Anda di halaman 1dari 32

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama : An. A

Usia : 4 Tahun

No. Medrec : A78839

Jenis kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan :-

Alamat : dusun 02 kanci - cirebon

Tanggal masuk : 02 maret 2020

Tanggal pengkajian : 03 maret 2020

Diagnosa medis : thypoid

b. Identitas orang tua

1. Ayah

Nama : Tn. M

Usia : 28 Tahun

Pekerjaan/agam : wirausaha

Agama : Islam

Alamat : dusun 02 kanci - cirebon


2. Ibu

Nama : Ny. D

Usia : 24 Tahun

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan/sumber : IRT

Agama : Islam

Alamat : dusub 02 kanci - cirebon

c. Identitas saudara kandung

II. Riwayat Kesehatan Sekarang

A. Keluhan utama

Ibu klien menngatakan klien demam

B. Kronologis keluhan utama

Ibu klien mengatakan suhu tubuh klien naik turun sejak 3 hari yang

lalu, demam terjadi ketika menjelang sore hari. Klien sempat dibawa ke

puskesmas namun karena masalah belum teratasi dan demam semakin panas

hingga 38,5 ○C klien dibawa ke IGD RSD Gunung jati Cirebon pada pukul

22.00 WIB. Klien ditempatkan di ruang kemuning kelas III, pada saat

dilakukan pengkajian tanggal 3 Maret 2020, klien masih panas dan rewel

dengan suhu 38,2 ○C


C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

(khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun

1) Prenatal care

a) Ibu memeriksa kehamilannya setiap minggu :

Dibidan terdekat

b) Riwayat terena radiasi

Ibu mengatakan tidak pernah terkena sinar radiasi

c) Riwayat berat badan selama kehamilan

Ibu klien mengatakan tidak ada penurunan berat badan selama

hamil

d) Riwayat imunisasi TT : Belum Terkaji

e) Golongan darah ibu :B

f) Golongan darah Ayah : O

2) Natal

a) Tempat melahirkan : bidan

b) Jenis persalinan : spontan

c) Penolong persalinan : bidan

d) Komplikasi : tidak ada

3) Post Natal

a) Kondisi bayi : normal

b) Anak pada saat lahir tidak memiliki penyakit sebelumnya


D. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

Bagan 3.1 : genogram keluarga

Keterangan

: laki - laki

: pasien

: perempuan

------- : tinggal serumah

: garis perkawinan

: garis keturunan

Penjelasan : klien berperan sebagai anak pertama dan tinggal serumah

dengan ayah dan ibunya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga

baik.

A. Riwayat Imunisasi

Tabel 3.2 : Daftar Riwayat Imunisas


Jenis Waktu pemberian imunisasi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 keteranga
imunisasi 0 1 n

BCG √ LENGKA
P
DPT √ √ √ LENGKA
P
POLIO √ √ √ √ LENGKA
P
CAMPAK LENGKA
P
HEPATITI √ √ LENGKA
P
S

B. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Fisik

1. Berat badan : 13 kg

2. Tinggi badan : 83 cm

3. Waktu tumbuh gigi : 8 bulan

b. Perkembangan Tiap Tahap

Usia anak saat

1. Berguling : 4 bulan

2. Duduk : 7-8 bulan

3. Merangkak : tidak melewati fase merangkak

4. Berdiri : 9 bulan

5. Berjalan : 15 bulan

6. Senyum kepada orang lain pertama kali : belum terkaji

7. Bicara pertama kali : 12 bulan

C. Riwayat Nutrisi

a. Pemberian ASI
Selama 2 tahun

b. Pemberian Susu Formula

Tidak ada pemberian susu formula selama anak usia 2 tahun

D. Riwayat psikososial

a. Klien tinggal bersama : ayah dan ibunya

b. Lingkungan berada di : perkampungan

c. Rumah dekat dengan : tetangga

d. Rumah ada tangga : tidak ada

e. Hubungan antar anggota keluarga : baik

f. Pengasuh anak : orang tua dan nenek

E. Riwayat Spiritual

a. Support sistem dalam keluarga

Keluarga selalu merawat anaknya apabila anak sedang sakit

b. Kegiatan keagamaan

Keluarga klien beragama islam dan selalu menerapkan pendidikan

keagamaan pada anak-anaknya.

F. Reaksi hospitalisasi

a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

1. Ibu membawa anaknya ke RS karena

Demam

2. Perasaan orang tua saat ini

Cemas karena kondisi anaknya saat ini

3. Orang tua selalu berkunjung ke RS

Ya
4. Yang akan tinggal dengan anak

Orang tua

b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

An. A belum memahami tentang sakit dan rawat inap

G. Aktivitas sehari – hari

Tabel 3.2 : aktivitas sehari - hari

No Pola kebiasaan Dirumah Dirumah


sakit
.

1 2 3 4

1. Pola Nutrisi
a. Makan
- Frekuensi 3x/hari 3x/hari
- jenis Nasi, sayur, lauk Bubur, sayur,
pauk lauk pauk
- jumlah 1 porsi ½ porsi
- keluhan Tidak ada Sariawan
b. Minum
- Frekuensi 6-7x/hari 4-5x/hari
- Jenis Air putih Air putih
- keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Pola eliminsi
a. BAK
- Frekuensi 5-6x/hari 3-5x/hari
- Warna Kening jernih Kuning
- Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAB
- Frekuensi 1x/hari 1x/hari
- Warna Kuning Kuning
kecoklatan kecoklatan
- Bau Khas feses Khas feses
- konsistensi lembek lembek
1 2 3 4

3. Pola personal hygiene


- mandi 2x/hari 1x/hari (seka)
- ganti pakaian 2-3x/hari 1x/hari
- cuci rambut 2x/minggu Belum pernah
- gunting kuku 1x/minggu Belum pernah

4. Pola istirahat dan tidur


- tidur siang 1-2 jam 1-3 jam
- tidur malam 7-8 jam 5-6 jam
- keluhan Tidak ada Tidak nyaman

