Sindrom Klinefelter
Sindrom Klinefelter
Dewasa
Pada laki-laki dewasa masalah kesuburan atau infertilitas bisa menjadi gejala utama
sindrom Klinefelter. Kondisi ini bisa diikuti oleh gejala lain, seperti:
Tes hormon
Sampel urine dan darah akan digunakan untuk mengecek kadar hormon yang
tidak normal.
Analisis kromosom
Analisis kromosom atau analisis kariotipe dapat digunakan untuk memastikan
bentuk dan jumlah kromosom pasien.
Jika orang dewasa datang dengan gangguan kesuburan, dokter akan melakukan
pemeriksaan untuk menilai jumlah dan kualitas sperma.
Jika sindrom Klinifelter dicurigai pada bayi yang masih dalam kandungan atau jika
ibu di usia lebih dari 35 tahun, dokter akan melakukan skrining darah prenatal
noninvasif yang dilanjutkan dengan pemeriksaan plasenta (amniocentesis) untuk
deteksi dini sindrom klinefelter.
Selain itu diperlukan dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk membantu
mengatasi kesulitan bersosialisasi dan kesulitan belajar yang dialami oleh penderita
sindrom Klinifelter. Jika penderita mengalami gangguan pada emosi, konsultasi
dengan psikolog juga dapat dilakukan.
Ketika masuk masa puber, anak yang menderita sindrom Klinefelter dapat segera
menjalani terapi penggantian testosterone untuk mengurangi risiko terjadinya
komplikasi akibat kurangnya kadar hormon testosteron.
Sumber : https://www.alodokter.com/sindrom-klinefelter