Anda di halaman 1dari 4

Nama : Amila Ihsana

Nim : 1920024
Rangkuman Materi Sistem Perlindungan Anak
1. Pengertian perlindungan anak
Menurut UU/35/2014 :
“Perlindungan anak” adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
2. KHA
PBB sepakat membentuk suatu Konvensi Hak Anak (KHA) yang disepakati pada tanggal
20 November 1990 dengan maksud melindungi dan memberikan pelayanan sosial untuk
perkembangan jiwa anak agar dapat kembali tumbuh dan berkembang secara wajar.
(4 Prinsip Dasar KHA)
 Prinsip Non Diskriminasi, (Non Discrimination)
 Prinsip Yang Terbaik Bagi Anak, (best interest of the child)
 Prinsip Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak (survival and development)
 Prinsip Penghargaan Terhadap Pendapat Anak (respect for the views of the child),
3. Hak-Hak anak
 Hak untuk bermain
 Hak untuk mendapat pendidikan
 Hak untuk mendapat perlindungan
 Hak untuk mendapatkan nama (identitas)
 Hak untuk mendapatkan satatus kebangsaan
 Hak untuk mendapatkan akses kesehatan
 Hak untuk mendapatkan rekreasi
 Hak untuk mendapatkan kesamaan
 Hak untuk berperan dalam pembangunan.

4. Jenis pelanggaran pada anak


1. Emotional ebuse ( orang tua / orang dewasa mengacuhkan anak saat anak
sangat membutuhkan bantun. Mis: anak menangis dibiarkan )
2. Verbal abuse (memperlakukan anak dengan kata-kata kasar. Mis: bodoh )
3. Pysical abuse ( memperlakukan anak dengan kasar, kekerasan fisik. Mis:
nyubit, mukul )
4. Sexual abuse ( melakukan pelecehan seksual pada anak )
5. Sistem hukum di indonesia yang melindungi anak
1. UUD tahun 1945
2. Keppres No. 36 tahun 1990
3. UU No. 9 tahun 2012
4. UU No. 10 tahun 2012
5. UU No. 11 tahun 2012
6. UU No. 35 tahun 2014 ( pembentukan KPAI )
6. Anak yang membutuhkan perlidungan khusus
1. Anak jalanan
2. Pekerja anak
3. Eksploitasi sosial komersialisasi anak ( ESKA )
4. Anak – anak yang berkonflik dengan hukum
5. Anak – anak berkebutuhan khusus

KONSEP HOSPITALISASI DAN SISTEM PERLINDUNGAN ANAK

 Pengertian
Hospitalisasi proses karena suatu alasan yang terancam atau darurat, mengharuskan
anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi dan perawatan sampai di pulangkan
kembali ke rumah.
Perasaan yang sering muncul pada anak – anak yaitu cemas, marah, sedih, takut dan
rasa bersalah ( wong, 2000 )
 Reaksi anak terhadap hospitalisasi
1. Anak ( menunjukan berbagai prilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman
hospitalisasi )
2. Reaksi bersifat individu ( pada usia perkembangan anak, pengalaman
sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemempuan
koping yang dimiliki )
3. Reaksi umum ( kecemasan, kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa nyeri )
 Reaksi Orang Tua terhadap Hospitalisasi Anak
 Berbagai macam perasaan muncul pd org tua yaitu : takut, rasa bersalah, stress
dan cemas (Halsom and Elander, 1997)
 Perasaan org tua tdk boleh diabaikan karena apabila org tua merasa stress, hal ini
akan membuat ia tdk dpt merawat anaknya dgn baik dan akan menyebabkan anak
menjadi semakin stress (Supartini, 2000).
 Intervensi Keperawatan dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dpt dilakukan dengan cara
:
1. Melibatkan org tua berperan aktif dlm merawat anak dgn cara membolehkan
mereka tinggal bersama anak selama 24 jam (rooming in)
2. Jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan org utk melihat anak
setiap saat dgn maksud mempertahankan kontak antar mereka
3. Modifikasi rgn perawatan dgn cara membuat situasi rgn rawat perawatan
seperti di rumah, dengan cara membuat dekorasi ruangan yang bernuansa anak
Mempertahankan kontak dgn kegiatan sekolah dgn memfasilitasi pertemuan dgn guru,
teman sekolah dan membantunya melakukan surat menyurat dgn siapa saja yg anak
inginkan
 Mempersiapkan anak utk mendapat perawatan di RS
Pada tahap sebelum MRS dpt dilakukan :
a) Siapkan ruang rawat sesuai dgn tahapan usia anak dan jenis penyakit dgn
peralatan yg diperlukan
b) Apabila anak harus di rawat secara berencana, 1 – 2 hari sebelum dirawat,
dioreintasikan dgn situasi RS dengan bentuk miniatur bangunan RS
Pada hari pertama dirawat lakukan tindakan :
 Kenalkan perawat dan dokter yg akan merawatnya
 Orientasikan anak dan org tua pada ruang rawat serta fasilitas
 Kenalkan dgn ps anak lain yg akan jadi teman sekamarnya
 Berikan identitas pd anak, mis : papan nama anak
 Jelaskan aturan RS yg berlaku dan jadwal kegiatan yg akan diikuti
 Lakukan pengkajian riwayat keperawatan
 Lakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lainnya sesuai dgn program

KONSEP BERMAIN

 Pengertian ( wong, 2000 )


Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kepuasan/kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,
emosional dan sosial.
 Fungsi bermain
1. Perkembangan sensorik motorik
2. Perkembangan intelektual
3. Perkembangan kesadaran diri
4. Perkembangan kreativitas
5. Perkembangan sosial
6. Perkembangan moral
7. Untuk therapi
 Tujuan bermain
1. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide – ide
2. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan untuk memecahkan masalahnya
3. Dapat berkreativitas secara efektif terhadap stres karena sakit dan di rawat
 Prinsip dalam aktivitas bermain
1. Perlu ekstra energi
2. Warna yang cukup
3. Alat permainan
4. Ruang untuk bermain
5. Pengetahuan cara bermain
6. Teman bermain
 BERMAIN DI RS (keuntungan)
1. Meningkatkan hubungan antara klien petugas kesehatan
2. Perawatan di RS akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri. Aktifitas
bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri
3. Membantu anak mengekspresikan perasaan
4. Dapat meningkatkan kemampuan anak untuk mempunyai tingkah laku positif
5. Memberikan kesempatan berkompetisi secara sehat dan menghilangkan
ketegangan
 Prinsip bermain di rs
1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang dijalani
2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana
3. Permainan yang harus mempertimbangkan keamanan anak
4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama
5. Melibatkan orangtua
 Pelaksanaan terapi bermain
1. Saran dan media
2. Pengorganisasian
 Leader = mengarahkan kegiatan
 Co – leader = memprediksi respon peserta
 Observer = mengemati keamanan jalannya kegiatan
 Fasilitator = mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
3. Setting tempat

Anda mungkin juga menyukai