Anda di halaman 1dari 4

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pada bagian ini kita akan mempelajari hal – hal yang harus
diperhatikan pada waktu pengajian pada klien dengan varisela. Sebelum
melakukan pengkajian lebih lanjut, perawat perlu mencantumkan tanggal
dan waktu pengkajian. Ini penting untuk dokumentasi asuhan keperawatan
dan sebagai sumber informasi tentang kondisi klien saat itu. (Lutfia Dwi
Rahariyani, 2007).
a. Biodata
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat psikososial
f. Kebutuhan sehari – hari
g. Pemeriksaan fisik
h. Pemeriksaan laboratrium
i. Pelatalaksanaan
B. Diagnosa Keperawatan (Lutfia Dwi Rahariyani, 2007).
a. Kerusakan intergritas kulit b.d lesi dan respons peradangan
b. Perubahan kenyamanan b.d erupsi dermal dan pruritus
c. Resiko penularan infeksi b.d ketakutan akan keadaan yang dan reaksi
negatif dari orang lain.
d. Resiko gangguan konsep diri b.d penampilan dan respon orang lain.
e. Resiko ketidak efektifan penata laksanaan program teraputik b.d
kurang pengetahuan tentang kondisi (penyebab perjalanan penyakit)
pencegahan, dan perawatan kulit.

17
C. Intervensi
a. Kerusakan intergritas kulit b.d lesi dan respons peradangan
Tujuan :
1. Lesi mulai memutih, intergeritas jaringan mulai normal dan area
bebas dari infeksi lanjut.
2. Kulit bersih dan area sekitar bebas dari edema.
Intervensi :
1. Kaji kembali tentang lesi, bentuk, ukuran, jenis, dan distribusi lesi
2. Anjurkan klien untuk banyak istirahat
3. Pertahankan intergritas jaringan kulit dengan jalan
mempertahankan kebersihan dan kekeringan kulit.
4. Laksanakan perawatan kulit setiap hari. Untuk mencegah
pecahnya vantrikel sehingga tidak terjadi infeksi sekunder,
diberikan bedak salisil 2%. Bila erosif dapat diberikan kompres
terbuka
5. Pertahankan kebersihan dan kenyamanan tempat tidur
6. Jika terjadi ulserasi, kolaborasikan dengan tim medis untuk
pemberian salap antibiotik.

b. Perubahan kenyamanan b.d erupsi dermal dan pruritus


Tujuan :
1. Kelain mengatakan nyeri dan ketidaknyamanan berkurang dalam
batas yang dapat ditoleransi.
2. Menampakakan ketenangan, ekspresi muka rileks
3. Kebutuhan istirahat tidur/istirahat terpenuhi
Intervensi :
1. Kaji lebih lanjut intervensi nyeri dengan menggunakan
skala/peringkat nyeri
2. Jelaskan penyebab nyeri dan pruritus
3. Bantu dan ajarkan penaganan terhadap nyeri, perggunakan teknik
imajinasi, teknik relaksasi dan lainnya.

18
4. Tingkatkan aktivitas distraksi
5. Jaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekitar klien
6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian trapi

c. Resiko penularan infeksi b.d ketakutan akan keadaan yang dan reaksi
negatif dari orang lain.
Tujuan :
1. Argar tidak berkontak langsung dengan penderita
2. Anjurkan klien untuk tidak memakai barang yang sama dengan si
penderita

Intervensi :

1. Kaji kembali resiko penularan infeksi


2. Pertahankan agar klien tidak berkontak langsung dengan penderita
3. Anjurkan klien untuk proteksi diri

d. Resiko gangguan konsep diri b.d penampilan dan respon orang lain.
Tujuan :
1. Klien lebih merasa percaya diri
2. Klien tidak merasa dijauhkan

Intervensi :

1. Kaji konsep diri klien


2. Kaji penampilan dan respon orang lain terhadap klien
3. Kaji pola aktivitas klien

e. Resiko ketidak efektifan penata laksanaan program teraputik b.d


kurang pengetahuan tentang kondisi (penyebab perjalanan penyakit)
pencegahan, dan perawatan kulit.
Tujuan :
1. Klien mulai mengetahui tentang kondisi penyakitnya

19
2. Klien bisa menjaga kebersihan dirinya

Intervensi :
1. Berikan pengetahuan klien mengenai kondisi penyakitnya
2. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dirinya
3. Beri tahu cara perawatan kulit setelah terkena penyakit

D. Evaluasi
1. Jelaskan kapan lesinya menular dan kapan anak dapt kembali
kesekolah (bila semua lesi telah menjadi krusta).
2. Anjurkan minum banyak; gunakan asetaminofen untuk
mengendalikan demam.
3. Jelaskan tentang hubun gan pemakaian salisilat dan sindrom reye.
4. Didik orang dewasa untuk mengenalai gejala pneumonia, karena
diperlukan intervensi segera.
5. Jelaskan gambaran mikroskopik, virus dan sifat menular dari kutil.
6. Beritahukan pasien bahwa tingkat rekuensi tinggi dan pentingnya
mengikuti intruksi secara seksama.
7. Ajari pasien tentang kemungkinan diperlukan trapi multipel.

20

Anda mungkin juga menyukai