Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aulia Putri

Nim : L011181338

Kelas : Dasar – Dasar Amdal B

“PENAPISAN”

Screen dapat diartikan menapis atau menyaring, Penapisan dalam Amdal merupakan suatu
proses untuk menghasilkan sesuatu sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Proses
penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk menentukan
apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak

Penapisan Amdal sendiri memiliki tujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang
harus dilengkapi dengan AMDAL , Langkah ini sangat penting bagi pemrakarsa untuk dapat
mengetahui sendiri apakah proyek akan terkena AMDAL yang berkenaan dengan RAB dan time
schedule dan Dengan penapisan ini diharapkan kepedulian kita terhadap lingkungan tidak akan
mengakibatkan bertambahnya waktu, tenaga, dan biaya yang berlebih untuk pembangunan.

Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan
rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa Proses Pengumuman melakukan
penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan
pemrakarsa kegiatan sepeti yang dijelaskan pada Proses Penapisan Jenis Rencana Usaha
Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal menurut pasal 12 dalam PermenLHK 38 tahun
2019 yaitu Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pemrakarsa melakukan proses penapisan secara mandiri
dan/atau berdasarkan arahan dari instansi lingkungan hidup sesuai kewenangannya.

Dalam hal pelaporan terdiri atas 3 cara yaiu Terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan
eksekutif (executive summary), laporan utama (main report) dan lampiran (appendix)
• Executive summary ditujukan untuk para pengambil keputusan pada pihak pemrakarsa
(direktur dan direktur utama) maupun pemerintah (direktur, direktur jenderal dan menteri)
yang berkepentingan (singkat dan berisi pokok permasalahan, cara pemecahannya dan
rekomendasi tindakan yang harus diambil)
• Laporan utama diperuntukkan bagi para pelaksana proyek dan teknisi yang memerlukan
keterangan terinci
Adapun cara penapisan mandiri menurut pasal 13 PermenLHK 38 thn 2019, Proses
penapisan mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan dengan tahapan:
a. pemrakarsa mengisi informasi awal atas rencana Usaha dan/atau Kegiatan sesuai
dengan format ringkasan informasi awal yang tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. berdasarkan informasi awal sebagaimana dimaksud dalam huruf a, pemrakarsa
menentukan kesesuaian lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan rencana tata ruang
dan peraturan perundang-undangan;
c. dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang dan
peraturan perundang-undangan, pemrakarsa menentukan:
1. rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki Amdal, UKL-UPL atau SPPL;
2. pendekatan studi Amdal untuk rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal,
dan ,
3. kewenangan penilaian Amdal, pemeriksaan UKL-UPL atau SPPL.
d. penentuan rencana Usaha dan/atau Kegiatan wajib memiliki Amdal sebagaimana
dimaksud dalam huruf c angka 1, mengacu pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan e. penentuan rencana Usaha dan/atau Kegiatan
wajib memiliki UKL-UPL atau SPPL sebagaimana dimaksud dalam huruf c angka 1,
mengacu pada daftar jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan wajib memiliki UKLUPL atau
SPPL yang ditetapkan oleh gubernur atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya.

Metode yan digunakan ada 2 yaitu metode bertahap dan metode satu langkah. Di Indonesia
sendiri menggunakan metode satu langkah.
Dalam metode penapisan bertahap lebih akurat karena harus melewati 2-3 tahap sebelum
ditetpakan wajib amdal seperti pada gambar dibawah
Kriteria dalam penapisan bertahap
• Jenis proyek
• Volume & Penyimpanan bahan baku
• Lokasi Proyek
• Nilai Ambang : – Nilai Ambang Biaya – Nilai Ambang Teknik
*bersifat subjective, berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan pandangan hidup pejabat yang
menilai.
Dalam metode Penapisan satu langkah hanya melewati satu langkah penapisan sebelum
ditetapkan menjadi wilayah wajib Amdal, Namun penaspisan ini dilakukan jika wilayah atau
kegiatan tersebut benar – benar bisa digunakan atau layak memiliki wajib amdal.

Adapun kriteria untuk penapisan satu langkah ini yaitu


 Daftar yang memuat jenis proyek yang tanpa keraguan akan menyebabkan dampak
penting (daftar positif).
 Dampak ditentukan berdasarkan Jenis Proyek & Lokasi Proyek
 Daftar positif disusun berdasarkan petunjuk pelaksanaan Amdal dari Bank Dunia &
Komisi Masyarakat Eropa.
Di Indonesia digunakan metode penapisan satu langkah karena Proyek pembangunan sangat
banyak, Tenaga penilai & Modal terbatas, Menambah ekonomi biaya tinggi (izin bertahap) ,
Hasil yang konsisten sukar diperoleh Maka digunakan Metode Satu Langkah. Adapun keuntugan
dalam metode ini yaitu
 Amdal dapat diintegrasikan ke dalam proses studi kelayakan
 Memerlukan birokrasi yang pendek
 Jumlah tenaga yang diperlukan diperlukan dapat dibatasi dibatasi
 Persyaratan tingkat pendidikan & pengalaman tidak tinggi
 Tidak menambah ekonomi biaya tinggi
 Para pemrakarsa dapat menapis rencana proyeknya sendiri
Kriteria penapisan/ screening
 Tingkat besar : kementakan intensitas setiap dampak potensial
 Prevalensi : luasnya dampak yang akhirnya akan terjadi misalnya karena dampak
kumulatif
 Lama dan frekuensi : apakah dampak bersifat jangka panjang atau jangka pendek
 Resiko : kementakan terjadi efek negatif yang serius
 Nilai penting : nilai yang diberikan pada daerah tertentu (regional dan nasional)
 Penanggulangan : apakah masalah dapat ditanggulangi

Anda mungkin juga menyukai