Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM V

“Identifikasi Bakteri Escherichia Coli ”

NAMA : AMALIAH KHOIRUNNISA RUSISAH

NIM : PO714203191.003

KELAS : D.IV A

NAMA DOSEN :1. Mursalim, S.Pd., M.Kes


2. Rafika, S.Si., M.Kes
3. Siti Hadijah, S.Si.,M.Kes
4. Hasnawati, S.Si., M.kes

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

PRODI SARJANA TERAPAN (D.IV)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih
tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim.Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang
merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk
hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau mikroskopik
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya kerusakan.Hal
itu terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan, dan
menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai kepada
kematian.Mikroorganisme juga dapat mencemari makanan, dan
menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya, membuat makanan
tersebut tidak dapat dikomsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah dalam
tubuhnya yang penyakit melimpah dalam tubuhnya yang biasanya tidak
menyebabkan tetapi mencapai keseimbangan yang menjamin bakteri dan
inang untuk tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi.Beberapa bakteri
penting yang menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh
bersama dengan flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus).Ada beberapa bakteria yang sudah jelas patogen
(misalnya Salmonella typhi), tapi infeksi tetap belum kelihatan atau subklinis
dan inang merupakan “pembawa” bakteri (Brooks, dkk 2005).
Infeksi saluran kemih merupakan penyakit nomor dua paling banyak
yang menyerang manusia tiap tahunnya.Saat urin akan melewati saluran
kemih maka "jalur" yang dilaluinya berurutan sebagaimana posisi dari atas ke
bawah, yaitu ginjal, ureter, vesika urinaria (kantung kemih), dan uretra.
Ginjal merupakan organ yang menyaring sisa metabolisme dari saluran
darah, mengatur keseimbangan cairan, dan pembentukan hormon. Ureter
berfungsi mengalirkan cairan hasil penyaringan ginjal ke kandung kemih
untuk disimpan sementara dan bila kandung kemih sudah penuh maka akan
dikeluarkan melalui saluran uretra.
Biasanya sakit yang timbul pada penderita infeksi saluran kencing ada
di daerah atas tulang kemaluan, bagian bawah perut yang pada dunia
kedokteran disebut dengan regio hypogastrica.Apabila Anda merasa anyang-
anyangan (rasa ingin kencing terus-menerus) dan keluarnya kencing tidak
lancar atau sedikit-sedikit disertai rasa nyeri pada bagian bawah perut, Anda
perlu mencurigai terserang ISK. Apalagi jika berdasarkan pemeriksaan dokter
dan hasil laboratorium pada urin Anda ditemukan kadar leukosit yang tinggi
di dalam urin melebihi batas normal 4.1-10.9 dengan satuan 109/L. Hal itu
menandakan adanya infeksi. Infeksi saluran kemih terbagi menjadi dua jenis,
yaitu dengan penyulit dan tidak dengan penyulit.
Infeksi saluran kencing dengan penyulit adalah terjadinya infeksi
saluran kencing diakibatkan adanya sumbatan pada saluran kencing, yaitu
sumbatan pada prostat atau adanya batu pada saluran kemih. Biasanya pada
penderita batu ureter atau batu saluran kemih akan terjadi gesekan batu
dengan dinding epitel (kulit) saluran ureter atau dinding epitel (kulit) vesika
urinaria, sehingga menyebabkan adanya kandungan eritrosit di dalam hasil
pemeriksaan urin.
Infeksi saluran kemih adalah terjadinya infeksi saluran kencing
diakibatkan oleh bakteri atau kuman yang masuk ke dalam saluran kencing
yang dapat masuk dari luar, misalnya dari air ketika membersihkan sehabis
buang air.
Infeksi saluran kemih dapat menyerang segala usia, baik pria maupun
wanita. Namun yang paling sering terkena biasanya adalah wanita.Mungkin
hal ini disebabkan saluran ureter pada wanita lebih pendek dibandingkan
dengan pria, bedanya sekitar 3-5 sentimeter.
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif.Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia.
Kebanyakan Escherichia Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti
Escherichia Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan
yang serius pada manusia. Escherichia Coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan
mencegah baketi lain di dalam usus.
Escherichia coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa
genetika.Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu
yang diinginkan untuk dikembangkan. Escherichia coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah untuk mengisolasi dan
mengidentifaki bakteri Escherichia coli dalam air got dan penyakit-penyakit
yang ditimbulkannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Eschericia coli


Escherichia coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherichdalam studinya mengenai sistem pencernaan
pada bayi hewan. Pada tahun 1885, beliau menggambarkan organisme ini
sebagai komunitas bakteri coli dengan membangun segala perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium coli”
sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan
Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies
Escherichia Coli.

B. Klasifikasi Escherichia coli


Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli

C. Morfologi
Coli merupakan kuman berbentuk batang pendek (koko basil)
Gram negatif, ukuran 0,4-0,7μm X 1,4μm, sebagian gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul. Escherichia coli tumbuh baik pada
hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi
pada media yang dipergunakan untuk isolasi kuman enterik. Sebagian
besar strain Escherichia coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa.
Escherichia coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bila ditanam pada
agar darah menunjukkan hemolisis tipe beta (Karsinah, 1994).
Koloni yang berwarna merah pada agar Mac Conkey menunjukkan
bahwa basil memfermentasi laktosa dan bersifat non patogen di dalam
intestin (Gibson, 1996).
Tempat yang paling sering terkena infeksi Escherichia coli adalah
salurankemih, saluran empedu, dan tempat-tempat lain di rongga
perut.Bakteri ini juga menghasilkan enterotoksin penyebab diare.
Escherichia coli memproduksi enterotoksin yang tahan panas dapat
menyebabkan diare yang ringan, sedangkan enterotoksin yang tidak tahan
panas dapat menyebabkan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus,
menghambat reabsorbsi natrium (Jawetz et al., 2005)
Bakteri Escherichia coli merupakan kuman dari kelompok gram
negatif, berbentuk batang dari pendek sampai kokus, saling terlepas antara
satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang bergandeng dua-dua
(diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak
membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0
µm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasikan
laktosa menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah 50
sampai 51 mol % (Pelczar dan Chan, 1988:810).
Ada dua macam enterotoksin yang diisolasi dari Eschrichia coli
yaitu:
 Termolabil Toksin (LT)
Seperti toksin kolera, toksin LT bekerja merangsang enzim
adenil siklase yang terdapat didalam sel epitel mukosa usus halus
menyebabkan peningkatan aktivitas enzim tersebut dan terjadinya
peningkatan permeabilitas sel epitel usus, sehingga terjadi akumulasi
cairan dalam usus dan berakhir dengan diare. Toksin LT seperti juga
toksin kolera bersifat cytopathis terhadap sel tumor adrenal dan sel
ovarium Chinese hamster serta meningkatkan permeabilitas kapiler
pada test rabit skin. Kekuatan toksin LT adalah 100x lebih rendah
dibandingkan toksin kolera dalam menimbulkan diare.
 Termostabil Toksin (ST)
Toksin ST adalah asam amino dengan berat molekul 1970
Dalton, mempunyai satu atau lebih ikatan disulfda yang penting untuk
mengatur stabilitas pH 7 dan suhu 37oC.
Produksi kedua jenis toksin ini diatur oleh plasmid yang
mampu pindah dari satu sel kuman ke sel kuman lainnya yaitu 1
plasmin lainnya mengatur pembentukan toksin ST saja.
Escherichia coli memiliki sifat biologis yaitu tidak dapat
memproduksi H2S, tetapi dapat membentuk gas dari glukosa,
menghasilkan tes positif terhadap indol, dan memfermentasikan
laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 8 0 C- 460 C,
dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada
dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature
maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam keadaan
dormancy, disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph
optimum berkisar 7,2-7,6 ( Dwidjoseputro D. 1998; Gani A. 2003)

D. Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek
polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan terhadap
pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang
tahan panas (heat-stable).Antigen K merupakan antigen kapsul atau
amplop. Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O
kontak dengan antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria
terletak pada fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel
dan tersusun dari protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein
dan tidak tahan panas (Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai
berikut:
 Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik;
sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O merupakan bagian
terluar dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula
unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya
dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O
adalah IgM. Sedangkan tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan
dengan kelompok khusus O sehingga tiap organisme tunggal dapat
membawa beberapa antigen O yang sama dengan E. coli. E. coli dapat
bereaksi silang dengan beberapa spesies providencia, klebsiella, dan
salmonella. Biasanya antigen O berhubungan dengan penyakit khusus
pada manusia, misalnya tipe spesifik O dari E. coli ditemukan pada
diare dan infeksi saluran kemih (Brooks, 1995).
 Antigen K (permukaan atau amplop). Ada lebih dari 80 Antigen K
yang berbeda-beda. Dituliskan menggunakan numeral Arabik; contoh,
K4 (Carter, 2004). Antigen K merupakan bagian luar dari antigen O
pada beberapa, tetapi tidak pada semua enterobacteriaceae. Beberapa
antigen K adalah polisakarida, termasuk antigen K dari E. coli dan
yang lainnya protein. Antigen K dapat berpengaruh pada reaksi
aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat dihubungkan dengan
virulensi misalnya strain E. coli memproduksi K1 yang merupakan
penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K dari E. coli
menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang
memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih
(Brooks, 1995).
 Antigen H atau flagella. Ditulis dengan H diikuti dengan numeral
Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella , dituliskan dengan NM
(nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella dan
denaturasi atau dihilangkan oleh panas atau alkohol. Mereka dapat
diawetkan dengan pemberian formalin pada varian bakteri yang motil.
Antigen H mengadakan aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G.
Penentu dalam antigen H merupakan fungsi dari rangkaian asam
amino pada protein flagella (flagellin) (Brooks, 1995).
F. Gejala Klinis
Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari genus
Escherichia dan merupakan flora normal yang dapat menyebabkan infeksi
pada saluran kencing, luka, bakterimia, septisemia dan meningitis serta
infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).
Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal lima jenis
Escherichia coli, yaitu:
a. Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)
EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak – anak kurang dari
1 tahun dan jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa demam
tidak tinggi, muntah, malaise dan diare.
b. Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare pada anak – anak dan dewasa di daerah
tropis dan subtropics pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi
ETEC ditandai dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
c. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
EIEC menyebabkan diare mirip dengan yang disebabkan oleh
shigella, baik pada anak – anak maupun orang dewasa.Tinja agak encer
bahkan seperti air, mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala
panas dan malaise.
d. Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
EHEC dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan colitis serta
hemolytic uremic syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah
trombosit berkurang, anemia hemolitik dan kegagalan ginjal.Tinja encer
berair, mengandung darah dan abdomen terasa sakit, kram serta demam
rendah atau tanpa demam.
e. Enterodherant Escherichia coli (EAEC)
EAEC menyebabkan diare dengfan cara menempel kuat pada
permukaan mukosa usus dengan gejala tinja encer berair, muntah,
dehidrasi, dan biasanya sakit pada abdomen.
G. Media perbenihan
a) Media Mac Conkey Agar (MCA)
Escherichia coli merupakan salah satubakteri gram negative (merah)
sehingga pertumbuhannya cocok dengan media Mac Conkay Agar
(MCA).Pertumbuhan bakteri yang baik ditandai dengan koloni bulat,
sedang-besar, keeping-cembung, merah keruh dan smooth.
b) Media Endo Agar
Endo agar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
Escherichia coli. Pertumbuhan yang baik ditandai dengan koloni
besar-besar, elevasi cembung, smooth dan berwarna merah tua metalik.
c) Media EMBA (Eosin Methylen Blue Agar)
Pada media ini pertumbuhan bakteri dapat dilihat dengan koloni
tampak sedang, keeping, smooth, berwarna hijau metalik dan
terkadang ditengahnya koloni terdapat warna ungu.

BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Lampu spiritus 8. Centrifuge
2. Ose bulat dan ose nahl 9. Tabung centrifuge
3. Mikroskop 10. Inkubator
4. Tabung reaksi 11. pipet tetes
5. Rak tabung l2.korek gas
6. Objek gelas
7. Bak pewarnaan

Bahan :
1. Sampel (urine) 8. Safranin
2. Media Brain Heart Infusion Broth 9.Carbol gentian violet
3. Media Violet Red Bile Agar 10. Alkohol 96%
4. Media Mac Conkey Agar 11. Lugol
5. Media Eosin Methylene Blue Agar l2. Indicator methyl red
6. NaCl 0,9 % 13. α- nafthol 5%
7. KOH 10% 14. Kovaks

B. Metode Kerja
 Hari Pertama (I)
Penanaman sampel pada media pemupuk BHIB (Brain Heart Infussion
Broth) :
 Ambil sampel urine lalu centrifuge selama 15 menit.
 Buang supernatannya. Dengan menggunakan ose ambil endapan dan
tanam pada media BHIB.
 Di incubator selama 18-24 jam pada suhu 37˚C.

 Hari Kedua (II)


1. Dilakukan Pewarnaan Gram
1) Ambil suspensi bakteri pada BHIB.
2) Buat sediaan pada objek glass yang bersih dan bebas
lemak. Setelah kering, fiksasi sediaan.
3) Warnai sediaan dengan CGV selama 1-2 menit
kemudian bilas dengan air mengalir.
4) Genangi sediaan dengan lugol selama 45 detik-1 menit,
bilas dengan air mengalir.
5) Lunturkan sediaan dengan alcohol 96% sampai warna
luntur, bilas dengan air.
6) Genangi sediaan dengan zat warna safranin selama 1
menit, bilas dengan air.
7) Setelah preparat kering, tetesi dengan oil imersi dan
amati dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif
100x
2. Penanaman pada media Mac Conkey Agar (MCA), Violet Red
Bile Agar (VRBA), dan Eosin Methylen Blue Agar (EMBA).
1) Dengan menggunakan ose steril ambil suspensi bakteri
pada BHIB lalu goreskan dipermukaan media Mac
Conkey Agar, Violet Red Bile Agar, dan Eosin
Methylen Blue Agar
2) Di Incubator selama 18-24 jam dengan suhu 37˚C
.
 Hari Ketiga (III)
1. Melakukan Pewarnaan gram dengan mengambil koloni yang sesuai
pada media Mac Conkey Agar, Violet Red Bile Agar, dan Eosin
Methylen Blue Agar.
2. Penanaman pada media Triple Sugar Iron Agar menggunakan Ose
lurus (nahl) dengan cara ditusuk (jangan sampai kedasar tabung)
dan buat goresan pada daerah miring.
 Hari Keempat (IV)
1. Dilakukan penanaman pada media Simon Citrat Agar dan Urea di
inokulasi dengan cara digores pada daerah miring , Sulfit Indol
Motility dengan cara ditusuk menggunakan nall, Methyl Red dan
Voges Proskauer menggunakan ose bulat pada saat di inokulasikan,
serta dilakukan inokulasi pada media gula-gula (glukosa laktosa,
sukrosa, , maltosa, manitol).
2. Media yang sudah ditanami dimasukkan dalam incubator selama
18-24 jam dengan suhu 37˚C.

 Hari kelima (V)


Mengamati perubahan yang terjadi pada media Sulfit Indol
Motility, Simmon Citrate Agar, urea, dan Methyl Red/Voges Proskauer,
glukosa, sukrosa, maltose, manitol, dan laktosa.
1. Untuk media Sulfit Indol Motility ditambahkan dengan reagen
covac’s 2-3 tetes.
2. Untuk media Methyl Red ditetesi dengan indicator Methyl Red
3 tetes.
3. Untuk media Voges Proskauer ditetesi dengan KOH 10% 4 tetes
dan α- naftol 12 tetes.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengamatan pada media pemupuk
 Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)

Ket : Menjadi keruh


Hasil Pemeriksaan Mikroskop

Keterangan :
 Bentuk : Basil gram negatif
 Warna : Merah
 Susunan : Batang lurus

Pengamatan pada media pembenihan


Media Violet Red Bile Media Eosin Methylen Blue Media MC conkey
Agar Agar

Media Violet Red Bile Media Eosin Methylen Media MC Conkey


Agar Blue
Bentuk Bulat Sedang Keping sedang Keping Sedang
koloni
Warna Merah ungu Hijau Merah bata-merah tua
koloni
Elevasi Cembung Sedikit Cembung Sedikit cembung
Sifat Gram negatif Gram negatif Gram negative

Pengamatan hasil penanaman pada media differensial :

 Hasil penanaman pada media TSIA (Triple Sugar Iron


Agar) adalah:

Media Eosin Methylen Blue Media MC conkey


Agar
Lereng : Acid (Kuning) Lereng : Acid (Kuning)

Dasar : Acid (Kuning) Dasar : Acid (Kuning)

Gas : Positif (+) Gas : Positif (+)

H2S : Positif (+) H2S : Positif (+)

 Hasil Pengamatan Mikroskop

n m

Pada Koloni Eosin Methylen Blue Agar Pada koloni Mac Conckey
Agar

Bentuk : Basil Bentuk: Basil

Susunan: Monobasil Susunan: Monobasil

Gram Negatif
Tersangka: Gram Negatif Tersangka:

 Hasil Uji Karbohidrat

Sebelum ditanami bakteri

Setelah ditanami bakteri

 Hasil penanaman pada media karbohidrat dari media Eosin


Methylen Blue Agar (EMBA)

Gambar Keterangan

Laktosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Maltosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).
Glukosa : positif (+) / bakteri mampu
memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Manitol: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Sukrosa: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

 Hasil penanaman pada media karbohidrat dari media Mac


Conckey Agar

Gambar Keterangan
Laktosa : positif (+) / bakteri mampu
memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Maltosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Glukosa : positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (-).

Manitol: positif (+) / bakteri mampu


memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).
Sukrosa: positif (+) / bakteri mampu
memfermentasikan karbohidrat yang
ada pada media dan dan tidak terdapat
gelembug gas (+).

Uji IMVIC
 SIM (Sulfit Indol Motility)

Mac Conckey Agar Eosin Methylen Blue Agar

Keterangan: Keterangan:
Sulfur (+) Sulfur (+)
Indol (-) Indol (-)
Motility (+) Motility (+)

 MR (Methyl Red)

Mac Conckey Agar Eosin Methylen Blue Agar


Keterangan: Keterangan:
Positif (+) Positif (+)

 VP (Voges Proskauer)

Mac Conckey Agar Eosin Methylen Blue Agar


Keterangan: Keterangan:
Positif (+) Positif (+)

 SCA (Simon Citrat Agar)

Mac Conckey Agar Eosin Methylen Blue Agar

Keterangan:
Positif (+)
Keterangan:
Positif (+)

 Media Urea

Mac Conckey Agar Eosin Methylen Blue Agar


Keterangan: Keterangan:
Negatif (-) Negatif (-)
dikarenakan reagen dikarenakan reagen
pembuatan media yang sudah pembuatan media yang sudah
rusak sehinga warna media rusak sehinga warna media
sebelum di tanami bakteri sebelum di tanami bakteri
berwrna merah muda. berwrna merah muda

B. PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan bakteri Escherichia digunakan sampel
urine, digunakan sampel bakteri biakan yang dibuat suspensi.
Bakteri biakan tersebut kemudian ditanamkan pada Blood Agar
Plate, Mac Conkey Agar dan Endo Agar, kemudian diinkubasi
selama 24 jam. Setelah 24 jam pada media Eosin Methylen Blue
Agar, Mac Conkey Agar dan Endo Agar tumbuh bakteri dengan
ciri – ciri :
a. Eosin Methylen Blue Agar : koloni sedang, keping, kehijauan,
metalic
b. Mac Conkey Agar : Bentuk koloni sedang, berwarna merah
bata-merah tua, metalic, sedikit cembung.
c. Violet Red Bile Agar : Koloni Sedang, bulat, smooth, merah
Ungu dilingkari oleh zone yang berwarna merah ungu
Bakteri yang tumbuh kemudian dilakukan pewarnaan gram yang
kemudian ditemukan bakteri Gram Negatif. Setelah itu bakteri
ditanamkan pada media Triple Sugar Iron Agar, Laktosa, Maltosa,
Mannitol, Sukrosa, Glukosa, Urea, Sulfit Indol Motility, Simon
Citrat Agar, Lysin Iron Agar, Methil Red, Voges Proskauer.
Dari hasil pemeriksaan tes biokimia bakteri, ditemukan sifat –
sifat bakteri sebagai berikut :

1. TSIA
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24 jam
diperoleh hasil dari koloni Violet Red Bile Agar dan Eosin
Methylen Blue Agar :
 Lereng :Acid (kuning)
 Dasar : Acid (kuning)
 Gas : Positif
 H2S : Positif

Pada dasar dan lereng media menghasilkan warna


kuning. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu
memfermentasikan 3 gula (glukosa, laktosa, sukrosa) sehingga
menghasilkan acid-acid dan pada media terdapat sulfur
sehingga bakteri tersebut mampu menguraikan sulfur
membentuk asam sulfide (H2S) bereaksi dengan besi (Fe)
menjadi endapan ferri sulfide (FeS), serta terdapat gas pada
media yang menunjukkan bahwa bakteri tersebut mampu
menghasilkan gas.

2. Uji Karbohidrat
Media Gula – gula (Laktosa, Maltosa, Mannitol, Sukrosa,
Glukosa)
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam, masing – masing dari semua media tersebut hasilnya
positif (+) serta terdapat gas, hal tersebut menunjukkan bahwa
bakteri tersebut mampu memfermentasikan gula-gula yang ada
dalam media.

3. UREA
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam diperoleh hasil negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak mampu menghasilkan enzim urease,
enzim urease akan mengubah urea menjadi ammoniak (basa)
dengan indicator phenol red, media akan berwarna merah.
Adapun hal ini di dukung karenakan reagen pembuatan media
yang sudah rusak sehinga warna media sebelum di tanami
bakteri berwrna merah muda

4. Uji IMVIC
Sulfit Indol Motility
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam diperoleh hasil berikut :
 H2S : (+), adanya perubahan warna menjadi hitam pada
media. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut
mampu menguraikan sulfur membentuk asam sulfide
(H2S) bereaksi dengan besi (Fe) menjadi endapan ferri
sulfide (FeS),
 Indol : (-) , setelah ditambahkan larutan Kovaks tidak
terbentuk cincin merah. Hal ini menunjukkan bahwa
bakteri tersebut tidak mampu menghasilkan triptophan
menjadi indol dan asam piruvat, dan indol tidak
bereaksi dengan reagen kovaks sehingga tidak
menghasilkan warna merah.
 Motility : (+), adanya pergerakan/kekeruhan pada
media. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut
mempunyai pergerakan/motilitas yang aktif.

5. Methyl Red
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam serta penambahan reagen methyl red sebanyak 2-3 tetes,
diperoleh hasil Positif karena setelah penambahan methyl red
terbentuk cincin merah. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri
tersebut mampu menghasilkan asam campuran .

6. Voges Proskauer
Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam serta penambahan alfanaftol 5% dan KOH 10% diperoleh
hasil Negatif pada media, karena tidak terbentuknya cincin
merah. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak
mampu menghasilkan asetilmetil karbinol (asetoin).

7. SCA (Simon Citrat Agar)


Setelah dilakukan penanaman dan diinkubasi selama 24
jam diperoleh hasil positif, dengan adanya perubahan warna
media menjadi biru. Hal tersebut menujukkan bahwa bakteri
tersebut mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon
tunggal dan dengan adanya indicator brom tymol blue media
menjadi biru.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan yang diperoleh dari identifikasi bakteri pada
sampel feses diperoleh ditemukan bakteri Enterobacter hafniae sehingga
dapat disimpulkan bahwa feses mengandung bakteri Enterobacter hafniae
yang dalam jumlah melebihi dari normal dapat menjadi patogenesis yang
dapat menginfeksi tubuh.

B. Saran
1. Diharapkan  didalam praktikum,praktikan harus menggunakan APD
lengkap.
2. Menggunakan alat-alat yang steril dan bersih.
3. Memperhatikan reagen yang akan digunakan.masih dapat digunakan
atau suadah rusak.
4. Menghindari terjadinya kontaminasi
5. Mengikuti aturan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Escherichia Coli, http://www.wikipedia.com


Bonang Enggar S, Gerard. 1982. Mikrobiologi Kedokteran untuk Laboratorium
Klinik. PT. Gramedia. Jakarta

Gibson, J.M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat.EGC.


Jakarta

http://library.usu.ac.id/download/fk/anak-sonda

http://yalun.wordpress.com/2008/10/07/mengenal-bakteri-escherichia-coli/

Anda mungkin juga menyukai