1775-File Utama Naskah-6385-1-10-20200606
1775-File Utama Naskah-6385-1-10-20200606
Bahori Ahoen
Pascasarjana TAZKIA, Magister Ekonomi, Islamic Bussiness Management
Orie_ahoen@yahoo.com
Keywords: Sale and purchase with the buy back Clause, Repo,
Properti
Kata Kunci: Jual beli tanah dengan hak membeli kembali, Repo,
Properti.
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang mudah dan syamil (menyeluruh) meliputi
segenap aspek kehidupan. Islam selalu memerhatikan berbagai maslahat dan
menghilangkan segala bentuk madharat. Termasuk dalam maslahat tersebut
adalah sesuatu yang Allah syariatkan dalam jual beli dengan berbagai aturan
yang melindungi hak-hak pelaku bisnis dan memberikan berbagai
kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaannya. Selain membahas masalah
ibadah-ibadah ritual yang bersifat mahdah, Islam juga membahas
permasalahan jual beli secara mendetail. Islam tidak mengenal dikotomi
antara aktivitas duniawi dengan ukhrawi. 1
Jual beli inilah merupakan salah satu bentuk muamalah, yaitu
hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia lainnya. Bentuk
muamalah seperti jual beli ada karena didasarkan atas rasa saling
membutuhkan. Hal ini penjual membutuhkan pembeli agar membeli
barangnya sehingga memperoleh uang. Sedangkan pembeli melakukan jual
beli untuk memperoleh barang yang dibutuhkan. Akibat dari saling
membutuhkan ini maka rasa persaudaraan semakin meningkat. Menurut
kaidah fiqh, prinsip dasar dalam transaksi muamalah dan persyaratannya
yang terkait dengannya adalah boleh selama tidak dilarang oleh syariah atau
bertentangan dengan dalil syariah sesuai dengan kaidah. 2
Adapun rukun dan syarat-syarat jual beli secara umum ada tiga
macam yaitu, 3 Subyek akad, yaitu adanya penjual dan pembeli, yang kedua
1
A. Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi 3. (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008) hal 87.
2
Ali M. Daud, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata HukumIslam di Indonesia. Ed
6. Cet 10.( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal 18.
3
Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah (jilid 2). (Bandung: al Maarif, 1987) hal 50.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 209
yaitu adanya sigat akad yaitu adanya ijab dan kabul diantara keduanya, dan
obyek akad, yaitu obyek atau barang yang dijual oleh si penjual. Ijab dan
kabul harus tertuju pada suatu objek yang merupakan obyek akad. 4
Berkembangnya suatu zaman menjadikan jual beli semakin beraneka
ragam. Salah satunya adalah bai’ al-wafa’. Arti dari jual beli ini sendiri
adalah jual beli yang dilangsungkan antara dua belah pihak, yang dibarengi
dengan syarat bahwa barang yang dijual tersebut dapat dibeli kembali oleh
penjual, apabila tenggang waktu yang ditentukan telah tiba.5
Memang jual beli semacam ini terbilang unik, bahkan di zaman Nabi
jual beli semacam ini belum ada. Bai’ al-wafa’ baru dikenal sekitar
pertengahan abad Ke-V H di Bukhara dan Balkhan. Ketika itu di tengah-
tengah masyarakat telah meluas sebuah kenyataan bahwa, si kaya yang
mempunyai sejumlah uang tidak mau meminjamkan uangnya kepada orang
yang membutuhkan (si miskin). Si kaya baru mau memberikan pinjaman
uang, jika ia diberi hak untuk mengembangkan harta jaminannya.6
Jual beli dengan hak membeli kembali merupakan produk yang
menjadi suatu pilihan tersendiri dalam melakukan transaksi muamalah, hal
inilah yang mendorong PT Akuisindo Assetama menciptakan produk jual
beli dengan hak membeli kembali, banyak hal yang menjadi dasar mengapa
PT Akuisindo Assetama membuat produk tersebut, yang paling utama adalah
untuk menghindari riba. 7
PT. Akuisindo Assetama beralamat di Jalan TB Simatupang Kav. 41
Cilandak Jakarta Selatan di Ged. Baltway Lt. 5 Tower B adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang Properti Jual Beli Sewa, PT. Akusindo
juga dapat membantu masyarakat dengan keperluan dana cepat dengan
menjual Propertinya dengan opsi dibeli kembali, dengan sistem ini PT
Akuisindo melibatkan beberapa buyer-buyer atau Investor.