H. pemeriksaan fisik

1. keadaan klien : Baik

2. status kesehatan : kondisi klien tampak lemah

3. kesadaran : composmentis

4. berat badan

sebelum sakit : 13 kg

saat sakit : belum terkaji

5. Tanda – tanda vital

Nadi : 100x/menit

Suhu : 38,2 ○C

Respirasi : 26x/menit

BB : 13 Kg

TB : 83 cm

6. Kepala

Inspeksi
Keadaan rambut dan hygiene kepala

a. Warna rambut : hitam

b. Penyebaran rambut : baik

c. Mudah rontok : tidak

d. Kebersihan rambut : bersih

Palpasi

Benjolan : tidak ada benjolan

Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan

Tekstur rambut : halus

7. Muka

Inspeksi

a. Simetris : ya

b. Bentuk wajah : lonjong

c. Gerakan abnormal : tidak ada

8. Mata

Inspeksi

a. Palpebra : tidak terdapat edema dan radang

b. Sclera : tidak icterus

c. Congjungtiva : tidak anemis

d. Pupil : isokor

9. Hidung dan anus

Inspeksi

a. Posisi hidung : simetris

10. Telinga

Inspeksi
11. Posisi telinga : posisi telinga kiri dan kanan

sama

a. Lubang telinga : bersih

b. Pemakai alat bantu : tidak ada

Palpasi

Nyeri tekan : tidak ada

Mulut Inspeksi : terdapat sariawan

a. Gigi

1. Keadaan gigi : baik

2. Karies : ya

3. Palsu : tidak

b. Gusi

1. Merah : tidak

2. Lidah : sedikit kotor

3. Bibir kering dan pecah-pecah

12. Leher

Inspeksi Kelenjar thyroid : tidak ada

13. Jantung

Palpasi

Perkusi

Pembesaran jantung : tidak ada

Auskultasi

a. BJ I : Lupdup

b. BJ II : Tidak terkaji

c. BJ III : Tidak terkaji


14. Abdomen

Inspeksi

a. Membuncit : tidak ada

b. Ada luka/tidak : tidak ada luka

15. Genetalia dan anus

Tidak ada kelainan

16. Ekstermitas

a. Atas

bentuk simetris, terpasang infuse di tangan sebelah kanan

b. Bawah

bentuk simetris, tidak ada kelainan pada kaki

Hasil pemeriksaan ROM

Tonus Otot

5 5

5 5

Keterangan

Skala 0 : paraliasis otor

Skala 1 : tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya

kontraksi otot

Skala 2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan

sokongan

Skala 3 : gerakan normal melawan gravitasi

Skala 4 : gerakan normal penuh, menantang gravitasi

dengan sedikit penahanan gravitasi

Keterangan
Tangan kiri gerak normal penuh, menentang gravitasi

dengan sedikit penahanan nilai 4, tangan kanan gerakan

normal penuh melawan gravitasi dengan penahann penuh

nilai 5 dan kaki kiri dan kanan gerakan normal penuh

melawan gravitasi dengan penahanan penuh dengan nilai 5.

I. Data Penunjang

a. Data laboratorium

Tabel 3.3 : daftar hasil pemeriksaan laboratorium

Sumber : Medical Record Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan satuan

1 2 3 4

HEMATOLOGI

Hematologi Rutin
- Hemoglobin
- Leukosit 9.0 10.7 – 14.7 g/d
- Trombosit 4040 4500 – 17000 /uL
- Eritrosit 165 150 – 400 Ribu/uL
- Hemaktokrit 5.16 4.5 – 6.0 Juta/uL
- MCV 25.3 37 – 54 %
- MCH 49.0 72 – 88 fL
- MCHC 17.5 23 – 31 Pg
- ROW-CV 35.7 32 – 36 g/dL
16.2 11 – 16 %

IMUNOSEROLOG
I Negatif Negatif
1/160 Negatif
Widal
- Anti S.Typhi O Negatif Negatif
- Anti S.paratyphi
AO Negatif Negatif
- Anti S.paratyphi
BO 1/160 Negatif
- Anti S.Paratyphi
CO
- Anti S.Typhi. H
Hitung Jenis
Leukosit

1 2 3 4

Basofil 0.5 0–1 %


0.1 2–4 %
Eosinofil 56.1 54 – 73 %
Neutrofil 35.1 18 – 34 %
6.2 2–8 %
Limfosit
106 60 – 100 Mg/dL
Monosit

KIMIA KLINIK

GDS

J. Therapy

Tabel 3.4 : Daftar Theraphy An. A

Sumber : Medical Record Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon

Cara
No. Jenis therapy Dosis fungsi
pemberian

Cairan
1. Infuse KN-3B 15 tts/menit IV
elektrolit

2. chloramphenicol 4 x 250 mg IV Antibiotik

3. Novalgin 3 x 250 mg IV analgetik

4. Paracetamol 3 x 200 mg IV antipiretik


5. Ranitidin 2 x 50 mg IV antiemetik

K. Analisa Data

Tabel 3.6 : analisa data

Nama : An. A No. Medrec : A78839

Usia : 4 Tahun Diagnosa medis : demam typoid

No. Data Etiologi masalah

1 2 3 4

1. DS: Bakteri samonella typhi hipertermi


Ibu klien mengatakan
badan klien panas
DO: Masuk kesaluran cerna
- S : 38,2 C melalui makanan dan
N: minuman
100X/Menit
R : 26 Peradangan pada
X/Menit saluran cerna
- Klien
tampak Tertelan masuk ke usus
rewel halus
- Muka klien
tampak
merah Merangsang pelepasan
zat pirogen oleh
leukosit

Zat pirogen beleder


dalam darah

Hipotalamus

Merespon dengan
meningkatkan suhu
tubuh, merangsang
saraf pusat

Demam

Peningkatan suhu tubuh

2. DS: Peningkatan suhu tubuh Resiko


Kelurga klien kekurangan
mengatakan klien sangat volume cairan
lemas Metabolisme darah
DO: meningkat
- Klien tampak lemas
- Mukosa bibir kering
- Intake cairan peroral Tubuh mengkonpensasi
kurang cairan yang hilang
1-2 liter/hari (4-5
gelas/hari)
Output lebih besar
daripada input

Balance cairan
terganggu

Resiko kekurangan
volume cairan
3. DS: Proses infeksi pada Gangguan
usus halus pemenuhan
Keluarga klien nutrisi
mengatakan klien mual,
mulutnya terasa pait,
nafsu makan berkurang Merangsang esofagus
menympaikan efek
DO: lokal ke nasofagus

- Klien hanya
menghabiskan ½
porsi makan
- Klien tampak
lemas Bagian distal
- Terdapat sariawan hipotalamus

Reabsorsi makan
terganggu

Merangsang
hipotalamus

Anorexia

Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
L. Masalah Keperawatan

1. Hipertermi

2. Resiko kekurangan volume cairan

3. Gangguan pemenuhan nutrisi

M. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi/infeksi salmonella

thypi

2. Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan

metabollisme tubuh

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia
N. Intervensi Keperawatan

Tabel 3.6 : Rencana Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1 2 3 4 5

1. Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan 1. Observasi TTV. 1. Untuk mengetahui


berhubungan dengan proses tindakan keperwatan 2. Beri kompres hangat keadaan umum klien
inflamasi/infeksi salmonella 2x24 jam diharapkan 3. Anjurkan klien 2. Kompres hangat dapat
mempercepat
thypi peningkatan suhu tubuh untuk banyak minum
penurunan suhu tubuh
dapat diatasi dengan : 4. Anjurkan klien 3. Ddapat mengganti
DS: - Suhu dalam batas memakai pakaian cairan yang hilang
Ibu klien mengatakan badan norma 36 – 37,5 c yang tipis dan 4. Pakaian tipis dapat
klien panas menyerap keringat menyerap keringat dan
DO: 5. Kolaborasi penguapan suhu tubuh
- S : 38,2 C pemberian obat lancar
N : 100X/Menit 5. Pemberian obat sesuai
sesuai dosis dokter
R : 26 X/Menit indikasi dapat
- Klien tampak rewel membantu
menurunkan panas
- Muka klien tampak merah
1 2 3 4 5

2. Gangguan nutrisi kurang dari Tujuan umum : 1. Anjurkan makan 1. Untuk menghindari
kebutuhan tubuh berhubungan sedikit tapi sering mual
Kebutuhan nutrisi 2. Sajikan makanan 2. Mengurangi mual
dengan anoreksia terpenuhi dalam kondisi hangat 3. Mengobservassi status
DS: 3. Timbang berat badan nutrisi
Tujuan khusus :
4. Kolaborasi dengan 4. Mengetahui
Keluarga klien mengatakan klien Setelah dilakukan bagian gizi mengenai pemberian nutrisi
mual, mulutnya terasa pait, tindakan keperawatan nutrisi
nafsu makan berkurang 2x24 jam diharapkan :

DO: - Kebutuhan nutrisi


terpenuhi
- Klien hanya - Klien dapat
menghabiskan ½ porsi menghabiskan porsi
makan makan yang
- Klien tampak lemas disediakan
- Terdapat sariawan - Terlihat lebih segar
1 2 3 4 5

3. Risiko kurangnya volume cairan Tujuan umum : 1. Monitor intake dan 1. Pemenuhan cairan
berhubungan dengan output tubuh yang keluar
peningkatan metabollisme tubuh Gangguan keseimbangan 2. Anjurkan untuk serta deteksi dini
cairan elektrolit tidak banyak minum 2-3 2. Kehilangan BB 2-5 %
DS: tejadi liter/hari menunjukan
Kelurga klien mengatakan klien 3. Kolaborasi dengan dehidrasiringan
sangat lemas Tujuan khusus : tim medis dalam hingga 5-9 %
DO: pemberian cairan menunjukan dehidrasi
- Klien tampak lemas Setelah dilakikan intravena sedang
- Mukosa bibir kering tindakan keperawatan 3. Mempertahankan
selama 2x24 jam cairan tubuh
- Intake cairan peroral kurang
diharapkan kebutuhan
1-2 liter/hari (4-5 gelas/hari) volume cairan terpenuhi
dengan kriteria hasil :

- Klien tidak tampak


lemah
- Mukkosa bibir
lembab
- Kelopak mata tidak
tampak cekung
4. Catatan Perkembangan Dan Implementasi Keperawatan

Tabel 3.7 : catatan perkembangan dan implementasi keperawatan

No Tanggal dan jam Diagnosa Implementasi dan respon ttd


. keperawatan

1 2 3 4 5

1. 3 Maret 2020 DX-1 T : Mengobservasi TTV


Jam R Klien bersedia dengan hasil
10.00 WIB S : 38,2 C
N : 100 x/menit
R : 26 x/menit
T : Memberikan kompres
hangat
R : Klien bersedia dikompres
dibantu oleh keluarga
T : Menganjurkan klien untuk
banyak minum
R : Klien bersedia untuk banyk
minum amel
T : menganjurkan klien untuk
memakai pakaian tipis
R : Klien bersedia
menggunakan pakaian yang
tipis dan menyerap keringat
T : kolaborasi pemberian obat
sesuai dosis dokter
R : Chlorampenicol 4x250
mg/IV, Paracetamol 3x200
mg/IV
1 2 3 4 5

2. 3 Maret 2020 DX-II T : Memberikan makan sedikit


Jam tapi sering
10.00 WIB R : ibu klien mlakukannya
T : menyajikan makan an
dalam kondisi hangat
R : ibu klien memberikan
amel
makan ketika hangat
T : kolaborasi pemberian
antiemeetik
R : klien diberi therapi
ranitidin

3. 3 Maret 2020 DX-III T : Memberikan makan sedikit


Jam tapi sering
10.00 WIB R : ibu klien mlakukannya
T : menyajikan makan an
dalam kondisi hangat
R : ibu klien memberikan amel
makan ketika hangat
T : kolaborasi pemberian
antiemeetik
R : klien diberi therapi
ranitidin

4. 3 Maret 2020 DX-IV T : Menciptakan lingkungan


Jam yang tenang
10.00 WIB R : klien terlihat nyaman
T : mengatur posisi senyaman
mungkin
R : klien tampak nyaman amel
T : menganjurkan klien untuk
istirahat yang cukup
R : klien dapat ber istirahat
1 2 3 4 5

1. 4 Maret 2020 DX-I T : Mengobservasi TTV


Jam R Klien bersedia dengan hasil
09.00 WIB S : 37,6 ○C
N : 100 x/menit
R : 24 x/menit
T : Memberikan kompres
hangat
R : Klien bersedia dikompres
dibantu oleh keluarga
T : Menganjurkan klien untuk
banyak minum
R : Klien bersedia untuk banyk
amel
minum
T : menganjurkan klien untuk
memakai pakaian tipis
R : Klien bersedia
menggunakan pakaian yang
tipis dan menyerap keringat
T : kolaborasi pemberian obat
sesuai dosis dokter
R : Chlorampenicol 4x250
mg/IV, Paracetamol 3x200
mg/IV
1 2 3 4 5

2. 4 Maret 2020 DX-II T : Memberikan makan sedikit


Jam tapi sering
09.00 WIB R : ibu klien mlakukannya
T : menyajikan makan an
dalam kondisi hangat
R : ibu klien memberikan
amel
makan ketika hangat
T : kolaborasi pemberian
antiemeetik
R : klien diberi therapi
ranitidin

3. 4 Maret 2020 DX-III T : Memberikan makan sedikit


Jam tapi sering
09.00 WIB R : ibu klien mlakukannya
T : menyajikan makan an
dalam kondisi hangat
R : ibu klien memberikan anel
makan ketika hangat
T : kolaborasi pemberian
antiemeetik
R : klien diberi therapi
ranitidin
O. Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.8 : evaluasi keperawatan

Tanggal Diagnosa
No. Catatan perkembangan Ttd
dan jam keperawatan

1 2 3 4 5

1. 3 Maret DX-I S : ibu klien mengatakan anaknya masih


2010 demam
Jam O : Suhu Tubuh 38,2 ○C
10.00 WIB A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Observasi TTV amel
- Berikan kompres hangat
- Kolaborasi dengan dokter
pemberian antipiretik
- Terpasang infus KN-3B

2. 3 Maret DX-II S : ibu klien mengatakan klien masih


2010 tidak nafsu makan
Jam O : Klien hanya menghabiskan ½ porsi
11.00 WIB makan
A : Masalah belum teratasi amel
P : Intervensi dilanjutkan
- Hidangkan makanan dalam
kondisi hangat
- Makan sedikit tapi sering
3. 3 Maret DX-III S : Ibu klien mengatakan klien lemas
2010 O : Klien tampak lemas
Jam A : Masalah belum teratasi
12.00 WIB P : Intervensi dilanjutkan amel
- Anjurkan untuk banyak
minum

4. 3 Maret DX-IV S : Ibu klien mengatakan klien sudah


2010 dapat tidur nyenyak
Jam O : Klien lebih segar
13.00 WIB A : Masalah teratasi
amel
P : Intervensi dihentikan

1 2 3 4

1. 4 Maret 2010 DX-I S : Ibu klien mengatakan klien sudah


Jam tidak demam lagi
10.00 WIB O : Suhu tubuh 37,2 ○C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. 4 Maret 2010 DX-II S : Ibu klien mengatakan klien masih


Jam belum mau makan
11.00 WIB O : Terdapat sariawan
A : Masalah masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan

3. 4 Maret 2010 DX-III S : Ibu klien mengatakan klien sudah


Jam mulai mau minum
12.00 WIB O : Bibir sudah tidak lagi pecah-pecah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
B. PEMBAHASAN

Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada klien An. A dengan

thpoid di Ruang Kemuning RSD Gunung Jati Cirebon tanggal 1 Maret sampai 7

Maret 2020, penulis berusaha menerapkan asuhan keperawatan dari mulai pengkajian,

pendiagnosaan. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi. Penulis

menemukan beberapa kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. Beberapa

kesenjangan yang penulis temukan adalah :

1. Tahap pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu

proses sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk

mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2014)

Dalam hal ini penulis menggunakan suatu pendekatan untuk

mengumpulkan data dari klien, keluarga dan laporan atau buku catatan kesehatan

klien baik berupa data subjektif maupun objektif. Pada tahap pengkajian ini
penulis mendapatkan data klien An. A dengan Masalah yang muncul adalah

Hipertermi, Resiko kekurangan volume cairan dan Gangguan pemenuhan nutrisi.

