Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DAN ANTRIPOLOGI KESEHATAN

PENGARUH PERKEMBANGAN IPTEK TERHADAP KESEHATAN


PERKAWINAN, IBU HAMIL, DAN PERSALINAN

Dosen:
Rudi Irawan.M,Pd

Disusun Oleh:
Faradila Amara Putri 04419614008
Kelas 1A

AKADEMI KEBIDANAN PRIMA HUSADA BOGOR


TAHUN AJARAN 2019-1020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat


Allah SWT. karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya lah kami
dapat menyelesaikan makalah “Pengaruh IPTEK terhadap Kesehatan Perkawinan, Ibu
Hamil dan Persalinan” ini.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam makalah ini juga
disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan
tentang Pengaruh IPTEK terhadap Kesehatan Perkawinan, Ibu Hamil dan Persalinan.
Kami juga mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Dosen Mata kuliah
Ilmu Sosial Budaya Dasar yang telah membimbing kami. Tak lupa pula ucapan
terimakasih sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Keritik dan satan selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepasa seluruh
pembaca dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin . Demikian kami ucapkan
terimakasih.

Bogor, 2 November 2019


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Peranan IPTEK dalam Kehidupan Manusia di bidang Kesehatan.....................3
B. Dampak Positif dan Negatif yang Ditimbulkan IPTEK di Bidang Kesehatan...5
C. Pengaruh Teknologi terhadap Ibu Hamil..........................................................10
D. Pengaruh Teknologi terhadap Persalinan.........................................................11
E .Pengaruh Terhadap Perkembangan Iptek Terhadap Perkawinan......................13
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSAKA....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa
perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai
permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK ditandai dengan adanya
persaingan antar bangsa yang makin meningkat.
Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas dan berkompeten dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terus berkembang. Bangsa Indonesia perlu terus mengembangkan dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar mampu berperan aktif dalam
persaingan global yang kian kompetitif. Salah satu cara yang digunakan untuk
mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah melalui pendidikan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan dewasa ini seharusnya diarahkan agar bangsa mampu bersaing di
kancah global. Hal ini dapat tercapai apabila pendidikan tidak semata-mata
diutamakan pada pemahaman dan penguasaan berbagai konsep, melainkan juga
melatih siswa agar terus ulet dalam belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi, khususnya berpikir kritis. Keunggulan dalam kompetisi global terletak
pada kemampuan dalam mencari dan menggunakan informasi, kemampuan analisis-
kritis terhadap perkembangan masyarakat, akurat dalam mengambil keputusan, dan
proaktif terhadap peluang.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Johnson (2010: 183) bahwa berpikir kritis
merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan
mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Namun, tanpa motivasi
belajar yang terus digerakkan, kemampuan berpikir kritis pun tak dapat berkembang
secara maksimal. Pembelajaran sebagai wahana dalam proses pendidikan merupakan
interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (Chalil dan Latuconsina, 2008: 1).

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran teknologi informasi dibidang kesehatan?
2. Bagaimana manfaat teknologi informasi dibidang kesehatan?
3. Bagaimana penggunaan teknologi informasi untuk analisis kesehatan?
4. Bagaimana pengenalan teknologi informasi sebagai upaya peningkatan
kesehatan?
5. Bagaimana implemantasi teknologi dalam bidang kesehatan?

C. Tujuan
Untuk mengetahui peran teknologi informasi dibidang kesehatanUntuk
mengetahui manfaat teknologi informasi dibidang kesehatanUntuk mengetahui
penggunaan teknologi informasi untuk analisis kesehatanUntuk mengetahui
bagaimana pengenalan teknologi informasi sebagai upaya peningkatan
kesehatanUntuk mengetahui implemantasi teknologi dalam bidang kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan IPTEK dalam Kehidupan Manusia di bidang Kesehatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu pengetahuan adalah


gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan
memperhitungkan sebab dan akibat. Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Kata ilmu dalam bahasa
Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan.

A. Teknologi
Teknologi bermakna metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis, ilmu
pengetahuan terapan, keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi yaitu
sebagai entitas benda maupun tak benda yang diciptakan secara terpadu melalui
perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
- Read Bain berpendapat bahwa teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat,
perkakas, senjata, perumahan, pakaian, peranti pengangkut/pemindah dan
pengomunikasi, dan keterampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua itu.
- Bernard Stiegler mendefinisikan teknologi dalam dua cara pertama sebagai
pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar hidup dan kedua sebagai zat-zat
anorganik yang tersusun rapi.

B. Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan, dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.
Teknologi informasi juga berpengaruh di bidang kesehatan. Sekarang ini
teknologi informasi di bidang kesehatan sangat memiliki peran yang begitu signifikan
untuk menolong jiwa manusia serta riset-riset di bidang kedokteran. Teknologi
informasi digunakan untuk menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang
sulit dilihat, untuk mendiagnosa penyakit, menemukan obat yang tepat untuk
mengobati penyakit, dan masih banyak lagi.

3
Pemanfaatan teknologi informasi ini tentunya sudah sangat membantu orang-
orang yang bergerak di bidang kesehatan, setidaknya bisa membantu mereka dalam
menangani para pasiennya sehingga sedikit banyak teknologi di bidang kesehatan ini
bisa meningkatkan kesehatan masyarakat. Adanya teknologi informasi yang
dimanfaatkan dokter dan perawat untuk memudahkan mereka memonitor kesehatan
pasien, memonitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah,
memeriksa organ dalam pasien dengan sinar-X. Dengan teknologi modern bisa
memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam seperti jantung, paru-paru dan
ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan yang digabungkan dengan teknologi
informasi dan komputer.

Teknologi-teknologi yang sudah dikembangkan dibidang kesehatan diantaranya :


• Sistem Computerized Axial Tomography (CAT), digunakan untuk
menggambar struktur bagian otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang
tidak bergerak dengan menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak
menggunakan sistem Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan
untuk melihat gambar dari berbagai sudut organ tubuh. CAT dan DSR biasa dikenal
CT Scan.
• Single Photo Emission Computer Tomography (SPECT) merupakan sistem
komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi partikel-partikel
tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar. Bentuk lainnya adalah Positron
Emission Tomography (PET) juga merupakan sistem komputer yang dapat
menampilkan gambar yang menggunakan isotop radioaktif. Pengembangan PET-
SCAN ini tidak hanya dapat mendeteksi kanker, tetapi juga dapat digunakan pada
bidang-bidang kedokteran lainnya.
Dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu
mereka yang bergerak di bidang kesehatan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Mereka bisa dengan cepat menangani para pasien, bisa mendiagnosis penyakit yang
mereka derita dan kemungkinan salah diagnosis yang mungkin sudah sering terjadi
didalam bidang kedokteran yang memakan banyak jiwa bisa berkurang. Pemanfaatan
teknologi informasi ini semakin mendukung peningkatan kualitas kerja dibidang
kedokteran, karena semakin canggihnya teknologi yang ada maka akan semakin
mudah kita mendapatkan pelayanan dengan kualitas baik.

4
B. Dampak Positif dan Negatif yang Ditimbulkan IPTEK di Bidang Kesehatan
Segala sesuatu yang memiliki dampak positif biasanya akan diikuti
dengan munculnya dampak negatifnya, termasuk dalam IPTEK di bidang
kesehatan. Berikut merupakan beberapa uraian dampak positif dan negatif
yang ditimbulkan IPTEK di bidang kesehatan.
-          Dampak positif:
a) Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi
vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan. Dalam rangka peningkatan kesehatan
masyarakat telah maju dengan pesat.Penemuan dalam bidang-bidang tersebut telah
membebaskan manusia dari bahaya maut, akibat penyebaran wabah penyakit yang
mengerikan seperti cacar, typus, malaria, TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.
b)  Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah rusak.
Misalnya mata (baik mata buatan maupun donor mata), ginjal dan jantung.
c) Diketemukannya keahlian dalan bidang operasi plastik. Sehingga hidung yang
kurang mancung dapat menjadi mancung, dan lain sebagainya.
d)  Diketemukannya tata menu makan setiap hari. Dengan diketemukannya cara ini,
sebagian besar masyarakat telah mengatur menu makan dengan zat vitamin sehingga
dapat memperlambat kehausan setiap organ tubuh manusia, dengan begitu akan
memberi kesempatan untuk lebih lama.
e) Diketemukannya peralatan untuk mengolah sampah dan limbah. Sehingga sampah
dan limbah tidak lagi mengganggu kelangsungan hidup manusia.
f) Telemedicine (pengobatan jarak jauh) yaitu perawatan yang diberikan melalui
telekomunikasi juga turut membantu di dunia kedokteran. Sekarang telemedicine
telah diimplementasikan oleh administrator penjara Amerika, tempat di mana tahanan
diberi jaminan perawatan medis karena jumlah tahanan semakin banyak maka biaya
kesehatan pun perlu dikontrol.
g) Sistem Computerized Axial Tomography (CAT) dan Dynamic Spatial
Reconstructor (DSR).
h) Single Photo Emission Computer Tomography (SPECT) dan Positron Emission
Tomography (PET).

5
i) Meningkatkan ilmu dan fasilitas di bidang kedokteran berkembangnya cabang-
cabang ilmu di bidang pengobatan dan penemuan alat kedokteran seperti mikroskop,
banyak membantu pemecahan masalah di bidang kedokteran.
j) Meningkatkan teknologi obat-obatan dengan ditemukannya teknologi material,
orang dapat mengetahui susunan suatu zat, sifat-sifatnya, jumlah masing-masing
bagian dari susunan suatu persenyawaan. Dasar pemisahan suatu bersenyawa dari
campurannya dan pembentukan senyawa baru dari senyawa lain merupakan awal dari
pembuatan teknologi di bidang obat-obatan.
k) Memberantas penyakit menular perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan
keberhasilan ilmu kedokteran dalam mengikuti tingkah laku dinamika gelombang
epidemic, sehingga mampu mengadakan usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular.
-          Dampak negatif:
a) Efek radiasi yang berpotensi menghasilkan penyakit baru.
Salah satu contohnya adalah penyakit kanker yang kita ketahui
bersama bahwa hingga saat ini penyakit tersebut belum memiliki obat yang
bisa mendeteksi hingga tercapainya suatu kesembuhan yang sempurna bagi
para penderitanya. Selain itu unsur zat radioaktif yang digunakan untuk
mengobati penderita kanker juga dapat menimbulkan radiasi yang berbahaya,
dan tentunya hal tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang
berbahaya.
Begitu juga halnya dengan alat komunikasi yang sering kita gunakan.
Sejumlah penelitian yang dilakukan menunjukkan radiasi telepon genggam
berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko
terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak,
merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30%, mengakibatkan
meningioma, neurinoma akustik, accoustic melanoma, dan kanker kelenjar
ludah. Sayangnya, tidak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar di dunia
merespon hasil-hasil penelitian tersebut.
Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan
proyek penelitian Franz Adlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan
menganjurkan penggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat
saja. Artinya, kalau di sekitar anda tersedia telepon biasa sebaiknya anda
menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-
free kapan saja memungkinkan.

6
Begitu pula dengan halnya komputer yang beregenerasi menjadi
laptop. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit
akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor.
Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas
seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan
pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang
berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain
sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga
berpengaruh pada beban mata.
Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan
keluhan pada mata. Berdasarkan hasil penelitian, 77% para pemakai layar
monitor akan mengalami keluhan pada mata, mata merah, mata berair, sampai
pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.
Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan
mata akan lebih cepat terasa, karena mata dalam keadaan memfokuskan ke
layar monitor akan jarang berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering
dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata.
Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena
udara ruangan berAC akan kering sehingga air mata akan ikut menguap.
Menurut hasil penelitian, untuk operator komputer yang bekerja 8 jam
per hari terus menerus, ternyata radiasi yang keluar dari komputer (khususnya
sinar-X) sangat rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem per tahun. Harga tersebut
jauh lebih rendah dari pada radiasi yang berasal dari sinar kosmis dan dari
radiasi bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145 m Rem per tahun.
Akhir-akhir ini banyak dijual kaca filter untuk layar monitor yang
dipromosikan sebagai filter radiasi yang keluar dari komputer. Kaca filter
yang dijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter kesilauan (glare) dari cahaya
layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.
b) Efek ketergantungan.
Teknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan timbal
balik yang bersifat negatif seperti sifat ketergantungan. Para pengkonsumsi
obat antibiotik yang banyak beredar di masyarakat ternyata tidak semata-mata
hanya mengurangi keluhan yang ada tetapi juga menimbulkan ketergantungan
dengan intensitas yang berbeda-beda dari masing-masing jenis antibiotik.
Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan tetapi timbul suatu kemungkinan

