Anda di halaman 1dari 14

MALIA: Jurnal Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Yudharta Pasuruan

P-ISSN (Cetak) : 2477-8338 http://yudharta.ac.id/jurnal/index.php/malia


E-ISSN (Online) : 2548-1371 (Terakreditasi Sinta 4)
Bahori Ahoen }{ 207
Halaman: 207-220
DOI: https://doi.org/10.35891/ml.v11i2.1775 Volume 11, Nomor 2, Juni 2020

ANALISIS IMPLEMENTASI ALTERNATIF MODEL JUAL BELI


PADA PRODUK JUAL BELI TANAH DENGAN HAK MEMBELI
KEMBALI PADA PT AKUISINDO ASSETAMA JAKARTA
DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN SYARIAH

Bahori Ahoen
Pascasarjana TAZKIA, Magister Ekonomi, Islamic Bussiness Management
Orie_ahoen@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine the implementation Sale


and purchase On Selling Products Buy land with the Right to Buy
Back at PT. Akuisindo Assetama Jakarta, in terms of positive law
applicable in Indonesia and Sharia law,This study uses the
approach of ANP, data obtained are of primary data in the form
of questionnaires, transcripts of interviews with various
respondents and secondary data from the study of literature and
then the data is used for processing by the method of ANP,
Research Reveals that of Four Product Type of sale with right to
buy Back, namely the Sale and Purchase of Leases, is where the
sale with repurchase by the addition of a lease contract, sale and
purchase of a sale with repurchase with the release of the sale of
the first and second, Ba'i Al-Wafa ' the use bai'wafa, and the use
of contract Rahn Rahn.Fourth of the product type Buy Sell Rent
where the sale with repurchase by the addition of a lease contract
is a sale and purchase of the most consistent with the Sharia.

Keywords: Sale and purchase with the buy back Clause, Repo,
Properti

Abstrak: Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui


Implementasi Jual beli Pada Produk Jual Beli tanah dengan Hak
Membeli Kembali di PT. Akuisindo Assetama Jakarta, ditinjau
dari Hukum Positif yang berlaku di Indonesia dan Hukum
Syariah, Penelitian ini menggunakan pendekatan ANP, Data yang
didapatkan adalah data primer berupa isian kuesioner, transkrip
wawancara dengan berbagai responden dan data sekunder dari
telaah literature yang kemudian data tersebut digunakan untuk
proses pengolahan dengan metode ANP, Hasil Penelitian
Mengungkapkan bahwa dari Empat Jenis Produk jual beli dengan
Hak membeli Kembali yaitu Jual Beli Sewa dimana jual-beli
dengan hak membeli kembali dengan adanya tambahan akad sewa
207
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
208 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

menyewa, Jual Beli yang merupakan jual-beli dengan hak


membeli kembali dengan terlepasnya antara jual-beli pertama dan
kedua, Ba’i Al-Wafa’ yang menggunakan bai’wafa, dan Rahn
yang menggunakan akad rahn. dari Keempat Jenis Produk
tersebut Jual Beli Sewa dimana jual-beli dengan hak membeli
kembali dengan adanya tambahan akad sewa menyewa adalah
Jual beli yang paling bersesuaian dengan Syariah.

Kata Kunci: Jual beli tanah dengan hak membeli kembali, Repo,
Properti.

PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mudah dan syamil (menyeluruh) meliputi
segenap aspek kehidupan. Islam selalu memerhatikan berbagai maslahat dan
menghilangkan segala bentuk madharat. Termasuk dalam maslahat tersebut
adalah sesuatu yang Allah syariatkan dalam jual beli dengan berbagai aturan
yang melindungi hak-hak pelaku bisnis dan memberikan berbagai
kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaannya. Selain membahas masalah
ibadah-ibadah ritual yang bersifat mahdah, Islam juga membahas
permasalahan jual beli secara mendetail. Islam tidak mengenal dikotomi
antara aktivitas duniawi dengan ukhrawi. 1
Jual beli inilah merupakan salah satu bentuk muamalah, yaitu
hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia lainnya. Bentuk
muamalah seperti jual beli ada karena didasarkan atas rasa saling
membutuhkan. Hal ini penjual membutuhkan pembeli agar membeli
barangnya sehingga memperoleh uang. Sedangkan pembeli melakukan jual
beli untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Akibat dari saling
membutuhkan ini maka rasa persaudaraan semakin meningkat. Menurut
kaidah fiqh, prinsip dasar dalam transaksi muamalah dan persyaratannya
yang terkait dengannya adalah boleh selama tidak dilarang oleh syariah atau
bertentangan dengan dalil syariah sesuai dengan kaidah. 2
Adapun rukun dan syarat-syarat jual beli secara umum ada tiga
macam yaitu, 3 Subyek akad, yaitu adanya penjual dan pembeli, yang kedua

1
A. Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 3. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008) hal 87.
2
Ali M. Daud, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata HukumIslam di Indonesia. Ed
6. Cet 10.( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal 18.
3
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah (jilid 2). (Bandung: al Maarif, 1987) hal 50.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 209

yaitu adanya sigat akad yaitu adanya ijab dan kabul diantara keduanya, dan
obyek akad, yaitu obyek atau barang yang dijual oleh si penjual. Ijab dan
kabul harus tertuju pada suatu objek yang merupakan obyek akad. 4
Berkembangnya suatu zaman menjadikan jual beli semakin beraneka
ragam. Salah satunya adalah bai’ al-wafa’. Arti dari jual beli ini sendiri
adalah jual beli yang dilangsungkan antara dua belah pihak, yang dibarengi
dengan syarat bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli kembali oleh
penjual, apabila tenggang waktu yang ditentukan telah tiba.5
Memang jual beli semacam ini terbilang unik, bahkan di zaman Nabi
jual beli semacam ini belum ada. Bai’ al-wafa’ baru dikenal sekitar
pertengahan abad Ke-V H di Bukhara dan Balkhan. Ketika itu di tengah-
tengah masyarakat telah meluas sebuah kenyataan bahwa, si kaya yang
mempunyai sejumlah uang tidak mau meminjamkan uangnya kepada orang
yang membutuhkan (si miskin). Si kaya baru mau memberikan pinjaman
uang, jika ia diberi hak untuk mengembangkan harta jaminannya.6
Jual beli dengan hak membeli kembali merupakan produk yang
menjadi suatu pilihan tersendiri dalam melakukan transaksi muamalah, hal
inilah yang mendorong PT Akuisindo Assetama menciptakan produk jual
beli dengan hak membeli kembali, banyak hal yang menjadi dasar mengapa
PT Akuisindo Assetama membuat produk tersebut, yang paling utama adalah
untuk menghindari riba. 7
PT. Akuisindo Assetama beralamat di Jalan TB Simatupang Kav. 41
Cilandak Jakarta Selatan di Ged. Baltway Lt. 5 Tower B adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang Properti Jual Beli Sewa, PT. Akusindo
juga dapat membantu masyarakat dengan keperluan dana cepat dengan
menjual Propertinya dengan opsi dibeli kembali, dengan sistem ini PT
Akuisindo melibatkan beberapa buyer-buyer atau Investor.
Allah menjelaskan bahwa menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba, dan jual beli dengan hak membeli kembali merupakan opsi untuk

4
Abdul Rasyid Saliman. et al. (2008). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,
Kencana Prenada Media Group, cet. Ke 4.
5
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007) Hal. 157
6
Ahmad Azhar Basyir,Asas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta:
Perputakaan FH UII, 1993) Hal 65.
7
Abdurrahman al-Jaziri. (1990). Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I, Beirut:
Daaral-Kutb al-Ilmiyyah,.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
210 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

