Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MORFOLOGI DAN REPRODUKSI ALGA

DOSEN : ANGGI, SKM.,Mkes

Disusun Oleh

1. NURAINI RIZKI HASTUTI 20483020019


2. HESTY ANGRAENI 20483020014
3. RINI ANDRAYANI 20483020021
4. WIKA FEBRIYATIKA 20483020022
5. WIWIN WULANDARI 20483020023

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN GENESIS MEDICARE
DEPOK
2021

1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang ……………………………………………………………………………………………………………………………….…3

1.2Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………………………......3

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian……………………………………………………………………………………………………………………………………..4

2.2 Habitat Alga……………………………………………………………………………………………………………………………….…..5

2.3 Ciri – ciri Alga………………………………………………………………………………………………………………………………….5

2.4 Morfologi Alga (Ganggang)………………………………………………………………………………………………………….…6

2.5 Fisiologis Alga (Ganggang)………………………………………………………………………………………………………….....9

2.6 Pembagian Kelas Alga (Ganggang)………………………………………………………………………………..………………10

2.7 Reproduksi Ganggang (Alga)………………………………………………………………………………………………….……..12

a. Proses Reproduksi Aseksual Ganggang (Alga)…………………………………………………………….………12

b. Proses Reproduksi Seksual pada Ganggang (Alga)………………………………………………………………13

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………….….16

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………………………………………………………17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia dikenal sebagai Negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai Negara
dengan luas wilayah lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah
sumber daya alam hayati. Selain ikan, alternative hasil laut yang bisa diolah adalah alga meskipun
tidak semua alga bisa digunakan.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat
menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti
Hydrilla. Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak lagi dimasukkan
dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisah-pisahkan sesuai dengan fakta-
fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan
perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki “organ” seperti yang
dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula
sebagai tumbuhan bertalus. Algae (ganggang) dapat dibedakan menjadi tujuh kelompok yaitu :
cyanophyta, cholrophyta, euglenophyta, pyrrophyta, crysophyta, phaeophyta,
rhodophyta.berdasarkan pigmen dominannya ketujuh kelompok tersebut meliputi: Chrysophyta,
Phaeophyta, dan Rhodophyta.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan kami untuk membuat makalah ini:
a. Untuk menyelesaikan tugas mikrobiologi tentang algae.
b. Untuk mengetahui tentang morfologi dan sifat hidup serta jenis-jenis dari algae da
reproduksinya.

3
BAB II
ISI

2.1 Pengertian
Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang beragam, uniseluler atau
multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hiduup di perairan tawar
dan laut (bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh
yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang
daun, bunga, buah, dan biji ssejati (sumich 1979:99; mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman
1986:39). Makroalga terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat
memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung (dawes
1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar
perairan (leviton 2001: 270).
Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi
berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta, phaeophyta,
dan rhodophyta.
Dalam dunia tumbuhan alga (ganggang) termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus),
karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel
tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran.
Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di air,baik air tawar atau air laut,setidak-
tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah.Ada yang bergerak aktif dan ada yang
tidak.jenis ganggang yang bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu
cambuk atau flagel.Yang berjumlsh satu atau lebih.jenis yang tubuhnya bersel tunggal dan adapat
bergerak aktiv merupakan penyusun plankton,tepatnya fikoplankton.Yang melekat pada sesuatu
yang ada didalam air seperti batu atau kayu,disebut bentos.
Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu :
Ø fikosianin : warna biru
Ø klorofil : warna hijau
Ø fikosantin : warna perang/ coklat
Ø fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan
Ø xantofil : warna kuning

4
Alga (ganggang) bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri). Hampir semua alga
bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab. Alga
(ganggang) terbagi menjadi beberapa kelas :
1) Cyanophyta (ganggang biru), masih prokaryotik.
2) Chlorophyta (ganggang hijau)
3) Chrysophyta (ganggang keemasan)
4) Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
5) Rhodophyta (ganggang merah)

2.2 Ciri – Ciri Alga


 Merupakan organisme eukariotik
 Tubuhnya tersusun dari banyak sel
 ada yang uniseluler (bentuk benang/pita) dan ada yang multiseluler (bentuk lembaran).
 Struktur tubuhnya berupa thallus yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan dengan
jelas antara akar, batang, dan daun
 Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof. Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen
lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat),
xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan).
 Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Tubuhnya
berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam golongan thalophyta.
 Reproduksi secara vegetatif (dengan fragmentasi, pembelahan, pembentukan spora)
maupun generatif (dengan oogami dan isogami).
 Habitat di perairan (tawar – laut), tempat lembab. Ada yang menempel pada batuan
(epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan sebagai (epifitik), dan
menempel pada tubuh hewan (epizoik).

2.3 Habitat Alga


Algae dapat hidup di permukaan atau dalam perairan (aquatik) maupun daratan (terestrial) yang
terkena sinar matahari, namun kebanyakan hidup di perairan. Algae laut mempunyai peranan yang
sangat penting di dalam siklus unsur-unsur di bumi, mengingat jumlah massanya yang sangat
banyak yang kemungkinan lebih besar dari jumlah tumbuhan di daratan.
Beberapa algae laut bersel satu bersimbiosis dengan hewan invertebrata tertentu yang hidup di
laut, misalnya spon, koral, cacing laut. Algae terestrial dapat hidup di permukaan tanah, batang
kayu, dan lain-lain. Algae darat dapat bersimbiosis dengan jamur dan membentuk lumut kerak
(Lichenes). Pada lichenes algae bertindak sebagai fikobion, sedangkan jamur sebagai mikobion.
Algae yang dapat membentuk Lichenes adalah anggota dari Chlorophyta, Xanthophyta, dan algae
hijau biru (Cyanobacteria) yang termasuk bakteri. Fikobion memanfaatkan sinar matahari untuk
fotosintesa, sehingga dihasilkan bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh mikobion.

5
Mikobion memberikan perlindungan dan berfungsi untuk menyerap mineral bagi fikobion. Pada
beberapa kasus mikobion dapat menghasilkan faktor tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh
fikobion. Lichenes sangat lambat pertumbuhannya, tetapi dapat hidup pada tempat ekstrem yang
tidak bias digunakan untuk tempat tumbuh jasad hidup lain. Sebagai contoh Lichenes dapat
tumbuh pada batuan dengan keadaan yang sangat kering, panas dan miskin unsur hara atau bahan
organik.
Lichenes menghasilkan asam-asam organik yang dapat melarutkan mineral batuan. Kandungan
beberapa pigmen fotosintetik pada algae memberikan warna yang spesifik. Beberapa divisi algae
dinamakan berdasarkan warna tersebut, misalnya algae hijau, algae merah dan algae coklat.

2.4 Morfologi Alga (Ganggang)


Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola, batang, gada atau
kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang khas. Algae mengandung
nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat
berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang
terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang
berisikan klorofil dan pigmen-pigmenpelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada
fotosintesis.
Algae berkembang biak secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual berupa pembelahan
biner sederhana. Reproduksi seksual dijumpai di antara algae. Dalam proses ini terdapat konyugasi
gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot.
Menurut Sumich (1992), struktur tubuh alga laut ( makroalga ) terdiri dari 4 bagian utama,pertama
dikenal dengan sebutan blade, yaitu struktur yang menyerupai daun pipih yang biasanya lebar.
Kedua Bladder yaitu pada tiap-tiap percabangan terdapat gelembung udara berbentuk bulat,
Ketiga stipe, yaitu struktur yang menyerupai batang yang lentur dan berfungsi sebagai penahan
goncangan ombak. keempat holdfast, yaitu bagian yang menyerupai akar dan berfungsi untuk
melekatkan tubuhnya pada substrat. dan Thallus adalah sebutan untuk seluruh badan alga
(ganggang) dari yg berbentuk daun hingga berbentuk batang bawah.

2.5 Struktur dan Organisasi Sel Alga


Secara anatomi sel, alga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1) Membran plasma, (2) Sitoplasma dan
Organel Sel, serta (3) Inti Sel (Nukleus), seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 (Anonim, 2011;
Haas et al., 2009).
Struktur sel alga

6
1. Membran Plasma
Membran plasma terletak paling luar dan tersusun oleh lipoprotein (gabungan lipid dan protein).
Membran plasma bersifat selektif permeabel, yang berarti hanya dapat dilewati oleh molekul
tertentu saja dan bertanggungjawab dalam transportasi zat dari dalam sel ke lingkungan (Barsanti
and Gualtieri, 2006).
Sel alga memiliki dinding sel di luar membran sel. Sebagian besar dinding sel alga tersusun atas
selulosa, meskipun terkadang mengandung silika atau kalsium karbonat. Sebagian alga juga
memiliki dinding sel yang mengandung manan, xylan, asam alginat, agaros, dan lain sebagainya.
Dinding sel dapat berbentuk filamen, seperti pada fungi, atau tersusun atas plat-plat yang
disekresikan oleh badan golgi. Terdapat kelompok tertentu yang tidak memiliki dinding sel padat,
tetapi selnya dilindungi oleh pelikel protein yang fleksibel di bawah membran plasma. Materi
dinding sel diproduksi dan disekresi oleh badan golgi.
2. Sitoplasma dan organel sel
Bagian cair di dalam sel disebut dengan sitoplasma. Pada sitoplasma terdapat organela yang
mempunyai fungsi tertentu (Graham and Wilcox, 2000). Organel sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan jalinan saluran, dibatasi oleh membran yang kontinyu dengan
selubung luar nukleus. Fungsi RE adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
b. Ribosom (Ergastoplasma)
Ribosom terdiri dari subunit protein besar dan kecil. Sebagian ribosom melekat sepanjang RE,
sebagian lain bebas di sitoplasma. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.
c. Mitokondria (The Power House)
Mitokondria mempunyai dua lapis membran. Membran dalam yang berlekuk-lekuk dan disebut
krista. Fungsi mitokondria merupakan pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP

7
(energi). Mitokondria pada alga mempunyai 2 tipe, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 : 1)
Flat lamellar cristae (pada Rhodophyta, Crytophyta, Euglenophyta, dan Chlorophyta) dan 2)
tubular cristae (pada Chrysophyta, Raphidophyta, Prymnesiophyta, Eustigmatophyta, dan
Xanthophyta.
Tipe mitokondria yang terdapat pada alga (a) flat lamelar cristae dan (b) tubular cristae

Gambar 2. Tipe mitokondria yang terdapat pada alga (a) flat lamelar cristae dan (b) tubular cristae
(sumber: Chapman, 1941)

d. Lisosom
Lisosom adalah penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
e. Vakuola Kontraktil
Sebagian besar alga berflagela mempunyai dua vakuola kontraktil pada bagian anterior sel, yaitu
diastole (saluran masuk) dan sistole (saluran pengeluaran), fungsinya untuk membuang sisa
produk dari sel.
f. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini melaksanakan fungsi produksi dan sekresi polisakarida.
g. Sentrosom (Sentriol)
Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
h. Plastida
Plastida merupakan tempat fotosintesis serta jalur biokimia asam amino aromatik, heme,
isophrenoids, dan asam lemak. Plastida utama pada alga adalah kloroplas. Kloroplas mengandung
sistem membran yang bernama tilakoid, yang sering membentuk tumpukan membran yang disebut
grana. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan stroma. Plastida
dibedakan menjadi tipe primer dan sekunder. Plastida tipe primer hanya diselubungi oleh dua lapis
membran, sedangkan plastida sekunder dikelilingi empat atau tiga lapis membran. Plastida
sekunder secara fisik tidak terletak di sitoplasma sebagaimana plastida primer, tetapi terletak di
lumen sistem endomembran (Haas et al., 2009).
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
“rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu,
mikrotubulus berguna dalam pembentakan sentriol, flagel dan silia.

8
j. Stigma atau bintik mata
Stigma merupakan area sitoplasma dengan konsentrasi pigmen tinggi (biasanya karoten). Stigma
terdapat di dekat pangkal flagela. Stimulasi stigma oleh cahaya akan menstimulasi flagela pula,
sehingga terjadi gerakan mendekati sumber cahaya.
3. Inti Sel (Nukleus)
Nukleus mengandung bahan genetik sel dan dikelilingi oleh membran ganda. Nukleus terdiri dari
selaput inti (karioteka), nukleolus, kromosom, dan bahan pendukung atau karyolimph (Graham
and Wilcox, 2000).
Alga uniseluler dan sel reproduksi alga multiseluler memiliki flagela. Flagela terdapat di bagian
apikal, lateral, ataupun posterior sel. Flagela dapat berupa satu berkas cambuk, ataupun memiliki
struktur ‘berambut’ atau ‘sisik’. Pergerakan dapat ke samping atau spiral.
Tipe flagela pada algae (a) fibrous solid hair, (b) tubular hair

Gambar 3. Tipe flagela pada algae (a) fibrous solid hair, (b) tubular hair. (Chapman, 1941)

Terdapat dua tipe flagela, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, yaitu fibrous solid hair dan
tubular hair. Fibrous solid hair mengelilingi flagela, meningkatkan luas permukaan, dan efisiensi
dari tenaga penggerak. Tersusun atas glikoprotein dan terdapat pada Euglenophyta dan
Dinoflagellata. Tubularhair tersusun atas protein dan glikoprotein, terdapat pada: Chrysophyta,
Phaeophyta, dan Chlorophyta (Chapman, 1941).

2.6 Fisiologis Alga (Ganggang)


Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia cukup
cahaya, kelembapan, dan nutrient sederhana yang memperpanjang hidupnya. Pertumbuhan algae
berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air
dapat mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-
daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan
suhu setinggi 70 0C. beberapa algae beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan
permukaan batuan.
Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan
fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan
9
berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau
menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain dapat menyimpan macam-
macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.

2.7 Pembagian Kelas Alga (Ganggang)


1. Cyanophyta (Ganggang Hijau Biru)
Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan struktur sel
bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis. Ganggang hijau
biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan dinding tembok,
pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang menguntungkan
lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow
Stone Park di Amerika. Ciri-ciri dan sifat ganggang hijau biru:

 Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni


 Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan
fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru)
 Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang -kadang berlendir Inti
sel tidak memiliki membran (prokarion) Contoh:
1. Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa
2. Bentuk koloni: Polycystis
3. Bentuk filamen: Oscilatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia.
2. Chloropyta (ganggang hijau)
Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan
fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai
plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok
ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain.Cara reproduksi dengan
fragmentasi dan konjugasi.
Adapun contoh-contohnya yaitu:
1. Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup
di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel
membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan
kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan
karbohidrat.

10
2. Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat
dimakan.
3. Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan
yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan
konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan
bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet
sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti
kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis
dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu
baru.
4. Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu
nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan
tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi.
5. Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai
klorofil juga dapat berpindah tempat.
6. Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif
dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif
dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
7. Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain.
8. Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-
ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat
warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan
ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan
C serta karoten. Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup
di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat
didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan
antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik.
Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa
diantaranya hidup sebagai epifit.
Paeophyta atau ganggang coklat dibagi menjadi tiga golongan, berdasarkan tipe pergantian
keturunan. Ganggang coklat ini hidup pada air laut, hanya beberapa jenis saja yang di temukan di
air laut,hanya bebepa saja yang hidup di air tawar, di laut samudra, di daerah iklim sedang dan
dingin.
Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat besar, Heterokontopyta,suatu
eukaryotic kelompok organisma yang di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di
temukan irtidal, terutama pada daerah belahan utara.Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500

11
genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa
penting.
Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan
xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan
meter.Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan isogami dan
oogami. Contoh-contoh ganggang cokelat : Laminaria, Fucus, Turbinaria, dan Sargasum
4. Rhodophyta (ganggang merah)
Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi a, klorofil
d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel banyak menyerupai benang atau
lembaran.Reproduksi vegetatif dengan spora. Contoh : Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma,
Gracililaria, Chondrus, Porphyra, Polysiphonia, Nemalion, dll.
5. Chrysophyta ( ganggang keemasan)
Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan
fikosantin.Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan fitoplankton. Contoh :
– Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering bercabang.
– Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran
melengkung warna kekuningan.
-Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan mayoritas
sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome
dibuat dari bahan gelas yaitu silica.

2.8 Reproduksi Ganggang (Alga)


Ganggang bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif). Terdapat ganggang
hanya mampu bereproduksi secara aseksual. Seperti Euglena, yang dapat melakukan pembelahan
biner. Ada juga ganggang yang dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual, seperti Spirogyra.
Spirogya bereproduksi secara aseksual dengan fragmentasi (pemutusan) sebagian tubuhnya dan
bereproduksi secara seksual dengan konjugasi. Namun, ada juga ganggang (alga) yang
bereproduksi baik dengan aseksual maupun seksual, hal ini dilakukan secara metagenesis. Arti
metagenesis adalah pergiliran keturunan antara generasi gametofit (penghasil sel kelamin) dengan
generasi sporofit (penghasil spora), seperti laminari dan Ulva.
A. Proses Reproduksi Aseksual Ganggang (Alga)
Reproduksi aseksual pada ganggang terjadi dengan pembelahan biner, fragmentasi dan
pembentukan spora vegetatif. Proses reproduksi aseksual adalah sebagai berikut:
1. Pembelahan Biner
Reproduksi aseksual secara pembelahan biner pada ganggang terjadi pada ganggang (alga)
uniseluler, seperti Euglenoid, Chlorella, dan Pyrrophyta (ganggang api). Pada Euglenoid,

12
pembelahan biner terjadi dengan membujur. Pembelahan tersebut diawali dengan pembelahan inti,
diikuti dari pembelahan sitoplasma. Dari satu sel induk yang dihasilkan ke dua sel anakan yang
tumbuh menjadi ganggang baru.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas di tubuh
induk tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi yang pada ganggang multiseluler berbentuk
filamen dan talus. Contohnya pada Cladophora, Sargassum, Spirogyra, Macroctis, dan Laminaria.
3. Pembentukan Spora Vegetatif
Pembentukan spora vegetatif terjadi dalam sel induk yang menghasilkan zoospora. Pembentukan
spora secara vegetatif terjadi jika kondisi lingkungan mendukung dan jumlah makanan mencukupi.
Hal tersebut dapat terjadi pada ganggang (alga) yang bersifat uniseluler maupun yang multiseluler.
Contohnya pada Hydrodictyon, Ulothrix, Chlamydomonas, dan Vaucheria.

Contoh Siklus Hidup Chalmydomonas


1. Chlamydomonas dewasa yang berflagela dan berkromosan haploid (n).
2. Di tahap reproduksi aseksual dimulai dengan menghilangnya flagela, selanjutnya terjadi
pembelahan secara mitosis yang berlangsung sebanyak dua kali atau lebih sehingga menghasilkan
sel anak yang berjumlah 4 atau lebih.
3. Sel-sel anak membentuk dinding sel dan flagela yang menjadi zoospora. Jika dinding sel induk
pecah, maka keluarlah zoospora yang dapat berenang. Zoospora kemudian tumbuh menjadi
Chlamydomonas yang baru berhaploid (n).
4. Jika persediaan makanan berkurang atau lingkungannya kering, Chalmydomonas akan
bereproduksi secara seksual yang diawali dengan pembetukan gamet haploid (n) dengan
pembelahan mitosis secara berulang kali. Gamet kemudian dilepaskan dari sel induk.
5. Terjadi singami antara gamet yang berbeda jenis ((+) dan (-)) dengan menghasilkan zigot diploid
(2n).
6. Zigot kemudian membentuk selubung yang kuat dan resisten yang disebut dengan zigospora.
7. Zigospora (2n) kemudian mengelami pembelahan yang terjadi secara miosis dengan
menghasilkan empat individu baru yang haploid (n).
B. Proses Reproduksi Seksual pada Ganggang (Alga)
Reproduksi seksual ganggang (alga)
Reproduksi seksual pada ganggang (alga) dapat terjadi secara konjugasi, singami, dan anisogami.
Proses reproduksi seksual pada ganggang adalah sebagai berikut...

