 0,9

sampel KKS1PA-KKS5B terlihat tajam 0,8


Intensitas Relatif (I/I 0 )

0,7
(Gambar 5). Kurva ini menggambarkan 0,6
bahwa peluruhan intensitas magnetisasi 0,5

pada sampel KKS1PA-KKS5B terjadi 0,4

lebih cepat, dan domainnya bersifat kurang 0,3

0,2
stabil, kecuali pada sampel KKS2B yang
0,1
terlihat lebih landai dengan domain yang 0
lebih stabil. 0 10 20 30 40 50 60

Medan (mA/m)

KKS1PA KKS1PB KKS2A KKS2B

Gambar 5. Kurva peluruhan ARM KKS1PA-KKS5

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
471 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

2. Penentuan Ukuran Bulir dengan bahwa, secara umum bulir-bulir magnetik


Kurva Lowrie-Fuller pada sampel tanah karet subur berada pada
Untuk menentukan ukuran bulir dan ukuran bulir yang kecil dengan jenis
jenis domain magnetik dari masing-masing domain magnetik pseudo single domain.
sampel, dilakukan dengan metoda Untuk sampel yang berasal dari
pencocokan kurva hubungan antara tanah perkebunan karet kurang subur
intensitas relatif terhadap medan yang KKS1PA sampai KKS2A umumnya
didapat dari hasil pengukuran dan mempunyai ukuran bulir antara 110 sampai
perhitungan dengan kurva Lowrie-Fuller 135 m dengan jenis domain magnetik
Test. Hasil dari penentuan ukuran bulir dan multi domain. Sedangkan untuk sampel
jenis domain magnetik masing-masing KKS2B sampai dengan KKS5B, ukuran
sampel dapat dilihat pada tabel berikut: bulir dan jenis domain magnetiknya tidak
dapat ditentukan karena intensitas
a) Sampel Karet Subur magnetisasinya terlalu kecil, sehingga
Tabel 3 menunjukkan bahwa secara tidak dapat didemagnetisasi.
umum sampel tanah perkebunan karet Hasil penentuan jenis domain
subur mempunyai ukuran bulir dengan magnetik dengan Kurva Lowrie and Fuller
rentangan antara 3 sampai 6 μm sebanyak Test yang dilakukan terhadap 24 sampel
2 sampel, 6 sampai 9 μm sebanyak 17 tanah perkebunan subur dan 4 sampel
sampel, dan 9 sampai 20 μm sebanyak 4 tanah perkebunan kurang subur,
sampel, dengan jenis domain pseudo memperlihatkan bahwa secara umum
single domain (PSD), dan 1 sampel untuk tanah perkebunan subur bahwa
berukuran 0.037 sampai 0.06 μm yang sebagian besar yaitu sebanyak 23 sampel
mempunyai domain tunggal (single atau sekitar 95,83% termasuk bulir pseudo
domain). single domain dan 2 sampel atau 4,17%
Hasil penentuan ukuran bulir dengan lainnya termasuk bulir single domain.
kurva Lowrie-Fuller Test, didapatkan hasil Sedangkan untuk tanah perkebunan kurang
bahwa secara umum sampel tanah subur didominasi oleh bulir multi domain
perkebunan karet kurang subur mempunyai sekitar 75% dan 25% lainnya termasuk
ukuran bulir antara 110 sampai 135 μm bulir pseudo single domain. Hal ini berarti
dengan jenis domain magnetik multi bahwa untuk sampel pada tanah
domain (MD), terkecuali 1 sampel yang perkebunan subur sifat domainnya lebih
berukuran 1 sampai 3 μm dengan jenis stabil daripada tanah perkebunan kurang
domain pseudo single domain (PSD). subur. Apabila pada tanah perkebunan
subur dilewatkan medan magnet bolak-
B. Pembahasan balik, maka intensitas magnetisasi dari
Hasil penentuan ukuran bulir dan sampel akan meluruh secara lambat dan
jenis domain magnetik dengan kurva cenderung mempertahankan sifat
Lowrie and Fuller menunjukkan bahwa kemagnetannya. Sedangkan pada tanah
pada sampel tanah perkebunan karet subur perkebunan kurang subur, apabila dilewat
KS1PA sampai KS12B didominasi oleh medan magnetik bolak-balik terhadapnya
bulir magnetik dengan ukuran bulir antara maka intensitas magnetisasinya akan
6 sampai 9 m . Sampel KS1PA, KS2A, meluruh lebih cepat dan dapat dikatakan
KS2B, KS3A, KS3B, KS4A, KS4B, KS5A, sifat kemagnetan mineral magnetiknya
KS5B, KS6A, KS6B, KS7A, KS7B, KS8A, tidak stabil.
KS8B, KS11A, KS11B, KS12A, KS12B,
mempunyai ukuran bulir 6 sampai 9 m ,
sedangkan pada sampel KS1PB, KS9A,
KS9B, KS10A, KS10B mempunyai ukuran
bulir 9 sampai 20 m . Dapat dikatakan

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
NATURAL SCIENCE JOURNAL, Volume 3, Nomor 1, Maret, 2017, Page 462-473 472

KESIMPULAN Griffiths, D. J. (1999), Introduction to


Electrodinamics. New Jersey:
Dari penelitian yang telah dilakukan Prentice-Hall. Inc.
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan Hermon, D. (2006), Geografi Tanah.
bahwa: Padang : UNP Press.
Hasil penentuan ukuran bulir dengan Hunt, C. P. (1991), Handbook From The
menggunakan metoda Lowrie and Fuller Environmental Magnetism Workshop.
Test didapatkan ukuran bulir dari sampel Minneapolis: University Of
tanah karet subur berkisar antara 6 sampai Minnesota.
20 m , sedangkan untuk sampel tanah Islami, T. (1995), Hubungan Tanah, Air
karet kurang subur berkisar 110 sampai dan Tanaman. Semarang: IKIP
135 m , hal ini mengindikasikan bahwa Semarang Press.
pada sampel tanah karet subur didominasi Loeksmanto, W (1993), Medan
oleh mineral magnetik dengan ukuran bulir Elektromagnetik. Jakarta: Departemen
yang kecil dibandingkan pada sampel Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen
tanah karet kurang subur. Pendidikan Tinggi.
1. Sampel tanah karet dan sawit Mufit, F. (2005), Laporan Penelitian:
didominasi oleh bulir pseudo single Studi Sifat Magnetik pada Endapan
domain (PSD), sedangkan untuk Pasir Besi di Pantai Pariaman dan
sampel tanah karet dan sawit kurang Upaya Pemanfaatannya untuk Bahan
subur didominasi oleh bulir multi Industri. Padang: Direktorat
domain (MD). Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
2. Tanah perkebunan subur didominasi kepada Masyarakat, Direktorat Jendral
oleh domain yang lebih stabil daripada Pendidikan Tinggi.
tanah perkebunan kurang subur, Nafri, E. (2008 ), Karet. Palembang :
sehingga sifat mineral magnetik untuk Dinas Pertanian Kota Palembang
tanah perkebunan subur cenderung
lebih stabil daripada sifat mineral Santoso, D. (2002), Pengantar Teknik
magnetik tanah perkebunan kurang Geofisika. Bandung: Institut
subur. Teknologi Bandung.

REFERENSI Nasution. 2002. Metode Research


Anwar, C. (2001). Manajemen dan (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT. Bumi
Teknologi Budidaya Karet. Medan : Aksara.
Pusat Penelitian Karet.
Skinner, B.J, Porter, S. C. (1987), Physical
Butler, R. F. (1992), Paleomagnetism: Geology. Canada: Von Hoffman Press.
Magnetik Domains to Geologic
Teranes. Boston: Blackwell Scientific Suharta, N. (2007), Sistem Lahan
Publications. Barongtongkok, Sifat Kimia-Fisika
Dunlop, D, O.Ozdemir. (1997), Rock Tanah, Lava Basalt, Agroekosistem,
Magnetism: Fundamentals and Pertanian Lahan Kering, Kalimantan.
frontiers. Cambridge University Press: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
USA. Pertanian vol 26 no. 1.
Endah, Noor. (2008), Mekanika Tanah :
Surabaya : Institut Teknologi Sulistijo, Budi, Sumardi, Darmawan.,
Surabaya. Heriawan, Nur, Riyanto, Yana Rahmat.
Ervin (2005). ”Geografis”. (2002), Geofisika Cebakan Mineral II.
http://www.students.ukdw.ac.id//. Penerbit ITB. Bandung.
Didownload tanggal 29 Mei 2008.

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………
473 SYLVINA TEBRIANI, UKURAN BULIR SERTA JENIS DOMAIN MAGNETIK……….

Sutrisno, Gie. T. I. (1979), Fisika Dasar:


Listrik, Magnet dan Termofisika.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Tauxe, L. (2005), Lectures in


Paleomagnetism. Kluwer Academic
Publishers.

Yulianto, A. Bijaksana S, Loeksmanto W.


(2002), Karakterisasi Magnetik dari
Pasir Besi Cilacap. Jurnal Himpunan
Fisika Indonesia vol. A5 no. 0527.

ISSN 2477– 6181 Sylvina Tebriani: Ukuran Bulir Serta Jenis Domain Magnetik ………

Anda mungkin juga menyukai