Allah menjelaskan bahwa menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba, dan jual beli dengan hak membeli kembali merupakan opsi untuk
4
Abdul Rasyid Saliman. et al. (2008). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,
Kencana Prenada Media Group, cet. Ke 4.
5
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007) Hal. 157
6
Ahmad Azhar Basyir,Asas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), (Yogyakarta:
Perputakaan FH UII, 1993) Hal 65.
7
Abdurrahman al-Jaziri. (1990). Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I, Beirut:
Daaral-Kutb al-Ilmiyyah,.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
210 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan ANP (Analytic Network
Process) untuk mengetahui praktik implementasi dan legalitas jual-beli
dengan hak membeli kembali. Data yang didapatkan adalah data primer
berupa transkrip wawancara dengan berbagai responden yang kemudian data
tersebut digunakan untuk proses pengolahan dengan metode ANP (Analytic
Network Process) menggunakan data primer berupa isian kuesioner dan data
sekunder dari telaah literatur.
Kerangka ANP (Analytic Network Process) yang telah disusun baru
dapat diselesaikan setelah tersedia datamaupun informasi preferensi/
tanggapan/ pendapat yang diwakili oleh para pakar/ praktisi ekonomi Islam
tentang permasalahan yang akan diteliti. Untuk memperoleh data preferensi
tersebut, digunakan (kuesioner/ wawancara langsung) kepada para pakar dan
praktisi. Pengumpulan data ini dititikberatkan bagi kalangan praktisi LKMS
(Lembaga Keuangan Mikro Syariah) maupun pakar untuk mendapatkan data-
data yang diperlukan untuk analisa kualitatif dalam kerangka analisis yang
akan digunakan.
Adapun responden yang penulis lakukan wawancara dan indept
interview adalah:
1. Bapak Muhammad Gunawan Yasni, S.E, Ak., MM,CIFA, FIIS
Perwakilan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN
MUI).
2. Bapak Nurizal Ismail, Ph.D, Ketua Sekolah Tinggi Ekonomi Islam
Husnayain Jakarta.
3. Bapak Imam Cahyono. S.H, Mkn. selaku Notaris dan PPAT di Kota
Depok
4. Ibu Dian J Bintahir, General Manager PT Akusindo Assetama (Praktisi
Bisnis Properti).
8
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Graha Ilmu, 2000) 72
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 211
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
212 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
9
Wawancara dengan Misno, Tanggal 23 Agustus 2017, di STEI TAZKIA Bogor
10
Ahmad Azhar Basyir. Asas-asas Hukum Muamalah(Hukum Perdata Islam. (Yogyakarta:
Perputakaan FH UII, 1993) 110.
11
Algifari. Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Akademi, 2003). 92.
12
Ali Muhammad Daud. (2002).Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
HukumIslamdi Indonesia. Ed 6. Cet 10. (Jakarta: Raja Grafindo Persada) 63.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 213
