Anda di halaman 1dari 12

Masalah utama pada budidaya ikan di laut adalah serangan penyakit dan parasit,

seperti : bakteri, jamur, dan virus. Serangan penyakit biasanya dipicu oleh
ketidakseimbangan lingkungan, kekurangan nutrisi dan penggunaan benih yang
rendah kualitasnya.  Untuk mengurangi serangan penyakit kita harus
memperhatikan secara seksama penyebab timbulnya penyakit.

Penggunaan vaksin sangat disarankan baik sebelum benih direbar maupun


pengulangannya setelah beberapa bulan pemeliharan. Pengulangan penggunaan
vaksin pada saat ikan berukuran 100 gr dengan dosis satu liter untuk 10.000 ikan. 
Peranan ahli penyakit dan monitoring secara rutin sangat diperlukan guna
mengetahui kondisi kesehatan ikan.

Kematian tertinggi banyak terjadi pada tahap penggelondongan. Kematian yang


lain disebabkan karena penanganan seperti, pengambilan sampel, penggantian
jaring, kanibalisme, kebisingan dan kesalahan dosis obat atau anestesi.

1. Mekanisme Terjadinya Penyakit serta Hubungannya dengan Penerapan Sistim


Manajemen Kesehatan Ikan

Penyakit didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan ketidaknormalan


struktur dan fungsi atau terjadinya perubahan anatomi kimia ataupun fisiologis
yang ditunjukkan oleh organisme melalui tanda tanda yang spesifik maupun tidak
spesifik. Penyakit  terjadi akibat adanya interaksi antara inang, patogen dan
lingkungan yang tidak seimbang. Ikan dan patogen mikrobialnya berinteraksi satu
sama lain dalam suatu hubungan yang berubah secara konstan yang dikendalikan
oleh kondisi biologi, kimia dan fisika di lingkungan aquatik.  Kondisi lingkungan
yang tidak optimum dapat menimbulkan stress dan menyebabkan penurunan daya
tahan ikan terhadap penyakit.

Ikan dan patogen mikrobialnya berinteraksi satu sama lain dalam suatu hubungan
yang berubah secara konstan yang dikendalikan oleh kondisi biologi, kimia dan
fisik lingkungan akuatik.
Stress akibat perubahan  lingkungan merupakan pemicu utama timbulnya
penyakit bakterial, parasiter, mikal dan viral karena stress akan menimbulkan
perubahan perubahan dalam tubuh ikan yaitu:

 Bertambahnya hormon
 Bertambahnya respirasi
 Bertambahnya kadar glukosa darah
 Turunnya antibodi dan kurangnya daya tahan terhadap agen penyakit
 Jenis jenis Stress pada ikan :
 Stress kimia : disebabkan oleh : Kandungan / komposisi kimia air (nitrat,
ammonia), Bahan toksik , komposisi pakan atau penggunaan obat tidak
sesuai.
 Stres Biologi : Padat tebar yang tinggi, adanya agen penyakit
 Stress Fisika : Suhu, Cahaya, Suara, Kandungan Oksigen

2. Jenis Penyakit pada Ikan Laut Ekonomis

2.1  Penyakit Yang Disebabkan Oleh Parasit

 a. Cacing kulit (Skin Monogenean)

Berbentuk pipih gepeng dan tidak terlalu berbahaya, tetapi jika parasit ini
menyerang mata dapat menimbulkan kebutaan.

Tanda Klinis : kehilangan Nafsu makan, menggesekkan benda ke jarring,


berenang tidak normal/ flasing, permukaan tubuh pendarahan dan mata
putih/buram. Jika masih di inang berwarna transparan tetapi menjadi putih setelah
direndam di air tawar.

Diagnosa: Pengamatan lendir dengan mikroskop perbesaran 4x atau dengan


perendaman air tawar parasit akan tampek berwarna putih

Dampak ke insang : menyebabkan kebutaan apabila menginfeksi mata, luka akibat


infestasi parasit akan menyebabkan infeksi sekunder bakteri.
Penularan : secara horozontal melalui ikan dan dipicu oleh kepadatan tinggi. Telur
monogenea berbentuk tetrahedral dengan filamen spiral panjang dan sering
ditemukan pada dinding bak dan jaring.telur menetas menjadi oncomiracidium
selama 4 hari.  Larva dapat menyerang inang dan akan menjadi dewasa 7 hari
setelah menetas.

Pencegahan : Perendaman dengan air tawar selama 5 – 10 menit tergantung


tingkat ketahanan ikan atau dengan H2O2 dengan aerasi kuat. Dilakukan
sebanyak 2- 3 kali dengan interval  waktu 7 hari.

b. Cacing Insang

Parasit ini menyerang insang terutama pada ikan yang dibudidayakan pada
kondisi air yang kotor. Ada 3 jenis yang sering menyerang ikan laut
yaitu : Haliotrema, Pseudorhabdosynocus dan Diplectanum. Pada infeksi berat
terjadi pendarahan di permukaan tubuh.

Stadia penyerangan : Pembenihan, pembesarn dan induk

Tanda klinis : Ikan berenang tidak normal mendekati permukaan air dan


kehilangan nafsu makan. Produksi lendir berlebihan, tubuh kehitaman, insang
pucat.

Dampak ke inang: Ika mengalamihiperplasia sel ephitel dari lamela insang.


Infeksi berat dapat menyebabkan kematian karena rendahnya asupan oksigen.
Biasanya diikuti  dengan seranngan vibriosis.

Penularan : Secara horizontal melalui ikan, Kepadatan tinggi kan memperparah


infeksi. Telur akan menetas setelah 5 hari dan akan menghasilkan oncomiracidium
yang menyerang permukaan tubuh dan berenang menuju ke insang ikan. Siklus
hidup secara keseluruhan 24 – 21 hari,.

Diagnosa: Dengan pengamatan mikroskopis permukaan tubuh dan insang ikan

Pengobatan : Dengan perendaman formalin  100-200 ppm  selama 30 sampai 60


menit atau dengan H2O2  200 ppm selama 1 jam,
 

c. Cryptocaryon

 Penyakit ini sering disebut dengan penyakit bintik putih atau white spot karena
ikan yang terserang umumnya terdapat bintik putih pada pemukaan tubuh dan
insang. Cryptocaryon irritans adalah ciliata bergerak dengan rambut getar di
permukaannya berukuran 0,3 – 0,5 um.

Stadia serangan:  Hatchery, Penggelondongan dan pembesaran terutama dengan


kepadatan tinggi,

Tanda klinis : Permukaan tubuh berbintik putih atau pucat. Sisik rontok,
perndarahan pada permukaan tubuh, mata menonjol. Ikan terlihat sulit
bernafasdan produksi lender meningkat sampai tubuh kehabisan lender/ kesat.

Penularan : Secara horizontal terjadi antar ikan yang sakit dan air. Throphont yang
matang meninggalkan ikan dan berenang bebas membesar kemudian
menghasilkan kista yang dapat menghasilkan 200 atau lebih calon tomont,
Thomont berubah menjadi theront dan memcari inang  baru,

Faktor pemicu : Kepadatan tinggi, suhu air turun, bahan organic dan stress karena
penanganan,

Pencegahan : Ikan yang terserang direndam dalam air tawar selama 30 menit dan
dilakukan setiap hari selama 2-3 hari atau dengan Cuprisulfat 0,5 ppm selama 5 –
7 hari dengan aerasi kuat, Ikan yang terserang harus dipindahkan ke bak yang
bebas parasit selama 2 – 3 kali dengan interval waktu3 hari,

d. Infeksi Trichodina

Disebabkan oleh ektoparasit protozoa motil bersilia, parasit ini juga sering
dijumpai pada budidaya intensif. Trichodina berbentuk seperti piring, ukuram
sampai 100 um dan dipenuhi ciliate,

Stadia penyerangan: Benih, pendederan, dewasa


Dampak : mengganggu pernafasan, menyebabkan kematian pada ikan kecil.
Penempelan parasit ini menyebabkan kerusakan langsung pada sel ephitel insang,

Penularan: Secara horizontal lewat ikan yang tersrang, air, peralatan kerja dan
pakan hidup. Faktor pemicunya adalah bahan organik di air, kurangnya sirkulasi
air dan stress penanganan.

Pencegahan dan Pengendalian: dengan perendaman air tawar 15 – 30 menit


tergantung ketahanan ikan arau perendaman formalin 25 – 30 ppm selama 1 – 2
hari

e. Infeksi  Broklynella spp.

Disebabkan oleh protozoa motil bersilia berbentuk bulat berukuran 60 um.

Stadia penyerangan : Biasnya pada tahap pendederan/penggelondongan

Tanda klinis : Ikan menggesekkan tubuh ke benda, keusakan insang dan


pendarahan jika menyerang insang dan kulit

Dampak ke inang: mempengaruhi pernafasan dan memicu infeksi sekunder


bakteri sehingga menyebabkan kematian massal

Penularan : secara horizontal lewat ikan yang terinfeksi dan air. Faktor pemicunya
adalah kepadatan tinggi, kualitasair menurun da stress penanganan.

Diagnosis ; pengamatan mikroskopis kulit/ lendeir ikan terserang

f. InfeksiIsopoda

Isopoda berukuran 10 – 15 mm dan tubuhnya terbagi menjadi beberapa segmen


dengan sepasang mata.

Stadia penyerangan : Pembenihan, pembesaran dan induk

Faktor pemicu: Kepadatan tinggi


Tanda klinis : Parasit menyerang permukaan tubuh, mulut, hidung, insang dan
lipatan rahang, Ikan kehilangan nafsu makan, gerakan lambat dan pertumbuhan
lambat,

Dampak inang; Jaringan tubuh inang rusak akibat tekanan tubuh parasit. Nekosis
pada kulit dan filament insang. Kematian dapat terjadi setelah 1 – 2 hari terutama
pada ikan kecil yang terinfeksi parah.

Penularan: Secara horizontal lewat ikan

Pencegahan dan pengendalian: parasit harus dicabut satu persatu kemudian ikan
direndam dengan acriflavin untuk mencegah infeksi sekunder bakteri

g.Infeksi cacing lintah

Cacing lintah adalah eksternal parasit dengan ruas tubuh semu, ukuran panjang
antara 8 – 12 mm dengan anterior dan posterior sucker digunakan untuk makan
dan bergerak serta menempel pada inang.

Stadia penyerangan : pembenihan, perbesaran dan induk

Tanda klinis : Biasanya akan terlihat lintah berwarna kehitaman menempel pada 
sirip, tutup insang  dan rongga mulut menyebabkan haemorhage. Patogenitasnya
rendah namun infksi berat dapat menyebabkan infeksi sekunder bakteri.

Pengobatan : Perendaman dengan formalin 100 – 200 ppm disertai aerasi kuat
diikuti dengan pemindahan ke bak baru yang bebasparasit. Jika lintah masih ada
dapat dilakukan pengulangan setelah 2 – 3 hari.

2.2  Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri

 Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya


0,5 – 10 mikron dan terdapatdari semua lingkungan. Pada lingkungan udidaya
dimana terdapat bahan organik melimpah, terdapat bakteri dalam jumlah besar.
Dalam kondisi normal bakteri adalah mikrofaunal normal, hidup padapermukaan
tubuh ikan, dalam saluran percernaan dan mereka biasanya dianggap sebagai
patogen sekunder dalam saluran penceraaan dan mereka biasanya dianggap
sebagai patogen sekunder oportunstik. Perubahan  atau penurunan mutu
lingkungan perairan menyebabkan terjadinya penyakit bakterial. Masalah utama
dalam pengendalian penyakit bakterial adalah masih terbatasnya persediaan obat.

