Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RUTIN PERTEMUAN 2 MATEMATIKA EKONOMI

Mata Kuliah:

MATEMATIKA EKONOMI

Dosen Pengampu:

Tiur Malasari Siregar, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Tri Ambarwati Nurul Putri

NIM : 4191111005

Matematika Dik A 19

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
A. HIMPUNAN

Kita telah mempergunakan kata “himpunan” beberapa kali. Karena konsep himpunan
mendasari setiap cabang matematika modren, maka amatlah peerlu untuk membiasakan diri,
paling tidak dengan aspek-aspek yang paling dasar dari suaatu himpunan.

Suatu himpunan diartikan sebagai kumpulan atau kelompok suatu objek atau unsur yang
dirumuskan secara tegas dan dapat dibeda-bedakan. Objek himpunan tersebut disebut elemen
atau unsur. Notasi atau tanda dari suatu himpunan adalah kurung kurawal. Elemen-elemen
himpunan berada dalam kurung kurawal. Contoh : suatu himpunan tiga kota besar di Jawa yaitu,
Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Jadi K ={Jakarta, Bandung, Surabaya}.

Teori himpunan merupakan teori yang paling dasar bagi cabang ilmu matematika. Oleh
karena itu, di bagian awal buku ini, teori mengenai himpunan kembali dipelajari untuk
menyegarkan pengetahuan dan ingatan kita tentang himpunan yang telah dipelajari di SMU
maupun di SMP dan bahkan di SD. Disadari atau tidak, Dalam kehidupan sehari-hari,
sesungguhnya kita telah menegtahui dan banyak menerapkan konsep himpunan. Di masyarakat
kita,para dokter menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang dinamakan IDI. Para sarjana
ekonomi menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang dinamakan ISEI. Para penggemar
motor besar menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang dinamakan IMBI. Para ibu rumah
tangga telah mengatur dan meletakkan alat-alat dapur dalam satu wadah/tempat tertentu,
demikian juga para siswa telah mengatur dan meletakkan alat tulis-menulis dalam wadah
tertentu.Bahkan seorang pedagang ayam yang buta huruf pun telah mengelompokkan ayam
dagangannya atas ayam betina dan ayam jantan.Itulah beberapa contoh mengenai himpunan dan
bagaimana konsep hmpunan telah dilaksanakan tanpa disadari.

Dalam analisa matematika, teori himpunan sering digunakan, seperti himpunan data
observasi di lapangan, himpunan penyelesaian dari suatu model.Untuk membentuk suatu model
ekonomi dan bisnis diperlukan data observasi di lapangan.Himpunan adalah sekumpulan obyek,
yang diberikan batasan serta dirumuskan secara tegas dan dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya.Tiap obyek, benda atau simbol yang secara kolektif membentuk suatu himpunan disebut
elemen/unsur atau anggota dari himpunan tersebut.

Suatu himpunan dengan tidak ada unsur/elemen di dalamnya disebut himpunan kosong.
Notasi dari himpunan kosong adalah Ø. Contoh : suatu kelompok terdiri dari 3 mahasiswa
merokok. Maka, kita memiliki suatu himpunan yang terdiri dari 3 elemen. Jika kita ambil hanya
satu mahasiswa yang merokok, maka terdapat satu himpunandengan satu elemen. Sedangkan
jika kita ambil 1 orang yang tidak merokok, maka kita memperoleh satu himpunan kosong (Ø).

Himpunan adalah suatu kumpulan obyek yang berbeda.Obyek ini mungkin merupaka
suatu kelompok bilangan berbeda atau suatu lainnya(Chiang, 1994). Contoh, mahasiswa
pertanian yang berasal dari program studi agribisnis. Terdapat dua cara untuk menyatakan
bentuk himpunan. Pertama dengan menyebut satu persatu anggota himpunan. Contoh S = {2, 3,
4, 5}. Kedua dengan gambaran.Hal ini dilakukan karena anggota yang disebutkan terlalu banyak
atau sulit disebut secara satu persatu. Contoh, N = {x | 3 < x < 50, x bilangan prima}.

Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol „∈‟ yang dibaca: „suatu
elemen dari‟. Jadi pada contoh kedua himpunan di atas, apabila termasuk anggota dari himpunan
S maupun N, maka untuk menyatakannya menggunakan lambang ∈. Contoh, 4 ∈ S, 7 ∈ N dan
sebagainya. Akan tetapi bila tidak termasuk anggota maka notasi untuk menyatakan
menggunakan lambang „∉‟

Suatu himpunan mungkin merupakan bagian dari suatu himpunan bagian dari suatu
himpunan lainnya. Sebagai contoh terdapat dua himpunan,

R = {2, 3, 4, 5} dan S = {2, 3}.

S dapat dikatakan sebagai himpunan bagian dari R karena setiap anggota (elemen) S
terdapat pada R (termasuk elemen R).Secara notasi dapat ditulis S ⊂ R. Jika diperhatikan bahwa
elemen yang terdapat pada himpunan S merupakan himpunan bagian dari R.Ini berarti. Pada
himpunan R terdiri dari beberapa elemen yang dapat menjadi himpunan bagian seperti contoh
berikut

R = {{2}, {3}, {4}, {5}, {2,3}, …{2,3,4}, …{2,3,4,5}}

Dari contoh di atas, himpunan R dengan keempat elemennya dapat dianggap sebagai
himpunan bagian dari himpunan R. Jadi himpunan R tersebut memenuhi definisi dari suatu
himpunan bagian.Pada ekstrem lainnya, himpunan bagian R yang terkecil yaitu himpunan
kososng „{ }‟.Secara umum, jika suatu himpunan memiliki n elemen, dapat dibentuk himpunan
bagian sebesar 2n dari elemen tersebut.

B. Notasi Himpunan

Istilah himpunan dinotasikan dengan tanda kurung kurawal { } dan biasanya himpunan
diberi nama dengan memakai huruf-huruf kapital (besar) seperti: A, B, C, D, X atau
semacamnya. Sedangkan huruf-huruf kecil biasanya dipakai untuk menyatakan anggota suatu
himpunan. Setiap objek yang terdapat dalam suatu himpunan disebut anggota atau elemen atau
unsur himpunan itu. Keanggotaan suatu himpunan dinyatakan dengan lambang ∈ yang dibaca
“anggota dari”, sedangkan untuk menyatakan anggota yang tidak termuat dalam himpunan
digunakan lambang ∉ dan dibaca “bukan anggotadari”. Pernyataan bahwa a sebuah anggota dari
himpunan A dapat ditulisa ∈ A, sedangkan pernyataan bahwa m bukan anggota dari himpunan A
ditulis m ∉ A. Contoh 1.3. Jika anak ditanya tentang himpunan A yang didefinisikan sebagai
himpunan warna pada pelangi maka jawaban anak benar jika jawabannya adalah Merah, Jingga,
Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Notasi dari himpunan tersebut adalah A = {merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, ungu}. Keanggotaan dari himpunan A dapat dituliskan sebagai berikut.
Merah ∈ A Hijau ∈ A Kuning ∈ A Ungu ∈ A Sedangkan jika ada anak yang menjawab warna
hitam maka dinyatakan hitam ∉ A artinya hitam bukan anggota A, karena warna pelangi tidak
ada yang berwarna hitam. Jumlah anggota himpunan A atau banyaknya anggota himpunan A
ditulis n (A) = 7 (Karena warna pada pelangi ada 7 warna).

C. PENULISAN HIMPUNAN

Secara sederhana suatu himpunan adalah suatu kumpulan obyek yang berbeda. Obyek ini
mungkin merupakan suatu kelompok bilangan-bilangan (berbeda), atau suatu lainnya. Contoh,
sseluruh mahasiswa yang mengikuti pelajaran ekonomi tertentu dapat dianggap sebagai suatu
himpunan, seperti lainya bilangan bulat 2, 3, dan 4, yang dapat membentuk suatu himpunan.
Obyek-obyek dalam suatu himpunan disebut elemen-elemen himpunan.

Ada dua alternatif cara untuk menulis himpunan: dengan menyebut satu persatu dan
dengan gambaran. Kalau kita misalkan S mewakili himpunan dari tiga bilangan 2, 3, dan 4, kita
dapat menulis dengan menyebut satu persatu dari himpunan setiap elemen.

S= {2,3,4}

Tetapi bila kita misalkan I merupakan himpuanan untuk seluruh bilangan positif,
menyebut satu persatu jadi sulit, dan kita boleh menjelaskan elemen-elemen secara sederhana
dan menulis,

I= {x | x bilangan bulat positif }

Yang dibaca sebagai berikut : “ I adalah himpnan selutuh(bilanga-bilangan) x, sedemikan


rupa hingga x merupakan bilangan bulat positif .” Perhatikan, tanda kurung digunakan untuk
menutup himpunan kedua kasus tersebut. Pada pendekatan deskriptif, garis vertikal ( atau dua
titik ) selalu disisipkan untuk memisahkan simbol unsur dari elemen-elemen dari gambaran
elemen-elemen. Contoh lain, himpunan seluruh bilangan nyata yang lebih dari 2 tetapi lebih
kecil dari 5 (namakanlah J ) dapat dinyatakan dengan simbul berikut ini.

J = {x | 2 < x < 5 }

Di sini, pernyataan deskriptif ditunjukan dengan simbol. Suatu himpuan dengan elemen-
elemen bilanagan terbatas, ditunjukan oleh himpunan S diatas, disebut suatu himpunan terbatas
( finite set ). Di lain pihak himpunan I dan himpunan J, masingmasing dengan elemen-elemen
bilangan tak terbatas, merupakan contoh untuk ihimpunan tak terbatas ( infinite set ). Himpunan-
himpunan terbatas umumnya dapat dihitung, jadi elemen-elemennya dapat dihitung satu per satu
dalam urutan 1, 2, 3,......... Tetapi, himpunan-himpunan tak terbatas ,mungkin dapat dihitung
( himpunan I diatas ), atau tak dapat dihitung ( himpunan J diatas ). Pada kasus terakhir, tidak
ada cara menghubungkan elemen-elemen himpunan dengan bilangan-bilangan penghitung 1, 2,
3,...., jadi himpunan adalah tidak dapat dihitung.

Anggota dalam suatu himmpunan dinyatakan dalam simbul ∈ ( berasal dari huruf
junanai‟ epsilon ∈ untuk “elemen” ), yang dibaca: “suatu elemen dari”. Jadi untuk kedua
himpunan S dan I diatas, bisa ditulis,

2∈S 3∈S 8∈I 9∈I (dst)

Tetapi jelas 8∉ S ( di baca “8 bukan elemen dari himpunan S” ). Kalau digunakan simbul
R untuk menunjukan himpnan dari seluruh bilangan nyata, maka pernyataan “ x adalah suatu
bilangan nyata “ dapat disederhanakan menjadi

x∈R

D. Pengertian Himpunan Semesta

Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunanyang memuat semuaanggota atau
objek himpunan yang dibicarakan.Himpunan semesta (semestapembicaraan) biasanya
dilambangkan dengan S. Contoh Himpunan Semesta

Misalkan A = {2, 3, 5, 7}, maka himpunan semestayang mungkin dari himpunan A adalah
sebagai berikut,

 S = {bilangan prima} atau

 S = {bilangan asli} atau

 S = {bilangan cacah}.

Himpunan semesta yang mungkin dari {kerbau, sapi, kambing} adalah {binatang}, {binatang
berkakiempat}, atau {binatang memamah biak}

E. HUBUNGAN DI ANTARA HIMPUNAN

Bila dua himpunan dibandingkan satu dengan lainnya, beberapa macam kemungkinan
hubungan dapat diselediki. Bila himpunan S1dan S2berisi elemenelemen yang sama.

S1= { 2, 7, a, f } dan S𝟐= { 2, a, 7, f }

Maka S1 dan S2 dikatan sama ( S1 = S2 ). Catatan: Orede yang terlihat pada elemn-
elemen himpunan tidak penting. Tetapi, meskipun hanya satu elemen yang berbeda, dua
himpunan menjadi tidak sama.

Himpunan jenis adalah bahwa satu himpunan mungkin merupakan himpunan bagian dari
himpunan lainnya. Kalu kita mempunya dua himpunan,
S = { 1, 3, 5, 7, 9 } dan T = {3, 7}

Maka T adalah himpunan bagia dari S , karena setiap elemen T adalah juga elemen S.
Pernyataan yang lebih pasti mengenai hal ini adalah: T adalah himpunan bagian dari S jika dan
hanya jika “ x ∈ T “ memenuhi “ x ∈ S . dengan menggunakan simbul himpunan ⊂ ( berada
dalam ) dan ⊃ ( termasuk ), kita bisa menulis

T ⊂ S atau S⊃T

Mungkin terjadi bahwa dua himpunan tertentu merupakan himpunan dari masing-masing
himpunan. Bila hal ini terjadi, pasti bahwa kedua himpunan ini sama. Jelasnya, kita memiliki S1
⊂ S2dan S1 ⊃ S2jika dan ahnya jika S1 = S2.

Perhatikan bahwa simbol ∈ menghubungkan suatu elemen individu dengan suatu


himpuna ( set ), sedangkan simbol ⊂ menghubungkan suatu himpunan bagian (subset) dengan
suatu himpunan. Sebagai contoh penggunaan ide ini, kita bisa menyatakan berdasarkan gambar
2.1, bahwa himpunan semua bilangan bulat adalah himpunan dari bagian himpunan semua
bilangan rasional. Demikian pula, himpunan semua bilangan rasional adalah suatu himpunan
bagian dari himpunan semua bilangan nyata.

Berapa banyak himpunan bagian dapat dibentuk dari lima elemen dalam himpunan S=
{1, 3, 5, 7, 9}? Pertama-tama, setiap elemen “individual” S dapat merupakan suatu himpunan S
yang tersendiri seperti {1}, {3} dan sebagainya. Demikian pula untuk elemen berpasangan,
bertiga, berempat, seperti {1, 3}, {1, 5},.....,{3, 7, 9}, dan sebagainya. Karena itu, himpunan S itu
sendiri dengan kelima elemennya, dapat dianggap himpunan bagian dari himpunan S – setiap
elemen S adalah elemen dari S itu sendiri, jadi himpunan S itu sendiri memenuhi definisi dari
suatu himpunan bagian. Tentusaja ini merupakan kasus yang sempit, karena dari himpunan S
dapat diperoleh himpunan bagaian S yang terbesar, yang juga disebut S.

Pada ekstrem lainnya, himpunan bagian S yang terkecil adalah suatu himpunan yang
tidak berisi elemen sama sekali. Himpunan seperti itu disebut himpunan nol atau himpunan
kosong, ditunjukan oleh simbol ∅ atau { }.alasan mengapa himpunan nol dianggap himpunan
dari S adalah sungguh menarik: jika himpunan nol bukan suatu hipunan bagian S (∅ ⊄ S ), maka
∅harus berisi paling sedikit satu elemen x sehingga x ∉ S . Tetapi karena menurut difinisi
himpunan nol tidak mempunyai elemen apapun, kita tidak dapat mengatakan bahwa ∅ ⊄ S;
karena itu himpunan nol adalah himpunan bagian S.

Dengan mengitung semua himpuanan bagian S, termasuk kedua S dan ∅, kita temukan
banyak 2 5 = 32 himpunan bagian. Secara umum, jika suatu himpunan mempunyai n elemen,
dapat dibentuk bagian sebesar 2 n dua elemen dari bagian tersebut*.

Sangat penting untuk mebedakan secara jelas ∅ atau { } dengan {0}; yang pertama tanpa
elemen, sedangkan yang terakhir berisi elemen nol. Himpunan nol adalah istimewa, diseluruh
dunia hanya ada satu himpunan seperti itu dan dianggap sebagai suatu himpunan bagian dari
setiap himpunan yang mungkin.

Hubungan tipe ketiga yang mungkin adalah dua himpunan yang elemennya berbeda sama
sekali. Dalam kasus ini, kedua himpunan tersebut dikatakan menjadi terputus (disjoint). Sebagai
contoh, himpunan seluruh bilangan bulat positif dan himpuna seluruh bilangan bulat negatif
adalah himpunan yang terputus. Hubungan tipe keempat timbul bila dua himpunan mempunyai
beberapa elemen yang tetapi beberapa elemen masing-masing “peculiar”. Dalam peristiwa itu,
kedua himpunan tidak sama maupun terputus (disjoin), tetapi juga bukan bagian himpunan satu
dengan lainnya.

F. JENIS HIMPUNAN DAN DIAGRAM VENN

1. Himpunan berhingga dan tak berhingga

Himpunan berhingga ialah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat


dihitung.Sedangkan himpunan yang jumlah anggotanya tidak dapat dihitung disebut himpunan
tak berhingga.

Contoh :

Himpunan berhingga,

B = { x | x Jurusan di FEB Unud}


B = {EP, Manajemen, Akuntansi}

Himpunan tak berhingga,

P = {x | x Bilangan Asli}

P = {1,2,3,4 ...}

2. Himpunan Kosong

Himpunan kosong adalah himpunan yang tidakmemiliki anggota. Notasinya 𝜙 atau { }

Contoh:

A = {x | x Mahasiswa FEB Unud yang berumur 6 tahun}

B = {y | y Manusia yang berkepala tiga}

3. Himpunan Semesta dan Himpunan Bagian

Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua obyek atau elemen yang
menjadi perhatian kita.

Notasinya :

U atau S Himpunan bagian Himpunan

A merupakan himpunan bagian dari B jika dipenuhi dua syarat

yaitu:

 Setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B


 Paling tidak ada sebuah anggota himpunan B yang bukan merupa-kan anggota himpunan
A

Notasi :

Contoh :

S = {x | x mahasiswa Unud}
A = {x | x mahasiswa FEB Unud}

B = {x | x mahasiswa jurusan akuntansi FEB Unud}

Himpunan S merupakan himpunan semesta, sedangkan

himpunan A dan himpunan B merupakan himpunan bagian dari himpunan S.Demikian juga

himpunan A merupakan himpunan semesta bagi himpunan B.Yang dapat dinyatakan dengan :

A⊂S B⊂A B⊂S B⊂A⊂S

4. Komplemen Suatu Himpunan

Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S, maka yang
dimaksud dengan komplemen A adalah anggota himpunan S yang bukan anggota himpunan A.

Notasi komplemen A adalah AC atau A‟.

Contoh :

A = {1, 2, 3}

S = {1, 2, 3, 4,5, 6,7,8, 9, 10}

Maka, AC = {4, ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 ,10}

5. Himpunan Yang Sama

Dua himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah juga anggota B dan
sebaliknya setiap anggota B juga merupakan anggota dari A.

Notasinya A = B

Contoh :

A = {1, 2, 3,} dan B = {4, 3, 2, 1}

Maka, A = B

6. Himpunan Ekivalen ( Setara )


Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B, jika jumlah anggota himpunan A
sama dengan jumlah anggota himpunan B.

Notasi : A ~ B , jika n(A) = n(B)

Contoh :

A = {a, b, c}

B = {kol, buncis, terung}

C = {1, 3, 5}

maka

n ( A ) = 3 ¿ } n( B ) = 3 ¿ } ¿ Jadi A ~ B ~ C

7. Jumlah Himpunan Bagian Suatu Himpunan

Jika himpunan A memiliki anggota sebanyak n atau n(A) = n, maka banyaknya himpunan bagian
dari A adalah 2n .

Contoh :

Perhatikan himpunan A = {a, b, c} n = 3, maka humpunan A akan memiliki himpunan


bagian sebanyak 23 = 8, yang dapat dirinci sebagai berikut :

(1) 𝜙 𝜖 A (3) {b} 𝜖 A (5) {a, b} 𝜖 A (7) {b, c} 𝜖 A (2) {a} 𝜖 A


(4) {c} 𝜖 A (6) {a, c} 𝜖 A (8) {a, b, c} 𝜖 A

8. Diagram Venn

Diagram Venn adalah diagram yang menunjukkan gambaran suatu himpunan atau
gambaran himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain.
A Operasi Himpunan
1 Operasi Gabungan (Union)

Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya


merupakan anggota A atau B.

Notasinya : A B = { x | x 𝜖 A atau x 𝜖 B}

Contoh 1 :

A = {3, 4, 6, 7}

B = {4, 6, 8, 9}

maka A B = {3, 4, 6, 7, 8, 9}

Diagram Venn-nya, dapat dinyatakan sebagai berikut :

Contoh 2 :

C = { a,b,c }

D = { 1,2,3 }

Maka C D = { 1,2,3,a,b,c } Dengan diagram Venn-nya sebagai berikut :


Contoh 3 :

C = { 1,2,3,4,5,6 }

D = { 1,2,3 }

Maka A B = { 1,2,3,4,5,6 }

Diagram Venn-nya sebagai berikut :

2 Operasi irisan (Interaksi)

Irisan dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan anggota A
dan sekaligus juga anggota B.

Notasinya A B = { x|x A dan x B }. Jika A B = ɸ, dikatakan A dan B saling lepas.

Contoh 1 :

A = { a,b,c }

B = { a,b,d }
Maka A B = { a,b }

Diagram Venn-nya sebnagai berikut :

Contoh 2 :

P = { 1,2,3 }

Q = { 1,2,3,4,5 }

Maka P Q = { 1,2,3 }

Diagram Venn-nya sebagai berikut :

G. Operasi Himpunan dan Sifat-sifatnya

Operasi adalah suatu relasi atau hubungan yang berkenaan dengan satu unsur atau lebih
sehingga menghasilkan unsur lain yang unik (tunggal). Dengan demikian operasi dapat
dipandang sebagai suatu pemetaan (fungsi), karena:

1. Memuat unsur yang dioperasikan sebagai anggota domain (daerah asal), dan.
2. Menghasilkan unsur yang unik sebagai anggota range (daerah hasil).

Perhatikan contoh di bawah ini:

Contoh 1.15.

a. Operasi tambah (+) sebagai pemetaan pada bilangan real

+ : (2,3) →5

+ : (-1,1) → 0

Pemetaan tersebut ditulis sebagai berikut.

2+3=5

(-1) + 1 = 0

b. Operasi akar kuadrat (√) sebagai pemetaan pada bilangan real tidak negatif.

√:4→2

√ : 16 → 4

√:0→0

Pemetaan tersebut ditulis sebagai berikut.

√4=2

√16 = 4

√0=0

Operasi yang dikenakan terhadap satu unsur disebut operasi uner (monar), seperti
tampak pada contoh (b). Sedangkan operasi yang dikenakan terhadap dua unsur disebut
operasi biner, seperti tampak pada contoh (a).

Demikian pula halnya dengan operasi pada himpunan, dapat digolongkan ke dalam dua
kelompok operasi, yaitu pertama operasi uner (monar) dan kedua operasi biner. Kedua jenis
operasi tersebut akan diperjelas satu per satu.

Pertama contoh operasi uner (monar) misalnya operasi negasi atau yang disebut pula
penyangkalan (ingkaran). Operasi negasi merupakan operasi yang hanya berkenaan dengan
satu unsur yang dalam hal ini pernyataanlah sebagai unsurnya. Nilai kebenaran negasi
sebuah pernyataan adalah kebalikan dari nilai kebenaran yang dimiliki oleh pernyataannya.
Dengan demikian jika sebuah pernyataan mempunyai nilai kebenaran B (benar) maka nilai
kebenaran dari negasinya adalah S (salah), dan begitu pula sebaliknya.

Contoh operasi uner yang didefinisikan pada himpunan adalah operasi komplemen.
Operasi komplemen dinotasikan dengan menumbuhkan tanda aksen (') pada himpunan yang
dioperasikan itu, yang didefinisikan sebagai berikut:

A' = {x│x ∉ A, x ∈ S}

Himpunan S di sini dimaksudkan sebagai semesta dari himpunan A. Untuk menentukan


A' haruslah diketahui anggota dari A dan anggota dari S sebagai semestanya.

Contoh 1.16.

S = {1, 2, 3, 4, 5}. A = {2, 4, 5} adalah himpunan bagian dari S . Semua anggota dalam S yang
bukan anggota himpunan A membentuk himpunan bagian {1, 3}. Himpunan bagian {1, 3}
adalah komplemen dari himpunan A terhadap semesta S, dan komplemen ini ditulis dengan
lambang A'. Perhatikan diagram Venn di bawah ini.

Kedua adalah operasi biner adalah operasi yang berkenaan dengan dua unsur. Operasi biner
pada himpunan yang terdefinisi ada lima macam yaitu: operasi irisan, gabungan, penjumlahan,
pengurangan, dan operasi perkalian

Soal Pilihan Ganda

1. Perhatikan diagram Venn berikut!


P ∩ Q adalah ….

A. {1,2,3,…,8} 

B. {1,2,3,4,5,6}

C. {2,3,4,6}

D. {1,5}

Jawaban : D

Pembahasan : 

Dari diagram Venn dapat dilihat bahwa:

P = {1, 3, 4, 5},

Q ={1, 2, 5, 6}

P ∩ Q = {1,5}

2. Jika K = { k, o, m, p, a, s } dan L = { m, a, s, u, k }, maka K ∪ L = . . .

A. { p. o, s, u, k, m, a }

B. { m, a, s, b, u, k }

C. { p, a, k, u, m, i, s}
D. { k, a, m, p, u, s }

Jawaban : A

Pembahasan : 

K = { k, o, m, p, a, s }

L = { m, a, s, u, k }

K ∪ L = { k, o, m, p, a, s, u }

3. Jika himpunan A ⊂ B dengan n(A) = 11 dan n(B) = 18 maka n (A ∩ B ) = . . .

A. 7

B. 11

C. 18

D. 28

Jawaban : B

Pembahasan : 

n ( A ) = 11

n ( B ) = 18

Setiap A ⊂ B maka A ∩ B = A

Sehingga n ( A ∩ B ) = n ( A )

n ( A ∩ B ) = 11

4. Dalam sebuah kelas terdapat 17 siswa gemar matematika, 15 siswa gemar fisika, 8 siswa
gemar keduanya. Banyak siswa dalam kelas adalah . . .
A. 16 siswa

B. 24 siswa

C. 32 siswa

D. 40 siswa

Jawaban : B

Pembahasan : 

n(M) = 17 orang

n(F) = 15 orang

n(M ∩ F ) = 8 orang

n( M ∪ F ) = n(M) + n(F) – n(M ∩ F )

= 17 + 15 – 8

= 32 – 8

= 24 orang

5. Diketahui X = {x | x < 6, x є bilangan asli) dan Y = {x | - 1 ≤ x ≤ 5, x є bilangan bulat},


maka anggota (X ∩ Y) adalah ....
A. {0, 1, 2, 3, 4, 5}
B. {1, 2, 3, 4, 5}
C. {-1, 0, 1, 2, 3, 4}
D. {-1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}

Jawaban : B

Pembahasan :

X = {x | x < 6, x є bilangan asli)


   = {1, 2, 3, 4, 5}
Y = {x | - 1 ≤ x ≤ 5, x є bilangan bulat}
   = {-1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}
(X ∩ Y) = {1, 2, 3, 4, 5}

Soal Essay

1. Diketahui dua himpunan sebagai berikut :

A = { 2,5,6,7,8 }

B = { 4,9,1,2,3 }

Apakah Himpunan ini saling lepas ?

Penyelesaian :

Tidak, karena pada himpunan A ada anggotanya yang ada di anggota b yaitu angka 2
sehingga himpunan A dan B tidak saling lepas

2. Diketahui dua himpunan sebagai berikut :

A = { 2,5,7,9,11 }

B = { 2,6,9,10,12 }

Tentukan

a.
b.

Penyelesaian :

a. Diketahui :
A = { 2,5,7,9,11 }

B = { 2,6,9,10,12 }

Ditanya : ?

Jawab : {2,9}

b. Diketahui :

A = { 2,5,7,9,11 }

B = { 2,6,9,10,12 }

Ditanya : ?

Jawab : {2,3,5,6,7,9,10,11,12}

3. Kelas 9C terdiri dari 31 orang siswa. Lalu ada 15 orang siswa yang mengikuti kompetisi
matematika, kemudian ada juga 13 orang siswa yang mengikuti kompetisi IPA, dan sisa
nya ada 7 orang siswa yang tidak mengikuti kompetisi apapun.
Maka hitunglah berapa banyak siswa yang mengikuti kedua kompetisi tersebut ?
Penyelesaian :
Misalkan ( x ) ialah banyak siswa yang mengikuti kedua kompetisi tersebut.
Maka himpunan tersebut dapat digambarkan dengan bentuk diagram venn seperti gambar
yang di bawah ini :

bentuk diagram venn


Jumlah dari semua siswa ialah = 31 orang siswa, maka :
x + 15 – x + 13 – x + 7 = 31.
                           35 – x = 31.
                                   x = 4.
Jadi, banyak siswa yang mengikuti kedua kompetisi tersebut ialah sebanyak = 4 orang
siswa.

4. Di ketahui :

A = { x | 1 < x  5, maka x ialah bilangan bulat }.

B = { x | x  5, maka x ialah bilangan prima }.

Maka tentukanlah hasil dari A ∪ B ?

Penyelesaian:

A = { 2, 3, 4 ,5 }.

B = { 2, 3, 5, 7, 11, 13 }.

Simbol dari  ( union atau gabungan ) yang artinya ialah salah satu cara untuk
menggabungkan anggota himpunan yang saling terkait.

A ∪ B = { 2, 3, 4, 5, 7, 11, 13 }.

Jadi, hasil dari A ∪ B ialah = { 2, 3, 4, 5, 7, 11, 13 }.

5. Hitung banyaknya himpunan bagian dari bilangan ganjil kurang dari 5


Penyelesaian :
G = {1,3} n =2
{ }, {1}, {3}
{1,3}
Banyaknya ada 4
Cara rumus = 22 = 4

Anda mungkin juga menyukai