pada masa kini (salah satunya di negara Malaysia) maupun praktik pada
masa terdahulu. Sedangkan menurut hasil wawancara dengan Ismail,
selain karena praktiknya yang sudah umum dilaksanakan dalam
pelaksanaanya juga relatif mudah dan tidak ribet, sehingga secara praktik
bisa lebih efisien.Akan tetapi menurut Mughni, mayoritas ulama
kontemporer tidak memperbolehkan adanya praktik bai’ wafa ini. 13
2. Rahn
Rahn atau gadai menurut Mughni, dalam pembahasan fiqih
muamalah termasuk kedalam akad Tabarru’. Dalam akad Tabarru’ maka
yang dikedepankan adalah niat Charity atau sosial saling membantu, oleh
karena itu dalam praktiknya di larang untuk mengambil manfaat dari
pelaksanaan akad tersebut. Khusus dalam akad Rahn maka Marhun atau
barang yang di gadaikan tidak boleh di manfaatkan. Jika membahas Rahn
maka praktik awalnya barang yang di gadaikan adalah sebagai jaminan
atas pinjaman yang diberikan, hal ini dapat kita ketahui dalam QS Al-
Baqarah ayat 283, Mayoritas ulama memperbolehkan akad Rahn, akan
tetapi sebagian ulama tidak memperbolehkan apabila obyek Rahn nya
adalah tanah. 14
3. Al bay' ma'al wa'd bi al shira'
Al bay' ma'al wa'd bi al shira' ini merupakan adopsi dari fatwa
DSN MUI No 94 tentang Repo SBS. Akan tetapi pada fatwa DSN
tersebut obyek jual belinya adalah Sertifikat berharga syariah, sedangkan
pada penelitian ini obyek jual belinya adalah tanah dan rumah.Mayoritas
pakar membolehkan akad ini, akan tetapi harus mengedepankan prinsip
kehati-hatian karena rentan terjatuh pada praktik bai’ innah.15
4. Akad jual beli yang dilanjutkan sewa menyewa (sale and lease back).
Praktek Akad jual beli yang dilanjutkan sewa menyewa (sale and
lease back) menurut Mahbubi, secara umum diperbolehkan akan tetapi
dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Secara umum Jual Beli
Sewa menyerupai transaksi sale and lease back. Dalam skema perbankan
konvensional menurut Rahmatiyaningsih seorang Praktisi Pembiayaan
Properti, transaksi ini mirip dengan transaksi top-up pembiayaan rumah,
13
Almaarif Sayyid Sabiq. Fiqh al-Sunnah,Terj. Kamaluddin dan Marzuki. (Bandung: Al-
Ma’arif, 1987) 116.
14
Amir, M. Taufiq. Dinamika Pemasaran; Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005) 90.
15
Antonio, Syafi’i, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001) 43.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
214 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
akan tetapi dalam perbankan syariah Indonesia hampir tidak ada praktik
yang menyerupai Model ini. Mayoritas pakar membolehkan akad ini,
akan tetapi harus mengedepankan prinsip kehati-hatian karena rentan
terjatuh pada praktik bai’ wafa.16
16
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) 12.
17
Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008) 81.
18
Wawancara dengan Imam Cahyono, tanggal 15 Agustus 2017, di Kantor notaris Imam
Cahyono Depok.
19
Ayub, Muhammad. Understanding Islamic Finance, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2009)
77.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 215
20
Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung: Alfabeta, 2004) 34.
21
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahannya. (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998)
231.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
216 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
dari Pembeli adalah membayar dengan Lunas Tanah dan Bangunan yang
sudah di beli kepada penjual.
Selain hak dan kewajiban penjual dan pembeli, perlu diperhatikan juga
akibat hukum dari perjanjian jual beli. Akibat hukum yang terjadi pada saat
perjanjian jual beli dengan hak membeli kembali diantaranya:
1. Terjadi perpindahan hak atas tanah/bangunan tersebut dari Penjual
kepada Pembeli.
2. Pembeli berkewajiban membayar atas tanah dan bangunan terebut.
3. Pembeli berhak untuk menerima tanah dan bangunan tersebut.
4. Penjual berhak menerima atas pembayaran tanah dan bangunan tersebut.
5. Penjual berkewajiban menyerahkan tanah dan bangunan tersebut.
6. Penjual berkewajiban membeli kembali tanah dan bangunan tersebut.
0,5
0,4 Jual Beli Sewa
0,3
Jual Beli
0,2
0,1 Bai' Al-Wafa'
0 Rahn
A B C D E
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 217
lihat bahwa secara rata-rata Jual Beli Sewa menjadi model yang paling utama
dengan nilai prioritas sebesar (0,34). Pada urutan kedua adalah Rahn dengan
nilai prioritas (0,26). Adapun pada urutan ketiga dengan nilai prioritas yang
tidak terpaut jauh yaitu Jual Beli dengan nilai prioritas (0,23). Sedangkan
pada urutan prioritas yang keempat yaitu Ba’i Al-Wafa’ dengan nilai prioritas
(0,17).
Dapat kita lihat bahwa perbedaan nilai prioritas rata-rata antara Jual
Beli Sewa sebagai urutan pertama dan Ba’i Al-Wafa’ sebagai urutan terakhir
memiliki perbedaan nilai prioritas yang cukup jauh. Sedangkan di sisi yang
lain perbedaan nilai prioritas rata-rata antara Rahn sebagai urutan kedua dan
Jual Beli sebagai urutan ketiga tidak terlalu jauh. Dengan kondisi nilai rater
agreement sebesar 0,333333, maka perbedaan nilai prioritas yang tidak
terlalu jauh antara Jual Beli dengan Rahn menjadi hal yang tidak perlu terlalu
diperhitungkan. Dengan kata lain kita dapat memilih baik Jual Beli maupun
Rahn sebagai alternatif kedua, dan akan sangat baik apabila didasari dengan
mempertimbangkan maslahat dan mudharat yang ditimbulkan sesuai dengan
kondisi dan situasi kasus perkasus. 22
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa jual Beli
dengan hak membeli kembali jika ditinjau dari Hukum Positif (perdata)
sudah diatur dalam pasal 1519 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang
berbunyi “Kekuasaan untuk membeli kembali barang yang telah dijual
diterbitkan dari suatu janji, dimana si penjual diberikan hak untuk membeli
kembali barang yang dijualnya, dengan mengembalikan harga pembelian
asal, dengan disertai penggantian yang disebutkan dalan pasal 1532”. dan
juga dalam membuat perjanjian tersebut harus sesuai dengan Pasal 1320
KUHPerdata, tentang syarat sah nya suatu perjanjian.
Jual Beli dengan hak membeli kembali jika ditinjau dari Hukum Islam
memang tidak diatur secara eksplisit, baik itu dalam Al-Qur’an dan Hadits,
pada praktik nya di Indonesia Praktik jual beli dengan hak membeli kembali
secara syariah sudah tertuang pada fatwa DSN MUI no 94. Akan tetapi fatwa
tersebut mengkhususkan obyek jual beli hanya pada sertifikat berharga
syariah.Adapun obyek jual beli pada penelitian ini adalah properti atau tanah
22
Haris Herdiansyah. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen Penggalian Data
Kualitatif.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
218 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
dan rumah, Mayoritas pakar membolehkan akad ini, akan tetapi harus
mengedepankan prinsip kehati-hatian karena rentan terjatuh pada praktik bai’
innah.
Adapun hasil dari Implementasi Produk jual beli dengan Hak
membeli kembali PT. Akuisindo Assetama, Dekomposisi permasalahan
untuk pilihan model menghasilkan empat Model. Empat model tersebut
yaitu, Jual Beli Sewa dimana jual-beli dengan hak membeli kembali dengan
adanya tambahan akad sewa menyewa, Jual Beli yang merupakan jual-beli
dengan hak membeli kembali dengan terlepasnya antara jual-beli pertama
dan kedua, Ba’i Al-Wafa’ yang menggunakan bai’wafa, dan Rahn yang
menggunakan akad rahn. Implementasi di PT. Akuisindo Properti Assetama
yang berpengaruh adalah Jual Beli Sewa, karena mengandung syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rasyid Saliman. et al. (2008). Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan
Contoh Kasus, Kencana Prenada Media Group, cet. Ke 4.
Abdurrahman al-Jaziri. (1990). Kitab al-Fiqh Ala Madzahib al-Arbaah, Juz I,
Beirut: Daaral-Kutb al-Ilmiyyah,.
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung
Ahmad Azhar Basyir, (1993). Asas-asas Hukum Muamalah(Hukum Perdata
Islam). Yogyakarta: Perputakaan FH UII.
Algifari. (2003). Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta:
Akademi.
Ali Muhammad Daud. (2002).Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan
Tata HukumIslamdi Indonesia. Ed 6. Cet 10. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Almaarif Sayyid Sabiq. (1987). Fiqh al-Sunnah,Terj. Kamaluddin dan
Marzuki. Bandung: Al-Ma’arif.
Amir, M. Taufiq. (2005) Dinamika Pemasaran; Jelajahi dan Rasakan,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Antonio,Syafi’i, Muhammad. (2001). Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Jakarta:
Gema Insani.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik, edisi Revisi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ascarya. (2008). Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
Bahori Ahoen }{ 219
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..
220 }{ Analisis Implementasi Alternatif Model Jual Beli Pada Produk Jual Beli
..::: Malia: Jurnal Ekonomi Islam, Volume 11 Nomor 2 Juni 2020 :::..