Bismillah
Bismillah
Oleh :
i
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PENGUKURAN TANDA-TANDA
Laporan akhir prakerin ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas praktek kerja industri di Rumah Sakit bhayangkara pusdik
sabhara porong
Tahun Ajaran 2017/2018
Oleh :
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan bahwa laporan akhir prakerin ini yang berjudul laporan pendahuluan
dengan pengukuran tanda-tanda vital dan asuhan keperawatan dengan diagnosa
hipertensi di rumah sakit Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong . Saya susun tanpa
melakukan plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku di SMK Plus Nahdlatul
‘Ulama Sidoarjo.
Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan
bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhakan oleh SMK
i
HALAMAN PERSETUJUAN
menyetujui bahwa karya tulis ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian
Pembimbing I
Ketua Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dan dinyatakan LULUS dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk tugas
praktek kerja industry (PRAKERIN), pada Prodi KEPERAWATAN SMK Plus
NAhdlatul ‘Ulama Sidoarjo,
Mengetahui,
SMK PLUS NAHDLATUL ‘ULAMA SIDOARJO
KAPROGLI KEPERAWATAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT Karya Tulis Ilmiah ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas praktik kerja industry pada Program
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini
Keperawatan.
iv
5. Teman-teman Program Studi Keperawatan Angkatan 2018, yang banyak
6. Serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya
Saya sadari bahwa Laporan Akhir Prakerin ini jauh dari sempurna, tetapi
saya berharap Laporan Akhir Prakerin ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
COVER DALAM…......................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI ………..................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 9
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................ 9
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................... 10
BAB 3 WOC
3.1 kerangka teori.............................................................................................. 18
vi
4.2.4 Pengkajian................................................................................................ 24
4.2.5 Kebiasaa Sehari-hari................................................................................... 25
4.2.6 Pemeriksaan Fisik...................................................................................... 25
4.2.7 Analisis Data.............................................................................................. 27
4.2.8 Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 28
4.2.9 Rencana Keperawatan ............................................................................. 29
4.2.10 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan....................................................... 30
4.2.11 Evaluasi................................................................................................... 31
4.2.12 Catatan Keperawatan………………………………………………… 32
4.3. Jurnal Praktek Kerja Lapangan……………………………………… 33
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 35
5.2 Saran............................................................................................................... 35
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
yang menyebabkan gejala berlanjut pada suatu organ target di tubuh. Hal ini dapat
kerusakan pembulu darah jantung), dan hipertrofi ventrikel kiri (terjadi pada otot
Umumnya penakit hipertensi terjadi pada orang yang berusia lebih dari 40
tahun. Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada
salasatunya adalah stres. Stres merupakan suatu respon nonspesifik dari tubuh
terhadap setiap tekana atau tututan yang mungkn muncul, baik dari kondisi yang
menentu) (Andria, 2013). Pada saat orang mengalami stres, hormon adrenalin
8
berlanjut tekan darah akan tetap tinggi sehnnga orang tersebut akan mengalami
dan hubungan antara stress dengan hipertensi pada pasien di rumah sakit
hipertensi.
PORONG.
hipertensi.
diagnose hipertensi.
9
5. Melakukan evaluasi pasien dengan diagnose keperawatan diagnose
hipertensi
diagnose hipertensi.
Hasil karya tulis ini dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi
2. Bagi Penulis
Hasil karya tulis ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis
hipertensi.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
B. Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan pasien apakah suhu badanya normal atau
tidak.
11
D. Indikasi
E. Kontra indikasi
1. Pengambilan suhu secara oral (mulut)
a) Tidak boleh di lakukan pada pasien yang gelisah atau tidak
sadar
b) 10 menit sebelum suhu di cek, pasien tidak boleh makan dan
minuman yang panas atau yang dingin.
c) Selama thermometer ada di mulut pasien dilarang bicara
d) Berbahaya bila pecah di mulut, pecahnya dpat melukai selaput
lender mulut dan airaksanya dapat tertelan (bila menggunakan
thermometer raksa)
2. Pengambilan suhu secara rectal (pelepasan)
a) Pada pasien yang suka di daerah anus
b) Pada pasien yang berpenyakit kelamin
12
c) Selama mengukur suhu pasien harus di jaga untuk menghindari
bahaya pecahnya reservoir, untuk mempertahankan reservoir
selama waktu pengambilan
3. Pengambilan suhu axila (ketiak)
a) Bayi
b) Pasien yang sangat kurus
c) Oasien yang luka / kudis ketiak, operasi pada mammae
(payudara)
d) Pasien harus tenang dan berada di tempat tidur
e) Ketiak harus kering dan tertutup rapat
f) Tidak boleh ada yang menghalangi antara ketiak dan
thermometer.
B. Tujuan
Untuk mengetahui jumlah denyut nadi atau kardiovaskuler selama satu
menit.
C. Tempat pemeriksaan
a) Arteri radialis pada pergelangan tangan
b) Arteri radialis pada siku bagian dalam
c) Arteri coratis pada leher
d) Areri temporalis pada pelipis
13
e) Arteri femuralis pada bagian selangkangan
f) Arteri dorsalis pada kaki
g) Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
D. Indikasi
a) Secara rutin, yaitu di kerjakan bersama-sama pada waktu
pengambilan suhu badan
b) Sewaktu-waku apabila di perlukan
c) Atas insruksi dokter
d) Pada waktu pasien akan, sedang, dan sesuadah operasi
E. Kontra indikasi
a) Jangan menghitung denyut nadi setelah tangan memegang es
b) Sering melakukan pemeriksaan denyut nadi bila keadaan pasien
kurang baik
2.1.3. Pernafasan
A. Pengertian
Nilai pemeriksaan pernafasam merupakan salah satu indicator untuk
mengetahui fungsi sstem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaruh keseimbangan asam basa.
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan
oksigen dan pengeluaran arbon dioksida. Menilai frekuensi irama, kedalaman, dan
tipe pola pernafasan.
Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seorang mengambil napas
permenit. Tingkat respirasi biasanya di ukur ketika seorang dalam posisi diam dan
hanya melibatkan menghitung jumlah nafas selama satu menit dengan
menghitung berapa kali dada meningkat.
Respirasi dapat meningkatkan pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika
memeriksa pernafasan, penting juga di perhatiak apakah seseorang memiliki
kesulitan bernafas.
14
B. Tujuan
Untuk mengetahui system fungsi pernafasan yang terdiri dari
mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam paru dan pengatur
kerseimbangan asam basa.
C. Pola pernafasan
a) Pernafasan normal (euphea)
b) Pernafasan cepat (tachypnea)
c) Pernafasan lambat (bradypnea)
d) Sulit/sukar bernafas (oypnea)
D. Indikasi
a) Pasien yang akan, sedang, dan sesudah di bedah
b) Secara rutin bersamaan dengan pemgukuran denyut, suhu, tekanan
darah
c) Sewaktu di perlukan
E. Kontra indikasi
a) Pasien dengan sakit jantung, perdarahan, kontraksi kuat, pembukaan
lengkap
b) Jika kanul ada hambatan jangan di paksakan
c) Jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekuensi pernafasan
sedang di hitung.
15
2.1.4. Tekanan darah
A. Pengertian
Nilai tekanan darah merupakan indicator untuk menilai system
kardiovaskuler bersamaan dnegan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah
dapat di ukur dengan dua metode yaitu:
Metode langsung, metode yang menggunakan kanula atau jarum yang di
masukkan dalam pembuluh darah yang di hubungkan dengan manometer. Metode
ini merupakan cara yang paling cepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi
memerlukan persyaratan dan keahlian khusus.
Metode tak langsung, metode yang menggunakan spigmomanometer.
Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur
tekanan sistonik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistonik dan
diastonik dan cara ini memerlukan stethoscope.
B. Tujuan
Untuk menilai system kardiovaskuler atau menghitung tekanan darah
pasien.
C. Indikasi
Menilai pola hidup serta identifikasi factor-faktor resiko kardiovaskuler
lainya, jika hasil pengukuran darah diatas normal, maka klien tersebut mempunyai
tekanan darah yang tinggi atau hipertensi. Hipertensi dapat mengakibatkan
kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung, ginjal, aorta, dan retina.
16
D. Kontra indikasi
a) Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus,
terpasang shun arteri vena, lengan yang mengalami fistula, trauma
dan tertutup gip atau balutan.
b) Pergelangan kaki bagian atas
c) Hipotensi akan terjadi bila kondisi tekanan darah klien berada di
bawah nirmal, hipotensi dapat mengakibatkan stroke dan bahkan
mengakibatkan kematian.
17
BAB 3
KERANGKA TEORI
Pencegahan Hipertensi :
1. Olahraga cukup
2. Tidak merokok KEJADIAN
3. Tidak minum alkhohol HIPERTENSI Tanda dan Gejala :
4. Istirahat cukup 1.sakit kepala
5. Mengatur pola makan 2.pusing
6. Batasi konsumsi garam HIPERTENSI :
3.mual
1. Hipertensi stage I
4.muntah
2. Hipertensi stage II
5.sesak nafas
3. Hipertensi stage III
6.gelisah
7.pandangan menjadi
kabur
Komplikasi
1.Penyakit jantung koroner
2.Gagal jantung
3.Kerusakan pembuluh darah otak
4.Gagal ginjal
18
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
Pada bab ini akan membahas tentang terapan teori dan masalah yang ditemui
di lapangan selama melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan diagnosa
medis hipertensi Meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
4.1.1 PENGKAJIAN
1. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat
2. SIRKULASI
19
Gejala : riwaya hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung kroner/ katup, dan
peyakit cardio vaskuler.
Tanda : kenaikan TD(pengukuran serial dari kenaikan TD di perukanntuk
menegakkan diagnosis .
3. INTEGRITAS EGO
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi
Tanda : suasana hati, gelisah, penyempitan continue perhatian
4. ELIMINASI
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi atau riwayat
penyakit ginjal masa lalu)
5. PERNAFASAN
Gejala : dispnea yang berkaita dengan aktivitas kerja
Tanda : distress respirasi / penggunaan otot aksesori pernafasan.
6. MAKANAN
Gejala : makanan yang di sukai, yang daoat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol, kandungan tinggi kalori
Mual, muntah
Perubahan berat badanf
Tanda : berat badan normal atau obesitas.
20
2. Intoleransi aktivitas berhubunga dengan kelemahan tubuh, ketidak
seimbangan suplai dan kebutuhan
3. Nyeri/ sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan pembuluh
darah serebral
4. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan
5. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan tidak adekuatnya
support sistem, tidak adekuatnya relaksasi, perubahan cara hidup
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, rencana pengobtan hipertensi.
4.1.4 IMPLEMENTASI
1. Mengkaji saat peningkatan tekanan darah.
4.1.5 EVALUASI
Dalam mengevluasi harus melihat tujuan yang sudah di buat sebelumnya. Bila
tujuan tersebut belum tercapai, maka di buat rencana tidak lanjut yang masih searah
dengan tujuan.
21
4.2 Dokumentasi asuhan keperawatan
Pasien datang ke rumah sakit mengeluh kepala pusing, nyeri pada tungkai,
sakit kepala, leher terasa tegang dan kaku.
22
4.2.3. RIWAYAT KESEHATAN
pasien dirawat di rumah sakit dengan keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu
hati dan leher, dan tengkuk terasa tegang. Pasien mengatakan sulit beraktifitas.
23
4.8 PENGKAJIAN KELUARGA
Genogram :
tabel 1.1
Keterangan :
24
4.9 KEBIASAAN SEHARI-HARI
Nutrisi Nutrisi
makan klien 3x sehari, makanan kesukaan makan klien kurang dari 3x sehari, pasien
yang berlemak sedangkan makanan pantangan dilarang makan makanan yang berlemak
tidak ada
Istirahat/tidur Istirahat/tidur
Pasien tidur malam lebih dari 8 jam, tidur klien kesulitan tidur, tidur malam kurang dari
siang 1-2 jam 8 jam, tidur siang tidak tentu
Eliminasi Eliminasi
BAB BAB
2x 1 hari dengan konsisten lembek 1x sehari dengan konsisten lembek
BAK BAK
5-6x 1 hari 4-6x 1 hari
Aktifitas Aktifitas
klien mampu beraktifitas dengan baik pada Istirahat hanya hanya sebentar adanya
aktifitas sebagai kepala rumah tangga dengan hospitalisasi suasana di rumah sakit tidak
jumlah jam kerja yang padat terlaksana optimal karena bedrest
Table 1.2
b. Kepala
25
Bentuk kepala bulat,rambut hitam lurus, kulit kepala bersih tidak ada ketombe.
c. Penglihatan
Pengluhatan baik, konjungtiva tidak anemis.
d. Penciuman
Bentuk dan posisi anatomis, tidak di jumpai kelainan, dapat membedakan bau-
bauan.
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pedarahan
maupun peradangan.
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan.
g. Jantung
Frekuensi denyut jantung diatas normal 100x/menit, jantung berirama, tidak di
jumpai yeri pada dada.
h. Abdomen
Pada abdomen tidak di jumpai kelainan, begitu juga pada palpasi hepar.
i. Ekstremitas
Pasien mengatakan susah menggerakan kedua kakinya dan pasien sulit
beraktifitas
26
DATA PENYEBAB MASALAH
a. DS
klien mengatakan kepala pusing dan Peningkatan tekanan darah Gangguan rasa nyaman dan
leher merasa tegang nyeri
b. DO
Pasien tampak meringis kesakitan,
kondisi badan lemah
Td : 170/100 mmhg
Nadi: 90x/menit
RR : 22x/menit
Suhu: 37 C
2.DS
Pasien mengatakan tidaks selera makan Perubahan jenis diet Gangguan pada nutrisi
DO:
Pasien tampak lemah, makanan yangdi
sajikan habis 1/3 porsi
3.DS :
Pasien mengatakan susah tidur Efek hospitallisasi Gangguan istirahat tidur
DO :
Pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam 2 jam, tidur siang tak tentu
4.DS:
Pasien mengatakan kedua kakinya susah Kelemahan fisik Gangguan pola aktifitas
di gerakan
DO :
Aktifitas pasien di bantu oleh keluarga
dan perawat
Table 1.3
27
4.15 DIAGNOSA KEPERAWATAN
17 s/d 19 Agustus
2018 1 Gangguan rasa nyaman nyeri b/d
peningkatan tekanan darah
Tabel 1.4
28
Table 1.5
TGL DIAGNOSA RENCANA
TUJUAN RASIONALISASI PARAF
JAM KEPERAWATAN TINDAKAN
jum’at 1.gangguan rasa 1.atur posisi semi 1.pasien diharapkan
17 nyaman, nyeri b/d Nyeri dan fowler pasien. merasa nyaman
Agst peningkatan tekanan pusing
2018 darah hilang 2.berikan istrahat 2.diharap rasa nyeri
Td : 170/100 mmhg yang cukup. pasien berkuran
N : 90x/menit
S :37C 3.anjurka pasien 3.diharapkan dapat
RR : 22x/menit untuk menghindari menghindari resiko
makanan yang hipertensi.
mengandung
garam.
4.kolaborasi 4.kolaborasi
dengan dokter pemberian obat
dalam pemberian dengan dokter di
obat. harap pasien dapat
penanganan lebih
lanjut.
2.memberikan 2.memberikan
makanan dalam makanan dalam
keadaan hangat. keadaan hangat di
harap bisa
meningkatkan nafsu
makan pasien.
29
4.17 PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Tabel 1.6
DIAGNOSA TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TTD
30
TD : 170/100 MmHg
3. Kolaborasi dokter
Captopril 2x 12,5 mg
2. Mendengarkan murrotal
sebelum klien istirahat
3. Kolaborasi dokter
Captopril 2x 12,5 mg
31
njurkan keluarga untuk tidak
berkunjung terlalu ramai
2. Mendengarkan murrotal
sebelum klien istirahat
32
4.18 EVALUASI
Table 1.7
DIAGNOSA TGL/JAM CATATAN
TTD
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN
S : pasien mengatakan
Diagnosa I 17-08-2018 kepala masih pusing.
TTD PERAWAT :
O : TD: 170/100 mmhg
A : masalah sudah
teratasi.
Fauzaidatin Wafiq Khaq
P : R/T dilanjutkan
O : pasien masih
terlihat lemah
A : masalah sebagian
teratasi.
P : R/T dilanjutkan
A : masalah teratasi
P : R/T dilanjutkan
Diagnosa I 18-08-2018 S : keluarga
18-08-2018 mengatakan nyeri
kepala klien masih
terasa
O : 170/100 MmHg
A : masalah belum
teratasi
P : R/T dilanjutkan
33
Diagnosa II 18-08-2018 S : pasien mengatakan
selera makan pasien
baik
A : masalah teratasi
P : R/T dihentikan
A : masalah belum
teratasi
P : R/T dilanjutkan
O : 140/90 MmHg
A : masalah teratasi
P : R/T di hentikan
O : klien terlihat
membaik
A : masalah teratasi
P : R/T dihentikan
34
4.19 CATATAN KEPERAWATAN
Table 1.8
Bulan : Juni
Instansi : POLI
35
4. mengantarkan data RM ke ruang f.o
6. TTV
3. TTV
4. TTV
4. TTV
36
6. mengantar data ke apotek
7. verbad
3. TTV
37
BAB 5
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Mengacu cari hasil uraian yang telah menguraikan tentang Asuhan
Keperawatan pada pasien hipertensi maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian pada Tn.S mengalami gangguan rasa nyaman, nyeri akibat
peningkatan tekanan darah
2. Diagnosa yang muncul adalah diagnose keperawatan hipertensi, yaitu
peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 MmHg dan tekanan diastolic
diatas 90 MmHg
3. Pada penerapan asuhan keperawatan pada kenyataanya hampir seluruhnya ada
pada tinjauan kasus
4. pada tahap evaluasi dan diagnose keperawatan tertentu memerlukan tindakan
keperawatan dalam proses penyembuhan.
5.2 SARAN
3. pendekatan yang baik pada pasien hendaknya di lakukan oleh semua tim
kesehatan terutama perawatan sehari-hari, hubungan yang dekat pasien agar
pasien merasa di perhatikan.
4. Catatan keperawatan di dokumentasikam dengan menggunakan implementasi
dan tindakan tersebut.
5. Perlu adanya peningkatan kerja sama yang baik antara perawat dan keluarga
pasien, tim medis dalam proses keperawatan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, Anas. (2008). Tanda – Tanda Vital : Suhu Tubuh, Seri Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta : EGC.
39