2. Tahap diagnosa keperawatan

Dignosa keperawatan adalah deskripsi untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan perawat

(doegnoes, 2015)

Adapun diagnosa keperawatan terhadap pasien demam typhoid meliputi:

a. Gangguan thermoregulasi peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan

infeksi oleh kuman salmonella typosa pada saluran pencernaan

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi

untuk aktivitas

d. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada diri sendiri berhubungan dengan

kurang pengetahuan untuk menghindari pemanjaan pathogen

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

Adapun diagnosa keperawatan yang ditimbulkan dalam kasus An. A adalah :

1. Hipertermi berhubungan dengan adanya proses infeksi.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah.

3. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan

3. Tahap perencanaan

Intervensi keperawatan adalah perilaku spesifik yang diharapkan dari psien dan

atau tindakan yang harus dilakukan perawat. Tindakan/intervensi keperawatan

dipilh untuk membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan

tujuan pemulangan. (doengoes, 2009)


Penulis menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan hasil temuan penlis

pada tahap pengkajian dan penegakan diagnosa keperawatan klien. Intervensi

yang penulis prioritaskan adalah untuk memperbaiki peningkatan suhu tubuh.

Intervensi ini penulis susun berdasarkan teori disesuaikan dengan kebutuhan

pasien, penulis menyusun intervensi ini berdasarkan maslah pasien.

4. Tahap implementasi

Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, dimana tindakan

yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Firda Yani, 2013)

Implementasi keperawatan merupakan realisasi intervensi keperawatan yang

telah ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan klien. Penulis seharusnya

melakukan tindakan keperawatan secara berkesinambungan dan terus menerus.

Hal ini tidak dapat dilakukan karena penulis melakukan kontak dengan klien

selama satu shift kerja. Oleh karena itu, untuk kelanjutan tindakan pada hari

pertama penulis bekerjasama dengan perawat ruangan, mahasiswa praktek dari

institusi lain untuk tetap memberikan kelangsungan tindakan pada klin apabila

klien masih demam.

Secara umum implementasi keperawatan yang dilakukan An. A dapat terlaksana

dengan baik dan optimal, hal ini didukung oleh adanya :

a. Klien dan keluarga kooperatif sehingga memudahkan dalam pelaksanaan

tindakan keperawatan

b. Kerjasama yang baik antara penulis dan perawat ruangan dalam pelaksanaan

tindakan keperwatan

c. Terjadinya sarana dan prasarana yang menunjang

5. Tahap evaluasi
Evaluasi adalah satu alat mengukur suatu perilaku atau tindakan keperawatan

terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif atau proses yang

dilihat dari setiap selesai melakukan tindakan yang dibuat setiap harinya,

sedangkan evauasi sumatif tu evaluasi hasil yang dibuat sesuai dengan tujuan

yang dibuat mengacu pada kriteria hassil yang diharapkan (doenges, 2009)

Evaliasi dilaksanakan setelah melakukan setiap tindakan dilaksanakan setiap

hari untuk memantau keefektifan tindakan yang penulis lakukan. Evaluasi

dilakukan berdasarkan tujuan yang ditentukan.

Tahap evaluasi penulis menyajikan dalam bentuk SOAP ditandia dengan adanya

kriteria hasil yang dapat mempermudah penulis dalam menentukan terciptanya

tujuan pada intervensi keperawatan yang telah dilaksanakan. Penulis melakukan

evaluasi setiap melakukan tindakan. Implementasi tanggal 3 Maret 2020

ditentukan kondisi klien semakin membaik diantaranya pola istirahat tidur teratasi.

Pada tanggal 4 Maret 2020 gangguan peningkatan suhu tubuh (hipertermi,

gangguan nutrisi, resiko kekurangan volume cairan dan istirahat tidur) teratasi.

6. Tahap pendokumentasian

Pada tahap dukumentasi asuhan keperawatan pada pasien An. A yang

mengalami demam thypoid, penulis mendikumentasikan semua masalah

keperawatan dengan baik, dalam catatan asuhan keperawatan yang penulis miliki.

7. Tahap kesenjangan

Tahap ini terdapat beberapa kesenjangan diantara teori dan kenyataan pada saat

dilapangan dari mulai pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi

dan dokumentasi. Diharapkan meskipun terdapat beberapa kesenjangan diantara

teori dan praktik tetap memberikan asuhan keperawatan komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai