seperti : bakteri, jamur, dan virus. Serangan penyakit biasanya dipicu oleh
ketidakseimbangan lingkungan, kekurangan nutrisi dan penggunaan benih yang
rendah kualitasnya. Untuk mengurangi serangan penyakit kita harus
memperhatikan secara seksama penyebab timbulnya penyakit.
Ikan dan patogen mikrobialnya berinteraksi satu sama lain dalam suatu hubungan
yang berubah secara konstan yang dikendalikan oleh kondisi biologi, kimia dan
fisik lingkungan akuatik.
Stress akibat perubahan lingkungan merupakan pemicu utama timbulnya
penyakit bakterial, parasiter, mikal dan viral karena stress akan menimbulkan
perubahan perubahan dalam tubuh ikan yaitu:
Bertambahnya hormon
Bertambahnya respirasi
Bertambahnya kadar glukosa darah
Turunnya antibodi dan kurangnya daya tahan terhadap agen penyakit
Jenis jenis Stress pada ikan :
Stress kimia : disebabkan oleh : Kandungan / komposisi kimia air (nitrat,
ammonia), Bahan toksik , komposisi pakan atau penggunaan obat tidak
sesuai.
Stres Biologi : Padat tebar yang tinggi, adanya agen penyakit
Stress Fisika : Suhu, Cahaya, Suara, Kandungan Oksigen
Berbentuk pipih gepeng dan tidak terlalu berbahaya, tetapi jika parasit ini
menyerang mata dapat menimbulkan kebutaan.
b. Cacing Insang
Parasit ini menyerang insang terutama pada ikan yang dibudidayakan pada
kondisi air yang kotor. Ada 3 jenis yang sering menyerang ikan laut
yaitu : Haliotrema, Pseudorhabdosynocus dan Diplectanum. Pada infeksi berat
terjadi pendarahan di permukaan tubuh.
c. Cryptocaryon
Penyakit ini sering disebut dengan penyakit bintik putih atau white spot karena
ikan yang terserang umumnya terdapat bintik putih pada pemukaan tubuh dan
insang. Cryptocaryon irritans adalah ciliata bergerak dengan rambut getar di
permukaannya berukuran 0,3 – 0,5 um.
Tanda klinis : Permukaan tubuh berbintik putih atau pucat. Sisik rontok,
perndarahan pada permukaan tubuh, mata menonjol. Ikan terlihat sulit
bernafasdan produksi lender meningkat sampai tubuh kehabisan lender/ kesat.
Penularan : Secara horizontal terjadi antar ikan yang sakit dan air. Throphont yang
matang meninggalkan ikan dan berenang bebas membesar kemudian
menghasilkan kista yang dapat menghasilkan 200 atau lebih calon tomont,
Thomont berubah menjadi theront dan memcari inang baru,
Faktor pemicu : Kepadatan tinggi, suhu air turun, bahan organic dan stress karena
penanganan,
Pencegahan : Ikan yang terserang direndam dalam air tawar selama 30 menit dan
dilakukan setiap hari selama 2-3 hari atau dengan Cuprisulfat 0,5 ppm selama 5 –
7 hari dengan aerasi kuat, Ikan yang terserang harus dipindahkan ke bak yang
bebas parasit selama 2 – 3 kali dengan interval waktu3 hari,
d. Infeksi Trichodina
Disebabkan oleh ektoparasit protozoa motil bersilia, parasit ini juga sering
dijumpai pada budidaya intensif. Trichodina berbentuk seperti piring, ukuram
sampai 100 um dan dipenuhi ciliate,
Penularan: Secara horizontal lewat ikan yang tersrang, air, peralatan kerja dan
pakan hidup. Faktor pemicunya adalah bahan organik di air, kurangnya sirkulasi
air dan stress penanganan.
e. Infeksi Broklynella spp.
Penularan : secara horizontal lewat ikan yang terinfeksi dan air. Faktor pemicunya
adalah kepadatan tinggi, kualitasair menurun da stress penanganan.
f. InfeksiIsopoda
Dampak inang; Jaringan tubuh inang rusak akibat tekanan tubuh parasit. Nekosis
pada kulit dan filament insang. Kematian dapat terjadi setelah 1 – 2 hari terutama
pada ikan kecil yang terinfeksi parah.
Pencegahan dan pengendalian: parasit harus dicabut satu persatu kemudian ikan
direndam dengan acriflavin untuk mencegah infeksi sekunder bakteri
Cacing lintah adalah eksternal parasit dengan ruas tubuh semu, ukuran panjang
antara 8 – 12 mm dengan anterior dan posterior sucker digunakan untuk makan
dan bergerak serta menempel pada inang.
Tanda klinis : Biasanya akan terlihat lintah berwarna kehitaman menempel pada
sirip, tutup insang dan rongga mulut menyebabkan haemorhage. Patogenitasnya
rendah namun infksi berat dapat menyebabkan infeksi sekunder bakteri.
Pengobatan : Perendaman dengan formalin 100 – 200 ppm disertai aerasi kuat
diikuti dengan pemindahan ke bak baru yang bebasparasit. Jika lintah masih ada
dapat dilakukan pengulangan setelah 2 – 3 hari.
a. Vibriosis
Vibriosis adalah penyakit bakterial yang umum pada ikan laut. Beberapa
species vibrio adalah pathogen primer pada ikan laut. Tetapi species lainya sering
beraksi sebagai patogen oportunistik yang akan menyerang pada ikan dalam
kondisi stress.
Koloni
Menyebar pada
Species pada TSA TCBS Bercahaya
V.
algynoliticus Ya Kuning Tidak
V.
anguilarum Tidak Kuning Tidak
a. Infeksi Streptococcus
Infeksi bakteri ini biasanya bersamaan dengan vibriosis. Bakteri
Streptococcus bersifat gram positif, bentuk coccus dalam untaian rantai, dengan
diameter kurang dari 2 um. Bakteri ini dapat diisolasi menggunakan media agar
seperti TSA. MA dan Todd Hewit Agar. Media selektifuntuk bakteri ini adalah
KF Strepto.
Tanda klinis : Berenang tidak normal, tubuh menjadi gelap, satu atau
kedua mata menonjol, kornea mata menjadi putih, pendarahan pada tutup insang.,
Adanya ulcerasi dan necrotic padatubuh ikan merupakan pintu masuk yang sangat
baik untuk infeksi bakteri lain. Ibfeksi Streptococcus sp juga bisa bersifat sistemik
dengan disertai gejala klinis. Jika menginfeksi ikan kecil dapat menyebabkan
kematian sekitar 10%.
Gejala klinis : Awal penyakit terlihat pada ujung sirip berwarna abu abu
sirip erosi dan disertai haemorhagi. Infeksi yng parah akan menyebabkan sirip
menjadi hilang, kemungkinan akan berlanjut sampai ke otot badan
Pencegahan dan pengobatan : Dengan menjaga kualitas air tetap baik dan
padat tebar yang rendah. Pengobatan harus dilakukan sebelum infeksi sekunder
bakteri vibrio terjadi. Peendaman dengan airtawarselama 10 – 15 menit dan
perendaman dengan prefuran 1 – 2 ppm selama 24 jam cukup efektif untuk
membunuh bakteri ini.
2.3 Penyakit Virus
Penyakit virus yang sering menyerang ikan laut ekonomis adalah Viral
Nervous Necrosis (VNN). VNN menyerang stadia larva, juvenile, pembesaran
dan induk dan merupakan penyakit berbahaya di pembenihan ikan laut. Virus ini
mempunyai inang yang sangat luas dan menginfeksi lebih dari 20 spesies ikan
laut. Kematian yang disebabkan virus ini dapat mencapai 100%padastadia larva,
tetapi tidak demikian padastadia juvenil dan fingerling serta induk.
Untuk mempertahankan hidupnya virus ini masuk ke dalam sel hidup dan
memanfaatkan piranti sel untuk menggandakan dirinya. Satu partikel virus
disebut virion yang terdiri dari DNA atau RNA. Setelah sampai di sel inang virus
akan mengklaim sel tersebut sebagai miliknya sndiri danakan menggandakan
dirimembentuk virion –virion baru. Virion akan masuk ke sel lain dan akan
menyebar dan memperbanyak diri kembali.
Gejala internal yang terlihat antara lain : hati pucat, saluran pencernaan
kosong, usus berisi cairan berwarna hijau kecoklatan. Virus ini bereplilkasi di
mata, otak dan corda spinalis. Ikan yang terinfeksi akan terlihat adanya vakuolasi
pada otak dan retina. Hal ini menyebabkan ikan berenang berputardan terlihat
inkoordinasi.
Penularan : Virus dapat menular melalui air (waterborne transmitted) dari
ikan sakit ke ikan sehat dalam waktu 4 hari setelah kontak. Penularan penyakit ini
bisa terjadi secara vertikal dari induk ke anaknya maupun horisontal melalui alat,
teknisi ataupun ikan yang sakit.
Pencegahan:
Semua induk yang terinfeksi dan yang bebas VNN ditempatkan pada bak yang
terpisah. Contoh gonad diambil dengan kanulasi kemudian dimasukkan dalam
tube 1,5 ml . selajutnya digunakan untuk pemeriksaan PCR.
Sekitar 300 telur yang telah dibuahi ditempatkan dalam wadah 1 liter yang berisi
air laut kemudian dipindahkan ke dalam botol plastik 2L dan diberi sedikit
Streptomycine. Kemudian botol ditempatkan dalam inkubator dengan suhu 26-27
0C selama 2-3hari. Selanjutnya diambil 200 larva yang sudah menetas dan
ditempatkan di dalam mikrotube 1,5 ml untuk uji PCR.
d) Membuang atau mengangkat ikan yang lemah dan mati kemudian dibakar
karena ikan yang lemah dan mati merupakan sumber virus.
e) Meningkatkan laju air masuk. Cara ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi
patogen dalam air