Anda di halaman 1dari 5

Mobilitas Penduduk

A. Pengertian
Mobilitas penduduk adalah gerak perpindahan penduduk dari satu unit geografis (wilayah) ke
dalam unit geografis lainnya. Gejala mobilitas penduduk merupakan gejala alamiah yang terjadi
sebagai respon manusia terhadap situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Misalnya, desakan
ekonomi, situasi politik, kebutuhan pendidikan, gangguan keamanan, terjadinya bencana alam
di daerah asal, ataupun alasan-alasan sosial lainnya.

B. Jenis-jenis Migrasi Penduduk


Proses pergerakan penduduk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu permanen dan nonpermanen.
1. Mobilitas nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain
yang bersifat sementara atau tidak bertujuan menetap dalam waktu yang lama.
Berdasarkan lamanya waktu di tempat tujuan, mobilitas non permanen dibedakan
menjadi dua, yaitu:
 Komutasi, yaitu bentuk mobilitas penduduk non permanen secara ulang-alik
(pergi-pulang) tanpa menginap di tempat yang dituju, atau dengan kata lain
waktu yang dibutuhkannya kurang dari 24 jam. Orang yang melakukan proses
komutasi dinamakan komuter atau penglaju. Contohnya orang-orang yang
tinggal di Bogor namun bekerja di Jakarta melakukan perjalanan menggunakan
kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek untuk bekerja setiap hari di Jakarta dan
kembali pulang ke Bogor di hari yang sama.
 Sirkulasi, yaitu jenis mobilitas penduduk non permanen tetapi sempat menginap
di tempat tujuan atau mobilitas non permanen musiman. Orang yang
melakukan sirkulasi dinamakan sirkuler. Contohnya orang-orang yang pergi
mudik ke kampung halaman masing-masing ketika libur lebaran dan menetap
disana selama beberapa hari.
2. Mobilitas permanen (migrasi)
Mobilitas permanen adalah pergerakan penduduk dari satu wilayah ke wilayah lain yang
bersifat menetap dalam jangka waktu yang lama. Orang yang melakukan migrasi disebut
migran. Terdapat dua jenis mobilitas permanen, yaitu migrasi internasional dan migrasi
internal.
a) Migrasi internasional, yaitu migrasi dari suatu negara ke negara lain. Migrasi
internasional dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu imigrasi, emigrasi, dan
remigrasi.
 Imigrasi, yaitu masuknya penduduk negara lain ke satu negara.
Misalnya, masuknya orang Malaysia ke Indonesia. Orang Malaysia
tersebut disebut sebagai imigran. Perpindahannya itu disebut imigrasi.
Imigrasi dapat bersifat permanen, artinya tinggal menetap untuk
selamanya. Sebaliknya, dapat pula bersifat sementara, misalnya TKI ke
Arab Saudi berdasarkan kontrak selama dua tahun.
 Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke Negara lain.
Misalnya, orang-orang Indonesia yang pindah ke New Caledonia dan
Suriname. Mereka disebut emigran. Perpindahannya disebut emigrasi.
 Remigrasi, yaitu kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya,
orang-orang Ambon yang tadinya pindah ke Belanda sebagai emigran,
kemudian kembali lagi pindah ke Indonesia.
b) Migrasi internal, yaitu migrasi dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu
negara. Secara umum, jenis-jenis migrasi internal yang biasa dijumpai di
Indonesia antara lain urbanisasi, ruralisasi, dan transmigrasi.
 Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa.
 Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kawasan perdesaan ke
wilayah perkotaan.
 Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk antar satu pulau ke pulau lain

C. Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu fenomena gerakan penduduk dari wilayah agraris (desa) ke wilayah
industri (kota). Di Indonesia urbanisasi mulai meningkat di era setelah kemerdekaan dengan
munculnya pembangunan kota-kota besar khususnya di Pulau Jawa.
Ada 2 faktor yang melandasi terjadi pola gerakan urbanisasi ini yaitu faktor penarik (pull factors)
dan faktor pendorong (push factors).
1. Faktor penarik
Kota sebagai suatu wilayah industri dan pusat pelayanan jasa tentunya memberikan
magnet tersendiri bagi masyarakat desa untuk hijrah dan mencari peruntungan.
Beberapa hal yang menarik dari kota sehingga banyak orang rela meninggalkan desanya
antara lain:
 Upah kerja di kota lebih tinggi
 Kota banyak menyediakan lapangan pekerjaan mulai dari tenaga kasar hingga
professional
 Fasilitas pelayanan sosial mudah didapatkan seperti pendidikan, kesehatan,
perbelanjaan
 Kota memiliki gaya hidup relatif bebas dibanding desa
 Sarana transportasi mudah didapat
2. Faktor pendorong
Faktor pendorong berkaitan dengan kondisi di desa yang mengakibatkan masyarakatnya
ingin pergi meninggalkan desa seperti
 Kurangnya lapangan kerja
 Upah di desa relatif rendah
 Tidak tersedianya fasilitas pelayanan sosial di desa
 Adat istiadat desa sangat mengekang dan membuat masyarakat tidak
berkembang
 Motif ingin mencari pengalaman
Permasalahan yang berkaitan dengan urbanisasi adalah sebagai berikut.

1. Keadaan di desa, Banyak penduduk tidak memiliki tanah, pendapatan penduduk rendah,
dan sulit mencari pekerjaan di luar bidang pertanian.
2. Keadaan di kota, Banyak daya tarik di kota, misalnya hiburan, rekreasi, adanya gedung-
gedung, fasilitas pendidikan lengkap, dan luasnya kesempatan kerja di desa.
3. Akibat urbanisasi, Kekurangan tenaga kerja di desa. Akibatnya, sulit mencari tenaga
yang berpendidikan di desa dan sulit mencari tenaga penggerak pembangunan di desa.
4. Akibat urbanisasi di kota, Timbul pengangguran karena tidak semua yang urbanisasi
dapat bekerja; timbul tuna wisma, dan daerah slum (kumuh); meningkatnya kejahatan;
dan angkutan umum tidak dapat mencukupi kebutuhan penumpang yang terus
meningkat.
5. Usaha pemerintah mengurangi urbanisasi, Pemerintah membatasi penduduk desa
pindah ke kota; melaksanakan pembangunan sampai ke daerah-daerah;
mengembangkan kota-kota kecil; serta menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
penduduk desa, misalnya fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, dan
penerangan.

D. Ruralisasi
Ruralisasi adalah proses perpindahan penduduk dari suatu daerah di perkotaan yang padat
penduduknya ke daerah lain di pedesaan yang masih jarang penduduknya. Pada umumnya
mereka yang melakukan ruralisasi dulunya pernah juga melakukan urbanisasi, tapi cukup banyak
juga masyarakat kota yang melakukan ruralisasi.
Faktor Penyebab Ruralisasi
1. Faktor Pendorong Ruralisasi
 Masyarakat kota yang jenuh dengan situasi dan kondisi di perkotaan,
 Semakin mahalnya lahan di perkotaan sehingga banyak masyarakat kota yang
tidak dapat memiliki lahan di kota.
 Adanya keinginan masyarakat kota untuk kembali ke desa asalnya dan
memajukan desanya tersebut.
 Sebagian masyarakat kota pindah ke pedesaan karena merasa tidak sanggup lagi
mengikuti dinamika kehidupan di perkotaan.
2. Faktor Penarik Ruralisasi
 Harga lahan di daerah pedesaan relatif masih murah dan terjangkau.
 Biaya hidup dan pola kehidupan masyarakat di desa lebih sederhana.
 Suasana dan kondisi di pedesaan jauh lebih tenang ketimbang di perkotaan.
Sangat cocok untuk mereka yang ingin menghabiskan masa tua dan pensiun
dengan tenang.
 Adanya kenangan masa kecil di pedesaan dan perasaan terhubung dengan desa
asalnya.
 Masyarakat di desa lebih bersahabat, kekeluargaan, dan sopan sehingga merasa
lebih nyaman tinggal di desa.
Dampak Ruralisasi

1. Dampak Positif Ruralisasi


 Masyarakat dapat menciptakan usaha sendiri, misalnya berjualan. Hal ini
cenderung sulit dilakukan di perkotaan karena persaingan yang sangat ketat.
 Udara pedesaan yang jauh lebih sehat ketimbang di perkotaan membantu
tubuh tetap bugar.
 Masyarakat yang melakukan ruralisasi pada umumnya dapat mempengaruhi
kehidupan masyarakat di desa, sehingga masyarakat desa mengalami
modernisasi.
 Penduduk kota yang melakukan ruralisasi dapat membeli lahan di pedesaan
dengan harga yang lebih terjangkau.
2. Dampak Negatif Ruralisasi
 Jumlah konsumen di perkotaan semakin berkurang karena kepadatan penduduk
berkurang.
 Cara berpakaian masyarakat kota yang pindah ke desa akan menyebabkan
perubahaan budaya kesopanan pada masyarakat pedesaan.
 Harga kebutuhan pokok di pedesaan akan meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk di desa tersebut akibat ruralisasi.

E. Transmigrasi
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang berpenduduk
padat ke suatu pulau atau provinsi lain yang berpenduduk jarang di negara sendiri. Macam-
macam transmigrasi adalah sebagai berikut.
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang semua biayanya ditanggung pemerintah,
baik biaya perjalanan maupun biaya hidup selama satu tahun di daerah transmigrasi.
Tiap keluarga mendapat alat pertanian, rumah, bibit, dan tanah seluas dua hektar.
2. Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang pembiayaannya sebagian ditanggung
sendiri dan sebagian ditanggung pemerintah. Pemerintah memberi tanah dua hektar
dan membiayai perjalanannya.
3. Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang seluruh biaya ditanggung oleh
transmigran itu sendiri. Pemerintah tidak memberikan bantuan apa pun
4. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa
beserta pejabat pemerintah desa. Transmigrasi bedol desa dilaksanakan karena bencana
alam, misalnya karena letusan Gunung Merapi, penduduk beserta pejabat desa yang
bertempat tinggal di kaki gunung dipindahkan ke Sumatera. Penduduk Wonogiri
dipindahkan ke Sitiung (Sumatera Barat), karena daerahnya dibuat PLTA Gajah Mungkur
(bendungan).
5. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh Departemen
Transmigrasi bersama instansi pemerintah atau organisasi lain, misalnya KNPI, Pramuka,
dan sebagainya. Penyelenggaraannya sama dengan transmigrasi umum, misalnya
transmigrasi pemuda ke Sumatera Utara (daerah Labuhanbatu)
6. Transmigrasi bekas pejuang, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh bekas
pejuang dan yang ditransmigrasikan adalah mantan ABRI yang sudah pensiun. Daerah
transmigrasinya adalah Kalimantan Barat, dan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai