Anda di halaman 1dari 15

13

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Metode Card Sort

1. Pengertian Metode Card sort

Dalam Bahasa Arab istilah yang sering dipakai untuk menunjuk kata

metode adalah thariqah. Metode adalah rencana menyeluruh penyajian

bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. 1 Metode

adalah cara yang teratur dan sitematis untuk mencapai tujuan, cara-cara

yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam

rangkamencapai tujuan pengajaran.

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Karena penyampaian itu

berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan

dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran. dengan demikian,

metode pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses belajar

mengajar.2

Menurut Winarno Surahmad menegaskan bahwa metode pengajaran

adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif pencapaian

1
Suja'i, ''Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab", (Semarang: Walisonggo Press, 2008), h. .31

2
Departemen Agama RI, Metodologi PAI, (Jakarta:Direktorat Jendral Kelembagaan
Agama Islam, 2002), h. 88
14

tujuan. Sedangkan untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut

baik diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor yang di antaranya

adalah tujuan yang akan dicapai dan yang merupakan faktor utama.

Dalam proses pembelajaran Fiqih, penggunaan metode memang

menjadi aspek penting terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Sebagaimana terdapat dalam Alquran surat An-Nahl ayat 125.

Artinya: suruhlah manusia kejalan tuhanmu dengan kebijaksanaaan


dan pengajaran yang baik, serta berdebatlah dengan mereka dengan baik
pula . sesungguhnya Tuhanmu lebih mengetahui orang-orang yang sesat dari
jalan-Nya dan orang-orang yang mendapat petunjuk .(QS. 16 : 125)

Berdasarkan ayat di atas adapun yang dimaksud metode pengajaran

menurut Abu Bakar Muhammad adalah sebagai suatu aturan yang dilalui oleh

guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar dapat sampai pengetahuan

itu kepada pikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan

pendidikan. Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena

metode dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya

b. Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya

c. Situasi yang beragam keadaannya

d. Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya


15

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda

Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

Metode pembelajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan

jenis strategi pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula

metode merupakan bagian yang integral dengan sistem pembelajaran maka

perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan komponen sistem pengajaran

yang lain. Hal ini berarti pula bahwa di dalam memilih metode yang akan

dioperasikan dalam interaksi belajar mengajar, senantiasa dengan

mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.

Para pendidik (guru) harus memilih metode pembelajaran yang

setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif dari pada metode-metode

lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang diberikan oleh guru itu

benar-benar menjadi milik siswa. Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara

yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, makin tepat

metodenya diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Metode card sort (mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang

digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk

menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam

pembelajaran.3 Card sort bisa disebut sortir kartu yaitu pemilahan kartu.

Metode  ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk

mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau

3
A.Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN PRESS, 2008), h.
185
16

mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat

membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.4

Dari uraian di atas dipahami bahwa metode card sort dalam

pembelajaran Fiqih merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat

membawa siswa kepada penemuan konsep atau fakta melalui klasifikasi

sortiran kartu, sehingga dapat meransang pikiran siswa dalam

mengklasifikasikan kartu tersebut berdasarkan materi yang dipelajari/dibahas.

2. Tujuan Metode Card Sort

Adapun tujuan dari penggunaan metode card sort adalah tujuan dari

strategi dan metode belajar menggunakan card sort ini adalah untuk

mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari

siswa.5 Sehubungan dengan mata pelajaran Fiqih metode card sort dapat

menambah daya ingat kognitif siswa dan serta keterampilan dan

memberikan nilai afektif terhadap diri siswa.

3. Langkah-langkah Metode Card Sort

Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort antara lain:

a. Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara

acak.

b. Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.

4
Ahmad Sabri, Op-Cit, h. 128
5
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAKEM (Pembelajaran aktif,
inovatif, kratif, efektif, dan menyenangkan), (Semarang: Rasail Media Group, 2008), h. 89
17

c. Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki kertas/

kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan

mendiskusikannya.

d. Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.

Sedangkan menurut Dedi Wahyudi Penerapan strategi (metode) belajar

card sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai

berikut:

a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa

dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut

terdiri dari kartu perhuruf.

b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu)

yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu

kelompok.

c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu mufrodat atau

masalah masing-masing.

d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis

bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan

bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.

e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masingmasing

kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan

per-huruf dalam satu mufrodat. 6

4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Metode Card Sort


6
Ibid, h. 93
18

Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode

card sort pada mata pelajaran Fiqih antara lain :

a. Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut.

b. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama

c. Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut

d. Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam

jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa,

e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah

dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang

kelelahan. Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam

mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta,

dan mereview materi.

Dari uraian di atas dipahami bahwa pemakaian metode card sort

dalam mata pelajaran Fiqih harus memperhatikan prosedur dan materi

yang dipelajari. Sehingga kecocokan antara metode dan strategi

pembelajaran dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Hasil belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pencapaian hasil belajar dan pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajar yang telah diperoleh siswa. Untuk mendapatkan hasil belajar yang

baik diperlukan proses belajar yang efektif. Hasil belajar dapat diketahui

melalui pengukuran terhadap hasil belajar yang akan menunjukkan sejauh

mana pencapaian pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa. Wina


19

Sanjaya mengatakan bahwa: “hasil belajar merupakan gambaran

kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman

belajar daalam suatu kompetensi dasar”.7

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. 8 Hasil belajar merupakan

suatu prestasi yang ingin dicapai seseorang mengikuti proses belajar dan

pembelajaran, sedangkan hakikat dan proses belajar mengajar adalah terjadi

suatu proses yang dapat merubah tingkah laku dalam diri siswa sendiri.

Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai

tujuan pembelajaran atau tujuan instruktisional.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan yang

dimiliki siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh siswa

dari serangkaian tes yang dilaksanakan setelah siswa mngikuti proses

Pembelajaran.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar menggambar kan

kualitas proses belajar yang telah berlalu melalui hasil belajar dapat

memberikan informasi kepada guru dan siswa itu sendiri, bagaimana dan

sampai dimana penguasaan bahan serta kemampuan yang dicapai siswa

tentang materi yang diberikan. Hasil belajar yang dimaksud dalam

7
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2005) h. 27

8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008) , h . 2
20

penelitian ini adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam

pembelajaran Fiqih. Agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal baik

dalam pengetahuan maupun dalam keterampilan, maka strategi belajar serta

faktor-faktor yang mempengaruhi harus ditentukan dan diorganisasikan

sebaik-baiknya.

2. Ranah Hasil Belajar

Benyamin S. Bloom dalam Anas juga mengemukakan mengenai hasil

belajar yaitu “ Tujuan Pendidikan mengacu pada 3 ranah yaitu ranah proses

berpikir (cognitive domain ), ranah sikap (affective domain), dan ranah

keterampilan (psychomotor domain).9

Secara garis besar hasil belajar diklasifikasikan oleh Benyamin Bloom

dalam Nana Sudjana menjadi 3 ranah yaitu :

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi.

b. Ranah Efektif

Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi penilaian, organisasi dan internalisasi.

c. Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan

bertindak yang terdiri dari enam aspek yakni, gerakan refleks,


9
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2001) h.54
21

ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan

ketepatan, gerakan pengalaman terhadap aktivitas pembelajaran.

Ketiga ranah ini harus dievaluasi secara seimbang. Penekanan salah

satu ranah saja dapat mempengaruhi proses dan kualitas pembelajaran. Hasil

belajar yang akan diamati dalam penelitian ini adalah hasil belajar, aspek

Kognitif berupa tes. Jenis tes yang akan digunakan adalah tes essay.10

Sebelum kita ketahui hasil belajar siswa dari pelaksanaan dan evaluasi

ada beberapa hal penyebab rendahnya hasil belajar antara lain :

1) Kurangnya pengawasan dari orang tua.

2) Kelemahan system

3) Kurangnya pengetahuan guru

4) Kurangnya minat anak

5) Strategi kurang relevan

Oleh sebab itu makanya seorang guru mencari strategi yang relevan

dengan mata pelajaran Fiqih yaitu dengan cara menggunakan metode card

sort.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu proses

pembelajaran pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan atau

kapabilitas yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa hasil belajar merupakan

indikator keberhasilan seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan perubahan yang didapat setelah melakukan

10
Harun Rasyid, Op Cit, h. 55
22

kegiatan belajar yang meliputi penguasaan terhadap ranah kognitif, afektif

dan psikomotor.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar

itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

a. Faktor Internal

1) Faktor Biologis (Jasmaniah)

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik

yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai

sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi

keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan

fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi

keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang

teratur, olahraga serta cukup tidur.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini

meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah

kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini

meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau

tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar


23

terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan. Kemauan

dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar

seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau

tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak

menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu

bidang.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan Keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan

lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan

belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,

adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar

dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi

keberhasilan belajarnya

2) Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi

keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang

ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

3) Faktor Lingkungan Masyarakat


24

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan

masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakt

merupkan faktor ekstern yang juga berpengruh terhadap belajar

siswa karena keberadannya dalam masyarakat. Lingkungan yang

dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-

lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,

bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.11

Dengan meperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari

penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

C. Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiayah

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiayah

Mata pelajaran Fiqih adalah salah satu mata pelajaran yang

diajarkan di Madrasah Tsanawiayah. Di mana materi Fiqih dibagi menjadi

empat jenis, yaitu :materi dasar, materi sekuensial, materi instrumental,

materi pengembangan personal.

Menurut Zakiyah Darajat, Fiqih adalah suatu usaha untuk membina

dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam

secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada ahirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.12 Fiqih

11
Indra munawar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, tersedia: http://
blogspot, com. 5 Juni 2009
12
Ibid, 5 Juni 2009
25

merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam

meyakini, ,memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan membimbing, mengajarkan dan latihan.13

Dari uraian pengertian di atas dapat dipahami bahwa Fiqih adalah

mata pelajaran wajib di sekolah yang harus diselenggarakan pada semua

jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang menekankan bukan hanya pada

pengetahuan terhadap Islam, tetapi juga terutama pada pelaksanaan dan

pengamalan agama peserta didik yakni agar dalam aktifitas kehidupannya

tidak terlepas dari pengamalan agama, berakhlak mulia dan berkepribadian

utama dan berwatak sesuai dengan ajaran Islam dalam seluruh

kehidupannya, terutama pada jenjang pendidikan Sekolah Madrasah, yang

mengajarkan bagaimana mendidik manusia menjadi lebih beragama serta

menjalankan syariat-syariat yang ada dalam kontek koridor Agama Islam

2. Tujuan Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiayah

Adapun tujuan mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiayah

bertujuan untuk:

a. Menumbuh kembangkan Syariat Islam melalui pemberian, pemupukan

dan Pengmbangan, pengetahuan, penghayatan, pembiasaan, pengalaman

b. Mewujudkan insan yang Islami dan taat beragama juga berakhlak mulia

yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif dan

13
Departemen Agama, Pedoman Umum PAI di Sekolah Umum dan Sekolah Luar Biasa,
(Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003), h. 2
26

bisa mempraktekkan penyelenggaraan jenazah dan dipahaminya secara

personal serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.14

Berdasarkan kutipan di atas mata pelajaran Fiqih bertujuan untuk

mempersiapkan anak didik atau individu dalam menumbuhkan segenap

potensi yang ada, baik jasmani maupun rohani agar dapat hidup dan

berpenghidupan yang sempurna sehingga ia bisa shalat fardu dan juga bisa

menghayati serta mengamalkan apa yang dilihatnya, sehingga berguna

bagi masyarakat terutama dirinya dan umatnya untuk mencapai

kebahagiaaan dunia dan akhirat.

3. Ruang Lingkup dan Standar Isi Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah

Tsanawiayah.

Ruang lingkup Fiqih meliputi keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antara:

a. Hubungan anatara manusian dengan Allah Swt..

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan anatara manusia dengan dirinya sendiri

d. Hubungan anatara manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Adapun Ruang lingkup bahan pelajaran Fiqih meliputi aspek-

aspek yaitu:

a. Ibadah

14 14
Nana Sujana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2009) h 111
27

b. Aqhwalusy Syakhshiyah

c. Muamalah

d. Jinayah dan ‘Uqubah

e. Murafa’ah atau Mukhasamah

Pada tingkat sekolah dasar penekanan mata pelajaran Fiqih

diberikan kepada empat unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, Alquran.

Adapun pembinaan Fiqih dikembangkan dengan menekakankan

keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu lingkunagn keluarga,

sekolah dan masyarakat.15 Untuk itu pendidik agama perlu mendorong dan

membantu kegiatan Fiqih yang dialami oleh peserta didiknya di dua

lingkungan pendidikan yang lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga

terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaannya.

15
Ibid, h. 22-23

Anda mungkin juga menyukai