Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nova Situmeang

Nim : 201811025

Prodi : D3 Farmasi

Tugas Praktikum 10 membuat skenario Penelitian


Judul skenario: 1. Seorang TTK yang melakukan yang melakukan penelitian di RS
Pemerintah
2. Melakukan penelitian mengenai gambaran penggunaan obat generik
3. Hasil penelitian tersebut:
1. Penggunaan obat generic 85,5 %
2. Penggunaan obat dengan merek dagang 14,5 %

MC : Selamat pagi untuk kita semua sekalian . Puji Syukur kepada


TYME atas berkat nya kita bisa berkumpul bersama ditempat ini .

Peserta seminar : Selamat pagi

MC : Baiklah disini kita berkumpul untuk mendengarkan presentasi


hasil penelitian dari kak Nova Situmeang. Silahkan kak Nova
Situmeang waktu dan tempat kami sediakan.

TTK : Selamat pagi buat kita semua, semoga kita sehat selalu dan
semangat dalam menjalankan aktivitas. Yang saya hormati Dosen
pembimbing saya, dan saya sayangi teman dan adik tingkat saya
sekalian. Sebelum saya memulai presentasinya saya akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu, nama saya Nova Situmeang,
saya telah melakukan penelitian di RS Pemerintah mengenai
Gambaran Penggunaan Obat Generik . Tujuannya untuk
mengetahui seberapa banyak obat generic digunakan oleh
masyarakat.
Kita bisa lihat lyar didepan sembari saya menjelaskan beberapa
materinya.

Mari kita simak !


A. Indikator Peresepan WHO (1993)
1. Rata – rata Jumlah Item Obat yang Digunakan per Lembar Resep

Indikator rata-rata jumlah item obat yang digunakan untuk mengetahui rata-rata
item obat yang diresepkan per pasien di RS Pemerintah. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa rata-rata jumlah item obat yang digunakan per lembar resep adalah
2,16 item yang diperoleh dari ratio jumlah item obat sebesar 519 dengan jumlah
resep sebesar 240 lembar. Jika penelitian ini dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan pada Rumah Sakit yang sama pada periode
Januari-Desember 2006 (Yuliastuti, 2007), maka hasil penelitian relatif lebih rendah
daripada penelitian terdahulu. Hal tersebut disebabkan karena data yang dianalisis
berbeda dalam hal lama penelitian (1 bulan vs 1 tahun), namun untuk bulan
yang sama (April), hasil penelitian Yuliastuti (2007) adalah sebesar 2,24 R/ rata- rata
per lembar resep.

2. Persentase Peresepan Obat dengan Nama Generik


Dilihat dari hasil penelitian persentase penggunaan obat generik sebesar 85,05%
di RS Pemerintah, jika dibandingkan dengan penelitian WHO (1997) adalah sebesar
59,00% peresepan dengan nama generik di RS Pemerintah relatif lebih tinggi dan
peresepan obat non generik di RS Pemerintah lebih rendah yaitu 14,05 %. Persentase
peresepan obat generik pada periode April 2009 di RS Pemerintah jika dibandingkan
penelitian sebelumnya pada periode Januari-Desember 2006 yaitu sebesar 34,94%
(Yuliastuti, 2007), maka hasil penelitian relatif lebih tinggi, untuk bulan yang
sama (April), hasil penelitian Yuliastuti (2007) adalah sebesar 55,88%,
sehingga membuktikan hubungan professional dokter dan farmasis yang
baik mengingat adanya kesamaan persepsi tentang zat aktif sediaan, secara
tidak langsung turut mencegah prescribing error, yang merupakan awal
terjadinya medication error.
TTK :Baik untuk bapak/ibu saudara dari penjelasan saya tadi , apa ada yang
ingin ditanyakan atau kurang mengerti ?

Peserta Seminar : Baiklah, Saya mau bertanya yaitu apa perbedaan obat generic dan obat
dagang ?

TTK : Terimakasih. Saya akan mencoba menjawab .

Pengertian Obat Generik


Perlu diketahui terlebih dahulu sebelumnya, bahwa obat generik pun sebenarnya
terbagi menjadi menjadi 2 jenis yang berbeda. Yakni obat generik bermerk dan obat
generik berlogo. Obat generik sendiri sebenarnya merupakan obat yang sudah habis
masa patennya. Oleh sebab itulah jenis obat tersebut dapat di produksi oleh hampir
seluruh perusahaan farmasi yang ada tanpa harus membayar royalti.
Sebenarnya, khasiat obat generik sendiri tidak kalah bagus dari obat paten. Karena
obat generik juga memiliki kandungan zat aktif serta tingkat efektivitas yang sama
dengan obat paten. Hanya saja karena kondisinya tersebut, obat generik dapat dijual
dengan kisaran harga yang jauh lebih murah. Mengapa demikian? Karena ada dua
faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yakni karena memproduksi obat generik
tidak membutuhkan biaya untuk riset atau penelitian serta tidak membutuhkan biaya
untuk pematenan obat.

Pengertian Obat Paten


Berbeda dengan obat generik, obat paten adalah obat baru yang diproduksi serta
dipasarkan oleh sebuah perusahaan farmasi yang sudah memiliki hak paten terhadap
produksi obat baru tersebut. Hal tersebut tentu saja dilakukan menurut serangkaian
uji klinis yang telah dilakukan oleh pihak perusahaan farmasi tersebut. Tentunya
disesuaikan dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan secara internasional.
Sehingga obat yang telah diberikan hak paten tersebut tidak dapat diproduksi hingga
dipasarkan oleh berbagai perusahaan farmasi lainnya tanpa seizin perusahaan farmasi
yang memiliki hak paten.
Hak paten tersebut diketahui berlaku hingga 20 tahun. Dan saat masa hak paten
tersebut habis, maka pihak perusahaan farmasi pun tidak dapat memperpanjangnya.
Namun jenis obat tersebut dapat diproduksi kembali oleh perusahaan farmasi lain
dalam bentuk obat generik bermerk atau obat generik berlogo.
TTK : Baiklah bapak ibu/ saudara sebelum kita menutup kegiatan ini ,
diharapkan melalui kegiatan ini kita dapat mengetahui seberapa banyak
obat generic dipakai di RS. Jika ada perkataan saya yang kurang
menyenangkan mohon dimaafkan.
Atas waktu dan perhatian bapak/ibu saudara sekalian saya ucapkan
Terimakasih.

Selamat pagi ….

Peserta Seminar : Selamat pagi……

Anda mungkin juga menyukai