Anda di halaman 1dari 23

Dena Eka Pujiwisanti Putri

K3-4C/0519040079

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

ALAT PEMADAM API RINGAN

NAMA : Dena Eka Pujiwisanti Putri

Kelas : K3-4C

NRP : 0519040079

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2021
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Tugas Pendahuluan :

1. Sebutkan media pemadam kebakaran jenis APAR buatlah dalam


bentuk table ?

Kelas Jenis Material yang Jenis Alat pemadam


Kebakaran terlibat Api yang tepat
Kelas A Material yang dapat  Alat pemadam
terbakar biasanya menggunakan
kayu, kertas, kain, air.
karet, dan berbagai  Alat pemadam
plastic. menggunakan
busa.
 Bahan kimia
kering (ABC)
Kelas B Cairan yang tidak  Bahan kimia
dapat bercampur kering (BC atau
dengan air, seperti ABC)
pelarut, gemuk, ter,  Menggunakan
minyak, dan bahan Carbondioksida
bakar yang dapat  Alat pemadam
menyala dan dapat menggunakan
terbakar busa
 Alat pemadam
yang
menggunakan air
+ aditif
Kelas B Gas dan cairan yang Alat pemadam
dapat menyala menggunakan bahan
bertekanan (misalnya kimia kering (BC atau
hydrogen, asetilena, ABC).
propane)
Kelas C Material kelas A atau  Bahan kimia
kelas B yang memiliki kering (BC atau
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

keterlibatan dengan ABC)


peralatan listrik  Alat pemadam
bertegangan jenis bahan halon
tertentu
Kelas D Logam seperti Alat pemadam
alumunium, litium, menggunakan serbuk
magnesium, titanium, kering (D)
natrium, zirconium,
dan kalium.
Kelas K/F Media untuk  Bahan kimia
memasak yang dapat kering (K)
terbakar (minyak dan  Bahan kimia
lemak hewani, basah (K/F)
nabati).

2. Sebutkan type APAR !


Adapun beberapa macam dari tipe APAR yang dapat dipilih atau
digunakan sesuai dengan kebutuhan secara subjektif yang
bertujuan untuk menghilangkan salah satu unsur atau lebih, dari
segitiga api itu sendiri. Setiap bahan tersebut memiliki cirri khas
yang membuatnya menjadi nilai lebih atau kurang tergantung
dengan situasinya.
a. Air
b. Zat Kimia Kering
c. Karbon Dioksida
d. Bahan-bahan berhalogen
e. Bahan-bahan Pembusa
f. Bubuk kering

3. Dari berbagai jenis APAR yang tersedia buatlah langkah-langkah


penggunaan yang spesifik !
Tata cara penggunaan APAR :
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

1. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.


2. Arahkan selang ke titik pusat api.
3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.
4. Sapukan secara merata sampai api padam
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan gedung menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2005 adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian
atau seluruhnya berada di atas atau di dalam tanah dan atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya
(Pradibta, 2016). Pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan adalah segala upaya yang menyangkut
ketentuan dan persyaratan teknis yang diperlukan dalam mengatur
dan mengendalikan penyelenggaraan pembangunan bangunan
gedung,termasuk dalam rangka proses perizinan, pelaksanaan dan
pemanfaatan/pemeliharaan bangunan gedung, serta pemeriksaan
kelayakan dan keandalan bangunan gedung terhadap bahaya
kebakaran.
National Fire Protection Asociation (NFPA) Fire Analysis and
Reseach menyebutkan bahwa kasus kebakaran di Amerika Serikat
dari tahun 2012 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan. U.S
Departement memperkirakan pada tahun 2012 terjadi 1.375.000,
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 9,8% yaitu terdapat
1.240.000 kasus kebakaran, tahun 2014 terjadi peningkatan
sebesar 4,7% yaitu terdapat 1.298.000 kasus kebakaran. Kerugian
akibat kebakaran selama tahun 2012 sampai tahun 2014 sekitar
32,6 miliar (Karter, 2014). Sedangkan dalam jurnal National Fire
Protection Association (NFPA) menyebutkan pada tahun 2017 telah
terjadi kebakaran sebanyak 1.319.500 kasus kebakaran yang
mengakibatkan 3.400 korban jiwa dan luka-luka sebanyak 14670
orang dengan total kerugian mencapai $ 10 miliar (Evarts, 2018).
Sistem penanggulangan kebakaran pada suatu gedung
terbagi menjadi dua. Pada kesempatan ini salah satu system
penanggulangan kebakaran yang dijelaskan yaitu system proteksi
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

aktif yang salah satu nya terdiri dari APAR. Dengan menerapkan
manajemen kebakaran gedung yaitu dilakukan pemasangan APAR
di dalam gedung yang ditempatkan pada titik tertentu disetiap lantai
akan membantu menekan angka kerugian yang dialami.
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk memberikan wawasan
baru kepada pembaca dalam menanggulangi dan melakukan
pencegahan saat terjadinya kebakaran menggunakan media alat
pemadam api ringan (APAR).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan permasalahan yang didapatkan pada latar
belakang diatas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menggunakan alat pemadam api ringan
dengan aman ?
2. Apakah penggunaan alat pemadam api ringan efektif dalam
menanggulangi kebakaran ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penggunaan alat pemadam api ringan dengan
aman
2. Mengetahui penggunaan alat pemadam api ringan efektif
dalam menanggulangi kebakaran
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi Kebakaran


Untuk mengetahui apa itu alat pemadam api tradisional
maka kita harus mengetahui arti definisi dari kebakaran , karena
alat pemadam api tradisional mampu memadamkan dan
menanggulangi bahaya kebaaran. Berikut dibawah ini merupakan
beberapa definisi kebakaran dari bebearapa ahli :
 Menurut (Ramli, 2010)
Kebakaran adalah serangkaian peristiwa yang melibatkan api serta
tidak terkendali serta membahayakan kehidupan manusia beserta
barang barang lainnya.
 Menurut Perda DKI No.3 tahun 1992
Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau
kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda.
 Menurut NFPA
Secara umum kebakaran didefinisikan sebagai: suatu peristiwa
oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu ; bahan
39 bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara,
dan sumber energi atau panas yang berakibat menimbulkan
kerugian harta benda, cidera bahkan kematian.
 Menurut Standart Nasional Indonesia (SNI)
kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu
bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia
dengan oksigen (sebagai contoh) yang menghasilkan panas, nyala
api, cahayaa, asap, uap air, karbon monoksida, karbondioksida,
atau produk dan efek lain.
Kesimpulan yang diambil dari beberapa definisi diatas,
kebakaran merupakan suatu kejadian dimana terdapat tiga unsur
yaitu osigen, bahan bakar, dan sumber panas bersatu membentuk
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

suatu api yang tidak dapat dikendalikan sehingga menimbulkan


kerusakan harta benda hingga kematian.

2.2 Teori Api


Soehatman Ramli menjelaskan bahwa api tidak terjadi
begitu saja tetapi merupakan suatu proses kimiawi antara uap
bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal
dengan segitiga api (fire triangle). Menurut teori ini kebakaran
terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi unsur api yaitu:
• Bahan bakar, yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair atau
gas yang dapat terbakar yang bercampur dengan oksigen dari
udara.
• Sumber, yaitu yang menjadi pemicu kebakaran dengan
energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara bahan
bakar dan oksigen dari udara.
• Oksigen, terkandung dalam udara. Tanpa adanya udara
atau oksigen, maka proses kebakaran tidak dapat terjadi.

Gambar 2.1 segitiga api

Dari peristiwa diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


api dibentuk dari ketiga unsur yaitu oksigen, bahan bakar, dan
sumber panas apabila salah satu unsure tidak terpenuhi maka tidak
akan terbentuk suatu api, maka dalam penanggulangan kebakaran
perlu halnya memperhatikan ketiga unsure tersebut. Bahkan masih
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

ada unsur keempat yang disebut reaksi berantai, karena tanpa


adanya reaksi pembakaran maka api tidak akan menyala terus-
menerus. Keempat unsur api ini sering disebut juga Fire Tetra
Hidran.

2.1 Gambar tetrahidran

Pada proses penyalaan, api mengalami empat tahapan


mulai dari tahap permulaan hingga menjadi besar, berikut
penjelasannya:

1. Incipien Stage (Tahap Permulaan)


Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api atau panas,
tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang
signifikan selama periode tertentu

2. Smoldering Stage ( Tahap Membara)

Partikel pembakaran telah bertambah membentuk apa yang kita


lihat sebagai “asap”. Masih belum ada nyala api atau panas yang
signifikan.

3. Flame Stage

Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap
mulai berkurang sedangkan panas meningkat.
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

4. Heat Stage

Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun
dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage
biasanya sangat cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase
sendiri.

2.3 Klasifikasi Kebakaran


Bedasarkan ketentuan yang berlaku kebakaran dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kelas bedasarkan jenis bahan
yang terbakar sebagai berikut :
 Kategori kebakaran bedasarkan Per-04/MEN/1980
 Kelas A : bahan padat kecuali logam seperti kayu, ertas,
plastic dll.
 Kelas B : Bahan bakar cair dan gas seperti bensin, solar,
minyak tanah, alcohol, gas LPG dan sejenisnya
 Kelas C : Peralatan listrik yang bertegangan
 Kelas D : bahan logam seperti magnesium, alumunium,
kalium dll.
 Kategori kebakaran bedasarkan NFPA 1 :
 Kelas A yaitu kebakaran pada material yang mudah
terbakar, misalnya kebakaran kertas, kayu, plastic, karet,
busa dan lain-lain
 Kelas B yaitu kebakaran bahan cair yang mudah
menimbulkan nyala api (flammable) dan cairan yang mudah
terbakar (combustible) missal kebakaran bensin, solven, cat,
alcohol, aspal, gemuk, minyak, gas LPG, dan gas yang
mudah terbakar.
 Kelas C yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
 Kelas D yaitu kebakaran logam, misalnya magnesium,
titanium, sodium,lithium, potassium, dll.
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

 Kelas K Kebakaran pada peralatan memasak dimana


termasuk medianya seperti minyak sayur-sayuran dan
hewan, dan lemak

Maka dapat ditarik kesimpulan dari kedua peraturan tersebut,


dapat dikategorikan :

1. Kelas A : bahan umumnya berasal dari bahan bakar


padat yang tidak mengandung unsur listrik,logam dan
minyak.
2. Kelas B : Bahan bakar cair seperti minyak, gas bensin,
solar yang tidak dapat dipadamkan dengan air.
3. Kelas C : berhubungan dengan tegangan listrik
4. Kelas D : yaitu kebakaran yang` disebabkan oleh logam.
2.4 Tenik Pemadaman Kebakaran
Berbeda bahan pembakar suatu kebakaran maka berbeda
pula dalam memadamkan kebakaran tersebut, yang akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Cooling
Menurunkan suhu benda yang terbakar hingga dibawah titik
nyalanya
 Menggunakan bahan dasar air
 Biasanya disemprot dengan air
b. Something
Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungan
bahan bakar dengan O2/ udara yang diperlukan bagi
terjadinya proses pembakaran. Cara ini dilakukan dengan
(digunakan untuk kebakaran kelas B/ bahan bakar cair ) :
 Selimut api (skala tradisional)
 Karung basah (skala tradisional)
 Lumpur/ pasir/ tanah (skala tradisional)
 Dengan foam (busa)
c. Starvation
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Mengurai/ mengurangi jumlah bahan yang terbakar. Cara ini


dilakukan dengan cara :
 Memisahkan benda yang terbakar
 Menjauhkan benda yang belum terbakar
 Menutup kran pada instalasi gas/ minyak
d. Breaking Chain Reaction :
Pemutusan rantai reaksi pembakaran dapat juga
dilakukan secara fisik,kimia atau kombinasi fisik-kimia. Secar
fisik nyala api dapat dipadamkan dengan peledakan bahan
peledak ditengah-tengah kebakaran. Secara kimia
pemadaman nyala api dapat dilakukan dengan pemakaian
bahan-bahan yang dapat menyerap Hidroksit (OH) dari
rangkaian reaksi pembakaran. (Supangat, 2015)
Menurut (Supangat, 2015) Bahan-bahan tersebut dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok,
yaitu :
1. Logam alkali berupa tepung kimia kering (dry chemical).
2. Ammonia berupa tepung kimia kering
3. Halogen yeng berupa gas dan cairan
e. Dilution/ melemahkan
Cara ini sama halnya dengan somethering, hanya
saja pada cara ini seperti mengurangi konsentrasi dari setiap
unsure pembentuk api ( Heat, fuel, Oxygen) dengan
memadukan 4 teori diatas. Dan mengurangi kadar O 2 di
udara sampai batas minim sehingga pembakaran tidak
dapat berlangsung
 Meniupkan gas inert ( menghalangi unsure oksigen
menyalakan api )
 Menggunakan media gas CO2

2.5 Alat Pemadam Api Ringan


APAR adalah peralatan yang dirancang sebagai pertolongan
pertama pada awal terjadinya kebakaran Alat Pemadam Api
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Ringan (berat max 16 Kg) yang mudah dilayani oleh satu orang
untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran. Bahan-
Bahan Pemadam kebakaran. Bahan-bahan pemadam kebakaran
yang paling umum adalah:
1). Air
2). Zat kimia kering (dry chemical)
3). Karbon Dioksida
4). Bahan-bahan berhalogen
5). Bahan-bahan pembusa (foam)
6). Bubuk kering (dry powder)
Setiap bahan tersebut memiliki ciri khas yang membuatnya
lebih atau kurang sesuai untuk situasi kebakaran atau bahan bakar
tertentu. Pada beberapa kasus, satu bahan sama baiknya dengan
yang lain sehingga pilihan dapat bersifat subjektif. Untuk
memadamkan kebakaran, yang harus dilakukan adalah
menghilangkan salah satu elemen dari segitiga api. Metode untuk
memadamkan api dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
panas, menghilangkan oksigen, menghilangkan bahan bakar,
memutus reaksi rantai, atau kombinasi dari keseluruhannya.
A. Air
Pada intinya, air memadamkan api dengan menyerap panas
dari bahan bakar dan pendinginkannya. Ketika air mengenai
permukaan panas atau atmosfir yang panas, air akan
menyerap panas tersebut. Perpindahan panas terjadi dari
suhu yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Oleh karena
itu, suhu air meningkat dan secara bersamaan suhu
permukaan atau atmosfir yang panas menjadi turun.

B. Zat kimia kering (dry chemical)

Zat kimia kering tak lebih hanyalah campuran bubuk-bubuk


kimia yang menyerang proses reaksi rantai dari proses
pembakaran yang menyebabkan proses tersebut terputus.
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Ada beberapa jenis zat kimia kering untuk memadamkan


kebakaran, yang dikategorikan sebagai BC untuk kebakaran
kelas B dan C, serta kategori ABC untuk kebakaran kelas A,
B, dan C Zat kimia kering kategori ABC mirip dengan zat
kimia kering kategori BC dalam memadamkan kebakaran
dengan memutus reaksi rantai kimiawi. Pada zat kimia
kategori ABC terdapat zat yang ketika digunakan pada
kebakaran kelas A, akan melapisi bahan yang terbakar
dengan residu yang mirip plastik yang nantinya akan
memutus suplai oksigen ke api. Namun, jika lapisan tersebut
rusak dan udara mencapai bahan bakar sebelum
temperaturnya turun hingga dibawah titik uapnya, api dapat
timbul lagi. Dalam berapa hal, zat kimia kering bersifat
korosif. Oleh karena itu, zat tersebut tidak cocok untuk
perlindungan peralatan listrik yang mahal dan rentan.Ide
dibelakang pemadaman dengan bahan kimia kering adalah
membungkus bahan bakar dengan padatan “inert” mirip
dengan penggunaan pasir. Sebagai contoh bubuk yang
sangat halus dari Sodium Bikarbonat (NaHCO3, baking
soda) atau monoamonium fosfat ((NH4)H2PO4).
Membungkusbahan bakar sehingga memperlemah atau
memadamkan kobaran api karena terhalangnya kontak
dengan bahan bakar tersebut.
C. Karbon Dioksida
Karbon Dioksida (CO2) adalah gas inert yang disimpan
dalam bentuk cairan di tabung atau tangki yang didinginkan.
Ketika dilepaskan ke atmosfir, karbon dioksida akan
menguap dan kembali ke fasa gas. Sebagai gas, karbon
dioksida lebih berat dibandingkan udara, dan kecepatan
penguapannnya cukup untuk membuatnya efektif
memadamkan api melalui pengurangan kadar oksigen
dengan pengenceran hingga ke suatu titik oksigen tak lagi
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

mampu mendukung pembakaran.Meskipun cairan CO2


mempunyai temperatur yang rendah (-110oF), cairan ini
bukanlah bahan pendingin yang efektif. Faktanya, kapasitas
pendinginan karbon dioksida hanya 10% dari kapasitas
pendinginan air. Selain itu, CO2 juga tidak membasahi
bahan bakar yang terbakar. Karbon dioksida hanya efektif
selama dilakukan pada ruangan tertutup untuk
mempertahankan kondisi pemadaman. Untuk pemadaman
yang sempurna, pengenceran kadar oksigen harus
berlangsung cukup lama agar seluruh bahan bakar
mendingin hingga ke titik yang tak akan menguap. Karbon
dioksida pada umumnya digunakan untuk perlindungan
ruang komputer, ruang pengendalian elektrik atau peralatan
listrik. Untuk memadamkan api dengan cepat dan efektif,
konsentrasi karbon dioksida di ruang yang tertutup dibuat
tinggi.Tingkat konsentrasi tersebut dapat menyebabkan
penipisan oksigen di ruangan yang tentunya membahayakan
keselamatan manusia.
D. Bahan-bahan berhalogen
Bahan berhalogen atau halon merupakan kelompok cairan
yang mudah menguap dan terbuat dari sejumlah tertentu
Karbon, Fluorin, Bromine dan Iodine. Bahan ini tetap
sebagai cairan di tempat tertutup, namun menguap secara
cepat ketika terekspos ke pembakaran yang menyebabkan
reaksi rantai terputus. Halon sangat efektif untuk
pemadaman kebakaran dengan cepat. Bahan ini juga tidak
menyebabkan korosi dan sangat efektif pada konsentrasi
rendah. Halon aman untuk peralatan dan manusia. Namun,
penelitian menemukan bahwa bahan ini menyebabkan
penipisan lapisan ozon. Saat ini halon tidak digunakan lagi,
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

tetapi penggantinya yang sama efektif dengan halon namun


lebih aman terhadap lingkungan, masih dalam
pengembangan.
E. Bahan-bahan pembusa (foam)
Foam / Busa pemadam kebakaran tak lebih dari campuran
air dan zat kimia lain, yang ketika dicampurkan
menghasilkan kumpulan gelembung yang berisi udara atau
gas dan memiliki specific gravity yang lebih kecil
dibandingkan dengan cairan yang dapat terbakar. Zat ini
membuat campuran terserbut mengapung di cairan yang
dapat terbakar dan meningkatkan kemampuan air untuk
mengendalikan kebakaran untuk jenis ini.
Busa memadamkan api dengan cara:
1) Mencekik api, mencegah udara dan uap yang dapat
terbakar untuk bercampur.
2) Mengurangi uap yang dapat terbakar pada permukaan
bahan bakar.
3) Memisahkan jilatan api dari permukaan bahan bakar.
4) Mendinginkan permukaan bahan bakar atau api dan
benda yang berdekatan.
5) Menyelimuti bahan bakar untuk menutup kontak dengan
udara.
F. Bubuk kering (dry powder)
Bubuk kering (dry powder / DP) adalah nama yang diberikan
kepada bahan yang ditujukan untuk penggunaan pada
kebakaran kelas D (yang melibatkan logam yang
dapat terbakar, seperti Magnesium, Sodium dan Titanium).
Beberapa DP yang tersedia secara komersial terdiri dari
senyawa yang diformulasikan khusus, sisanya adalah pasir
kering atau grafit yang dijadikan bubuk. Pemilihan DP yang
tepat adalah berdasarkan jenis logam tertentu yang terlibat
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

dalam kebakaran. Karakteristik yang paling penting adalah


bahwa bahan ini harus kering dan sesuai dengan logam
tersebut. Mekanisme pemadamannya adalah dengan cara
mengisolasi sisa bagian logam yang belum terbakar. Ketika
DP digunakan pada kebakaran logam, bubuknya akan
membentuk lapisan seperti kerak disekitar logam yang
terbakar untuk mengisolasinya dan menjaga logam yang
berdekatan agar tidak ikut terbakar, sementara api lama
kelamaan akan padam dengan sendirinya.
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Peralatan dan Bahan


Alat :
1. Tong tempat pembakaran
2. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
Bahan :
1. Bensin
2. Korek api
3.2 Rangkaian Praktek
1. Water Extinguishers

Gambar 3.1 Water (Soda-Acid) Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Gambar 3.2 Cartridge-Operated Water Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Gambar 3.3Using the Cartridge-Operated Water Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Gambar 3.4 Storage-Pressure Water Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
2. Foam Extinguishers

Gambar 3.5Operating a Foam Extinguishers on a Flammable Liquid Fire


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
3. Carbon Dioxide (CO2) Extinguishers
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Gambar 3.6Operating a Carbon Dioxide Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
4. Dry Power Extinguishers

Gambar 3.7Dry Power Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Gambar 3.8Procedure for Operating Dry Power Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

5. Halon Extinguishers
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

Gambar 3.9 Operating of Halon Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
6. Purple-K Extinguishers

Gambar 3.10Operating of The PKP Extinguishers


Sumber : Modul Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
3.3 Prosedur Kerja Pemadaman Kebakaran
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
 Water Extinguishers dan Foam Extinguishers Cadridge Type :
1. Ambil APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dari tempatnya dengan tangan
kanan memegang bagian bawah APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
2. Balik APAR agar tercampur antara bahan pendorong dan media
pemadam
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

3. Tarik pin/putus segel pengaman pada pin operating lever


4. Beriri pada jarak 30-40 feet dari api
5. Coba keandalan APAR sebelum di arahkan ke sasaran
6. Letakkan APAR dengan keadaan terbalik pada lantai
7. Arahkan ke bawah/dasar api
8. Semprotkan dari sisi ke sisi/ kibaskan media pemadam api pada dasar
nyala api sehingga oxygen tidak dapat ikut reaksi
Lihat Gambar 3.2, Gambar 3.3, dan Gambar 3.5
 Strored-Pressure Water Extinguisher, Carbon Dioxide Extinguisher, Dry
Powder Extinguisher, Halon/Pasca Halon Extinguisher dan Purple-K
Extinguisher
1. Ambil APAR dari tempatnya
2. Berdiri pada jarak 2-2,5 m dari api
3. Tarik pin.putus segel pengaman pada pin operating lever
4. Coba keandalan APAR sebelum di arahkan ke sasaran
5. Arahkan ke bawah/dasar api
6. Semprotkan dari sisi ke sisi/kibaskan media pemadam api pada dasar
nyala api sehingga oxygen tidak ikut bereaksi
Lihat Gambar 3.6, Gambar 3.8, Gambar 3.9, dan Gambar 3.10
Dena Eka Pujiwisanti Putri
K3-4C/0519040079

DAFTAR PUSTAKA

Association, N. F. (2018). 1 Fire Code 2018. Amerika Serikat.

Handoko, L., & dkk. (2019). Job Sheet Pemadam Api Tradisional.
Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Panja, H. (2020). Penerapan Sarana Alat Pemadam Api Ringan di Pusat


Perbelanjaan Mall. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH .

Pradibta, Y. (2016). IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ALAT PEMADAM API


RINGAN DI. The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health .

Supangat, A. R. (2015). Modul Sistem Pemadam Kebakaran Untuk Mata


Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di SMK Darunnajah
Banjarmangu. Tugas Akhir Sripsi Universitas Negeri Yogyakarta , 38-
45.

Anda mungkin juga menyukai