Wabah penyakit bakterial dalam budidaya ikan dapat dikurangi jika


perhatian yang serius dibrikan dalam praktek budidaya menjaga kondisi
lingkungan yang optomum terutama kualitasair. Sebagian penyakit bakterial
menunjukkan gejala yang sama pada ikan. Infeksi bias terjadi pada kulit atau sirip
ikan, dalam otot dan organ dalam. Tanda awal biasanya bercak merah atau
rusaknya jaringan. Jenis jenis penyakit bacterial :

a. Vibriosis

Vibriosis adalah penyakit bakterial yang umum pada ikan laut. Beberapa
species vibrio adalah pathogen primer pada ikan laut. Tetapi species lainya sering
beraksi sebagai patogen oportunistik yang akan menyerang pada ikan dalam
kondisi stress.

Gejala klinis: Apabila menginfeksi juvenile maka penyakit ini bersifat


akut tanpa adanya tanda klinis kecuali tubuh ikan berubah kehitaman dan
hilangnya nafsu makan. Akan tetapi pada ikan yang lebih besar biasaya terlihat
pendarahan atau borok pada kulit. Tanda tanda lainya adalah : kerusakan sirip,
mata putih dan mata menonjol. Ikan yang terifeksi secara kronis umumnya
menunjukkan insang sangat pucat dan luka borok yang dalam pada otot. Adanya
bercak merah di dasar bak merupkan tanda adanya bakteri vibrio.

Penyebab: Ada beberapa spesies vibrio yang sudah teridentifikasi yaitu :


V. algynoliticus, V anguilarum, V ordalli, V. harveyi   vunvinicus. Bakteri ini
bersifat gram negative, berbentyk panjang agak melengkung dengan ukuran
panjang berkisar antara 1,4 – 2,6 mikron.

Stadia penyerangan: Larva, pendederan, penggelondongan , pembesaran


dan induk.
Diagnosis: Dari preparat usap terhadap organ dalam seperti hati, ginjal,
limpa dan dapat juga diisolasi secara murni dari organ yang terinfeksi
menggunakan media standar antara lain : BHIA, NA dan TSA ditambah Na Cl
konsentrasi 1 – 2 %. TCBS adalh media selective untuk bakteri vibrio.

Pencegahan : dengan penanganan yang bebar selama penggantian jring,


pemindahan ikan, grading dan menerapkan standar padat pebar serta menjaga
kualitas air

Pengobatan: Jika penyakit sudah terjadi maka terpaksa harus


menggunakan antibiotic misalnya oxolinic acid 20 mg/ kg ikan selama 5 hari
berturut turut. Perendaman dengan prefuran  2 ppm selama 2 jam bisa dilakukan
untk menghindari infeksi sekundr ikan akibat transportasi.

Tabel 1. Karakteristik Bakteri Vibrio Patogen

Koloni
Menyebar pada
Species pada TSA TCBS Bercahaya

V.
algynoliticus Ya Kuning Tidak

V.
anguilarum Tidak Kuning Tidak

V. ordalli Tidak Kuning Tidak

V harveyi Tidak Hijau Ya

V. vulnificus Tidak Hijau Tidak

a. Infeksi Streptococcus
Infeksi bakteri ini biasanya bersamaan dengan vibriosis. Bakteri
Streptococcus bersifat gram positif, bentuk coccus dalam untaian rantai, dengan
diameter kurang dari 2 um. Bakteri ini dapat diisolasi menggunakan media agar
seperti TSA. MA dan Todd Hewit Agar. Media selektifuntuk bakteri ini adalah
KF Strepto.

Stadia penyerangan:  Semua stadia ikan terutama pembeihan dan


pendederan

Tanda klinis : Berenang tidak normal, tubuh menjadi gelap, satu atau
kedua mata  menonjol, kornea mata menjadi putih, pendarahan pada tutup insang.,
Adanya ulcerasi dan necrotic padatubuh ikan merupakan pintu masuk yang sangat
baik untuk infeksi bakteri lain. Ibfeksi Streptococcus sp juga bisa bersifat sistemik
dengan disertai gejala klinis. Jika menginfeksi ikan kecil dapat menyebabkan
kematian sekitar 10%.

Penularan : bakteri ini melimpah di lingkungan, air dan ikan.


Penyebaranya berhubungan dengan keberadaan parasit, stress penanganan dan
menurunnya kualitas air.

Pencegahan dan Pengobatan : Infeksi Streptococcus sp dapat dicegah


dengan meghindari pemberian pakan yang berlebihan, kepadatan tinggi serta
sterss penanganan. Angakat dan musnahkan ikan yang terinfeksi bila gejala awal
mulai terlihatuntuk menghindari wabah atau mengurangi keparahan serangan ini.
Erytromycin dosis 25-50 mg/kg berat ikan dapat diberikan secara oral selama 5 –
7 hari atao oxolinic acid dicampur pakan dengan dosis 20 mg/kg ikan. Bisa juga
dilakukan perendaman dengan prefuran 2 ppm selama 1 jam.

b. Infeksi Flexibacter sp.

Penyakit ini disebabkan oleh Flexibacter maritimus. Termasuk golongan


bakteri gram negative berbentuk batang dan bergerak secara gliding, bersifat
oksidase positif dan katalase positif Jika tidak dilakukan penanganan secara cepat 
maka dapat diikuti infeksi sekunder bakteri .
Diagnosis : Bakteri ini tumbuh baikpada media Chitophaga agar dengan
bentuk koloni berwarna kuning.

Stadia penyerangan : biasanya menyerang ikan dalam stadia pendederan.

Gejala klinis : Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna abu abu
sirip erosi dan disertai haemorhagi. Infeksi yng parah akan menyebabkan sirip
menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut sampai ke otot badan

Efek ke inang: Jika tidak cepat dilakukan penangananakan menyebabkan


kematian inang sampai 80% dalam beberapa hari. Bakteri ini merusak ekor dalam
waku 2 hari.

Penularan: Kejadian penyakit ini berhubungan dengan salinitas air dan


biasanya terjadi pada salinitas air antara 30 sampai 35 ppt.

Pencegahan dan pengobatan : Dengan menjaga kualitas air tetap baik dan
padat tebar yang rendah. Pengobatan harus dilakukan sebelum infeksi sekunder
bakteri vibrio terjadi. Peendaman dengan airtawarselama 10 – 15 menit dan
perendaman dengan prefuran 1 – 2 ppm selama 24 jam cukup efektif untuk
membunuh bakteri ini.

2.3 Penyakit Virus

Penyakit virus yang sering menyerang ikan laut ekonomis adalah Viral
Nervous Necrosis (VNN). VNN menyerang stadia larva, juvenile, pembesaran
dan induk dan merupakan penyakit berbahaya di pembenihan ikan laut. Virus ini
mempunyai inang yang sangat luas dan menginfeksi  lebih dari 20 spesies ikan
laut. Kematian yang disebabkan virus ini dapat mencapai 100%padastadia larva,
tetapi tidak demikian padastadia juvenil dan fingerling serta induk.

VNN disebabkan oleh piscine Nodavirus yang masukke genus


betanodavirus (25-30 nm)dan termasuk ke dalam famili Nodaviridae. Virus ini
susah diberantaskarena partikelnya tersembunyi dan berkembangbiak di dlam inti
sel tubuh inang.Ikan yang mati merupakan sumber penularan yang potensial bagi
ikan lain. Virus ini bersifat sangat ganas dan menular dengan cepatsehingga
sangat sulit dikontrol.

Untuk mempertahankan hidupnya virus ini masuk ke dalam sel hidup dan
memanfaatkan  piranti sel untuk menggandakan dirinya. Satu partikel virus
disebut virion yang terdiri dari DNA atau RNA. Setelah sampai di sel inang virus
akan mengklaim sel tersebut sebagai miliknya sndiri danakan menggandakan
dirimembentuk virion –virion baru. Virion akan masuk ke sel lain dan akan
menyebar dan memperbanyak diri kembali.

Tidak ada pengobatan untuk virus. Yang dapat dilakukan adalah


melakukan pencegahan misalnya dengan vaksinasi. Di lapangan kadang-kadang
orang mengobati dengan mneggunakan antibiotika, maksud pemberian antibiotika
disini bukann untuk membnuh virus tetapi untuk mencegah terjadiinya
sekunderinfeksi oleh bakteri.

Gejala klinis  : Ikan terserang VNN akan berenang dengn posisi tubuh


terbalik, gerakan tidak beraturan bahkan kadang kadang menbentur dinding bak.
Akan tetapi tanda ikan yang terinfeksi berbeda pada setiap stadia/umur ikan . Di
bawah umur 20 hari ikan yang terinfeksi tidak ditemukan tandayang khas hanya
terlihat adanya penurunan nafsu makan, yang ditandai dengan adanya sisa rotifer
di air pemeliharaan. Dari umur 20-45 hari ikan yang terinfeksi ditandai dengan
berenang di dekat permukaan air, selain itu ditemukan ikan yang mati di dasar
bak. Dariumur 45 hari sampai 4 bulan ikan yang terinfeksi tampak terdiam di
dasar selama beberapa hari, nafsu makan menurun drastis., berenang terbalik dan
akhirnya mati. Diatas umur 4bulan ikan yang terinfeksi mengambang di
permukaan air disertai adanya perbesaran gelembung renang, berenang terbalik
dengan gerakan tidak beraturan.

Gejala internal yang terlihat antara lain : hati pucat, saluran pencernaan
kosong, usus berisi cairan berwarna hijau kecoklatan. Virus ini bereplilkasi di
mata, otak dan corda spinalis. Ikan yang terinfeksi akan terlihat adanya vakuolasi
pada otak dan retina. Hal ini menyebabkan ikan berenang berputardan terlihat
inkoordinasi.
Penularan : Virus dapat menular melalui air (waterborne transmitted) dari
ikan sakit ke ikan sehat dalam waktu 4 hari setelah kontak. Penularan penyakit ini
bisa terjadi secara vertikal dari induk ke anaknya maupun horisontal melalui alat,
teknisi ataupun ikan yang sakit.

Diagnosa : Keberadaab virus ini dapat dideteksi dengan menggunakan uji


PCR. Sampel yang diambil untuk pemeriksaan PCR untuk larva adalah seluruh
badan, untuk juvenil diambil kepalanya dan untuk ikan pendedran organ yang
diambil adalah mata dan otak.

Pencegahan:

a)  Seleksi induk bebas VNN dengan PCR

Semua induk yang terinfeksi dan yang bebas VNN ditempatkan pada bak yang
terpisah. Contoh gonad diambil dengan kanulasi kemudian dimasukkan dalam
tube 1,5 ml . selajutnya  digunakan untuk pemeriksaan PCR.

b)  Mensucihamakan (desinfeksi) alat alat serta bak dalam pembenihan

Dapat dilakukan dengan perendaman dengan chlorin 100 ppm selama 1 – 4


minggu.

c)  Pemariksaan larva yang baru menetas dengan PCR

Sekitar 300 telur yang telah dibuahi ditempatkan dalam wadah  1 liter yang berisi
air laut kemudian dipindahkan ke dalam botol plastik 2L dan diberi sedikit
Streptomycine. Kemudian botol ditempatkan dalam inkubator dengan suhu 26-27
0C selama 2-3hari. Selanjutnya diambil 200 larva yang sudah menetas dan
ditempatkan di dalam mikrotube 1,5 ml untuk uji PCR.

d) Membuang atau mengangkat ikan yang lemah dan mati kemudian dibakar
karena ikan yang lemah dan mati merupakan sumber virus.

e) Meningkatkan laju air masuk. Cara ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi
patogen dalam air

Anda mungkin juga menyukai