Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJA SAMA

PENGADAAN OBAT, ALKES, BMHP


ANTARA
RS. BAYUKARTA
DENGAN
……….........................................
Nomor : …………………………….

Pada hari ini Sabtu tanggal 1 (satu) bulan ..... tahun Dua Ribu Sembilan Belas dibuat dan ditandatangani
perjanjian Kerjasama Pengadaan Obat, Alkes, BMHP antara pihak – pihak :

I. RS. BAYUKARTA, berkedudukan di jalan Kertabumi No. 44 Karawang, dalam perbuatan hukum ini
diwakili secara sah oleh A.H. Lisliyantotot H.M, dr., MMR jabatan Direktur, selanjutnya dalam
perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. ..........................., berkedudukan ……………………., dalam hal ini diwakili secara sah oleh
……………………jabatan…………, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK
KEDUA.

Kedua belah pihak terlebih dahulu menerangkan :

1. Bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Rumah Sakit dalam bidang jasa pelayanan kesehatan
masyarakat, dan untuk itu telah memperoleh izin dari Dinas Kesehatan Kab. Karawang.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distribusi perbekalan
farmasi, dan untuk itu telah memperoleh izin dari Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan.
3. PIHAK KEDUA memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dari Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan. Fotocopy CDOB diserahkan yang terbaru ke PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA memiliki surat izin resmi sebagai distributor dari Direktorat Jendral Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, berlaku juga untuk Narkotika dan Psikotropika. Fotocopy Surat izin
diserahkan yang terbaru ke PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA memiliki surat penunjukan sebagai distributor resmi dari principle. Fotocopy
Surat penunjukan diserahkan yang terbaru ke PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA memiliki izin usaha/izin PBF. Fotocopy Surat izin usaha/izin PBF diserahkan
yang terbaru ke PIHAK PERTAMA.
7. PIHAK KEDUA memiliki NPWP. Fotocopy NPWP diserahkan ke PIHAK PERTAMA.

Halaman 1
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
8. PIHAK KEDUA memiliki Apoteker penanggung jawab (STRA dan SIPA masih berlaku) dan
Fotocopy STRA dan SIPA yang masih berlaku diserahkan ke PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut “Para Pihak” bermaksud untuk
mengadakan kerjasama pengadaan farmasi dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang disepakati
oleh Para Pihak sebagai berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan

Para Pihak sepakat untuk melakukan kerja sama dengan tujuan dan komitmen yang sama untuk
meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.

Pasal 2
Hak Para Pihak

1. PIHAK PERTAMA berhak atas ketersediaan obat, alkes, BMHP tepat pada waktunya sesuai dengan
surat pesanan yang telah diajukan.
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk mendapatkan pemberitahuan perubahan harga obat, alkes, BMHP dari
PIHAK KEDUA, segera setelah PIHAK KEDUA mendapatkan perubahan harga dari principle.
3. PIHAK PERTAMA berhak untuk mendapatkan pemberitahuan tertulis dari PIHAK KEDUA jika ada
kekosongan obat, alkes, BMHP tersebut baik kosong jangka panjang/ sementara / recall / discontinue.
4. PIHAK PERTAMA berhak untuk mendapatkan harga yang kompetitif dengan discount on faktur
(potongan harga) maksimum yang dapat ditawarkan oleh PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan
surat pernyataan diatas materai.
5. Para Pihak dapat melakukan penyesuaian kebutuhan obat, alkes, BMHP jika dalam perjalanannya
terjadi perubahan kebutuhan obat, alkes, BMHP.
6. PIHAK KEDUA berhak menagih pembayaran pesanan barang sesuai dengan nilai pesanan yang dibuat
oleh PIHAK PERTAMA setelah menyelesaikan pengiriman barang.
7. PIHAK KEDUA berhak menyediakan pesanan barang sesuai dengan surat pesanan yang dibuat oleh
PIHAK PERTAMA.
8. PIHAK PERTAMA berhak mengevaluasi PIHAK KEDUA dalam hal waktu pengiriman, pemenuhan
permintaan, kadaluarsa obat, alkes, BMHP yang dikirimkan, respon time menjawab pertanyaan dari
PIHAK PERTAMA, respon time pengiriman surat edaran baik kekosongan produk maupun penarikan
produk, respon time pengiriman pemberitahuan informasi terkait cut Off PO pada saat PIHAK KEDUA

Halaman 2
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
stock opname maupun libur nasional, respon time penyelesaian pereturan barang kadaluarsa/rusak,
respon time pengembalian PO yang tidak terlayani,respon time pelayanan PO obat Life Saving.

Pasal 3
Kewajiban Para Pihak

1. PIHAK KEDUA berkewajiban mengirimkan obat, alkes, BMHP sesuai pesanan tepat pada waktunya
sesuai kesepakatan kedua Pihak setelah order/pemesanan disampaikan oleh PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA mengirim obat, alkes, BMHP kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan praktek cara
distribusi obat yang baik.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban mengganti/menukar atau pemotongan tagihan untuk obat, alkes, BMHP
yang kadaluarsa/rusak sesuai dengan ketentuan pereturan barang expired dari principle. PIHAK
KEDUA menyerahkan SPO (Standar Practice Operation) teknis pereturan atau ketentuan teknis
pereturan kepada PIHAK PERTAMA
4. PIHAK KEDUA memberikan ketentuan tertulis baik batas waktu dan ketentuan dari PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA berkaitan teknis retur barang karena alasan salah pemesanan dari PIHAK
PERTAMA dan salah pengiriman dari PIHAK KEDUA (misal : PIHAK PERTAMA tidak memesan
kepada PIHAK KEDUA tapi barang terkirim oleh PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA lebih mengirim dari
jumlah yang dipesan PIHAK PERTAMA, PIHAK PERTAMA double pesan ke PIHAK KEDUA).

5. PIHAK PERTAMA berkewajiban membayar biaya pembelian obat, alkes, BMHP tepat pada waktunya
sesuai dengan surat pesanan barang dari PIHAK PERTAMA setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan
pekerjaannya.
6. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan upload nota retur pajak pada saat melakukan retur kepada
Pihak Kedua apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka PIHAK KEDUA berhak menolak retur obat,
alkes, BMHP tersebut.
7. PIHAK KEDUA menginformasikan secara tertulis dan resmi untuk obat, alkes, BMHP apabila akan
terjadi kekosongan barang dalam jangka pendek/lama, ini akan menjadi dasar gudang farmasi
perhitungan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan kosong dalam jangka waktu tertentu maupun
pemesanan obat, alkes, BMHP untuk subsitusi kekosongan barang.
8. PIHAK KEDUA menginformasikan melalui surat resmi berkaitan :
a. Kendala dalam pengiriman (misal : PIHAK KEDUA terkena sanksi oleh BPOM sehingga
pemesanan dialihkan ke distributor cabang lain, atau PIHAK KEDUA ada kendala program IT
dalam memproses pemesanan PIHAK PERTAMA).
b. Pelayanan PO dan cut Off PO untuk PIHAK PERTAMA pada saat PIHAK KEDUA stock
opname, hari libur nasional atau pindah lokasi.

Halaman 3
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
9. Semua PO yang dikirimkan dari PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA memiliki batas kadaluarsa
pengiriman atau pemenuhan PO dari PIHAK KEDUA terhadap PIHAK PERTAMA, dan PIHAK
KEDUA berkewajiban akan mengembalikan PO ke PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu.
a. Untuk PO obat selain Bebas,Bebas terbatas, Keras dikembalikan ke PIHAK PERTAMA 1 hari (1 x
24 jam)
b. Untuk PO obat OOT, Prekusor, Psikotropika, Narkotika dikembalikan ke PIHAK PERTAMA
maksimal 7 hari
10. PIHAK KEDUA dapat melayani 24 jam dan hari libur PO obat Life Saving dari PIHAK PERTAMA

Pasal 4
Penyerahan Barang

1. Sebelum diserahkan obat, alkes, BMHP harus diperiksa terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA baik
dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
2. Penyerahan obat, alkes, BMHP oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA diterima oleh petugas
pembelian dilaksanakan di gudang farmasi. Dalam penyerahan PIHAK KEDUA menyertakan surat
pengantar barang atau faktur.
3. Penyerahan obat, alkes, BMHP dianggap sah apabila surat pengantar barang atau faktur telah
ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA mengirimkan obat dengan batas obat kadaluarsa 1 tahun untuk fast moving dan 2
tahun untuk slow moving. Bila batas kadaluarsa kurang dari 1 tahun untuk fast moving dan 2 tahun
untuk slow moving PIHAK KEDUA harus menyertai dengan surat garansi (Guaranty Letter). Bila tidak
disertai surat garansi (Guaranty Letter) obat, alkes, BMHP akan di terima berdasarkan Approvel dari
Kepala Instalasi Farmasi/Apoteker Penanggung Jawab atau unit layanan terkait.
5. Pengiriman semua obat, alkes, BMHP harus sesuai suhu yang di yang di anjurkan masing-masing obat,
alkes, BMHP untuk obat/vaksin produk rantai dingin harus ada alat pemantau suhu dalam pengiriman.
apabila dalam pengiriman tidak sesuai suhu yang di anjurkan masing-masing obat, alkes, BMHP maka
PIHAK PERTAMA berhak meretur atau meminta pengiriman ulang obat, alkes, BMHP yang sesuai
suhu dalam pengiriman.

Halaman 4
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
Pasal 5
Syarat Mutu

1. Mutu/kualitas obat, alkes, BMHP yang dimaksud dalam pasal 1 perjanjian (kontrak) ini harus memenuhi
syarat – syarat yang ditetapkan antara lain :
a. Seluruh obat harus mempunyai Nomor Izin Edar BPOM
b. Seluruh alkes, BMHP harus mempunyai Nomor Izin Edar Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
c. Kadaluarsa minimal 1 (satu) tahun kecuali untuk obat dan/atau BHP farmasi tertentu (vaksin,
reagensia, control alat laboratorium).
d. Bahan baku obat harus disertai Sertifikat Analisa (COA).
e. Bahan Berbahaya harus disertai Material Safety Data Sheet (MSDS).
f. Untuk Alkes, BMHP, Bahan Aktif, Cairan (dalam bentuk galonan) yang kadaluarsa N/A PIHAK
KEDUA harus menyertakan penjelasan atau referensi tertulis mengenai kriteria Alkes, BMHP,
Bahan Aktif, Cairan (dalam bentuk galonan) masih dapat digunakan
2. Apabila kemudian berdasarkan hasil pemeriksaan dan penerimaan barang/jasa, ternyata obat, alkes,
BMHP yang diserahkan kepada PIHAK PERTAMA tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA dengan risiko dan biaya sendiri setuju untuk menarik
kembali obat, alkes, BMHP yang telah diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan menggantinya dengan
obat, alkes, BMHP yang memenuhi syarat dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Pasal 6
Harga Pembelian

1. Harga perbekalan farmasi merujuk daftar harga yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dan disepakati
oleh Para Pihak (terlampir).
2. Pajak-pajak yang timbul karena terselenggaranya perjanjian perikatan ini menjadi tanggungan masing-
masing pihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam hal terjadi kenaikan atau perubahan harga, PIHAK KEDUA wajib menyampaikan
pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA, dan untuk itu akan dilakukan perubahan/penyesuaian
daftar harga.

Halaman 5
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
Pasal 7
Proses Retur

1. Setiap barang yang rusak (karena kesalahanan principle/produk gagal) diretur tanpa menulis
kronologis atau menyertakan faktur.
2. Untuk produk gagal principle akan melakukan evaluasi dan melaporkan evaluasi dari produk gagal
secara resmi (tertulis).
3. Kerusakan barang saat penerimaan barang dari PIHAK KEDUA ke PIHAK PERTAMA, PIHAK
PERTAMA berhak langsung meretur saat penerimaan.
4. Proses retur untuk barang kadaluarsa dekat maupun date moving dari PIHAK PERTAMA ke PIHAK
KEDUA dilakukan sesuai ketentuan retur dari PIHAK KEDUA yang diserahkan ke PIHAK PERTAMA
secara tertulis (terlampir), bila tidak memberikan ketentuan retur maka barang kadaluarsa dekat
diretur 3 bulan sebelum kadaluarsa barang tersebut.

Pasal 8
Cara Pembayaran

1. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada Pihak Kedua akan dilakukan paling cepat …(………….)
hari untuk produk lainnya setelah diterbitkannya faktur atau invoice oleh bagian keuangan PIHAK
PERTAMA.
2. Pembayaran dilakukan secara tunai, cek atau giro melalui transfer bank ke rekening yang ditentukan
oleh PIHAK KEDUA.
3. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA dianggap rampung saat dana sudah cair pada rekening PIHAK
KEDUA.

Pasal 9
Jangka Waktu

1. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditandatangani untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan
diperpanjang secara otomatis dalam jangka waktu yang sama jika tidak ada pemberitahuan dari salah
satu pihak atau kedua belah pihak untuk menghentikan/memutus Perjanjian ini.
2. Jangka waktu Perjanjian ini dapat berakhir sebelum waktu yang ditentukan pada ayat 1, jika salah satu
pihak mengajukan pengakhiran/pemutusan Perjanjian ini secara tertulis kepada pihak lainnya paling
lambat 1 (satu) bulan sebelum diakhirinya Perjanjian ini.

Halaman 6
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
Pasal 10
Penyelesaian Perselisihan

1. Para Pihak sepakat untuk saling melakukan komunikasi agar tidak terjadi perselisihan dan
permasalahan serta akan selalu menghubungi/menyampaikan pemberitahuan kepada pihak lainnya jika
ada potensi/indikasi masalah yang timbul.
2. Apabila terjadi atau timbul perbedaan, perselisihan, atau permasalahan berkenaan dengan Perjanjian
ini atau pelaksanaan daripadanya, Para Pihak sepakat akan menyelesaikannya secara damai dan
kekeluargaan dengan melakukan musyawarah.
3. Dalam hal penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak dapat tercapai, Para Pihak sepakat
akan menyelesaikan secara hukum.

Pasal 11
Force Majeure

1. Yang dimaksud dengan force majeure adalah keadaan-keadaan sebagai berikut:


a. Gempa bumi, taufan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, wabah penyakit dan
bencana alam lainnya.

b. Pemogokan umum, huruhara, sabotase, perang dan pemberontakan.

2. Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini, sehingga mempengaruhi
pelaksanaan kewajiban salah satu Pihak, maka Pihak yang mengalami force majeure tersebut
berkewajiban untuk memberitahukan Pihak lainnya dalam Perjanjian ini selambat-lambatnya 7
(tujuh) Hari Kerja terhitung setelah berakhirnya force majeure tersebut untuk diselesaikan secara
musyawarah.

3. Apabila Pihak yang mengalami force majeure tersebut lalai untuk memberitahukan kepada Pihak
lainnya dalam kurun waktu sebagaimana ditentukan pada ayat 2 Pasal ini, maka seluruh kerugian,
resiko dan konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab Pihak yang
mengalami force majeure tersebut.

4. Keadaan force majeure dimaksud ayat 1 Pasal ini tidak dapat dijadikan alasan oleh masing-masing
Pihak untuk menunda kewajiban pembayaran yang telah jatuh tempo kepada Pihak lainnya sebelum
terjadinya force majeure.
Halaman 7
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
Pasal 12
Perubahan/Penambahan atau Pembatalan

Segala perubahan/penambahan dan atau pembatalan pasal-pasal atau ketentuan dalam surat perjanjian ini
baru dianggap sah atau berlaku hanya bila dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah
pihak.

Pasal 13
Addendum

1. Hal – hal yang belum diatur atau perubahan-perubahan dalam kontrak ini
diatur tersendiri dalam bentuk addendum kontrak, yang harus sudah dibuat sebelum kontrak berakhir.
2. Addendum kontrak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak.

Pasal 14
Lain-lain/Penutup

Surat perjanjian (kontrak) ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak pada Tanggal, Bulan, dan
Tahun tersebut diatas dalam keadaan sehat rohani dan jasmani tanpa ada paksaan atau tekanan dari pihak
manapun, yang aslinya diberi materai secukupnya dan untuk keperluan adminstrasi dibuat rangkap 2 (dua).

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak untuk dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


………………………………. RS. BAYUKARTA

……………….. A.H. Lisliyantotot H.M, dr., MMR


…………….. Direktur

Halaman 8
Pihak 1
Paraf
Pihak 2
Halaman 9
Pihak 1
Paraf
Pihak 2

Anda mungkin juga menyukai