menghindari praktek riba. 8 Tetapi memang tidak bisa dipungkiri harus


banyak hal yang harus dilakukan untuk mengenalkan produk jual beli dengan
hak membeli kembali, karena tentunya sebagai perusahaan PT Akuisindo
Assetama harus memperoleh keuntungan dan di sisi lain hal ini merupakan
bentuk ibadah yang digunakan sebagai sarana tolong menolong.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan ANP (Analytic Network
Process) untuk mengetahui praktik implementasi dan legalitas jual-beli
dengan hak membeli kembali. Data yang didapatkan adalah data primer
berupa transkrip wawancara dengan berbagai responden yang kemudian data
tersebut digunakan untuk proses pengolahan dengan metode ANP (Analytic
Network Process) menggunakan data primer berupa isian kuesioner dan data
sekunder dari telaah literatur.
Kerangka ANP (Analytic Network Process) yang telah disusun baru
dapat diselesaikan setelah tersedia datamaupun informasi preferensi/
tanggapan/ pendapat yang diwakili oleh para pakar/ praktisi ekonomi Islam
tentang permasalahan yang akan diteliti. Untuk memperoleh data preferensi
tersebut, digunakan (kuesioner/ wawancara langsung) kepada para pakar dan
praktisi. Pengumpulan data ini dititikberatkan bagi kalangan praktisi LKMS
(Lembaga Keuangan Mikro Syariah) maupun pakar untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan untuk analisa kualitatif dalam kerangka analisis yang
akan digunakan.
Adapun responden yang penulis lakukan wawancara dan indept
interview adalah:
1. Bapak Muhammad Gunawan Yasni, S.E, Ak., MM,CIFA, FIIS
Perwakilan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
MUI).
2. Bapak Nurizal Ismail, Ph.D, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
Husnayain Jakarta.
3. Bapak Imam Cahyono. S.H, Mkn. selaku Notaris dan PPAT di Kota
Depok
4. Ibu Dian J Bintahir, General Manager PT Akusindo Assetama (Praktisi
Bisnis Properti).

8
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Graha Ilmu, 2000) 72

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 211

5. Ibu Rahmatiyaningsih, M.E.Sy, Kepala Cabang BTN Syariah Kota


Bogor. (Praktisi Pembiayaan Properti)
6. Dr. Misno, M.E.I, Kepala program Studi Muamalah STEI Tazkia
7. Mahbubi Ali, Ph.D, Dewan Pengawas Syariah pada Lembaga Keuangan
Syariah AFFIN di Malaysia.
8. Abdul Mughni, B.A,M.E.I, Dewan Pengawas Syariah Bank Tegar
Beriman dan Asuransi Syariah Mikro Indonesia.
9. H.Aristiawan Dwi Putranto. SH. M. Kn selaku Notaris dan PPAT di
Matraman Jakarta Timur.
10. Nilam Purnamawaty Januarso, SH, selaku Notaris dan PPAT di Jakarta
Barat.
11. Ibnu Hartawan selaku nasabah PT Akusindo Assetama.
12. Tati Hartati selaku nasabah PT Akusindo Assetama.
13. Saiful Umar selaku nasabah PT Akusindo Assetama.
14. Aan Yulianto selaku nasabah BTN Syariah Cabang Pasar Minggu,
Jakarta Selatan.
15. Heriawan selaku nasabah BTN Syariah Cabang Pembantu Fatmawati,
Jakarta Selatan.
16. Muhammad Faris Baay selaku nasabah BTN Syariah cabang pembantu
Bojong Sari, Sawangan, Depok.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Didirikan pada tahun 2014 PT Akuisindo Assetama yang berkedudukan
di Beltway Office Park Tower B Lt 5, TB Simatupang, Jakarta Selatan adalah
sebuah Perusahaan yang bergerak pada bidang Jual Beli properti yang salah
satu produknya adalah jual beli tanah dengan hak membeli kembali, yang
menjadi dasar Utama mengapa PT Akuisindo Assetama membuat produk
tersebut, adalah untuk menghindari riba. Selain alasan tersebut, kelebihan
dalam jual-beli dengan hak membeli kembali salah satunya adalah karena
prosesnya yang cepat, dan juga bagi perusahaan hal ini lebih menguntungkan
dikarenakan lebih aman karena secara hak, hak nya sudah berpindah dari
nasabah ke perusahaan dan dikarenakan hak yang sudah berpindah tersebut
umumnya nasabah akan lebih berhati-hati dalam melakukan jual beli dengan
hak membeli kembali, dan pastinya akan menghindari untuk tidak melakukan
wanprestasi.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
212 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

JUAL BELI DENGAN HAK MEMBELI KEMBALI DALAM


PANDANGAN HUKUM ISLAM
Dalam menjalankan bisnis keuntungan merupakan hal yang perlu di
dapatkan agar perusahaan dapat berjalan secara keberlanjutan. Dalam
mendapatkan keuntungan tersebut secara umum ada dua cara yang bisa
dilakukan yaitu menekan biaya dan menambah pendapatan. Semakin rendah
biaya maka akan semakin menambah keuntungan, begitu pula semakin
bertambah pendapatan juga akan menambah keuntungan. Akan tetapi yang
perlu diperhatikan dalam mendapatkan keuntungan adalah tidak boleh
melakukan praktik yang bersebrangan dengan hukum syariah.9
Praktik jual beli dengan hak membeli kembali secara syariah sudah
tertuang pada fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI (Majelis Ulama
Indonesia ) No 94, Akan tetapi fatwa tersebut mengkhususkan obyek jual beli
hanya pada sertifikat berharga syariah. Adapun obyek jual beli pada
penelitian ini adalah properti atau tanah dan rumah. Dengan kata lain, jual
beli dengan hak membeli kembali dengan tanah dan rumah sebagai obyeknya
belum ditetapkan halal haramnya oleh DSN MUI. 10
Untuk mendapatkan gambaran dan pendapat syariah mengenai jual beli
tanah dengan hak membeli kembali ini, penulis melakukan indepth interview/
wawancara dengan beberapa pakar dan praktisi keuangan syariah. Adapun
hasil dari indepth interview/ wawancara dengan beberapa pakar dan praktisi
keuangan syariah adalah sebagai berikut:11
Terdapat beberapa alternatif akad yang bisa dilaksanakanpara pakar
syariah memberikan beberapa alternatif dan contoh akad yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang bertransaksi dalam
jual beli dengan hak membeli kembali ini. Beberapa alternatif akad yang
diberikan yaitu:12
1. Bai ‘ Wafa
Menurut Misno, Bai’ Wafa menjadi alternatif yang selalu muncul
dalam pembahasan jual beli dengan hak membeli kembali. Hal ini
dikarenakan karena bai’ wafa menjadi praktik yang familiar baik praktik

9
Wawancara dengan Misno, Tanggal 23 Agustus 2017, di STEI TAZKIA Bogor
10
Ahmad Azhar Basyir. Asas-asas Hukum Muamalah(Hukum Perdata Islam. (Yogyakarta:
Perputakaan FH UII, 1993) 110.
11
Algifari. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Akademi, 2003). 92.
12
Ali Muhammad Daud. (2002).Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
HukumIslamdi Indonesia. Ed 6. Cet 10. (Jakarta: Raja Grafindo Persada) 63.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 213

pada masa kini (salah satunya di negara Malaysia) maupun praktik pada
masa terdahulu. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ismail,
selain karena praktiknya yang sudah umum dilaksanakan dalam
pelaksanaanya juga relatif mudah dan tidak ribet, sehingga secara praktik
bisa lebih efisien.Akan tetapi menurut Mughni, mayoritas ulama
kontemporer tidak memperbolehkan adanya praktik bai’ wafa ini. 13
2. Rahn
Rahn atau gadai menurut Mughni, dalam pembahasan fiqih
muamalah termasuk kedalam akad Tabarru’. Dalam akad Tabarru’ maka
yang dikedepankan adalah niat Charity atau sosial saling membantu, oleh
karena itu dalam praktiknya di larang untuk mengambil manfaat dari
pelaksanaan akad tersebut. Khusus dalam akad Rahn maka Marhun atau
barang yang di gadaikan tidak boleh di manfaatkan. Jika membahas Rahn
maka praktik awalnya barang yang di gadaikan adalah sebagai jaminan
atas pinjaman yang diberikan, hal ini dapat kita ketahui dalam QS Al-
Baqarah ayat 283, Mayoritas ulama memperbolehkan akad Rahn, akan
tetapi sebagian ulama tidak memperbolehkan apabila obyek Rahn nya
adalah tanah. 14
3. Al bay' ma'al wa'd bi al shira'
Al bay' ma'al wa'd bi al shira' ini merupakan adopsi dari fatwa
DSN MUI No 94 tentang Repo SBS. Akan tetapi pada fatwa DSN
tersebut obyek jual belinya adalah Sertifikat berharga syariah, sedangkan
pada penelitian ini obyek jual belinya adalah tanah dan rumah.Mayoritas
pakar membolehkan akad ini, akan tetapi harus mengedepankan prinsip
kehati-hatian karena rentan terjatuh pada praktik bai’ innah.15
4. Akad jual beli yang dilanjutkan sewa menyewa (sale and lease back).
Praktek Akad jual beli yang dilanjutkan sewa menyewa (sale and
lease back) menurut Mahbubi, secara umum diperbolehkan akan tetapi
dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Secara umum Jual Beli
Sewa menyerupai transaksi sale and lease back. Dalam skema perbankan
konvensional menurut Rahmatiyaningsih seorang Praktisi Pembiayaan
Properti, transaksi ini mirip dengan transaksi top-up pembiayaan rumah,
13
Almaarif Sayyid Sabiq. Fiqh al-Sunnah,Terj. Kamaluddin dan Marzuki. (Bandung: Al-
Ma’arif, 1987) 116.
14
Amir, M. Taufiq. Dinamika Pemasaran; Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005) 90.
15
Antonio, Syafi’i, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) 43.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
214 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

akan tetapi dalam perbankan syariah Indonesia hampir tidak ada praktik
yang menyerupai Model ini. Mayoritas pakar membolehkan akad ini,
akan tetapi harus mengedepankan prinsip kehati-hatian karena rentan
terjatuh pada praktik bai’ wafa.16

JUAL BELI DENGAN HAK MEMBELI KEMBALI DALAM


PANDANGAN HUKUM POSITIF
Perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali diatur dalam pasal
1519 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang berbunyi “Kekuasaan
untuk membeli kembali barang yang telah dijual diterbitkan dari suatu janji,
dimana si penjual diberikan hak untuk membeli kembali barang yang
dijualnya, dengan mengembalikan harga pembelian asal, dengan disertai
penggantian yang disebutkan dalan pasal 1532. Jual Beli diperbolehkan asal
saja dibuat secara terpisah dari perikatan jual beli, dan yang paling terpenting
dalam hukum perdata adalah kesepakatan kedua belah pihak yang
mengikatkan diri. Jual Beli Sewa diperbolehkan dikarenakan secara hukum
hak atas tanah tersebut sudah berpindah dengan adanya perjanjian jual beli,
dan apabila ada kontrak sewa yang dibuat antara pembeli dan penjual
merupakan suatu hal yang secara hukum sudah sah dikarenakan dibuat
berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak. 17
Perjanjian Jual beli tanah dengan hak membeli kembali dengan
Perjanjian pinjam-meminjam, tentunya berbeda. Perbedaanya dimulai dari
perjanjian awalnya. Perjanjian jual beli pengikatannya jual beli jadi secara
hukum sudah berpindah haknya dan kemudian untuk membeli kembalinya di
dalam perjanjian terpisah berbeda dari perjanjian jual belinya, sementara
untuk perjanjian pinjam meminjam hak nya tidak berpindah dan hanya
diberikan hak tanggungan saja. 18
Secara khusus aspek hukum yang harus di pertimbangkan dalam
melakukan perjanjian ini adalah sama dengan melakukan perjanjian pada
umumnya yaitu sesuai dengan pasal 1320 KUHPerdata, yaitu: 19

16
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) 12.
17
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) 81.
18
Wawancara dengan Imam Cahyono, tanggal 15 Agustus 2017, di Kantor notaris Imam
Cahyono Depok.
19
Ayub, Muhammad. Understanding Islamic Finance, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2009)
77.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 215

1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri, artinya antara penjual dan


pembeli harus sepakat terlebih dahulu untuk melakukan transaksi jual
beli.
2. Kecakapan dalam membuat perjanjian, dalam hal ini kedua belah pihak
yang akan mengadakan perjanjian harus cakap secara hukum, artinya
tidak dalam pengampuan/ curatele, dan juga penjual harus pihak yang
mempunyai hak untuk menjual tanah/ bangunan tersebut.
3. Suatu hal tertentu, maksudnya disini adalah objek yang diperjanjikan
dalam hal ini adalah tanah dan bangunan, disini pembeli harus jeli
terhadap kepemilikan akan tanah/ bangunan tersebut, penjual merupakan
orang yang berhak untuk menjual.
4. Suatu sebab yang diperkenankan, dalam hal ini perjanjian ini adalah hal
yang diperboleh kan artinya tidak ada yang dilanggar, jadi harus dilihat
bahwa tanah/bangunan tersebut merupakan tanah milik penjual dan
bukan tanah sengketa.
Para pihak yang melakukan jual beli harus memahami juga hak dan
kewajiban Penjual dan pembeli diantaranya adalah: 20
1. Hak dan kewajiban Penjual
Adapun hak dari penjual sama seperti perjanjian jual beli pada
umumnya yaitu penjual berhak untuk meminta pembayaran atas
tanah/bangunan yang dijual kepada pembeli, sementara kewajiban dari
Penjual adalah menyerahkan tanah dan bangunan yang dijual tersebut,
dan dikarenakan ini perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali,
kewajiban Penjual lainnya adalah harus membeli kembali tanah dan
bangunan tersebut sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat baik itu
jangka waktunya maupun jumlah pembayaran pada saat pembelian
kembali. 21
2. Hak dan Kewajiban Pembeli
Adapun yang menjadi hak Pembeli adalah menerima penyerahan
terhadap tanah dan bangunan dari penjual, dikarenakan perjanjian ini jual
beli dengan hak membeli kembali maka Pembeli juga mempunyai hak
untuk menerima pembayaran pada saat pembelian kembali yang besar
dan waktunya sesuai dengan yang diperjanjikan. Sementara kewajiban

20
Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta, 2004) 34.
21
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahannya. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998)
231.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
216 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

dari Pembeli adalah membayar dengan Lunas Tanah dan Bangunan yang
sudah di beli kepada penjual.
Selain hak dan kewajiban penjual dan pembeli, perlu diperhatikan juga
akibat hukum dari perjanjian jual beli. Akibat hukum yang terjadi pada saat
perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali diantaranya:
1. Terjadi perpindahan hak atas tanah/bangunan tersebut dari Penjual
kepada Pembeli.
2. Pembeli berkewajiban membayar atas tanah dan bangunan terebut.
3. Pembeli berhak untuk menerima tanah dan bangunan tersebut.
4. Penjual berhak menerima atas pembayaran tanah dan bangunan tersebut.
5. Penjual berkewajiban menyerahkan tanah dan bangunan tersebut.
6. Penjual berkewajiban membeli kembali tanah dan bangunan tersebut.

HASIL OLAH DATA KUISIONER ANP PADA MODEL YANG ADA


Hasil pengolahan data dari para responden dalam hal pemilihan
model yang paling tepat terangkum dalam gambar 4.3 di bawah ini. Dari
gambar 4.3 tersebut dapat dilihat bahwa terdapat variasi perbedaan dari para
Responden. Tiga responden memberikan hasil Jual Beli Sewa sebagai model
pilihan utama, sedangkan selebihnya menganggap Rahn dan Jual Beli sebagai
pilihan utama mereka.
Gambar 4.3 : Hasil Olah Data Kuisioner Perbandingan ANP pada
Empat Model yang Ada

0,5
0,4 Jual Beli Sewa
0,3
Jual Beli
0,2
0,1 Bai' Al-Wafa'
0 Rahn
A B C D E

Secara umum perbedaan pendapat antar responden tidak terlalu


signifikan, hal tersebut di cerminkan oleh tingkat rater agreement yang
cukup tinggi yaitu sebesar 0,333333. Nilai rater agreement tersebut
mencerminkan bahwa secara umum para Responden memiliki pendapat yang
relatifsama dengan beberapa perbedaan yang tidak terlalu signifikan.
Secara rata-rata urutan prioritas dari keempat model yang ada dapat
dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini. Dari gambar 4.4 tersebut dapat kita

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 217

lihat bahwa secara rata-rata Jual Beli Sewa menjadi model yang paling utama
dengan nilai prioritas sebesar (0,34). Pada urutan kedua adalah Rahn dengan
nilai prioritas (0,26). Adapun pada urutan ketiga dengan nilai prioritas yang
tidak terpaut jauh yaitu Jual Beli dengan nilai prioritas (0,23). Sedangkan
pada urutan prioritas yang keempat yaitu Ba’i Al-Wafa’ dengan nilai prioritas
(0,17).
Dapat kita lihat bahwa perbedaan nilai prioritas rata-rata antara Jual
Beli Sewa sebagai urutan pertama dan Ba’i Al-Wafa’ sebagai urutan terakhir
memiliki perbedaan nilai prioritas yang cukup jauh. Sedangkan di sisi yang
lain perbedaan nilai prioritas rata-rata antara Rahn sebagai urutan kedua dan
Jual Beli sebagai urutan ketiga tidak terlalu jauh. Dengan kondisi nilai rater
agreement sebesar 0,333333, maka perbedaan nilai prioritas yang tidak
terlalu jauh antara Jual Beli dengan Rahn menjadi hal yang tidak perlu terlalu
diperhitungkan. Dengan kata lain kita dapat memilih baik Jual Beli maupun
Rahn sebagai alternatif kedua, dan akan sangat baik apabila didasari dengan
mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ditimbulkan sesuai dengan
kondisi dan situasi kasus perkasus. 22

KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa jual Beli
dengan hak membeli kembali jika ditinjau dari Hukum Positif (perdata)
sudah diatur dalam pasal 1519 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang
berbunyi “Kekuasaan untuk membeli kembali barang yang telah dijual
diterbitkan dari suatu janji, dimana si penjual diberikan hak untuk membeli
kembali barang yang dijualnya, dengan mengembalikan harga pembelian
asal, dengan disertai penggantian yang disebutkan dalan pasal 1532”. dan
juga dalam membuat perjanjian tersebut harus sesuai dengan Pasal 1320
KUHPerdata, tentang syarat sah nya suatu perjanjian.
Jual Beli dengan hak membeli kembali jika ditinjau dari Hukum Islam
memang tidak diatur secara eksplisit, baik itu dalam Al-Qur’an dan Hadits,
pada praktik nya di Indonesia Praktik jual beli dengan hak membeli kembali
secara syariah sudah tertuang pada fatwa DSN MUI no 94. Akan tetapi fatwa
tersebut mengkhususkan obyek jual beli hanya pada sertifikat berharga
syariah.Adapun obyek jual beli pada penelitian ini adalah properti atau tanah

22
Haris Herdiansyah. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
218 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

dan rumah, Mayoritas pakar membolehkan akad ini, akan tetapi harus
mengedepankan prinsip kehati-hatian karena rentan terjatuh pada praktik bai’
innah.
Adapun hasil dari Implementasi Produk jual beli dengan Hak
membeli kembali PT. Akuisindo Assetama, Dekomposisi permasalahan
untuk pilihan model menghasilkan empat Model. Empat model tersebut
yaitu, Jual Beli Sewa dimana jual-beli dengan hak membeli kembali dengan
adanya tambahan akad sewa menyewa, Jual Beli yang merupakan jual-beli
dengan hak membeli kembali dengan terlepasnya antara jual-beli pertama
dan kedua, Ba’i Al-Wafa’ yang menggunakan bai’wafa, dan Rahn yang
menggunakan akad rahn. Implementasi di PT. Akuisindo Properti Assetama
yang berpengaruh adalah Jual Beli Sewa, karena mengandung syariah.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rasyid Saliman. et al. (2008). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan
Contoh Kasus, Kencana Prenada Media Group, cet. Ke 4.
Abdurrahman al-Jaziri. (1990). Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I,
Beirut: Daaral-Kutb al-Ilmiyyah,.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung
Ahmad Azhar Basyir, (1993). Asas-asas Hukum Muamalah(Hukum Perdata
Islam). Yogyakarta: Perputakaan FH UII.
Algifari. (2003). Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:
Akademi.
Ali Muhammad Daud. (2002).Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan
Tata HukumIslamdi Indonesia. Ed 6. Cet 10. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Almaarif Sayyid Sabiq. (1987). Fiqh al-Sunnah,Terj. Kamaluddin dan
Marzuki. Bandung: Al-Ma’arif.
Amir, M. Taufiq. (2005) Dinamika Pemasaran; Jelajahi dan Rasakan,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Antonio,Syafi’i, Muhammad. (2001). Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, edisi Revisi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ascarya. (2008). Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 219

Ayub, Muhammad. (2009).Understanding Islamic Finance, Jakarta:


Gramedia Pustaka.
Buchari Alma. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta.
Departemen Agama RI. (1998). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Semarang: PT.
Karya Toha Putra.
Efendi, Yazid, M., (2012). Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syari’ah. Yogjakarta: Logung Pustaka.
Haris Herdiansyah. (2015). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai
Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Hasan, Ali, M. (2004). Berbagai Macam Transaksi dalam Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Hasan, Iqbal. (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara. Jakarta: Kalam Mulia.
Karim, Adiwarman, (2003). Bank Islam (Analisis Fiqih dan Keuangan). Jakarta: IIIT
Indonesia.
Kasmir. (2002). Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Khallaf, Wahab. (1994). Abdul, Ilmu Ushul Fiqh. Semarang: Dina Utama.
M. Ali Hasan.(2003). Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh
Muamalah). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
M. Hasbi Ash Shiddieqy. (1997). Hukum-hukum Fiqh Islam, Semarang:
Pustaka Rizki Putra.
Masadi, A., Ghufron. (2002). Fiqih Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT Raja
Grafindon Persada.
Mukhamad Saekan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Kudus: Nora Media
Enterprise.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT Tarsito
Bandung.
Nasution. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Nazir, Mohamad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noeng Muhajir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake
Sarasin.
Ramulya, Idris, Moh. (1995). Asas-Asas Hukum Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Sabiq, Sayyid. (2000). Fikih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing.
Sayyid as-Sabiq. (1987). Fiqih Sunnah, cet. Ke-1, alih bahasa. Khamaluddin dan A.
Marzuk Bandung.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
220 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli

Sayyid, Al-Imam, Muhammad, Ibn Ismail, Al-Kahlani, Al-Sun’ani.Subul Al-Salam


Sarh Bulugh Al-Maram Minjami’ Adilati Al Ahkam. Kairo: Juz 3, Dar Ikhya’
Al-Turas Al-Islami. Shofwan, Ahmad.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
Bandung: Alfabeta.
Suhendi, Hendi. (2002). Fiqh Muamalah: Membahas Ekonomi Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Syaifudin Azwa. (2001). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syalibi, Ahmad. (1988). Sejarah dan Kebudayaan Islam; Imperium Turki
Usmani.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Taqiyuddin Abi Bakar al-Husaini. (1990) Kifayat al-Akhyar, Juz I.
Semarang: Toha Putra.
Tony Wijaya. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis: Teori dan
Praktik. Utama.V, Jakarta: Rineka Cipta.
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal. (2008). Islamic Financial
Management : Teori, Konsep, dan Aplikasi Panduan Praktis Untuk
Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi, Dan Mahasiswa. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Yahya, Muhtar dan Rohman, Fatchur. (2006). Dasar-Dasar Pembinaan Hukum Fiqh
Islam. Bandung: Al-Ma’arif.
Yanggo, Tahido, Huzaemah. (1997). Pengantar Perbandingan Madzhab. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu.
Yatim, Badri. (2003). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..

Anda mungkin juga menyukai