13
1. Konjugasi
Konjugasi adalah proses saling berlekatannya dua individu yang berbeda jenis, dengan diikuti
terjadinya plasmogami (peleburan plasma sel) dan juga kariogami (peleburan inti sel). Contohnya
ganggang yang bereproduksi secara konjugasi adalah spirogyra yang berbentuk filamen tak
bercabang. Mekanisme konjugasi pada spirogyra adalah sebagai berikut...
Filamen Spirogyra yang berhaploid (n) yang berbeda jenis dengan saling berdekatan
Sel-sel yang akan saling berdekatan dengan membentuk tonjolan merupakan jembatan konjugasi.
Protoplasma sel yang satu (+) berpindah (mengalir) ke sel pasangannya (-).
Terjadi plasmogami, diikuti dengan kariogami
Konjugasi menghasilkan zigospora yang berdiploid (2n).
Zigospora (2n) membelah secara miosis dengan menghasilkan 4 sel haploid (n).
Dari 4 sel haploid yang kemudian dihasilkan, umumnya hanya terdapat satu yang dapat tumbuh
menjadi benang Spirogyra baru.
2. Singami
Singami (isogami) adalah peleburan antara dua sel gamet yang sama dengan bentuk dan
ukurannya, tetapi berbeda jenisnya ((+) dan (-)), yang kemudian diikuti dengan terjadinya
peleburan inti. Singami menghasilkan zigot yang diploid (2n). Contoh ganggang yang melakukan
singami adalah ganggang hijau Ulva.
3. Anisogami
Anisogami adalah peleburan antara sel gamet yang ukuran dan bentuknya berbeda. Anisogami
dapat berupa oogami, yakni masuknya sel gamet jantan yang berflagela (sperma) ke sel yang gamet
betina (ovum) kemudian terjadi peleburan inti. Hasil dari fertilisasi adalah zigot. Contoh ganggang
yang melakukan oogami adalah Laminaria.

14
2.9 Manfaat Alga
Makroalga memiliki banyak manfaat, baik manfaat secara ekologis maupun ekonomis bagi
masyarakat. Manfaat ekologis makroalga yaitu menyediakan habitat untuk beberapa jenis biota
laut seperti jenis Crustacea, Mollusca, Echinodermata, ikan maupun alga kecil yang lainnya.
Bentuknya yang rimbun mampu memberikan perlindungan terhadap ombak dan juga menjadi
makanan bagi biota laut. Nilai ekonomis makroalga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan,
bahan baku industri, dan bahan untuk laboratorium seperti bahan awetan basah, bahan media untuk
perkembangbiakan bakteri dan jamur guna menghasilkan antibiotik, serta ada pula jenis makroalga
yang digunakan sebagai obat- obatan (Kumampung, 2006).

15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di berbagai tempat. Misalnya; air tawar, air laut,
air sungai di dataran rendah dan pegunungan.
2. Bentuk-bentuk ganggang beraneka ragam di antaranya: bentuk filamen, bulatan, lembaran,
mangkok, sabuk, dan bentuk cakram.
3. Ganggang dibagi menjadi lima, yaitu ganggang biru, hijau, cokelat, keemasan, dan ganggang
merah.
4. Pengklasifikasian ganggang didasarkan atas zat pigmen yang terdapat pada ganggang
tersebut.
5. Manfaat dari ganggang hijau adalah sebagai produsen dan banyak digunakan sebagai sayuran.
6. Manfaat dari panggang merah adalah banyak digunakan dalam pembuatan agar-agar.
7. Manfaat dari ganggang keemasan adalah digunakan dalam pembuatan silikat.
8. Pigmen-pigmen yang terdapat pada masing-masing ganggang adalah :
Ganggang hijau : memiliki pigmen xantofil, klorofil, a dan klorofil b.
Ganggang cokelat : memiliki pigmen fukoxantin, klorofil a dan klorofil c.
Ganggang merah : memiliki fikosiani,fikoeritin, dan klorofil a dan klorofil b.
Ganggang keemasan : memiliki pigmen kuning,cokelat, dan klorofil a dan klorofil c
Ganggang hijau biru : memilki fikobilin, fikosianin, dan fikoeritin.

16
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Gembong, T.1994. Taksonomi Tumbuhan. Bhatara. Jakarta. Latifah, roimil. 2001. Botani
tumbuhan rendah. Malang. Umm.
Hasairin, Ashar. 2009. Taksonmomi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press
http://www.mailarchive.com/agromania@yahoogroups.com/msg02540.html Diakses tanggal 16
Desember 2013
http://www.cs.cuc.edu/~tfucher/Phaeophyta.html. Diakses Tanggal 28 16 Desember 2013

17

Anda mungkin juga menyukai