7
yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat kekebalan terhadap
antibiotik tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecenderungan munculnya
“kecanduan” anak pada komputer. Kecanduan bermain komputer akan
memicu anak menjadi malas menulis, menggambar ataupun melakukan
aktivitas sosial.
Begitu juga halnya dengan kecanduan komputer yang didominasi oleh
usia dini. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak
awal orang tua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, orang
tua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer.
Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai
mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat
diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa
bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak.
Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orang tua, setidaknya
sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak
sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik demi mengurangi
dampak teknologi ini.
c) Kesalahan persepsi yang diyakini masyarakat
Efek negatif yang juga dapat timbul karena kesalahan dari persepsi
masyarakat dalam mengkaji suatu pengetahuan yang ia dapatkan. Salah satu
contoh yang terjadi di kalangan masyarakat adalah maraknya keinginan para
penikmat kolesterol berlebih. Mereka memiliki anggapan yang mengatakan
bahwa untuk mengurangi berat badan maka salah satu hal yang harus
dilakukan adalah mengurangi jumlah porsi serta kuantitas makanan yang
dikonsumsi. Dengan tidak mengkonsumsi nasi di beberapa periode tertentu
serta menggantikannya dengan makanan yang memiliki kadar karbohidrat
yang lebih rendah.
Ini merupakan suatu persepsi yang kurang benar di mata peneliti dan
pakar nutrisi. Bahwa yang dimaksud sebagai solusi untuk mengurangi kadar
kolesterol adalah disebutkan oleh pakar nutrisi untuk mengatur pola makan
dengan memperhitungkan takaran nutrisi sesuai dengan kebutuhan energi oleh
tubuh. Maka dari hal tersebut, persepsi masyarakat juga menentukan
bagaimana penerapan teknologi yang sedemikian modern tersebut dapat
bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

8
d) Proses publikasi perangkat kesehatan yang tidak tepat.
Sebuah kalkulator online yang dikembangkan periset umur panjang di
Sekolah Kedokteran Harvard dan Pusat Kedokteran Boston pada alamat
www.livingto100.com, dipublikasikan begitu saja kepada masyarakat. Hal ini
akan membawa dampak buruk terhadapa masyarakat yang meyakini bahwa
hasil perhitungan kalkulator tersebut benar adanya. Maka secara psikologis
akan mempengaruhi harapan untuk tetap hidup sejahtera. Berbahagia bagi
mereka yang tecatat memiliki umur panjang, tidak bagi yang tercatat
sebaliknya.

e)  Kerahasiaan seseorang tidak terjamin.


Majunya peradaban teknologi juga tidak menamin bahwa
penggunanya merasa aman atau terlindungi terhadap sesuatu yang
berhubungan dengan privasi. Sekarang telah diciptakan pula perangkat lunak
yang bisa mengukur risiko kanker payudara bagi wanita. Pasien bisa mengirin
email untuk meminta rekaman medik ke dokter. Namun hal ini masih dinilai
memiliki permasalahan yang kaitannya dengan privasi pasien dan keamanan
data tersebut.
f) Terganggunya saraf.
Saraf manusia merupakan organ vital yang pelu dilindungi. Namun
teknologi juga menunjukkan indikasi bahwa dalam hal ini berbahaya bagi
stabilitas saraf. Salah satu contoh, printer yang menggunakan sistem buble jet
kebisingannya relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan printer sistem dot
matrix. Saat ini printer yang paling rendah kebisingannya adalah sistem laser
printer. Kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi saraf manusia dan hal ini
dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri.
Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selama kurang
dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah
dengan kebisingan sekitar 40-50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat
mesin pendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah selain dari suara
printer.
g)  Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa
variasi keluhan kerangka otot (muscolkeletal). Ini menyangkut keluhan yang

9
dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliput gangguan lengan atas berkaitan
dengan kerja (Work Related Upper Limb Disorder) dan luka penggunaan
berlebihan yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).
Keluhan ini terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk
yang statis saat menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan
berulang (repetitive) setiap hari, beban kerja yang statis (seperti
menggenggam mouse), membiarkan lengan membengkok, dan sejenisnya
dalam waktu yang cukup lama. Ini akan bertambah buruk jika tempat kerja
ridak didesain secara ergonomis, misalnya posisi keyboard dan layar monitor
yang terlalu tinggi atau terlampau rendah, kursi tidak menopang badan untuk
duduk tegak, dan sebagainya.
Hal ini akan semakin parah bila ditambah lingkungan kerja yang
kurang bergerak, kurang istirahat, mengandung stress tinggi dengan deadline
dan laporan rutin serta lainnya.
Apalagi jika anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah
otot, memiliki tangan terasa dingin serta kurang berolah raga. Gejala awal RSI
dapat muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke ujung
tangan. Gejala menjadi tanda peringatan menyangkut:
- Kesulitan membuka dan menutup tangan.
- Otot tangan terasa kaku (misalnya hingga kesulitan mengancing baju).
- Kesulitan menggunakan tangan (untuk membalik halaman buku, memutar tombol
atau bahkan memegang mug).
- Bangun dengan rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa di tangan, terutama
di awal pagi hari.
- Tangan terasa dingin.
- Tangan gemetar (tremor).
- Tangan terasa canggung, bergetar atau bahkan mati rasa.[6]
h) Timbulnya penyakit kanker yang dianggap berasal dari kemajuan IPTEK, yang
sampai saat ini masih belum ditemukan obatnya, melainkan upaya untuk mencegah
meluasnya bagian yang terserang.
i) Timbulnya penyakit asbestos yang diderita karyawan pabrik asbes, diduga
disebabkan banyaknya debu yang berterbangan dan mengandung oksida silicon.

10
j) Timbulnya penyakit karena kesibukan atau kekhawatiran ketika bekerja, seperti
darah tinggi, jantung, ginjal, liver dan lain-lain.
k) Timbulnya penyakit karena kesalahan gaya hidup, misalnya penyakit gagal ginjal,
mata rabun, kecanduan pornografi, stress dan AIDS

C. Pengaruh Teknologi terhadap Ibu Hamil


Sebuah studi terbaru menunjukkan kebiasaan merokok pada ibu hamil bisa
ditunjukkan pada gambar ultrasound (4-D). Para peneliti di Universitas
Durham dan Lancaster, di Inggris ini mempelajari ultrasound scan yang dapat
melihat dan mendengar janin dari ibu yang merokok memiliki gerakan mulut
yang lebih sering dari yang diharapkan selama kehamilan. "Teknologi ini
dapat memperlihatkan apa yang selama ini tidak diketahui, mengungkapkan
bagaimana merokok dapat mempengaruhi perkembangan janin dengan cara
yang tidak kita sadari," kata Brian Francis seorang profesor di Universitas
Lancaster.
“Ini adalah bukti permulaan efek negatif dari merokok pada masa
kehamilan,” imbuhnya. Peneliti menduga bahwa gerakan-gerakan yang
diisyaratkan oleh bayi dapat dikaitkan dengan fungsi sistem saraf pusat, yang
mengantrol gerakan manusia. Janin dari ibu yang merokok tidak mengikuti
proses perkembangan yang normal dibandingkan dengan janin dari ibu yang
tidak merokok.
Penelitian sebelumnya juga telah menunjukan bahwa paparan asap rokok
di rahim berhubungan dengan perkembangan berbicara pada bayi melambat.
Temuan awal penelitian ini berasal dari analisis 4-D scan ultrasound dari 20
janin sehat, empat di antaranya dilakukan oleh ibu-ibu yang merokok rata-rata
14 batang per hari, sedangkan sisanya dilakukan oleh yang bukan perokok.
Peneliti mengambil scan pada empat waktu yang berbeda antara 24 dan 36
minggu kehamilan.
Mereka juga mengamati bahwa ibu yang merokok ditunjukan dengan
mulut dan sentuhan gerakan janin yang lebih besar. "Temuan lain yang kami
setujui adalah bahwa tingkat stres dan depresi pada ibu hamil memiliki
dampak yang signifikan terhadap pergerakan bayi, dan perlu adanya
pengontrolan emosi untuk itu. Tapi selain itu, hasil ini menunjukan fakta
bahwa paparan nikotin memiliki efek jauh lebih parah di atas stres dan depresi
ibu hamil," imbuh pemimpin studi, Dr Nadja Reissland, seorang profesor

11
psikologi Universitas Durham. Namun peneliti menyebutkan perlu adanya
penelitian lanjutan untuk mendapatkan temuan yang lebih akurat, termasuk
pada ibu hamil yang depresi dan juga seorang perokok aktif.

D. Pengaruh Teknologi terhadap Persalinan


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu
dan keluarga. Dimana peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan
peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika
terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah
penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun
bagi bayi yang dilahirkan.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah yang besar di negara miskin dan berkembang seperti Indonesia.
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil,
bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi
kesehatan kurang dapat diterapkan ditingkat masyarakat diantaranya
ketidaktahuan, kemiskinan, rendahnya status sosial ekonomi perempuan,
terbatasnya kesempatan memperoleh informasi dan kelangkaan pelayanan
kesehatan yang peka terhadap kebutuhan perempuan juga berperan terhadap
situasi ini, sedangkan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan,
terbatasnya akses memperoleh pendidikan yang tidak memadai.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan
salah satu target yang telah ditentukan untuk mencapai sasaran Millennium
Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
menjadi 23/1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada 2015. Di negara miskin, sekitar
25-50% kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh
dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau persalinan
(Depkes RI, 2010).
Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2007 derajat kesehatan ibu dan anak di
Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI)
(KH) dan Tahun 2008, 4.692 jiwa ibu melayang di masa kehamilan,

12
persalinan, dan nifas. Kementerian kesehatan telah melakukan berbagai upaya
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) antara lain mulai Tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) ke Puskesmas di Kabupaten Kota yang di fokuskan pada
kegiatan preventif dan promotif dalam program kesehatan ibu dan anak.
Kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat
hamil (Eklampsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran.
Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan kekurangan Oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung
kematian ibu dan bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti
pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan
sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat permasalahan ini.
(Depkes RI, 2010).
Menteri kesehatan menambahkan salah satu upaya terobosan dan
terbukti mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga
kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) adalah Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K). Sedangkan data Riskesdas 2010
memperlihatkan bahwa persalinan di fasilitas 55,4% dan masih ada persalinan
yang dilakukan di rumah (43,2%). Pada kelompok ibu yang melahirkan di
rumah ternyata baru 51,9% persalinan ditolong oleh bidan, sedangkan yang
ditolong oleh dukun masih 40,2% (Depkes RI, 2010).

Beberapa hal tersebut mengakibatkan 3 kondisi terlambat yaitu


(terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat sampai
ditempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat)
dan 4 kondisi terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun),
terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun), terlalu banyak (lebih dari
4 kali). Keterlambatan pengambilan keputusan ditingkat keluarga dapat
dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya ditingkat
keluarga (Menkes RI, 2011).
Foster dan Anderson (1986) melukiskan tentang masalah klasik yang
masih selalu ditemukan dalam kehidupan berbagai kelompok masyarakat,
betapa sosial sering mengalahkan pemanfaatan optimal dari sarana kesehatan

13
yang tersedia. Pasangan suami-istri lebih rela untuk memutuskan tidak
menggunakan sarana pertolongan persalinan dari puskesmas atau rumah
bersalin, atas pertimbangan bahwa konflik dengan kerabat tidak menggunakan
jasanya dari pada biaya bersalin di rumah sakit atau puskesmas (Meutia,
1998).

E .Pengaruh Terhadap Perkembangan Iptek Terhadap Perkawinan


Dengan tuntutan zaman, sangat penting memegang telepon genggam
di telapak tangan. Sering kali, mata seseorang lebih sering tertuju pada telepon
genggam ketimbang keluarga di sekitar.
Sebenarnya, ini mungkin terlihat normal. Namun, setelah melalui hari
demi hari, banyak keluarga menghadapi masalah miskomunikasi. Berikut
adalah beberapa cara media sosial menghancurkan pernikahan :
1. Waktu
Saat menjalin hubungan, orang butuh menghabiskan waktu bersama.
Kurangnya waktu bersama adalah salah satu alasan jejaring sosial dapat
menghancurkan pernikahan.
2. Penghindaran
Disadari atau tidak, pasangan ang sibuk berselancar di jejaring sosial
memberikan perasaan menghindar. Ini akan menjadi musuh hebat dalam
hubungan pernikahan.
3. Faktor mantan
Dengan kecanggihan teknologi, kini sangat mudah untuk mengecek status
terbaru dari mantan kekasih. Ingat, ini adalah ancaman besar bagi pernikahan.
4. Pemaparan citra diri
Tak peduli seberapa keras seseorang berusaha menjadi pasangan yang
sempurna, profil sosial media hanya akan merefleksikan karakter baik diri
seseorang. Jika tidak menunjukkan kepribadian sesungguhnya, media sosial
juga dapat menghancurkan pernikahan.
5. Privasi

