Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMIMPIN YANG EFEKTIF DALAM KEPERAWATAN


PATIENT ADVOCACY

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Leadership


Dosen pengampu Ns. Diwa Agus Sudrajat,S.kep., M.Kep

Disusun oleh
Kelompok 2

Ahmad Riyan Hidayatulloh 218002

Andre Aulia Ridwan 218004

Desy Havana Erlianti 218007

Dieni Fatimatussyaadah 218008

Dwilia Rismayanti 218009

Eva Kristiani Br Ginting 218011

Nita Kartini 218027

Rizka Hadi Lestari 218034

Wulansari Kurniasih 218043

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan memohon rahmat dan ridho Allah SWT serta mengucap syukur
kepadanya atas segala limpahan karunianya kami diberi kekuatan untuk menyusun
makalah yang berjudul “ Pemimpin Yang Efektif Dalam Keperawatan Patient
Advocacy”. Tujuan dari penyusunan ini adalah untuk pemenuhan tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan yang diampu oleh Bpk Ns. Diwa Agus Sudrajat,
S.kep., M.Kep

Kami memiliki harapan yang sangat besar bahwa makalah ini bisa memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya bagi para pembaca untuk memperluas
wawasan dan juga pengetahuan. Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna karena berbagai keterbatasan yang kami miliki.

Oleh karena itu, berbagai bentuk kritikan dan juga saran yang membantu akan
sangat kami harapkan untuk makalah ini. Harapan kami, makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca mengenai materi yang kami
bahas. Kritik dan saran membangun juga sangat kami harapkan.

Bandung, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
1.3. Tujuan............................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1. Definisi..........................................................................................................2
2.2 Peran Perawat Advokasi.................................................................................2
2.3 Tugas Perawat Dalam Advokasi Pasien.........................................................4
2.4. Pentingnya Peran Perawat Sebagai Advokator.............................................5
2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Advokasi.........................5
BAB 3......................................................................................................................7
PENUTUP................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan....................................................................................................7
3.2. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


kesehatan yang bermutu tinggi memiliki pelayanan dan dampak untuk
rumah sakit sebagai kepuasan pasien atau keluarga, sehingga hal ini akan
mendorong dan menimbulkan kepercayaan terhadap rumah sakit tersebut.
Kepuasan klien adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (hasil) yang dia rasakan dibanding dengan harapannya (Kotler, 2007).
Penilaian kualitas pelayanan yang berkaitan dengan kepuasan pasien
berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan yaitu tangibles (wujud
nyata), reliability (kepercayaan), responsiveness (tanggung jawab), assurance
(jaminan), empathy (empati) (Supranto, 2001). Adapun menurut Azwar
(1996) dimensi kepuasan ialah hubungan petugas-pasien (relationship),
kenyamanan pelayanan (amenities), kebebasan melakukan pilihan (choice),
pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and technical skill),
efektivitas pelayanan (effectiveness) keamanan tindakan (safety), ketersediaan
pelayanan kesehatan (available), kewajaran pelayanan kesehatan
(appropriate), kesinambungan pelayanan kesehatan (continue), penerimaan
pelayanan kesehatan (acceptable), ketercapaian pelayanan kesehatan
(accessible), keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable), efisiensi
pelayanan kesehatan (efficient) dan mutu pelayanan kesehatan (quality).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Dari Patient Advocacy?
2. Bagaimana Peran Perawat Advokasi?
3. Apa Tugas Perawat Dalam Advokasi Pasien ?
4. Pentingnya Peran Perawat Sebagai Advokator?
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Advokasi
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu memahami konsep pemimpin dalam
keperawatan yang efektif dalam segi advokasi terhadap pasien

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi
Advokasi adalah tindakan membela hak-hak pasien dan bertindak atas nama
pasien. Perawat mempunyai kewajiban untuk menjamin diterimanya hak-hak
pasien. Perawat harus membela pasien apabila haknya terabaikan (Vaartio,
2005, Blais, 2007). Advokasi juga mempunyai arti tindakan melindungi,
berbicara atau bertindak untuk kepentingan klien dan perlindungan
kesejahteraan (Vaartio, 2005).Seringkali pasien mengalami ketakutan dan
kecemasan berlebihan terhadap penyakitnya. Perawat atau tim kesehatan lain
seharusnya dapat memberikan saran mengenai pengobatan dan proses
kesembuhannya. Saran yang diberikan dapat mengurangi kecemasan yang
dialami pasien sehingga dapat menunjang keberhasilan pengobatan
selanjutnya (Soetjiningsih, 2008).

2.2 Peran Perawat Advokasi


Perawat harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan khusus dalam
memberikan informasi kepada pasien, sehingga dapat menyampaikan
informasi tentang diagnosa medis, prosedur dan proses terapi ke dalam
bahasa pasien yang mudah dipahami dan diterapkan. Advokasi juga ditujukan
kepada pasien yang membutuhkan peran perawat untuk menyediakan data
yang dibutuhkan tentang pengobatan dan proses terapi (Nicoll, 2012;
Promtape, 2004). Perannya sebagai advokat, perawat diharapkan mampu
untuk bertanggung jawab dalam membantu pasien dan keluarga
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan yang
diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya serta mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang sakit dan dirawat di rumah sakit
akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota
tim kesehatan yang paling lama kontak dengan pasien sehingga diharapkan
perawat harus mampu membela hak-hak pasien (Mubarak,dkk, 2000).

3
Perawat juga berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien, membela
kepentingan pasien dan membantu pasien dalam memahami semua informasi
dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan
tradisional maupun profesional (Dwidiyanti, 2007).
Sebagai advokat, perawat juga harus bertanggung jawab untuk melindungi
hak pasien dan melindungi dari adanya penyimpangan (Purba, 2009).
Sebagian besar perawat meyakini bahwa kepemimpinan dokter merupakan
faktor yang paling penting yang menghambat advokasi. Perawat merasa
masih sangat sulit untuk berbicara atas nama pasien dengan posisi dokter
yang mendominasi, meskipun dengan pengetahuan yang baik tentang suatu
masalah (Negarandeh, 2006). Informan mengatakan faktor yang menghambat
terlaksananya peran advokasi perawat yaitu terbatasnya jumlah tenaga
perawat. Berdasarkan teori disampaikan bahwa kualitas asuhan keperawatan
yang optimal yang didalamnya termasuk peran advokasi perawat, dapat
dicapai apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang ada memiliki
proporsi yang seimbang. Perawat yang bekerja di rumah di rumah sakit
menjalani peningkatan beban kerja dan masih mengalami kekurangan jumlah
perawat. Ha ini disebabkan karena peran perawat belum didefinisikan dengan
baik dan kebanyakan perawat dibebani dengan tugas-tugas non keperawatan
(Werdati,2003).
Informan berpendapat bahwa kondisi pasien sangat mendukung pelaksanaan
peran advokasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa seseorang sakit,kekuatan
fisik dan mentalnya menurun. Pasien yang dalam kondisi lemah atau bahkan
kritis sangat membutuhkan seorang advokat yang dapat melindungi
kesejahteraannya (Promtape, 2004). Disampaikan oleh informan juga bahwa
instansi sangat mendukung tindakan advokasi perawat yang kemudian dapat
membantu proses penyembuhan pasien. Instansi rumah sakit selalu
memberikan motivasi dan anjuran untuk melindungi pasien serta
memberikan kemudahan dalam proses birokrasi terapi pengobatan. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa advokasi memerlukan tindakan politis yaitu
dengan mengkomunikasikan kebutuhan perawatan kesehatan klien kepada

4
pemerintah atau pimpinan yang mempunyai wewenang untuk melakukan
sesuatu tentang kebutuhan tersebut (Kozier, 2012).

2.3 Tugas Perawat Dalam Advokasi Pasien


Nelson ( dalam Blais, 2002) menjelaskan tujuan utama dari advokat pasien
adalah melindungi hak-hak pasien. Peran advokat pasien memiliki tiga
komponen utama, yaitu sebagai pelindung, mediator, dan pelaku tindakan
atas nama pasien. Dari ketiga komponen utama peran perawat sebagai
advokat, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sebagai pelindung
peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama yaitu untuk
membantu pasien dalam membuat keputusan. Peran perawat dalam hal ini
ditekankan untuk menyerahkan segala keputusan tentang perawatan yang
akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri, sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut pasien. Tindakan perawat yang termasuk didalamnya
yaitu perawat memberikan alternatif pilihan kepada pasien saat akan
mengambil keputusan tentang yang akan diambil, menyediakan format
persetujuan tindakan penjelasan atas pemulangan dini pasien dari
perawatan, serta memutuskan dokter yang akan merawatnya.
b. Sebagai mediator
peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan untuk menjembatani
komunikasi antara pasien dengan tim kesehatan lain di rumah sakit.
Tindakan perawat yang termasuk di dalamnya yaitu perawat menemani
pasien saat kunjungan dokter, menentukan menu diet bersama ahli gizi,
dan juga memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pengobatan
yang diterimanya.
c. Sebagai pelaksana tindakan
peran yang dilakukan perawat memiliki tujuan utama untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai dengan yang dibutuhkan pasien. Tindakan
perawat yang termasuk didalamnya yaitu dengan memberikan lingkungan
yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan yang

5
dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan selama dalam
perawatan.
d. sebagai pemberi informasi
Sebagian besar informan utama menyatakan bahwa sebelum
pasien/keluarga mendapatkan penjelasan dari dokter, perawat terlebih
dahulu memberikan informasi tentang rencana tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien.
e. sebagai pelaku
Pelaksanaan advokasi perawat sebagai pelaku dilaksanakan dengan cara
meminta dokter untuk memberikan penjelasan pada pasien/keluarga yang
belum mendapatkan informasi atau belum jelas dengan informasi yang
diberikan.
f. sebagai pendukung
Pelaksanaan advokasi perawat sebagai pendukung dilaksanakan dengan
cara memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan, menanyakan
keputusan, menanyakan alasan penolakan, dan menghargai keputusan
pasien.

2.4. Pentingnya Peran Perawat Sebagai Advokator


Perannya sebagai advokat, perawat diharapkan mampu untuk bertanggung
jawab dalam membantu pasien dan keluarga menginterpretasi informasi dari
berbagai pemberi pelayanan yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya serta mempertahankan
dan melindungi hak-hak pasien. Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berintegrasi dengan banyak petugas
kesehatan.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Advokasi


Faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya terdiri dari 2 faktor yaitu :
1. Faktor penghambat
a. Kepemimpinan dokter
b. Terbatasnya jumlah tenaga perawat

6
2. Faktor pendukung
a. Kondisi pasien
b. Dukungan instansi rumah sakit (Etty & Madya, 2013)
Hal-hal yang bisa diadvokasi oleh perawat ada beberapa poin yaitu :
1. Anticipatory guidance (Panduan Antisipatif)
a. Primary prevention (pencegahan primer)
b. Membantu klien kemungkinan mengalami kesulitan
c. Mengantisipasi keluarga dalam menangani masalah-masalah
keterbatasan dan penyakit kronik
2. Role Modeling
Perawat menjadi role model dengan berperilaku yang benar, berbicara,
senyum, penanganan pasien secara profesional
3. Educational information
a. Pembelajaran dan pemberian informasi
b. Membantu memilih dan menentukan pilihan terhadap informasi yang
diberikan
c. Membantu klien mengumpulkan informasi dan belajar terhadap
perilaku promosi kesehatan
4. Ongoing support ( dukungan berkelanjutan )
a. Memberikan bantuan pada klien dalam membuat keputusan yang
beralasan
b. Perawat sebagai partner dalam menyelesaikan masalah kebutuhan
kesehatan
5. Collaboration and referral ( kolaborasi dan referal )
a. Masalah kesehatan bersifat multidimensi melibatkan multidisiplin.
b. Perawat memberikan penjelasan terhadap masalah yang melibatkan
tenaga kesehatan lain
c. Pendekatan interdisiplin pada semua anggota tim kesehatan

7
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perawat memiliki pengetahuan yang baik tentang advokasi. Perawat dapat
menjelaskan pengertian advokasi yang disertai dengan tindakan-tindakan
yang menunjukkan peran advokat perawat. Perawat juga menyebutkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pelaksanaan peran advokat perawat. Definisi
peran advokasi perawat oleh peneliti dibagi menjadi dua sub tema yaitu
tindakan perawat dalam pemberian informasi kepada pasien dan tindakan
perawat untuk bertindak atas nama pasien. Tindakan perawat dalam
pemberian informasi kepada pasien dibagi dalam dua kategori meliputi
pemberian saran dan pemberitahuan tindakan medis. Tindakan perawat untuk
bertindak atas nama pasien dibagi dalam tiga kategori meliputi pembelaan,
pemberian dukungan dan perlindungan.
Pelaksanaan tindakan peran advokasi perawat oleh peneliti diklasifikasikan
dalam tiga sub tema yaitu memberi informasi, menjadi mediator dan
melindungi pasien. Sub tema pertama yaitu memberi informasi dilakukan
dengan memberikan informasi tentang penyakit dan proses kesembuhan,
memberikan informasi persiapan pulang, memberikan informasi kepada
keluarga,memberikan informed consent, dan memberikan informasi tentang
fasilitas jaminan kesehatan. Sub tema kedua yaitu menjadi mediator,
dilakukan dengan menjadi penghubung antara pasien dengan tim kesehatan
lain seperti ahli gizi maupun dokter. Melindungi pasien dapat dilakukan
dengan memberi kenyamanan, mendukung pasien untuk mendapatkan terapi
obat yang lebih murah dengan fungsi yang sama, membantu dalam membuat
keputusan, melindungi pasien dari tindakan yang membahayakan. Faktor
yang menjadi penghambat dalam melaksanakan peran advokasi perawat
antara lain: kepemimpinan dokter, lemahnya dukungan organisasi, kurangnya
perhatian terhadap advokasi, kurangnya jumlah tenaga perawat, kondisi
emosional keluarga, terbatasnya fasilitas kesehatan dan lemahnya kode etik.
Sementara itu faktor yang mendukung perawat dalam melaksanakan perannya

8
sebagai advokat yaitu kondisi pasien, pengetahuan tentang kondisi pasien,
pendidikan keperawatan yang semakin tinggi, kewajiban perawat dan
dukungan instansi rumah sakit. Perawat hendaknya mengoptimalkan
perannya sebagai advokat yaitu dengan memberikan informasi sebanyak-
banyaknya tentang kondisi pasien dan proses kesembuhannya, menjadi
penghubung antara pasien dan tim kesehatan lain, membela hak-hak pasien
dan melindungi pasien dari tindakan yang merugikannya. Rumah sakit
diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan perawat tentang advokasi,
meminimalkan kendala-kendala dalam pelaksanaan peran advokasi dan
mempertimbangkan untuk dibentuknya prosedur tetap.

3.2. Saran
Sebaiknya setiap perawat atau pusat informasi kesehatan tidak memandang
lingkungan tempat ia berada dan tetapi peran perawat adalah seseorang yang
mampu memberikan perhatian kepada klien dalam segala situasi agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan kondisi klien. dan
advokasi juga mempunyai arti melindungi dan perlindungan kesejahteraan.
dan rumah sakit juga diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan
perawat advokasi

9
DAFTAR PUSTAKA

Craven, Ruth F. (2002). Fundamental of Nursing: Human Health and Function.


3rd Edition. United Stated: Lippincott Company.

Kozier, Barbara. Et al. (2012). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, And


Practice. (9th ed). Volume 1. New jersey: Pearson Prentice Hall.

Negarandeh, Reza. Et all. (2006). Patient advocacy: Barries and Facilitators,


BioMed Central Nursing. 5:3.

Vaartio, Heli & Helena Leipo Kilpi. (2005). Nursing Advocacy-A Review of the
Empirical Research 1990-2003. International Journal of Nursing Studies 42.

10

Anda mungkin juga menyukai