Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

a. Visi Misi Geografis Kelurahan Tunjungsekar

Sesuai dengan PeraturanWalikota Malang nomor 81 tahun 2019

tentang Kedudukan, Susunan Organsiasi, Tugas dan Fungsi serta Tata

Kerja Kecamatan dimana kedudukan kelurahan merupakan bagian dari

kecamatan, maka Visi dan Misi Kelurahan adalah “Mewujudkan Pelayanan

Primi yang Akuntabel”.

Visi tersebut dituangkan kedalam misi sebagai berikut

1. Mewujudkan pelayanan masyarakat yang cepat, tepat dan akuntabel

melalui tertib administrasi.

2. Mewujudkan peningkatan kinerja aparatur kelurahan.

b. Struktur Organisasi Kelurahan Tunjungsekar

Struktur organisasi kelurahan tunjungsekar adalah sebagai berikut


LURAH
Subhan Effendi, ST,M.AP

Jabatan Fungsional Sekretaris


Sulistyo Widodo, SE,
ST,M.AP

Kasie Pembinaan dan Kasie Sarana dan


Trantib Kasie PMP Prasarana
Lucas Paais, S.Sos, MM Nike Febriyanti, S.T Tri Siwi Sutarti

Sumber: Data Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

34
35

4.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Kelurahan Tunjungsekar memiliki 12 Aparatur Sipil Negara yang menjadi

responden dalam penelitian ini. Kuesioner diberikan kepada 12 aparatur sipil

negara tersebut dan semuanya dikembalikan kepada peneliti. Dalam penelitian ini,

penting bagi peneliti untuk mengetahui karakteristik responden dengan tujuan

untuk memperoleh gambaran umum tentang responden. Karena itu, responden

dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenjang pendidikan.

a. Kategorisasi responden berdasarkan jenis kelamin.

Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh jenis kelamin. Jenis kelamin

juga bisa menjadi faktor penting dalam penentukan pekerjaan yang dilakukan

oleh individu. Sebagai contoh, pekerjaan yang membutuhkan tenaga akan

cenderung dilakukan oleh laki laki. Data kategorisasi responden berdasarkan

jenis kelamin akan disajikan di tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Kategorisasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Pria 8 67%
Wanita 4 33%
Jumlah 12 100%
Sumber data primer diolah, 2020

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa aparatur sipil negara pria di Kelurahan

Tunjungsekar adalah lebih banyak daripada wanita. Aparatur sipil negara pria

berjumlah 8 orang atau 67% dan wanita berjumlah 4 orang atau 33%.

b. Kategorisasi responden berdasarkan usia.

Usia aparatur sipil negara biasanya bisa memberikan gambaran tentang

pengalaman dan rasa tanggungjawab individu terhadap pekerjaan yang menjadi


36

tanggungjawabnya. Aparatur sipil negara di kelurahan Tunjungsekar

berdasarkan usia disajikan ditabel berikut.

Tabel 4.2 Kategorisasi Responden Berdasarkan Usia


Usia Jumlah Prosentase
30 – 40 2 16%
41 - 50 5 42%
>50 5 42%
Jumlah 12 100%
Sumber data primer diolah, 2020

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia diatas

41 tahun yaitu berjumlah 10 orang atau 84%. Rentang usia tersebut adalah usia

yang matang secara psikologis sehingga responden memiliki control diri yang

baik ditempat kerja, bisa beradaptasi dengan pekerjaan dan mampu

menjalankan tugas dengan baik.

c. Kategorisasi responden berdasarkan jenjang pendidikan

Jenjang pendidikan menunjukkan tingkat intelegensia dan pengetahuan

dari aparatur sipil negara terkait. Kategorisasi aparatur sipil negara berdasarkan

jenjang pendidikan disajikan di tabel berikut

Tabel 4.3 Kategorisasi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
SMA 6 50%
Sarjana 4 33%
Magister 2 17%
Jumlah 12 100
Sumber data primer diolah, 2020

Dari tabel diatas tampak bahwa pendidikan minimal aparatur sipil

negara di kelurahan Tunjungsekar adalah SMA yang merupakan prasyarat


37

jenjang pendidikan untuk jabatan staf. Untuk jabatan level kepala seksi hanya

ada 1 orang aparatur sipil negara yang memiliki pendidikan SMA. Dua kepala

seksi lainnya berpendidikan sarjana dan Magister.

d. Tunjangan Kinerja Aparatur Sipil Negara di Kelurahan Tunjungsekar Kota

Malang

Berdasarkan Peraturan Walikota Malang nomor 100 tahun 2020 tentang

Tambahan Penghasilan Pegawai, seluruh Aparatur Sipil Negara menerima

Tambahan Penghasilan Pegawai. Itu bertujuan untuk memacu produktifitas dan

meningkatkan kesejahteraan ASN. Besaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)

dipengaruhi oleh keterlambatan masuk kerja, kepulangan mendahului jam kerja dan

ketidakhadiran kerja.

4.3. Deskripsi Jawaban Responden

a. Variabel Tunjangan Kerja Aparatur Sipil Negara

Variabel Tambahan Penghasilan Pegawai diukur dengan

menggunakan 10 indikator kuesioner sebagai berikut.

1) X1 – P1 = Pekerjaan yang saya lakukan sesuai dengan kemampuan dan

pendidikan saya.

2) X1 – P2 = Tunjangan Kerja yang saya terima sesuai dengan beban kerja

saya.

3) X1 – P3 = kedisiplinan dalam bekerja berpengaruh terhadap pemberian

Tunjangan Kerja

4) X1 – P4 = Tunjangan Kerja yang diberikan sudah memenuhi aspek

keadilan dan sesuai dengan kehadiran dalam bekerja


38

5) X1 – P5 = Keahlian dalam pekerjaan adalah sebuah hal yang penting

6) X1 – P6 = Tunjangan Kerja yang diberikan sesuai dengan kemampuan

yang saya miliki dalam melaksanakan tugas.

7) X1 – P7 = Ketepatan dan ketelitian sangat penting dalam melaksanakan

tugas

8) X1 – P8 = Tunjangan Kerja diberikan tepat waktu

9) X1 – P9 = Besaran Tunjangan Kerja diberikan sudah memenuhi

ketentuan dalam peraturan yang berlaku

10) X1 – P10 = Besaran Tunjangan Kerja yang diberikan bisa membantu

menambah penghasilan Aparatur Sipil Negara.

Jawaban Responden terhadap Variabel Tunjangan Kerja disajikan di

tabel 4.4. berikut

Tabel 4.4. Jawaban Untuk Variabel Tunjangan Kerja


No Pernyataan SS S N TS STS TOTAL
1. X1 – P1 2 7 3 12
2. XI – P2 1 9 1 1 12
3. XI – P3 2 9 1 12
4. XI – P4 1 9 1 1 12
5. XI – P5 5 6 1 12
6. XI – P6 1 9 2 12
7. XI – P7 6 5 1 12
8. XI – P8 2 6 4 12
9. XI – P9 3 8 1 12
10 XI – P10 4 7 1 12
Sumber data primer diolah, 2020

b. Variabel Motivasi Kerja

Motivasi kerja diukur dengan menggunakan empat indikator yaitu

1) X2 – P1 = kesungguhan mencapai target yang diberikan

2) X2 – P2 = kesempatan pengembangan karir/promosi


39

3) X2 – P3 = komunikasi yang baik dengan rekan kerja.

4) X2 – P4 = rasa menjadi bagian dari kelompok

5) X 2 – P5 = kepuasan karena penyelesaian tugas.

6) X2 – P6 = pentingnya pekerjaan bagi lembaga

Jawaban responden terhadap ke enam indikator tersebut disajikan di

tabel berikut ini

Tabel 4.5. Jawaban Untuk Variabel Motivasi Kerja


No Pernyataan SS S N TS STS TOTAL
1. X2 – P1 3 6 3 12
2. X2 – P2 2 6 4 12
3. X2 – P3 3 8 1 12
4. X2 – P4 2 9 1 12
5. X2 – P5 2 6 4 12
6. X2 – P6 3 8 1 12
Sumber data primer diolah, 2020

c. Variabel Kinerja

Ada empat indikator yang digunakan untuk mengukur variabel

kinerja. Indikator tersebut adalah sebagai berikut

1. Y – P1 = Tingkat produksi (kuantitas produksi) yang anda hasilkan

dalam bekerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan.

2. Y – P2 = Kualitas pekerjaan yang anda hasilkan dalam bekerja telah

sesuai dengan target yang ditetapkan

3. Y – P3 = Waktu penyelesaian setiap pekerjaan yang dibebankan, sesuai

dengan target yang telah ditetapkan lembaga

4. Y – P4 = Keberadaan atasan dapat meningkatkan kinerja Aparatur Sipil

Negara
40

Jawaban respnden untuk variabel terikat tersebut disajikan di tabel di

bawah ini

Tabel 4.6. Jawaban Untuk Variabel Kinerja


No Pernyataan SS S N TS STS TOTAL
1. Y – P1 2 9 1 12
2. Y – P2 3 8 1 12
3. Y – P3 2 9 1 12
4. Y – P4 2 8 1 12
Sumber data data primer diolah, 2020

4.4. Analisis Data

Sebelum data dianalisis, maka instrument penelitian yaitu kuesioner

dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan normalitas data.

a. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrument sudah

mengukur apa yang akan diukur. Instrument yang valid akan menjamin validitas

data. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan SPPS for Windows

versi 20. Hasil Uji Validitas disajikan di tabel 4.7 berikut

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas


Variabel
No r-hitung r-tabel Keterangan
Tunjangan Kerja
1. X1 – P1 0,688 0,497 valid
2. X1 - P2 0,682 0,497 valid
3 X1 – P3 0,780 0,497 valid
4 X1 – P4 0,682 0,497 valid
5 X1 – P5 0,752 0,497 valid
6 X1 – P6 0,856 0,497 valid
7 X1 – P7 0,747 0,497 valid
8 X1 – P8 0,669 0,497 valid
9 X1 – P9 0,729 0,497 valid
10 X1 – P10 0,866 0,497 valid
Motivasi Kerja
11 X2 – P1 0,716 0,497 valid
12 X2 – P2 0,865 0,497 valid
13 X2 – P3 0,932 0,497 valid
41

14 X2 – P4 0,932 0,497 valid


15 X2 – P5 0,750 0,497 valid
16 X2 – P6 0,865 0,497 valid
Kinerja
17 X3 – P1 0,666 0,497 valid
18 X3 – P2 0,628 0,497 valid
19 X3 – P3 0,666 0,497 valid
20 X3 – P4 0,731 0,497 valid
Sumber data primer diolah, 2020

Nilai r-tabel diperoleh dari rumus df = n-2. Responden penelitian ini

berjmlah 12 orang, maka untuk menentukan r-tabel digunakan angka 10 atau df

= 12-2. Berdasarkan r-tabel, maka nilai yang didapat adalah 0,4973. Dari tabel

diatas diketahui bahwa seluruh item dalam kuesioner memiliki r-hitung yang

lebih besar dar r-tabel. Sehingga bisa disimpulkan bahwa seluruh item dalam

kuesioner adalah valid dan dapat digunakan dalam instrumen penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan

uji reliabilitas Cronbach Alpha dimana suatu variabel dikatakan relabel jika

memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil uji reliabiitas disajikan di tabel 4.7

dibawah ini.

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach Alpha N of Items
.957 20
Sumber data primer diolah, 2020

Dari tabel diatas kita bisa menyimpulkan bahwa semua variabel sudah

reliabel berdasarkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,957 yang lebih besar

daripada 0,60. Itu menunjukkan bahwa semua variabel sudah reliabel sehingga

bisa digunakan sebagai alat pengukuran.

c. Uji Normalitas
42

Uji normalitas yang digunakan adalah dengan one-sample Kolmogorov-

Smirnov Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada aspek berikut

1. Jika nilai signifikansi (Sig.) yang didapat lebih besar dari 0.05, maka data

penelitian terdistribusi secara normal.

2. Jika nilai signifikansi (Sig.) yang diperoleh lebih kecil dari 0.05, maka data

penelitian terdistribusi secara tidak normal.

Hasil uji normalitas disajikan di tabel 4.8 berikut

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas

Sumber data primer diolah, 2020

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov adalah

0,609 dan itu lebih besar dari 0,05. Sehingga bisa dikatakan bahwa data

terdistribusi secara normal.

d. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas secara

individual dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini, uji t digunakann untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara Tunjangan Kerja dan Kinerja Aparatur

Sipil Negara dan apakah ada hubungan antara Motivasi kerja dan Kinerja

Aparatur Sipil Negara.


43

Hasil uji t disajikan di tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji t

Sumber data primer diolah, 2020

Sumber data primer diolah, 2020

Dari tabel diatas diketahui bahwa Tunjangan kerja memiliki pengaruh

positif dengan kinerja berdasarkan nilai t hitung sebesar 1,647 yang lebih besar

dari t tabel sebesar 0,699. Selain itu nilai signifikansinya juga lebih besar dari

0,05 yaitu 1,30.

Motivasi kerja juga berpengaruh positif pada kinerja berdasarkan nilai t

hitung sebesar 1,980 yan lebih besar dari 0,699. Nilai signifikansinya juga lebih

besar dari 0,05 yaitu 0,76.


44

e. Analisis Regresi Linear Berganda (Uji f)

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara bersama

sama antara dua variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil uji f disajikan di

tabel berikut

Tabel 4.11 Hasil Uji f

Sumber data data primer diolah, 2020

Dari tabel diatas kita bisa mengetahui bahwa tidak ada hubungan secara

bersama sama antara dua variabel bebas dengan variabel terikat. Itu tampak dari

nilai Fhitung sebesar 3,449 yang lebih rendah dari F tabel yaitu 4,96.

4.5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t untuk mengukur

sejauh mana variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.

Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat dinyatakan bahwa variabel

bebas secara parsial berpengaruh positif pada variabel terikat. Jika nilai signifikansi

t = 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.
45

Untuk pengujian hipotesis, maka langkah yang dilakukan adalah Menyusun

formula H0 yaitu bahwa:

a. Tunjangan Kerja tidak berpengaruh pada Kinerja Aparatur Sipil Negara di

Kelurahan Tunjung Sekar.

b. Motivasi Kerja tidak berpengaruh pada kinerja Aparatur Sipil Negara di

Kelurahan Tunjungsekar.

1) Menentukan α (level of significance)

Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah t = 0,05

2) Kriteria pengujian yang digunakan adalah bahwa jika nilai t hitung lebih

besar dari t tabel maka dinyatakan ada hubungan positif antara variabel

terikat dan variabel bebas. Jika nilai signifikansi >0,05 maka ada hubungan

positif antara variabel bebas dan variabel terikat.

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif secara bersama sama antara

dua variabel bebas terhadap satu variabel terikat, maka dilakukan dicari nilai f

dengan menggunakan analisis Regresi Linear berganda.

4.6. Pembahasan

4.6.1. Pengaruh Tunjangan Kerja Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara

Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah

Variabel Tunjangan Kerja dan Motivasi Kerja dan variabel terikatnya adalah

Kinerja Aparatur Sipil Negara di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang. Dari

hasil analisis diketahui bahwa Variabel Tunjangan Kerja memiliki pengaruh


46

positif dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara di kelurahan Tunjungsekar Kota

Malang. Itu ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1,647.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yaitu

yang dilakukan oleh Sirajudin Saleh (2015) dan Siti Mutiah Ulfa (2018) yang

membuktikan bahwa ada pengaruh potitif antara pemberian Tunjangan Kerja

dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara.

Kesimpulan lainnya adalah bahwa tunjangan Kerja pegawai diberikan

sesuai dengan hasil kerja yang didapat. Pemberian tambahan penghasilan pegawai

harus dilaksanakan secara proporsional dengan mempertimbangkan kualitas

pekerjaan dan waktu penyelesaian pekerjaan untuk memicu produktifitas pegawai.

Karena itulah, tambahan penghasilan pegawai harus didasarkan pada ukuran yang

akurat berdasarkan sasaran kinerja yang ditetapkan oleh pegawai

4.6.2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara

Untuk variabel motivasi kerja diketahui bahwa ada hubungan positif antara

motivasi kerja dengan Kinerja Aparatur Sipil Negara di kelurahan Tunjungsekar.

Itu ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 1,980. Temuan ini memperkuat hasil

penelitian sebelumnya. Yuliana (2016) menemukan motivasi kerja berpengaruh

positif dan signifikan pada kinerja pegawai. Temuan yang sama tampak pada hasil

penelitian yang dilakukan oleh Rati Nawastuti (2018) dimana ditemukan bahwa

motivasi berpengaruh positfi dan signifikan dengan kinerja pegawai


47

4.7. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis mengemukakan

implikasi hasil penelitian seperti disajikan dibawah ini.

1) Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara pemberian Tunjangan Kerja dan motivasi kerja kinerja

aparatur sipil negara di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang bisa

dijadikan sumber informasi untuk penelitian lanjutan.

2) Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan bagi para pengambil

kebijakan di Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Malang untuk

merumuskan indikator dan besaran tambahan penghasilan pegawai agar

bisa meningkatkan kinerja aparatur sipil Negara serta merumuskan cara

bagaimana meningkatkan motivasi kerja aparatur sipil negara.


48

Anda mungkin juga menyukai