14
Privasi memang dibutuhkan dalam sebuah hubungan. Namun, jika
seseorang terlalu banyak menyembunyikan rahasia jejaring sosial dari
pasangannya, perpecahan mungkin saja terjadi.
6. Menyebarkan informasi berlebih
Saat berbicara tentang pengaruh media sosial terhadap pernikahan, publik
juga harus mengetahui batasan informasi yang dapat disebarkan. Jika tidak,
pasangan dapat berprasangka buruk.
7. Kecemburuan
Suami dan istri bisa terobsesi dengan media sosial ketika meng-update
status hampir setiap menit. Ini bisa menjadi sandungan terhadap pernikahan
karena kecemburuan buta.
8. Prioritas
Ada banyak pilihan jejaring sosial yang dapat ditelusuri. Jika tidak bijak
memilih keluarga atau media sosial, hubungan pernikahan terancam gagal.
9. Menggoda
Ketika bermain media sosial, terkadang seseorang melontarkan godaan
tertentu. Jika hal tersebut terjadi, hubungan bisa retak.
10. Salah pilih teman
Salah satu cara media sosial menghancurkan pernikahan adalah dengan
memudahkan menjalin pertemanan dengan orang yang bisa saja berbahaya.
Karna bertahanya kehidupan perkawinan merupakan tujuan utama yang
sangat di inginkan oleh islam. Akad nikah yang diadakan sekali berlaku untuk
selamanya hingga akhir hayat agar suami istri dapat bersama-sama
mewujudkan rumah tangga yang bahagia.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, kita dapat mengambil inti sari atas apa yang telah
dirumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut:
1. Dengan berkembangnya teknologi di bidang kesehatan sangatlah membantu
mereka yang bergerak di bidang kesehatan untuk melakukan pekerjaan mereka.
Mereka bisa dengan cepat menangani para pasien, bisa mendiagnosis penyakit yang
mereka derita dan kemungkinan salah diagnosis yang mungkin sudah sering terjadi di
dalam bidang kedokteran yang memakan banyak jiwa bisa berkurang.
2. Karena cukup banyakdampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan IPTEK
di bidang kesehatan, maka kami menyebutkan satu saja dari kedua dampak.
Dampak positif:
- Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi
vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan
Dampak negatif:
- Timbulnya penyakit karena kesalahan gaya hidup, misalnya penyakit gagal ginjal,
mata rabun, kecanduan pornografi, stress dan AIDS.
B. Saran
Bagi masyarakat yang menggunakan teknologi hendaknya memperhatikan
dalam penggunaan teknologi sesuai dengan kebutuhan, yaitu menggunakan teknologi
bila hal itu dibutuhkan dan mengunakan teknologi dengan batas-batas waktu tertentu,
menggunakan teknologi dengan waktu yang tidak lama karena jika terlampau lama
akan menimbulkan penyakit serta diiringi dengan pola hidup yang sehat, diantaranya
dengan berolah raga

16
DAFTAR PUSAKA

http://zibinuma.blogspot.com/2017/01/peranan-iptek-dalam-kehidupan-
manusia.html?m=1
“Dampak-dampak Negatif Perkembangan Teknologi Terhadap Kesehatan diakses
https://sikomputerkesehatan.wordpress.com/category/dampak-dampak-it-terhadap-
kesehatan. html, pada tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.20.
“Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan”, diakses dari
https://quamilanadia.wordpress.com/2013/12/17/peran-teknologi-informasi-dalam-
bidang-kesehatan.html, pada tanggal 1 Desember 2015 pukul 20.18.

17

Anda mungkin juga menyukai