Anda di halaman 1dari 7

EVERY MAN IS FREE TO THE EXTENT OTHERS ARE

Paper Halaqoh
Disajikan pada tanggal 1 Maret 2021

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.

Disusun Oleh:
Achmad Fakhrul Arif
Mahasiswa Semester VIII
Agroekoteknologi
Budidaya Tanaman
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya

Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Maret 2021
A. Pendahuluan
Keberadaan (eksistensi) merupakan sebuah bagian yang harus ada
dalam kehidupan manusia. Tanpa adanya keberadaan ini, manusia hanya akan
menjadi makhluk hidup yang tidak memiliki tujuan. Kemungkinan terbesar
jika manusia tidak menunjukan keberadaanya, maka tidak jauh berbeda
dengan benda mati, ada namun tiada. Keberadaan manusia merupakan sebuah
langkah dimana hal tersebut menjadi sebuah pijakan yang akan mengantarkan
pada tujuan manusia yang utama. Keberadaan manusia juga menjadi alasan
esensi itu berada. Manusia juga memiliki hak untuk mengatur kehidupanya
sedemikian mungkin demi mencapai tujuan yang ada.

B. Pembahasan
1. Filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani, yaitu philosophia, terdiri dari kata
philos yang berarti cinta atau sahabat dan kata sophia yang berarti
kebijaksanaan, kearifan atau pengetahuan. Philosophia berarti cinta pada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran. Hal ini merujuk pada kata
filsafat yaitu tentang kebenaran dalam ilmu pengetahuan (Anna dan
Suwarma, 2014). Orang yang mengemukakan terkait filsafat disebut
dengan filsuf. Filsafat tidak hanya memperhatikan masalah apa yang ada,
tetapi juga berusaha untuk menjelaskan tentang keberadaan. Filsafat
dapat dicirikan dengan adanya 3 konsep, yaitu pengetahuan tentang yang
ada, pengetahuan itu sendiri, dan pengetahuan tentang keberadaan
(Ramanauskas, 1953)
2. Karl Theodor Jaspers
a. Riwayat Hidup
Karl Theodor Jaspers adalah seorang filsuf eksistensialisme
yang lahir pada tanggal 23 Februari 1883 di Kota Oldenburg, Jerman
Utara. Karl hidup selama 86 tahun (1883 - 1969) dan merupakan filsuf
abad ke-20. Karl merupakan putra dari Carl Wilhelm Jaspers dan
Henriette Tantzen dan merupakan keluarga protestan liberal namun
tidak sepenuhnya karl memahami tentang agama selama hidupnya.
Karl merupakan seorang yang memiliki semangat hidup tinggi.
Pada saat umurnya mencapai 9 tahun, Karl sudah memperlihatkan
pemikiranya sendiri dengan tidak mengindahkan peraturan yang
menurut Karl tidak sesuai dengan dirinya saat berada di sekolah. Pada
saat Karl memiliki penyakit jantung sehingga menyebabkan dia
menjauhi kegiatan sosial dan lingkunganya serta menyebabkan dirinya
menyendiri.
Kesendirianya ini menjadi pemicu untuk berfikir dan terus
semangat dalam mendalami ilmu-ilmu, baik sastra, seni maupun alam.
Pada saat memasuki jenjang Universitas, Karl memilih jurusan
kedokteran dengan fokus menjadi psikiatri dan pada akhirnya menjadi
dosen Psikologi dan menjadi guru besar filsafat pada tahun 1922.
Tahun 1930 Karl mulai memusatkan perhatiannya pada dunia filsafat,
banyak buku yang telah ditulis. Setelah Perang Dunia II terjadi, masa
keemasan Karl Jaspers terjadi. Karl pindah ke Swiss dan menulis
banyak masalah tentang perang damai, masalah politik, iman filosofis
dan sejarah filsafat seluruh dunia (Harry, 1990)
b. Karya Karl Theodos Jaspers
Menurut Bertens (2006) Karya Karl dibidang psiologi ada 2,
yaitu Allgemeine Psychopathologie (Psikopatologi umum) dan
Psychologie der Weltanschauungen (Psikologi tentang
pandanganpandangan dunia). Karya Karl dibidang filsafat ada 12,
yaitu :
1. Die Idee der Universitas (Ide Universitas)
2. Die geistige Situation der Zeit (Situasi rohani zaman kita)
3. Philosophie (Filsafat)
4. Verunft und Existenz (Rasio dan Eksistensi)
5. Existenzphilosophie (Filsafat Eksistensi)
6. Die Schuldfage Ein Beitrag zur dutsschen (Sumbangan Pikiran
Tentang Masalah Jerman)
7. Von der Wahrheit (Tentang kebenaran)
8. Philosophische Logik (Logika Filosofis)
9. Vom Ursprung und Zeit der Geschichte (Asal dan tujuan
sejarah)
10. Der Philosophische Glaube (Kepercayaan Filosofis)
11. Philosophische Authobiographie
12. Schicksal und Wille (Nasib dan Kehendak)
3. Every Man Is Free to The Extent Others Are
Every Man Is Free to The Extent Others Are merupakan sebuah
pendapat yang dilontarkan oleh Karl Theodos Jaspers yang dilatar
belakangi dengan makna “Kebebasan”. Ibaratkan laut yang tenang dan
merupakan sebuah ruang dimana segala sesuatu dapat bergerak bebas.
Penpatan Karl ini memiliki arti “Manusia Memiliki Kebebasan Untuk
Menuju Tahapan / Tingkat yang Lain”. Pendapat ini merupakan sebuah
gambaran bahwa manusia memiliki tujuan dalam sebuah kehidupan.
Tujuan dari hidup menurut Karl adalah kebebasan setiap manusia untuk
mengemukakan pendapat, bersosialisasi dan bermasyarakat.
Pendapat Karl ini menunjukan tentang keberadaan manusia
(eksistensi) untuk mencari kenyataan / hakikat (esensi) sebuah kehidupan.
Memahami diri dan sadar bahwa diri ini adalah “Aku” memberikan
sebuah pengertian tentang keberadaan sesunguhnya dimana manusia harus
“Ada” dan “meng-Ada”. Kebebasan sama dengan keberadaan, dan
keberadaan selalu bersama dengan adanya transendensi (murni). Karl dan
teman-teman filsuf lain pernah bertanya, “aku ini siapa” dan terjawab oleh
ungkapan Descartes Cogito ergusum “aku berfikir maka aku ada”. Karl
berfikir dan meneliti terkait hal ini, dan menemukan sebuah teori bahwa
“Aku adalah aku, jika aku ada, keberadaanku ada jika aku berfikir”
Eksistensi yang diungkapkan Karl ini merupakan sebuah bahasa
filsafat yang disebut juga dengan Jiwa. Sedangkan transendensi
merupakan kata lain dari yang nyata/murni atau bahasa agama
menyebutnya tuhan (Allah). Jika eksistensi adalah segala sesuatu yang ada
dan dialami, maka transendensi adalah “Yang melingkupi segala sesuatu
yang melingkupi” (Umgreifende alles Umgreifende). Kata lain dari
ungkapan ini adalah das Umgreifende (Yang Melingkupi) dan das Sein
(Aku Yang Dilingkupi).
Eksistensi manusia di dunia bersifat mungkin, karena eksistensi
adalah suatu panggilan untuk mengisi karunia kebebasan manusia.
Sebagaimana penjelasan tentang eksistensi, bahwa eksistensi bukan
merupakan obyek melainkan sebuah pemikiran dan tindakan-tindakan.
Kemudian eksistensi merupakan sebuah ungkapan “Aku” yang
“Mungkin”, sehingga keberadaanku bebas jika membukanya, jika
bertindak atau tidak, dan jika memutuskan atau tidak. Semua ini menjadi
“eksistensi yang mungkin”. Kemudian eksistensi tidak ada dalam diri
pribadi, melainkan ada jika kita menghubungkanya dengan eksistensi yang
lain, lebih lagi jika eksistensi dengan transendensi. Membuka dialog,
bercengkrama dengan eksistensi lain, terlebih lagi dengan transendensi.
Penjelasan terakhir terkait eksistensi ini adalah kebebasan. Kebebasan
dalam memilih, menyadari dan mengidentifikasi diri dengan diri sendiri.
4. Kebebasan Perwujudan Eksistensi Manusia
Menurut Dagun (1990) Eksistensi hanya dapat diwujudkan dengan
3 konsep, yaitu kebebasan, sejarah dan komunikasi. Dalam eksistensi
Karl, kebebasan ini merupakan sebuah penjelmaan diri secara terus-
menerus, seolah-olah mencapai kesempurnaan meskipun tidak mungkin.
Sejarah menurut eksistensi Karl adalah sebuah panggung dimana manusia
mampu menilai sejauh mana dirinya melihat diri sendiri sebelum melihat
orang lain, sejauh mana usaha yang dilakukan pada diri sendiri atas segala
yang telah dilakukan selama hidup. Konsep yang terakhir yaitu
komunikasi yang menurut Karl adalah sebuah hubungan yang dibangun
dengan situasi soaial lain tanpa harus kehilangan dirinya sendiri. Disini
eksistensi sangat terungkap jika komunikasi dapat terbangun. Semua ini
dapat meningkatkan Signa eksistensi manusia namun semuanya hanya
bersifat kemungkinan, karena tidak adanya kepastian, kesempurnaan dan
selalu ada transendensi (Allah) yang senantiasa melingkupi dan memiliki
kesempurnaan diluar kemampuan manusia.

C. Kesimpulan
Every Man Is Free to The Extent Others Are merupakan sebuah
ungkapan dari seorang filsuf asal Jerman yang bernama Karl Theodor Jaspers.
Pendapat ini merupakan sebuah hasil pemikiran terhadap pemikiran Karl
yang mempertanyakan siapa “Aku” sebenarnya. Adanya hasil pemikiran dan
penelitian yang dilakukan, Karl mengungkapkan bahwa kebebasan
merupakan sebuah tahapan manusia untuk mencapai sebuah keberadaan
(eksistensi). Secara ilmu filsafat, eksistensi ini merupakan sebuah
kemungkinan yang bisa jadi ada dan tiada bagi manusia. Semua tergantung
manusia. Jika upaya untuk memperjuangkan sebuah kebebasan dengan tujuan
yang benar, maka akan ada tempat dimana manusia akan mencapai sebuah
keberadaan. Namun keberadaan tidak akan menjadi sempurna karena
keberadaan sesunggunya hanya milik Sang Maha Sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Ramanaukas, Zigmas. 1953. A Search for the Absolute in the Philosophy of


Existence of Karl Jaspers. Loyola Universiti Chicago.
http://ecommons.luc.edu/luc_theses/1221
Poedjiadi, Anna dan Suwarma. 2014. Pengertian Filsafat. Universitas Terbuka.
Jakarta. ISBN 9789790114913
http://repository.ut.ac.id/id/eprint/4144
Harry. 1991. Tokoh – Tokoh Filsafat Barat Modern. Politeknik AUP. PT
Gramedia Jakarta.
Bertens. 2006. Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. ISBN 0112533720
Dagun, M. 1990. Filsafat Eksistensialisme, Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai