Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ISTIARA ANIS VALENI

NIM : M19010011
MK : KEP HIV AIDS

PEMBAHASAN

A. Devinisi hiv/aids
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency
Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya
(SIV, FIV, dan lain-lain).
B. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Virus ini ditemukan oleh montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute
Pasteur, Paris, 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala
limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated
Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan Virus
HTL V-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga penyebab AIDS. Pada
penelitain lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga
berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses
(1986) WHO memberi nama resmi HIV.
C. Cara Penularan
1)      Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat
pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa
disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika
Suntikan. Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain,
misalnya: penyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus
kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah.
2)      Lewat cairan sperma dan cairan vagina:
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus),
tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan
sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina); atau
tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan
seks lewat anus.
3)      Lewat air susu ibu:
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan
melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini
berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.

D. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan


1)        Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV. Hal ini
diberikan pada seseorang yang sehat secara fisik dan mental. Pencegahan ini tidak
bersifat terapeutik; tidak menggunakan tindakan yang terapeutik; dan tidak
menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua hal, yaitu:
a. Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks
bebas; screening, dan sebagainya.
b. Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau
pemakaian kondom.
2)        Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk. Pencegahan ini
dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang tepat
sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan ODHA tetap
bertahan melawan penyakitnya. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining
dan pengobatan penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan dengan
menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang ditimbulkan dari
perkembangan penyakit; atau meminimalkan potensi tertularnya penyakit lain.
3)        Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi
HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat
disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau
ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan mencegah komplikasi dan
penurunan kesehatan. Kegiatan pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan
rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit. Perawatan pada
tingkat ini ditujukan untuk membantu ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi
mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat HIV/AIDS. Tingkat
perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena di dalamnya terdapat
tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh.
Misalnya, dalam merawat seseorang yang terkena HIV/AIDS, disamping
memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas sehari-hari di masyarakat, juga
mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam penderita HIV/AIDS;
Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami penurunan imunitas
dan sangat rentan tertular penyakit lain.
Selain hal-hal tersebut, pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya
pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS adalah penyuluhan untuk
mempertahankan perilaku tidak beresiko. Hal ini bisa dengan menggunakan
prinsip ABCDE yang telah dibakukan secara internasional sebagai cara efektif
mencegah infeksi HIV/AIDS lewat hubungan seksual. ABCDE ini meliputi:
A = abstinensia, tidak melakukan hubungan seks terutama seks berisiko
tinggi dan seks pranikah.
B = be faithful, bersikap saling setia dalam hubungan perkawinan atau
hubungan tetap.
C = condom, cegah penularan HIV dengan memakai kondom secara benar
dan konsisten untuk para penjaja seksual.
D = drugs, hindari pemakaian narkoba suntik.
E = equipment , jangan memakai alat suntik bergantian.
PENUTUP

 Kesimpulan
Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem imun /
kekebalan tubuh yaitu pada Limfosit T-helper, dengan gejala – gejala yang
disertai dengan infeksi oportunistik. Pada kehamilan dan persalinan terdapat
resiko yang cukup tinggi dengan tertularnya virus dari ibu dengan HIV (+) kepada
bayinya dengan cara melalui plasenta, pada saat persalinan dan menyusui. Tetapi
hal ini dapat diturunkan resikonya dengan pemberian Zidovudine selama
kehamilan dan menghindari melakukan tindakan – tindakan yang dapat membuat
bayi terpajan dengan darah ibu HIV
DAFTAR PUSTAKA

Bruner and Suddarth. 2002 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8,
Volume 2. Jakarta : EGC

Sarwono. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid pertama, Edisi ketiga.
Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai