Anda di halaman 1dari 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL

ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PRESTASI BELAJAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Isabella Floriana
079114124

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karya ini kupersembahkan untuk :

Theodorus, S.T, Susanna, dan Aldo

yang telah memberikan dukungan sosial secara maksimal

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2011

Penulis

Isabella Floriana

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH TONSILITIS, INTELEGENSI, DUKUNGAN SOSIAL


ORANG TUA, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR

Isabella Floriana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pengaruh tonsilitis pada prestasi belajar, 2)
pengaruh intelegensi pada prestasi belajar, 3) pengaruh status sosial ekonomi pada intelegensi, 4)
pengaruh dukungan sosial orang tua pada prestasi belajar, dan 5) pengaruh status sosial ekonomi
pada dukungan sosial orang tua. Subjek dalam penelitian ini adalah 168 siswa siswi kelas II
Sekolah Dasar. Peneliti berhipotesis bahwa 1) tonsilitis berpengaruh negatif pada prestasi belajar,
2) intelegensi berpengaruh positif pada prestasi belajar, 3) status sosial ekonomi berpengaruh
positif pada intelegensi, 4) dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi belajar,
dan 5) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada dukungan sosial orang tua. Data penelitian
diungkap dengan menggunakan alat ukur intelegensi Color Progressive Matrics (CPM), Skala
Dukungan Sosial Orang Tua, pemeriksaan tonsilitis dengan tongue spatel, dokumentasi nilai
raport dari sekolah dan dokumentasi status ekonomi orang tua. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan Structural Equation Models (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
tonsilitis tidak berpengaruh pada prestasi belajar (b=0,28; p>0,05), 2) intelegensi berpengaruh
positif pada prestasi belajar (b=4,37; p<0,05), 3) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada
intelegensi (b=5,38; p<0,05), 4) dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi
belajar (b=1,80; p<0,05), dan 5) status sosial ekonomi berpengaruh positif pada dukungan sosial
orang tua (b=2,40; p<0,05).

Kata kunci : tonsilitis, tongue spatel, intelegensi, CPM, dukungan sosial orang tua, status sosial
ekonomi, prestasi belajar, dan SEM.

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE INFLUENCE OF TONSILITIS, INTELLEGENCE, SOCIAL


SUPPORT, ECONOMICAL STATUS TO LEARNING ACHIEVEMENT

Isabella Floriana

ABSTRACT
This research aimed to know 1) the influence of tonsilitis to learning achievement, 2) the
influence of intellegence to learning achievement, 3) the influence of economical status to
intellegence, 4) the influence of social support to learning achievement, and 5) the influence of
economical status to social support. Subjects were 168 second grade elementary school students.
Hypotheses were that 1) there was a negative influence of tonsilitis to learning achievement, 2)
there was a positive influence of intellegence to learning achievement, 3) there was a positive
influence of economical status to intellegence, 4) there was a positive influence of social support
to learning achievement, and 5) there was a positive influence of economical status to social
support. Data were revealed by intellegence testing using CPM, scale of social support, tongue
spatel for checking up the tonsilitis, raport documentation of learning achievement, and
economical status documentation. Data were analyzed using Structural Equation Models (SEM) .
The results show 1) there is no influence of tonsilitis to learning achievement (b=0.28; p>0.05), 2)
there is a positive influence of intellegence to learning achievement (b=4.37; p<0.05), 3) there is a
positive influence of economical status to intellegence (b=5.38; p<0.05), 4) there is a positive
influence of social support to learning achievement (b=1.80; p<0.05), and 5) there is a positive
influence of economical status to social support (b=2.40; p<0.05).

Key word : tonsilitis, tongue spatel, intellegence, CPM, social support, economical status, learning
achievement, and SEM.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Isabella Floriana

NIM : 079114124

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

Pengaruh Tonsilitis, Intelegensi, Dukungan Sosial Orang Tua, dan Status

Sosial Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Saya memberikan kepada Perpustaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya

maupun meminta royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 20 Juni 2011

Yang menyatakan,

Isabella Floriana

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Dekan Fakultas Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta dan

dosen pembimbing akademik Tanti Aquilina. Terima kasih untuk segenap dosen

yang telah mengajarkan saya tentang ilmu psikologi dan karyawan fakultas

Psikologi yang selalu membantu kelancaran kegiatan akademik.

Terima kasih kepada pembimbing skripsi saya, Agung Santoso, M.A. untuk

semangat dan kesabarannya dalam mengajarkan statistik. Juga untuk dosen

penguji Dr. A. Priyono Marwan, S.J dan M. M. Nimas Eki Suprawati S. Psi., Psi.,

M.Si.

Tak lupa saya berterima kasih untuk kedua orang tua dan adik saya atas

dukungan, kepercayaan, dan cintanya. And to dearest dr. Indra Sugiarto, for his

love, patience, and encouragement that strengthen my motivation to finish my

study.

Terima kasih untuk teman-teman angkatan 2007, terutama Misha, Shiella, Rani,

Santa, Manda, Tia. Juga untuk asisten yang telah membantu memasukkan data

Skolastika dan Lusy. Thank you for the greatest happiness time, for helping and

teaching me many things that you may not even realize.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ........................................................................v

ABSTRAK .............................................................................................................vi

ABSTRACT ..........................................................................................................vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .......................................................viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1

B. Rumusah Masalah .................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................6

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Anak ...................................................................................8

1. Perkembangan kognitif .........................................................................8

2. Perkembangan bahasa ...........................................................................9

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Prestasi Belajar ..........................................................................................10

1. Pengertian prestasi belajar ...................................................................10

2. Pengukuran prestasi belajar .................................................................10

3. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar .......................................12

C. Penyakit Tonsilitis .....................................................................................24

1. Pengertian penyakit tonsilitis ..............................................................24

2. Anatomi tonsil .....................................................................................24

3. Pengukuran penyakit tonsilitis ............................................................26

4. Akibat penyakit tonsilitis ....................................................................26

D. Intelegensi .................................................................................................28

1. Pengertian intelegensi .........................................................................28

2. Faktor yang mempengaruh intelegensi ...............................................29

3. Pengukuran intelegensi .......................................................................34

E. Dukungan Sosial .......................................................................................37

1. Pengertian dukungan sosial .................................................................37

2. Pengertian dukungan sosial terhadap anak .........................................38

3. Bentuk dukungan sosial orang tua ......................................................39

4. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial .....................................42

F. Status Ekonomi .........................................................................................43

1. Pengertian status ekonomi ...................................................................43

2. Pengukuran status ekonomi .................................................................43

G. Dinamika Antar Variabel ..........................................................................46

H. Hipotesis ....................................................................................................50

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..........................................................................................51

B. Identifikasi Variabel ..................................................................................51

C. Definisi Operasional ..................................................................................52

D. Subjek Penelitian .......................................................................................54

E. Metode Pengumpulan Data .......................................................................55

F. Validitas dan Reliabilitas ..........................................................................58

G. Teknik Analisis .........................................................................................61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian ..................................................................................62

1. Izin penelitian ......................................................................................62

2. Uji coba alat ukur ................................................................................63

B. Pelaksanaan Penelitian ..............................................................................63

C. Hasil Penelitian .........................................................................................67

1. Uji asumsi normalitas ..........................................................................67

2. Hasil analisis regresi ...........................................................................68

3. Fit index ..............................................................................................70

D. Pembahasan ...............................................................................................71

1. Persamaan regresi ................................................................................71

2. Model keseluruhan ..............................................................................79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .........................................................................................83

B. Keterbatasan ........................................................................................84

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Saran ....................................................................................................84

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................86

LAMPIRAN ..........................................................................................................91

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Dukungan Sosial ................................................56

Tabel 3.2 Bentuk Final Skala Dukungan Sosial Orang Tua .........................60

Tabel 4.1 Uji Asumsi Univariate Normality .................................................67

Tabel 4.2 Uji Asumsi Multivariate Normality ..............................................68

Tabel 4.3 Hasil Analisis Regresi ...................................................................68

Tabel 4.4 Fit Index ........................................................................................78

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Dinamika Antar Variabel ..............................................................50

Gambar 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................82

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blue Print Skala Dukungan Sosial ..............................................92

Lampiran 2 Skala Uji Coba ............................................................................94

Lampiran 3 Reliabilitas Skala Uji Coba ;........................................................96

Lampiran 4 Skala Penelitian ...........................................................................98

Lampiran 5 Surat Angket Ekonomi Kepada Orang Tua ................................100

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

LATAR BELAKANG

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian.

A. Pendahuluan

Bidang pendidikan memegang peranan yang penting dalam upaya

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia. Mutu pendidikan yang

baik dituntut oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin maju. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan adanya

perbaikan, perubahan, dan pembaharuan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pendidikan.

Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar. Prestasi belajar adalah

penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata

pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan

oleh guru (Pusat Bahasa, 2008).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang dapat

digolongkan menjadi dua, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor

eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar diri siswa yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan keluarga merupakan salah

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

satu faktor eksternal, meliputi perhatian orang tua, keadaan ekonomi orang tua,

dan hubungan antar anggota keluarga. Di samping faktor keluarga, lingkungan

sekolah turut menentukan prestasi belajar siswa, antara lain kompetensi guru,

fasilitas sekolah, dan kondisi gedung sekolah. Faktor masyarakat juga

mempengaruhi prestasi belajar siswa, yang meliputi faktor media masa,

lingkungan sosial, dan aktivitas anak di masyarakat (Mudzakir dan Sutrisno,

1997).

Faktor internal bersumber dari diri siswa sendiri, yang terdiri dari

aspek fisiologis dan aspek psikologis (Mudzakir dan Sutrisno, 1997). Aspek

psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari faktor

intelegensi, serta adanya bakat, minat, motivasi yang dimiliki anak untuk

belajar (Mudzakir dan Sutrisno, 1997). Misalnya, siswa yang berminat

terhadap suatu mata pelajaran tertentu, memiliki kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi mempelajari mata pelajaran itu, sehingga

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajarnya (Syah, 1995).

Salah satu faktor internal fisiologis yang berpengaruh dalam prestasi

belajar adalah kondisi kesehatan. Anak yang kurang sehat dapat mengalami

kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya

konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu. Hal-hal

tersebut dapat mengakibatkan penerimaan dan respon terhadap pelajaran

berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam memproses,

mengelola, menginterpretasi, mengorganisasi materi pelajaran melalui


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

inderanya, sehingga ia tidak dapat memahami makna materi yang dipelajarinya

(Nurkolis, 2006).

Masalah kesehatan yang banyak terjadi pada anak adalah diare,

muntah, dan sakit perut. Penyakit tropik dan infeksi juga menyerang anak,

seperti demam berdarah dengue, campak (morbili), tifus, dan tonsilitis (Kapita

Selekta, 2000). Tonsilitis merupakan penyakit yang memiliki prevalensi tinggi.

Insiden tonsilitis kronik di RS DR. Karyadi Semarang adalah 23.36% dan 47%

di antaranya berusia 6-15 tahun (Suwento, 2001).

Evy, dalam Kompas edisi elektronik tanggal 8 July 2009 menyebutkan

bahwa penyakit tonsilitis atau amandel biasanya terjadi pada anak berusia 3

sampai dengan 7 tahun. Tonsil dan adenoid (amandel belakang hidung)

merupakan bagian dari sistem daya pertahanan tubuh manusia. Semua orang

sejak kecil sampai dewasa mempunyai tonsil dan adenoid. Pembengkakan pada

bagian tonsil banyak ditemukan pada anak kecil. Pembengkakan tonsil karena

meradang dan infeksi disebut sebagai tonsilitis. Tonsilitis yang terjadi

berulang-ulang dan berlangsung lama disebut sebagai tonsilitis kronik. Dalam

kondisi tonsilitis kronik tersebut, tonsil dapat dipertimbangkan untuk diangkat.

Sampai saat ini penderita adenotonsilitis (tonsil dan adenoid) kronis

masih banyak. Adenotonsilitis tersebut memberikan dampak berupa infeksi

yang berulang sebesar 60%. Gejala umum yang tampak pada penderita

adenotonsilitis adalah nyeri tenggorokan, badan lesu, sering mengantuk, nafsu

makan berkurang, sakit kepala. Selain itu pada adenotonsilitis kronis terjadi

gejala tersumbatnya jalan napas atas, yang sering terjadi pada malam hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

Adenotonsilitis kronis yang disertai tersumbatnya pernapasan pada malam hari

disebut sebagai Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS). Gejala umum

pada anak yang mengalami OSAS adalah anak mendengkur, sering mengantuk,

gelisah, konsentrasi kurang (Muharjo, komunikasi pribadi, 2005).

Penelitian mengenai tonsilitis kronik dan hubungannya dengan

prestasi belajar pernah dilakukan oleh Farokah, Suprihati, dan Suyitno (2007).

Dari 514 subjek kelas 2 SD, didapat hasil penelitian yakni adanya hubungan

antara tonsilitis kronik dengan prestasi belajar. Penelitian tersebut juga

menunjukkan adanya perbedaan bermakna prestasi belajar siswa antara yang

menderita tonsilitis kronik dengan siswa yang sehat. Siswa yang tidak

menderita tonsilitis kronik memiliki prestasi belajar 3.5 kali lebih tinggi

dibandingkan siswa yang menderita tonsilitis kronik.

Penelitian yang dilakukan oleh Farokah et al. (2007) memilliki

beberapa kelemahan. Peneliti mengubah jenis data variabel bebas (intelegensi)

dari data interval menjadi data ordinal. Peneliti mengambil data IQ dalam

bentuk data ordinal, yakni IQ 90-109 dikategorikan biasa, 110-119

dikategorikan cerdas, dan 120-129 dikategorikan sangat cerdas. Hal ini

menyebabkan kekayaan informasi mengenai kesamaan interval menjadi hilang.

Tidak ada informasi tentang apa alat ukur yang digunakan untuk mengetes

intelegensi. Hasil tes IQ merupakan data dari sekolah dan tidak ada informasi

kapan pengetesan IQ tersebut.

Penelitian tersebut juga mengolah data prestasi dari skor ke kategori

berprestasi dan tidak berprestasi. Peneliti menggunakan rata-rata kelas sebagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

dasar klasifikasi anak yang berpretasi dan tidak berprestasi. Cara seperti ini

akan mengaburkan definisi dari berprestasi dan tidak berprestasi. Dalam tiap

kelas akan selalu ada siswa berprestasi dan tidak berprestasi terlepas dari

keadaan real kelas tersebut. Misalnya suatu kelas dengan nilai yang sangat

rendah, maka akan tetap ada siswa yang berada di atas rata-rata yang dianggap

berprestasi dan siswa yang berada di bawah rata-rata sehingga dianggap tidak

berprestasi.

Penelitian sebelumnya hanya memasukkan variabel prestasi belajar,

tonsilitis, dan intelegensi yang dianalisis dengan analisis korelasional satu

variabel dengan satu variabel lain. Padahal intelegensi dipengaruhi oleh faktor

ekonomi sosial. Orang tua yang memiliki tingkat perekonomian tinggi dapat

memberikan nutrisi yang baik. Kecukupan nutrisi berkaitan erat dengan

perkembangan organ otak dan fungsinya yang akan menentukan kualitas anak

di masa depan. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa sebelumnya,

kemungkinan besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat sehingga potensi

kecerdasan anak menjadi rendah (Slameto, 2003). Sementara itu, faktor

ekonomi sosial juga mempengaruhi seberapa besar dukungan sosial yang

diberikan oleh orang tua kepada anak. Orford (1992) mengemukakan bahwa

dukungan sosial orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak.

Peneliti berusaha mengatasi/ memperbaiki kekurangan penelitian

sebelumnya. Peneliti memasukkan variabel faktor ekonomi sosial dan

dukungan sosial. Peneliti mengambil data raport siswa untuk mengetahui

sejauh mana prestasi belajar siswa dan data intelegensi dengan mengetes IQ.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

Peneliti tidak mengubah data intelegensi dalam bentuk kategori dan tidak

menggunakan rerata kelas untuk dasar klasifikasi prestasi belajar. Peneliti juga

mengambil data siswa yang menderita penyakit tonsilitis kronik. Kelima

variabel ini akan dianalisis sekaligus.

B. Rumusan Masalah

Apakah tonsilitis, intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status

ekonomi berpengaruh terhadap prestasi belajar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tonsilitis,

intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status ekonomi berpengaruh

terhadap prestasi belajar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

memberikan informasi mengenai teori tentang pengaruh tonsilitis,

intelegensi, dukungan orang tua, dan faktor ekonomi sosial terhadap prestasi

belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

memberikan sumbangan informasi mengenai pengaruh tonsilitis,

intelegensi, dukungan sosial orang tua, dan status sosial ekonomi terhadap

prestasi belajar. Informasi ini akan berguna dalam melakukan usaha-usaha

meningkatkan prestasi belajar anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian, yakni 1) teori

perkembangan anak, 2) teori prestasi belajar, 3) teori tonsilitis, 4) teori

intelegensi, 5) teori dukungan sosial orang tua, dan 6) teori status sosial ekonomi.

A. Perkembangan Anak

1. Perkembangan kognitif

Pemikiran anak prasekolah, menurut Piaget (1944; dalam Santrock,

2002) bersifat praoperasional dan meliputi pembentukan konsep-konsep

yang tetap, penalaran mental, penonjolan sikap egosentrisme, serta

pembentukan sistem-sistem keyakinan gaib. Pemikiran praoperasional ini

tidak terorganisir dengan baik. Piaget yakin bahwa pemikiran yang

terorganisir dengan baik adalah pada tahap operasional konkret akan

nampak ketika usia 7 tahun.

Pemikiran operasional konkret adalah tahap perkembangan

kognitif pada masa pertengahan anak-anak, yakni setelah usia 7 tahun.

Pemikiran operasional konkret adalah suatu tindakan mental yang

bertentangan terhadap objek-objek yang nyata dan konkret. Operasional

konkret memungkinkan anak mengkoordinasikan beberapa karakteristik

dan bukan berfokus pada suatu properti tunggal suatu objek. Anak yang

memiliki pemikiran operasional konkret memiliki kemampuan

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

mengklasifikasi atau membagi benda-benda dalam perangkat atau sub

perangkat yang berbeda. Contohnya anak yang memiliki pemikiran

praoperasional lebih berfokus pada tinggi atau lebar, sementara anak

operasional konkret mengkoordinasikan informasi tentang kedua dimensi

itu. Anak operasional konkret dapat memahami sistem klasifikasi seperti

pohon keluarga (Santrock, 2002).

Memori jangka panjang anak bertambah selama masa pertengahan

anak-anak. Proses-proses atau strategi-strategi untuk membantu anak

mengingat seperti pengulangan, pengorganisasian, dan perbandingan

mempengaruhi memori anak dan pengetahuan anak (Santrock, 2002).

2. Perkembangan bahasa

Pada masa pertengahan anak-anak, anak menjadi lebih analitis dan

logis dalam pendekatan kata-kata dan tata bahasa. Kemampuan

menganalisis kata memungkinkan anak menambah kata-kata yang lebih

abstrak dalam perbendaharan kata mereka. Misalnya batu-batuan berharga

dapat dipahami dengan ciri-ciri umum berlian dan zamrud. Peningkatan

kemampuan analitis anak memungkinkan mereka membedakan antara kata

yang mirip seperti sepupu dan keponakan, atau kota, kampung, dan pinggir

kota. Peningkatan penalaran logis dan keterampilan analitis ini membuat

anak dapat memahami konstruksi penggunaan komparatif yang sesuai

(contohnya lebih pendek, lebih dalam), dan kata sifat. Pada akhir tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

sekolah dasar, anak biasanya dapat menerapkan aturan tata bahasa secara

tepat (Santrock, 2002).

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Salah satu aspek yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam

pendidikan adalah prestasi belajar. Menurut kamus Bahasa Indonesia,

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka yang diberikan oleh guru (Pusat Bahasa, 2008). Sukarti (1996)

memberi batasan prestasi belajar atau prestasi akademik sebagai tingkat

keberhasilan atau tingkat penguasaan siswa terhadap tugas belajar di

sekolah dalam periode tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap,

dan keterampilan. Masrun dan Martaniah (1973) mendefiniskan prestasi

belajar sebagai hasil kegiatan belajar, yakni sejauh mana peserta didik

dapat menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan oleh

seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan

indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

2. Pengukuran prestasi belajar

Tingkat keberhasilan atau penguasaan seseorang dalam belajar

dapat dilihat dari prestasi belajar yang diraih. Prestasi belajar itu sendiri

diketahui dari hasil evaluasi belajar. Evaluasi belajar dapat dilakukan

dengan pengukuran yang dibuat dalam bentuk ujian tertulis, lisan, maupun

praktik. Penilaian dilakukan berdasarkan norma yang dipergunakan.

Hasilnya diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa menggunakan angka/

huruf sebagai indeks prestasi .Ada yang menggunakan angka-angka

dengan rentang 1-10 atau 10-100 atau dalam bentuk huruf A, B, C, D, E,

dan F (Tirtonegoro, 1984).

Pengukuran mengenai prestasi belajar menurut Winkel (1996

dalam Segal, 2000) dapat berupa nilai Pekerjaan Rumah (PR), Pekerjaan

Sekolah (PS), tugas-tugas, dan ulangan harian yang terangkum dalam nilai

raport. Penilaian terhadap prestasi belajar diklasifikasikan menjadi dua

macam, yakni penilaian formatif dan penilaian sumatif (Purwanto, 1990).

Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari

umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat

digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau

yang sudah dilaksanakan. Penilaian sumatif adalah penilaian yang

dilakukan untuk memperoleh data atau informasi mengenai penguasaan

atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah

dipelajarinya selama jangka waktu tertentu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

Jadi, dari pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan dalam bentuk tertulis, lisan,

maupun praktik Pekerjaan Rumah, Pekerjaan Sekolah, tugas, dan ujian

yang terangkum dalam nilai raport, yang merupakan bentuk dari penilaian

sumatif.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor internal dan faktor

eksternal (Slameto, 2003).

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang bersumber di dalam

diri siswa. Faktor internal meliputi : (Mudzakir dan Sutrisno, 1997)

a. Faktor fisiologi

Kondisi umum jasmani mempengaruhi semangat dan intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa yang sakit akan mengalami

kelemahan fisik, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah.

Akibatnya ransangan yang diterima melalui indera lama, saraf akan

bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk

beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal dalam pelajarannya.

Siswa yang kondisi tubuhnya kurang sehat ini mengalami kesulitan

belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya

konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan pikirannya terganggu.

Karena hal-hal tersebut penerimaan dan respon terhadap pelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal dalam

memproses, mengelola, menginterprestasi, dan mengorganisasi materi

pelajaran melalui inderanya sehingga ia tidak dapat memahami makna

materi yang dipelajarinya.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis meliputi empat bagian, yakni:

1) Intelegensi

Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat (Reber, 1985). Purwanto (1990)

mendefiniskan intelegensi sebagai kemampuan yang dibawa sejak

lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara

yang tertentu. David Wechsler (dalam Azwar, 2004) mendefinisikan

intelegensi adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang

untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional serta

menghadapi lingkungannya dengan efektif.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi

kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar

peluangnya untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah

kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil

peluangnya untuk memperoleh sukses (Syah, 2006).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

Penelitian yang dilakukan oleh Setiadi (2001) menunjukkan

bahwa ada hubungan yang bermakna antara intelegensi terhadap

prestasi belajar siswa. Hal yang sama juga diungkap oleh Ekowati

(2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara

intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan umum seseorang

untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, dan

menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.

2) Bakat

Chaplin (2004) mendefinikan bakat sebagai kemampuan

potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan

pada masa yang akan datang. Setiap individu mempunyai bakat

yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari

sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus

mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan

cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang.

Antara bakat dan intelegensi secara umum memiliki

kemiripan, yakni kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang (Syah,

1995). Namun, bakat lebih mengacu pada kemampuan seseorang

dalam bidang tertentu, sedangkan intelegensi mengacu pada

kemampuan secara umum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Chaplin, 2004). Tinggi

rendahnya minat mempengaruhi kualitas prestasi belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu. Ada tidaknya minat terhadap

suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran,

lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses

pembelajaran.

Menurut Reber (1985; dalam Syah, 2006), minat kurang

populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak

pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi dan kebutuhan. Tapi, meskipun kurang

populer, minat tetap diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil

belajar peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Dalyono (1997; dalam Djamarah, Syaiful, dan Bakri, 2002) bahwa

minat yang besar terhadap sesuatu maka cenderung akan

menghasilkan prestasi yang tinggi, begitupun sebaliknya jika minat

terhadap sesuatu itu rendah, maka cenderung akan menghasilkan

prestasi yang rendah juga. Tidak banyak yang bisa diharapkan dari

seseorang yang tidak berminat terhadap sesuatu untuk

menghasilkan prestasi belajar yang baik. Jika siswa tidak berminat,

ia akan kurang berpartisipasi dalam aktivitas belajar, perhatian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

menjadi kurang ketika proses belajar mengajar serta semangat

belajar menjadi turun.

4) Motivasi

Seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki

keinginan dan usaha lebih tinggi dalam meraih prestasi, sebaliknya

orang dengan motivasi berprestasi yang rendah cenderung kurang

memiliki usaha dalam meraih prestasi (Holstein, 1986).

Motivasi berfungsi menimbulkan, mendasari, dan

mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik

tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar

motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang

yang motivasinya besar akan giat berusaha, tampak gigih, tidak

mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan

prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak

acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada

pelajaran, suka menggangu teman sekelas dan sering meninggalkan

pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar

(Sardiman, 1990).

Fungsi motivasi adalah (Hamalik, 2002) :

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa

motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

b) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada

pencapaian tujuan yang diinginkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

c) Sebagai penggerak. Berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjaan.

Dalam penelitian ini minat dan motivasi tidak

diperhitungkan karena subjek penelitian belajar di sekolah umum,

dimana prestasi belajarnya tidak dipengaruhi oleh minat-minat

terhadap bidang-bidang tertentu.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Faktor eksternal terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat (Mudzakir dan Sutrisno. 1997)

a. Lingkungan Keluarga

Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan

perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian

orang tua ini akan menentukan seorang siswa dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi.

Orang tua memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak

dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik, dan

membantu proses sosialisasi anak. Perhatian orang tua memiliki korelasi

positif dengan prestasi belajar anak di sekolah. Moeloek (2001)

menyatakan bahwa kajian empiris membuktikan bahwa peran keluarga dan

orang tua berkaitan erat dan positif dengan prestasi belajar anak. Berbagai

hasil penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar anak, perbaikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anak untuk

belajar sampai di Perguruan Tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga

apabila orang tua berperan dalam pendidikan anak (Dougherty dan

Kurosaka dalam Slameto, 2003).

Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan.

Banyak penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menemukan

kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua

variabel: variabel struktural dan variabel proses (Tilaar, 2007).

Kategori variabel struktural antara lain latar belakang status sosial

ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Munandar

(1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua,

maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga

mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak, seperti televisi, internet,

dan buku bacaan. Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada

umumnya akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan sekolah dan

keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan

relatif rendah, pada umumnya mengalami kesulitan dalam pembiayaan

sekolah, begitu juga dengan keperluan lainnya. Masalah biaya pendidikan

juga merupakan sumber kekuatan dalam belajar karena kurangnya biaya

pendidikan akan sangat mengganggu kelancaran belajar. Salah satu fakta

yang mempengaruhi tingkat pendidikan anak adalah pendapatan keluarga.

Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala kebutuhan anak

yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan sosial ekonomi

orang tua (Hamalik, 2002).

Variabel proses berupa perilaku orang tua dalam memberikan

perhatian dan bantuan kepada anaknya dalam belajar. Untuk bisa

mewujudkan variabel proses tersebut tidak harus tergantung pada variabel

struktural. Artinya, tidak hanya keluarga kaya atau berpendidikan tinggi

bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang

tua menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui

kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus;

pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak

dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua sering menanyakan

tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam

belajar. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa

pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak,

pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar

anak (Hamalik, 2002).

Hasil penelitian lain juga mengungkapkan bahwa peran dan

perhatian orang tua, terutama ayah, memiliki hubungan positif dengan

pendidikan anak. Hal ini terlihat dari tumbuh kembang anak secara fisik,

sosio-emosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak

belajar sehingga prestasi belajarnya meningkat, kedisiplinan dan ketertiban

kehadiran sekolah serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan tugas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

dengan tepat dan benar, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk

ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi

favorit (National Parent Teacher Association dalam Slameto, 2003).

Ayah dapat berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik

sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh

motivasi, kesadaran diri, serta kekuatan/ kemampuan-kemampuan sehingga

memberi peluang untuk kesuksesan belajarnya, identitas gender yang sehat,

perkembangan moral dengan nilainya dan kesuksesan dalam keluarga dan

kerja/kariernya kelak. Dari semua hal yang disebutkan, pengaruh peran

ayah yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan

sosial yang harmonis (Blokir dalam Slameto, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian dan pendapatan orang

tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan kata lain

bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam

hal pendidikan dan belajar, memiliki hubungan dan pengaruh positif

terhadap prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara

sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan

dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya,

baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional,

maupun sosial (Yusuf, 2001).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

Faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan

siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003).

Faktor-faktor sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar

mencakup (Slameto, 2003) :

1) Metode Mengajar

Metode mengajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa

menjadi tidak baik pula. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan yang tepat, efisien dan seefektif

mungkin.

2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan

kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran

agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran

itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula

terhadap belajar.

3) Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dengan siswa

dipengaruhi oleh relasi yang ada didalam proses tersebut. Relasi guru

dengan siswa yang baik akan membuat siswa menyukai gurunya, juga

akan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

mempelajari sebaik-baiknya. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa

dengan baik menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.

4) Relasi Siswa dengan Siswa

Siswa yang mempunyai sifat kurang menyenangkan, rendah diri

atau mengalami tekanan batin akan diasingkan dalam kelompoknya. Jika

hal ini semakin parah, akan berakibat terganggunya belajar. Siswa tersebut

akan malas pergi ke sekolah dengan berbagai macam alasan yang tidak-

tidak. Jika terjadi demikian, siswa tersebut memerlukan bimbingan dan

penyuluhan. Menciptakan relasi yang baik antar siswa akan memberikan

pengaruh positif terhadap belajar siswa.

5) Disiplin Sekolah

Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa dalam

sekolah dan belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru

dalam mengajar, pegawai sekolah dalam bekerja, kepala sekolah dalam

mengelola sekolah, dan BP dalam memberikan layanan.

Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan

disiplin membuat siswa disiplin pula. Dalam proses belajar, disiplin sangat

dibutuhkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Agar siswa belajar

lebih maju, maka harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di rumah

dan lain-lain.

6) Fasilitas sekolah

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena

alat pelajaran tersebut dipakai siswa untuk menerima bahan pelajaran dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23

dipakai guru waktu mengajar. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima

pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan lebih maju.

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat dibutuhkan

guna memperlancar kegiatan belajar-mengajar.

Karena subjek penelitian berada dalam satu sekolah maka faktor

lingkungan sekolah ini dianggap terkendali.

c. Lingkungan Sosial (Masyarakat)

Anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan

sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman

bergaul yang buruk. Maka orang tua perlu mengontrol dengan siapa anak

bergaul (Roestiyah, 1982).

Keberadaan media masa dan televisi dan banyaknya buku bacaan

seperti novel, majalah, koran, kurang dapat dipertanggungjawabkan secara

pendidikan. Anak asyik menonton hiburan televisi berupa film atau

bermain game komputer dapat mengakibatkan anak malas belajar

(Roestiyah, 1982).

Di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar

akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu

jika mendapat prestasi yang rendah sementara teman-teman sekitarnya

mendapat prestasi belajar tinggi. Hal ini dapat menjadi daya dorong

terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar (Roestiyah, 1982).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24

B. Penyakit Tonsilitis

1. Pengertian penyakit tonsilitis

Tonsilitis adalah infeksi pada bagian tonsil. Tonsilitis dibagi dua

kategori, yakni kronik dan akut. Tonsilitis akut adalah penyakit tonsilitis

yang baru saja diderita oleh pasien. Tonsilitis kronik adalah radang tonsil

kronik yang telah diderita oleh pasien dalam jangka waktu lama dan tidak

mengalami kesembuhan. Tonsilitis eksaserbasi akut merupakan tonsilitis

kronik yang belum sembuh, namun diserang oleh kuman lagi, sehingga

penyakit tonsilitisnya semakin parah (Soepardi dan Iskandar, 2001).

2. Anatomi tonsil

Faring merupakan jalan masuk udara dari hidung ke laring dan

jalan masuk makanan dari mulut ke esofagus. Jaringan limfoid di daerah

faring merupakan kelompok-kelompok yang membentuk :

a. Tonsila palatina (tonsil)

b. Tonsila faringealis (adenoid di atap nasofaring)

c. Tonsila lingualis (tonsil lidah)

d. “lateral band” di pinggir kanan dan kiri dinding faring

e. Nodul-nodul limfoid yang tersebar di dinding faring

Keseluruhan jaringan limfoid tersebut membentuk cincin waldeyer.

Fungsi dari jaringan limfoid ini adalah sebagai benteng pertahanan

pertama dari infeksi saluran nafas atas dan berperan membentuk antibodi

pada anak-anak. Karena peran antibodi ini, biasanya tonsil dan adenoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25

membesar. Menjelang dewasa tonsil dan adenoid secara bertahap

mengecil. Adenoid biasanya menghilang pada dewasa. Tonsil dapat tetap

membesar pada dewasa, bila sering mengalami infeksi kuman.

Pembesaran tonsil dan adenoid terjadi pada usia 3-7 tahun.

Tonsila palatina atau yang lebih sering disebut tonsil saja terletak

antara arkus anterior dan arkus posterior. Tonsila palatina terdiri dari

jaringan limfoid dengan 8 sampai 20 saluran (tubulus) yang pada

permukaan membentuk kripta. Di dalamnya, saluran tersebut bercabang-

cabang. Permukaan tonsil dilapisi oleh epitel skuamous. Epitel yang lepas

membentuk detritus yang merupakan gumpalan putih yang tampak

mengisi kripta. Detritus kadang-kadang baru dapat keluar dari saluran bia

tonsil ditekan. Tonsil lidah “lateral band” serta nodul limfoid di dinding

faring dapat membesar dan menebal karena radang kronik.

Pada tonsilitis kronis, terjadi proses radang berulang yang timbul

pada epitel mukosa dan jaringan limfoid, sehingga pada proses

penyembuhan jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan

mengalami pengerutan sehingga kripte melebar. Secara klinik kripte ini

tampak diisi oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus

kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan pelekatan dengan jaringan di

sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran

kelenjar limfa submandibula (Ballenger,1994).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26

3. Pemeriksaan tonsilitis

Tonsilitis dapat diperiksa dengan beberapa metode, antara lain

dengan metode rontgen dan alat tongue spatel. Dalam penelitian ini,

peneliti tidak menggunakan metode rontgen karena keterbatasan biaya.

Peneliti menggunakan alat tongue spatel karena metode pengukuran ini

mudah dilakukan dan akurat (Rukmini, 2000).

4. Akibat penyakit tonsilitis

Keluhan dari penderita biasanya bermula dari tenggorokan yang

kering. Kemudian diikuti dengan timbulnya nyeri ketika menelan

makanan atau minuman yang semakin lama semakin sakit. Anak

merasakan rasa mengganjal di tenggorokan, mual, dan muntah. Hal ini

menyebabkan anak tidak mau makan. Rasa sakit ini kemudian menjalar

ke telinga (referred pain), sehingga anak mengalami gangguan

pendengaran karena sumbatan tuba eustakhius. Anak dapat mengalami

demam yang sangat tinggi dan menyebabkan kejang. Selain itu, anak juga

mengalami kebuntuan pada hidung. Sehingga anak sulit bernafas melalui

hidung dan pada saat tidur biasanya anak mendengkur. Hal ini

menyebabkan kualitas tidur anak terganggu, nafsu makan berkurang, lesu,

dan daya tangkap pelajaran berkurang (Soepardi dan Iskandar, 2001).

Ketika diperiksa oleh dokter, biasanya suara pasien seperti mulut

penuh makanan (plummy voice) dan berbau busuk. Terdapat ptialismus

atau kumpulan ludah di dalam mulut. Tonsil terlihat hiperemi (merah) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27

banyak detritus (nanah). Palatum mole (langit-langit mulut), arkus

anterior dan posterior tonsil terlihat udim (membengkak) dan hiperemi.

Kelenjar getah bening membesar dan sakit bila ditekan (Soepardi dan

Iskandar, 2001).

Jika penyakit tonsilitis ini tidak segera disembuhkan, ada

kemungkinan penyakit akan semakin parah dan terjadi komplikasi seperti

peritonsil, abses parafaring, dan otitis media supuratif akut pada anak-

anak. Jika penyebabnya adalah kuman S. Pyogenes, dapat terjadi

komplikasi glomerulonefritis akut, demam rema, rematoid artritis,

endokarditis bakterial sub akut. Hal ini dikarenakan terbentuknya antibodi

terhadap kuman Stretokokus, sehingga terjadi reaksi silang antara antibodi

dengan jaringan tertentu di dalam tubuh penderita. Selain itu juga dapat

terjadi otitis media serosa, sinusitis paranasal kronik, dan bronkitis kronik.

Radang kronis tonsil dapat menimbulkan rinitis kronis, sinusitis atau otitis

media secara perkoninuitatum, endokarditis (infeksi jantung), artritis

(sakit sendi), miositis (sakit otot), nefritis (infeksi ginjal), uveitis (infeksi

mata uvea), iridosklitis (infeksi mata iris), dermatitis (infeksi kulit),

pruritus (gatal-gatal), urtikaria (biduran), dan furunkulosis (infeksi kulit)

(Soepardi dan Iskandar, 2001).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28

C. Intelegensi

1. Pengertian Intelegensi

Intelegensi menurut Reber (1985, dalam Azwar, 2004) dapat

diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau

menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Intelegensi

menurut David Wechsler (dalam Azwar, 2004) adalah kumpulan atau

totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,

berfikir secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.

Purwanto (1990) mendefiniskan intelegensi adalah kemampuan yang

dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan

cara yang tertentu. Sementara Salim (1991) mendefinisikan intelegensi

sebagai daya penyesuaian yang cepat dan tepat secara fisik dan mental

terhadap pengalaman baru didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan

yang telah dimiliki.

Inteligensi digolongkan sebagai kemampuan umum. Anastasi dan

Urbina (1997) menyebutkan bahwa istilah inteligensi merupakan

kombinasi kemampuan yang dipersyaratkan untuk bertahan hidup dan

meningkatkan diri dalam budaya tertentu. Dengan demikian inteligensi

juga mencakup kemampuan spesifik yang bobotnya bervariasi dari waktu

ke waktu dan di tempat yang berbeda. Dalam budaya yang berbeda atau

pada masa sejarah yang berbeda, kualifikasi prestasi akan berbeda pula.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat

disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan umum seseorang untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29

bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, dan

menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Menurut Bayley (1986; dalam Slameto, 2003) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kemampuan intelektual individu, yaitu:

a. Keturunan dan faktor maternal

Studi korelasi nilai-nilai tes intelegensi diantara anak dan

orang tua, atau dengan kakek-neneknya, menunjukkan adanya

pengaruh faktor keturunan terhadap tingkat kemampuan mental

seseorang sampai pada tingkat tertentu.

Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari

satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar,

korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya

adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar

0,40 - 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 -

0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak

kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap

berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah

saling kenal (Fitriyah, 2009).

Inteligensi lebih banyak diturunkan oleh ibu dibandingkan

ayah. Dalam penelitian pengaruh gen yang dominan yang

diwariskan oleh orang tua terhadap anak dalam perkembangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30

inteligensinya, hasilnya adalah bahwa inteligensi anak lebih

banyak dipengaruhi oleh sumbangan gen yang berasal dari ibu

dibandingkan dari ayah, tetapi seberapa besar perbedaan itu masih

belum diketahui. Hal ini disebabkan karena gen inteligensi adalah

salah satu gen yang kompleks.

Selain faktor gen atau keturunan, intelegensi juga sangat

dipengaruhi oleh pemberian ASI. Anak-anak dengan pemberian

ASI yang cukup, mempunyai Inteligensi yang lebih tinggi (sekitar

3 – 8 point) dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diberikan

ASI atau diberikan ASI dalam waktu yang singkat. Faktor-faktor

yang mempengaruhi antara lain adalah kandungan gizi dalam ASI

yang berpengaruh terhadap otak bayi yang juga turut

mempengaruhi perkembangan inteligensi bayi

b. Latar belakang sosial ekonomi

Pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, dan faktor-faktor

social ekonomi lainnya, berkorelasi positif dan cukup tinggi

dengan taraf kecerdasan individu mulai usia 3 tahun sampai

dengan remaja.

Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih

berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik,

mulai dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah, dan

mendapatkan nutrisi yang memadai pula. Begitu juga sebaliknya

dengan sosial ekonomi yang kurang memadai, seseorang juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31

kurang mendapatkan kesempatan mendapatkan fasilitas belajar

yang baik dan nutrisi yag baik.

Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi

cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang

mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah

c. Lingkungan hidup

Lingkungan yang kurang baik akan menghasilkan

kemampuan intelektual yang kurang baik pula. Lingkungan yang

di nilai paling buruk bagi perkembangan intelegensi adalah panti-

panti asuhan serta institusi lainnya, terutama bila anak ditempatkan

disana sejak awal kehidupannya.

Sementara itu, lingkungan dengan pola asuh orang tua yang

penuh kasih sayang diyakini dapat meningkatkan potensi

kecerdasan si anak. Sebaliknya, tidak adanya pola asuh hanya akan

membuat anak bingung, stres, dan trauma yang berbuntut masalah

pada emosi anak. Dampaknya, apa pun yang dikerjakannya tidak

akan pernah membuahkan hasil maksimal.

Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap intelegensi,

adalah lembaga pendidikan formal tempat anak belajar. Disanalah

anak akan diperkenalkan dengan kegiatan membaca, menulis dan

berhitung yang akan meningkatkan kapasitas inteligensinya.

Dengan kegiatan membaca, lebih banyak kosa kata yang diterima


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32

anak dan pemahaman kalimat yang merupakan bentuk asosiasi

kata. Begitu juga dengan kemampuan menulis. Kegiatan berhitung

juga mengembangkan kemampuan numeriknya.

Proses yang terjadi di lembaga pendidikan formal adalah

proses belajar (learning) yang menyebabkan perbedaan perilaku

individu satu dengan yang lainnya. Apa yang dipelajari dan

diajarkan pada seseorang akan sangat menentukan apa dan

bagaimana reaksi individu terhadap stimulus yang dihadapinya.

Sikap, perilaku, reaksi emosional, dan semacamnya merupakan

atribut yang dipelajari dari lingkungan (Azwar, 2006).

Syah (2006) menyatakan bahwa tingkat kecerdasan atau

intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk

meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses. Hal yang sama juga diungkap oleh Ekowati

(2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara

intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa. David

Wechsler (dalam Azwar, 2004) mendefinisikan intelegensi adalah

kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak

dengan tujuan tertentu, berfikir secararasional serta menghadapi

lingkungannya dengan efektif, dari definisi tersebut nampak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33

adanya pengaruh yang signifikan antara intelegensi terhadap

prestasi akademik. Anastasi (Anastasi dan Urbina, 1997)

menyebutkan bahwa IQ merupakan refleksi prestasi pendidikan

sebelumnya dan prediktor kinerja pendidikan berikutnya. Skor

pada tes inteligensi akademik juga merupakan prediktor kinerja

dalam banyak pekerjaan dan aktivitas lain dalam kehidupan sehari-

hari budaya tersebut.

d. Kondisi fisik

Peran nutrisi bagi kecerdasan anak tak bisa diabaikan

begitu saja. Untuk menjadikan anak sehat secara fisik dan mental,

sebetulnya perlu persiapan jauh-jauh hari sebelum proses

kehamilan terjadi, dimulai ketika masa perencanaan kehamilan,

sepanjang masa kehamilan dan akan terus berlanjut selama masa

pertumbuhan anak.

Kecukupan nutrisi berkaitan erat dengan perkembangan

organ otak dan fungsinya yang akan menentukan kualitas anak di

masa depan. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa sebelumnya,

kemungkinan besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat

sehingga potensi kecerdasan anak menjadi rendah. Begitu pula

kesehatannya secara keseluruhan. Tubuh yang lemah dan sering

sakit-sakitan tentu saja juga memengaruhi potensi kecerdasannya.

Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34

perkembangan fisik yang lambat, menyebabkan tingkat

kemampuan mental yang rendah.

e. Iklim emosi

Iklim emosi dimana individu dibesarkan mempengaruhi

perkembangan mental individu yang bersangkutan.

3. Pengukuran Intelegensi

Pengukuran intelegensi dilakukan sejak lama. Cattell adalah orang

pertama yang memunculkan istilah tes mental. Menurut Cattell (1890;

dalam Azwar, 2004), pengukuran fungsi intelektual dapat dilakukan

melalui diskriminasi indrawi dan waktu reaksi. Pengukuran intelegensi

berkembang semakin pesat. Kraepelin (1895; dalam Azwar, 2004)

menggunakan perhitungan matematika sederhana untuk mengukur

ingatan, pengaruh latihan dan kelelahan, serta pengalihan perhatian.

Sementara Binet dan Henri (1895; dalam Azwar, 2004) menyarankan

penggunaan sederet kemampuan yang luas dan bervariasi, mencakup

fungsi ingatan, imajinasi, perhatian, pemahaman, mengikuti saran,

penilaian estetika, dll. Tes yang dikembangkan oleh Binet bersama Simon

(1895; dalam Azwar, 2004) menjadi cikal bakal tes intelegensi saat ini.

Skala Binet-Simon direvisi beberapa kali. Adaptasi yang paling

terkenal adalah Skala Stanford-Binet edisi 1916 yang dikembangkan oleh

Terman di Stanford University. Dalam adaptasi Stanford-Binet ini pertama

kali muncul istilah IQ (Intelligence Quotient) (Azwar, 2004).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35

Spearman (1927; dalam Azwar, 2004) menekankan pentingnya

faktor general atau faktor g, yakni faktor umum yang mewakili berbagai

tes inteligensi. Faktor g dipengaruhi oleh faktor herediter, yakni menurun

secara genetik dari orang tua kepada anak. Para pendukung faktor g

menyarankan bahwa tes inteligensi yang efektif adalah tes yang sarat

mengukur faktor g. Tes yang sampai sekarang paling banyak dipakai oleh

psikolog sekolah, konselor, maupun psikolog klinis, yakni Skala Wechsler.

Raven Progressive Matrice adalah salah satu jenis alat tes

intelegensi yang diciptakan oleh J.C. Raven pada tahun 1938. Tes ini

menuntut deduksi hubungan-hubungan antara soal abstrak. Soal terdiri

dari satu set matriks, atau pengaturan unsur desain ke dalam baris dan

kolom, dari satu bagian gambar yang telah dikosongkan. Tugas testi

adalah memilih satu sisipan yang hilang di antara alternatif yang ada. Soal

yang lebih mudah menuntut keakuratan diskriminasi, soal yang lebih sulit

melibatkan analogi, permutasi, dan perubahan pola-pola dan hubungan-

hubungan logis lainnya (Anastasi dan Urbina, 1997).

Raven Progressive Matrice terdiri dari 3 tes dengan penggunaan

yang berda-beda, yaitu (Anastasi dan Urbina, 1997):

1. Standard Progressive Matrice (SPM)

SPM terdiri dari 60 soal yang dikelompokkan ke dalam 5

seri, A, B, C, D, dan E. Tes ini dipergunakan untuk orang

normal berusia 6-65 tahun.

2. Advanced Progressive Matrice (APM)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36

APM dapat digunakan untuk orang normal tanpa batasan

waktu, yaitu untuk mengukur kemampuan observasi dan

clear thinking. APM terdiri atas 2 bagian. Bagian 1 terdiri

dari 12 soal, sedangkan baigan 2 terdiri dari 36 soal. Tes ini

dipergunakan subjek yang berusia di atas 11 tahun dan yang

memiliki intelegensi di atas rata-rata.

3. Colored Progressive Matrice (CPM)

CPM terdiri dari 36 soal yang dikelompokkan ke dalam 3

seri, A, Ab, dan B. Tes ini dapat digunkaan untuk anak

berusia 5-11 tahun, anak yang mengalami hambatan mental,

dan orang lanjut usia.

Saat ini CPM telah banyak digunakan oleh para psikolog akademik

maupun psikolog klinis untuk mengukur IQ anak. Raven berpendapat

bahwa tes CPM dimaksudkan untuk mengungkap aspek:

1. berpikir logis

2. kecakapan pengamatan ruang

3. kemampuan untuk mencari dan mengerti hubungan antara

keseluruhan dan bagian-bagian, jadi termasuk kemampuan analisa

dan kemampuan integrasi

4. kemapuan berpikir secara analogi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37

D. Dukungan Sosial

1. Pengertian dukungan sosial

Dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang

diandalkan pada saat individu mengalami kesulitan. Gottlieb (1983; dalam

Kuntjoro, 2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai informasi verbal atau

nonverbal, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang

yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa

memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan.

Dukungan sosial juga merupakan persepsi seseorang terhadap dukungan

yang diberikan orang lain yang membantu meningkatkan kemampuan untuk

bertahan dari pengaruh-pengaruh yang merugikan (Malecky dan Demaray, 2003).

Pernyataan tersebut sependapat dengan Baron dan Byrne (2002) yang

mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang

diberikan oleh teman-teman dan keluarga individu. Sarafino (2006) menyatakan

bahwa dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau

bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Sarason (1983;

dalam Kuntjoro, 2002) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan,

kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita. Sarason berpendapat bahwa dukungan sosial itu selalu

mencakup dua hal. Pertama jumlah sumber dukungan sosial yang tersedia,

merupakan persepsi individu terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38

individu membutuhkan bantuan (pendekatan berdasarkan kuantitas). Kedua

tingkatan kepuasan akan dukungan sosial yang diterima, berkaitan dengan

persepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan berdasarkan

kualitas).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial

adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti kenyamanan, perhatian,

penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan keuntungan yang diberikan

oleh orang-orang di sekitar individu yang mengalami kesulitan, agar individu

merasa dicintai, diperhatikan, dan dihargai.

2. Pengertian dukungan sosial orang tua terhadap anak

Dukungan sosial dapat diperoleh dari pasangan suami istri, anak, anggota

keluarga lain, teman, rekan kerja profesional, komunitas, atau masyarakat. Smet

(1994) menyatakan dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga. Orang tua

sebagai bagian dalam keluarga merupakan individu dewasa yang paling dekat

dengan anak dan salah satu sumber dukungan sosial bagi anak dari keluarga.

Santrock (2002) menjelaskan bahwa orang tua berperan sebagai tokoh penting

dengan siapa anak menjalin hubungan dan merupakan suatu sistem dukungan

ketika anak menjajaki suatu dunia sosial yang lebih luas dan lebih kompleks.

Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua memainkan peranan penting

terhadap penyesuaian psikologis anak (Mounts, 2005). Orang tua yang

mendorong anak mereka untuk mencoba aktivitas yang baru dan memberikan

dukungan pada usaha mereka akan membantu mengembangkan perasaan mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39

pada diri anak saat menjumpai tantangan menurut Bandura (1979; dalam Schunk

dan Pajares, 2001). Dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga dalam proses

tumbuh kembang anak (Smet, 1994). Melengkapi pendapat tersebut, Gottlieb

(1983) menyatakan bahwa dukungan sosial lebih sering didapat dari relasi yang

terdekat yaitu keluarga atau sahabat. Kekuatan dukungan sosial yang berasal dari

relasi yang terdekat yakni orang tua merupakan salah satu proses psikologis yang

dapat menjaga perilaku sehat dalam diri anak.

Dukungan sosial yang diberikan keluarga atau orang tua terhadap anak

merupakan jenis dukungan natural. Dukungan sosial natural diterima seseeorang

melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang

yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (anak,orang tua, istri, suami

dan kerabat), teman dekat atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat non formal

menurut Rook dan Dooley (1985; dalam Kuntjoro, 2002).

3. Bentuk dukungan sosial orang tua

Lima dimensi dukungan sosial yang menjadi aspek dalam pengukuran dukungan

sosial orang tua yaitu :

a. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan dalam bentuk

nyata atau dukungan material. Dukungan ini mengacu pada penyediaan

benda-benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis. Dukungan

ini meliputi aktivitas-aktivitas seperti penyediaan benda-benda. Misalnya

alat-alat sekolah, buku-buku, memberikan uang, dan membantu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40

menyelesaikan tugas praktis (Orford, 1992). Dukungan instrumental juga

dapat berupa bantuan secara langsung sesuai dengan yang dibutuhkan oleh

seseorang, seperti memberi pinjaman uang atau menolong seseorang pada

waktu mengalami stres (Smet, 1994).

b. Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah dukungan berupa pemberian informasi

yang dibutuhkan oleh individu. Dukungan informasional dibagi menjadi

dua bentuk. Pertama adalah pemberian informasi atau pengajaran suatu

keahlian yang dapat memberikan solusi pada suatu masalah. Kedua adalah

appraisal support, yakni pemberian informasi yang dapat membantu

dalam mengevaluasi performasi pribadinya. Dukungan ini dapat berupa

pemberian informasi, nasehat, dan bimbingan (Orford, 1992). Sarafino

(2006) menyebutkan dukungan ini dapat berupa saran, pengarahan, dan

umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan masalah.

c. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Orford (1992) berpendapat

bahwa dukungan ini dapat ditunjukkan dengan cara menghargai,

mendorong sesorang mengungakapkan ide, menyetujui ide tertentu,

menghargai gagasan atau kemampuan yang dimiliki seseorang, dan

pernyataan menghargai dan menerima orang lain. Harga diri seseorang

dapat ditingkatkan dengan mengkomunikasikan padanya bahwa ia bernilai

dan diterima meskipun melakukan kesalahan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41

d. Dukungan Emosi

Dukungan emosi adalah dukungan yang berhubungan dengan hal yang

bersifat emosional atau menjaga keadaan emosi, afeksi, atau ekspresi. Tipe

dukungan ini lebih mengacu pada pemberian semangat, kehangatan, cinta,

kasih, dan emosi. Orford (1992) menyatakan dukungan sosial sebagai

perilaku yang memberi perasaan nyaman dan membawa individu percaya

bahwa dia dikagumi, dihargai, dicintai, dan bahwa orang lain memberi

perhatian dan rasa nyaman. Sarafino (2006) menambahkan dukungan

emosi meliputi perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi serta

bersedia mendengarkan keluh kesah orang lain.

e. Dukungan Integrasi Sosial

Dukungan integrasi sosial adalah perasaan individu sebagai bagian dari

kelompok. Orford (1992) menyatakan bahwa dukungan ini dapat berupa

menghabiskan waktu bersama-sama dalam aktivitas, juga melakukan

rekreasi di waktu senggang. Dukungan ini dapat mengurangi stress dengan

memenuhi kebutuhan afiliasi, dan kontak dengan orang lain membantu

mengalihkan perhatian seseorang dari masalah yang mengganggu, serta

memfasilitasi suasana hati yang positif. Dukungan ini dapat pula berupa

membuat lelucon, membicarakan minat, melakukan kegiatan yang

mendatangkan kesenangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42

4. Faktor yang mempengaruhi dukungan sosial orang tua

Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan. Faktor

orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan

variabel proses. Variabel struktural berkaitan dengan dukungan instrumental

(Tilaar, 2007). Dukungan instrumental mengacu pada penyediaan benda-benda

dan penyelesaian masalah praktis, seperti pemenuhan kebutuhan sekolah,

kelengkapan alat tulis dan buku pelajaran, pembiayaan sekolah, pembiayaan

ekstrakurikuler, dan kebutuhan lainnya (Orford, 1992). Anak yang memiliki buku

pelajaran dan alat tulis lengkap akan dapat mengikuti proses belajar dengan baik

di sekolah. Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi akan dengan mudah

memberikan dukungan instrumental. Sebaliknya, keluarga yang memiliki

pendapatan rendah akan kesulitan memberikan dukungan instrumental dalam

memenuhi kebutuhan anak (Widayati, 2005).

Variabel proses berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian

dan bantuan kepada anaknya dalam belajar. Variabel proses berkaitan dengan

dukungan informasional, dukungan penghargaan, dukungan emosi, dan dukungan

integrasi sosial. Contoh variabel proses antara lain, orang tua mengetahui

kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus, pelajaran apa

anak paling tidak bisa, apa kegiatan anak yang paling banyak dilakukan di sekolah

maupun di luar sekolah, orang tua sering menanyakan tentang apa yang dipelajari

anaknya, orang tua membantu anaknya dalam belajar. Bentuk perhatian orang tua

terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43

pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta

pemenuhan kebutuhan belajar anak (Hamalik, 2002).

E. Status Ekonomi

1. Pengertian Status Ekonomi

Status ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau

posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis

aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal,

dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut Soekanto (2001) status

sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan

dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-

hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan

pengertian keadaan sosial ekonomi dalam penelitian inin adalah

kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas,

pergaulan, serta jenis tempat tinggal.

2. Pengukuran sosial ekonomi

Ada beberapa cara untuk menentukan tinggi rendahnya keadaan

sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan,

jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tingal, dan

pemilikan kekayaan (Abdulsyani, 1994).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44

a. Tingkat pendidikan

Pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah

(pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan

non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat

jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada

dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

b. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan

dalam bentuk uang dan barang. Berdasarkan jenisnya, pendapatan

dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang merupakan segala

penghasilan yang bersifat regular dan biasa, akan tetapi

tidak selalu berupa balas jasa dan diterimakan dalam bentuk

barang atau jasa. Barang dan jasa yang diterima/diperoleh

dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi

ataupun disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang

dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara

cuma-cuma, pembelian barang dan jasa dengan harta

subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan

berupa barang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45

2) Pendapatan berupa uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan

meliputi pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor

informal. Pendapatan sektor formal adalah segala

penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat

regular dan diterimakan biasanya balas jasa atau

kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari pendapatan

berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan

pendapatan berupa barang-barang meliputi: beras,

pengobatan, transportasi, perumahan, maupun yang berupa

rekreasi.

3) Pendapatan sektor informal

Adalah segala penghasilan baik berupa barang

maupun uang yang diterima sebagai balas jasa atau

kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari

pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh

dari keuntungan sosial, dan pendapatan dari usaha sendiri,

yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan

penjualan dari hasil kerajinan rumah.

Pendapatan yang diterima oleh seseorang akan dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang

tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46

untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan

yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan

rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil

(Maftukhah, 2007).

Dalam penelitian ini, pengukuran faktor ekonomi akan dilihat dari tiga hal,

yakni pendapatan keluarga (gaji), biaya pengeluaran listrik, dan uang sekolah

anak.

F. Dinamika antar variabel

Tingkat keberhasilan seseorang dalam belajar dapat dilihat dari prestasi

belajar yang diraih. Prestasi belajar itu sendiri diketahui dari hasil evaluasi belajar.

Evaluasi belajar dapat dilakukan dengan pengukuran yang dibuat dalam bentuk

ujian tertulis, lisan, maupun praktik. Prestasi belajar didefinisikan sebagai hasil

kegiatan belajar, yakni sejauh mana peserta didik dapat menguasai bahan

pelajaran yang telah diajarkan (Masrun dan Martaniah, 1973).

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor

fisiologis.

Penyakit yang sering terjadi pada anak usia 3-7 tahun adalah penyakit

tonsilitis, yakni infeksi pada bagian tonsil. Tonsilitis merupakan penyakit yang

memiliki prevalensi tinggi. Insiden tonsilitis kronik di RS DR. Karyadi Semarang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47

adalah 23.36% dan 47% di antaranya berusia 6-15 tahun (Suwento, 2001).

Keluhan dari penderita biasanya bermula dari tenggorokan yang kering.

Kemudian diikuti dengan timbulnya nyeri ketika menelan makanan atau minuman

yang semakin lama semakin sakit. Anak merasakan rasa mengganjal di

tenggorokan, mual, dan muntah. Hal ini menyebabkan anak tidak mau makan.

Rasa sakit ini kemudian menjalar ke telinga (referred pain), sehingga anak

mengalami gangguan pendengaran karena sumbatan tuba eustakhius. Anak dapat

mengalami demam yang sangat tinggi dan menyebabkan kejang. Selain itu, anak

juga mengalami kebuntuan pada hidung. Sehingga anak sulit bernafas melalui

hidung dan pada saat tidur biasanya anak mendengkur. Hal ini menyebabkan

kualitas tidur anak terganggu, nafsu makan berkurang, lesu, dan daya tangkap

pelajaran berkurang. Selain itu pada adenotonsilitis kronis terjadi gejala

tersumbatnya jalan napas atas, yang sering terjadi pada malam hari.

Adenotonsilitis kronis yang disertai tersumbatnya pernapasan pada malam hari

disebut sebagai obstructive sleep apnea syndrome ( OSAS ). Gejala umum pada

anak yang mengalami OSAS adalah anak mendengkur, sering mengantuk, gelisah,

konsentrasi kurang (Muharjo, komunikasi pribadi, 2005). Kondisi kesehatan anak

yang kurang baik dapat mempengaruhi intensitas anak dalam mengikuti pelajaran

di sekolah. Siswa yang sakit akan mengalami kelemahan fisik, sehingga ia tidak

dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal

dalam pelajarannya. Hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar anak menurun

karena tertinggal dalam pelajarannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48

Faktor eksternal turut memberi sumbangan bagi prestasi belajar anak.

Faktor eksternal merupakan faktor di luar diri siswa, diantaranya status sosial

ekonomi. Orang tua yang memiliki perekonomian cukup mampu dapat

memberikan nutrisi dan gizi yang baik sejak anak dalam kandungan dan dalam

pertumbuhannya. Peran nutrisi bagi kecerdasan anak tak bisa diabaikan begitu

saja. Untuk menjadikan anak sehat secara fisik dan mental, sebetulnya perlu

persiapan jauh-jauh hari sebelum proses kehamilan terjadi, dimulai ketika masa

perencanaan kehamilan, sepanjang masa kehamilan dan akan terus berlanjut

selama masa pertumbuhan anak. Kecukupan nutrisi berkaitan erat dengan

perkembangan organ otak dan fungsinya yang akan menentukan kualitas anak di

masa depan. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa sebelumnya, kemungkinan

besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat sehingga potensi kecerdasan anak

menjadi rendah. Begitu pula kesehatannya secara keseluruhan. Tubuh yang lemah

dan sering sakit-sakitan tentu saja juga memengaruhi potensi kecerdasannya.

Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang

lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan tingkat

keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi

seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, dan

sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin

kecil peluangnya untuk memperoleh sukses (Syah, 2006). Hal yang sama juga

diungkap oleh Ekowati (2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif

antara intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49

Orang tua yang memiliki pendapatan tinggi dapat memenuhi kebutuhan

anaknya yang berkaitan dengan aktivitas belajar. Dukungan sosial instrumental ini

berkaitan dengan status ekonomi. Dukungan ini dapat berupa pemenuhan biaya

kebutuhan pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan sekolah,

transportasi, sarana belajar dirumah, baju seragam, biaya ekstra kurikuler, dan

tidak terkecuali uang saku anak. Dukungan sosial informasional, penghargaan,

emosi, dan integrasi sosial dapat berupa mengajari anak ketika mengalami

kesulitan belajar, mendukung anak dan memberikan pujian. Pemenuhan

kebutuhan belajar ini dapat menunjang tercapainya prestasi belajar yang baik.

Anak akan memiliki kesempatan untuk berprestasi lebih baik karena lengkapnya

atau komplitnya fasilitas pendukung (Nasution, 1985). Hal senada juga diutarakan

oleh Soekarji (1986) yang telah membuktikan bahwa tingginya status ekonomi,

dalam hal ini berkaitan dengan pendapatan, memungkinkan orang tua

memberikan fasilitas memadai bagi kebutuhan hidup anak-anaknya sehingga

dapat meraih prestasi tinggi. Dan sebaliknya jika suatu keluarga yang berstatus

ekonomi rendah, maka akan merasa keberatan dalam memenuhi kebutuhan belajar

dan kesehatan anaknya secara penuh, sehingga kondisi seperti ini akan berdampak

pada perolehan prestasi belajar yang rendah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50

Gambar 2. 1. Dinamika antar variabel

Tonsilitis

Sekolah Tonsilitis Matematika

Listrik Prestasi Indonesia


Ekonomi Intelegensi
Belajar

Income Inggris
IQ 1 IQ 2 IQ 3

Dukungan
Sosial

DS 1 DS 3

DS 2

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas beberapa pertanyaan penelitian

(Azwar, 1999). Berdasarkan telaah dari teori di atas, peneliti mengajukan

beberapa hipotesis:

1. Tonsilitis berpengaruh negatif pada prestasi belajar.

2. Intelegensi berpengaruh positif pada prestasi belajar.

3. Status sosial ekonomi berpengaruh positif pada intelegensi.

4. Dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi belajar.

5. Status sosial ekonomi berpengaruh positif pada dukungan sosial orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional

variabel, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas

alat ukur dukungan sosial orang tua, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian sebab akibat. Penelitian sebab

akibat adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh antara

dua atau beberapa variabel. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah

tonsilitis berpengaruh pada prestasi belajar, intelegensi berpengaruh pada

prestasi belajar, status sosial ekonomi berpengaruh pada intelegensi, dukungan

sosial orang tua berpengaruh pada prestasi belajar, dan status sosial ekonomi

berpengaruh pada dukungan sosial orang tua.

B. Identifikasi Variabel

1. Variabel Eksogen

Variabel eksogen adalah variabel yang dianggap memiliki pengaruh

terhadap variabel lain, namun tidak dipengaruhi oleh variabel lain dalam

model.

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel eksogen adalah variabel

status sosial ekonomi, tonsilitis, dan intelegensi terhadap prestasi belajar;

dan dukungan sosial orang tua terhadap prestasi belajar.

2. Variabel Endogen

Variabel endogen adalah variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel

lain dalam model. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel endogen

adalah variabel dukungan sosial dan intelegensi yang dipengaruhi oleh

variabel status sosial ekonomi; dan prestasi belajar yang dipengaruhi oleh

tonsilitis, intelegensi, dan dukungan sosial orang tua

C. Definisi Operasional

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan pemilikan kekayaan atau fasilitas

serta jenis tempat tinggal.

Dalam penelitian ini, faktor ekonomi yang akan diukur adalah

tingkat pendapatan pemilikan kekayaan. Pengukuran dilakukan dengan

angket yang berisi pertanyaan tentang informasi besarnya pendapatan per

bulan, pengeluaran uang sekolah dan uang listrik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53

2. Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti

kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat

memberikan keuntungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar

individu yang mengalami kesulitan, agar individu merasa dicintai,

diperhatikan, dan dihargai.

Dalam penelitian ini, dukungan sosial akan diukur menggunakan

skala ukur dukungan sosial yang dibuat oleh peneliti.

3. Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan umum seseorang untuk bertindak

dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, dan menyesuaikan diri

dengan cara yang tepat.

Dalam penelitian ini, intelegensi siswa akan diukur menggunakan

alat tes CPM (Color Progressive Matrices) karena beberapa pertimbangan.

Tes CPM merupakan alat tes yang bias budaya sehingga dapat digunakan

tanpa dipengaruhi faktor bahasa. Selain itu, administrasi dan skoring tes

CPM terbilang cukup mudah.

4. Tonsilitis

Tonsilitis adalah infeksi pada bagian tonsil. Tonsilitis dibagi dua

kategori, yakni kronik dan akut. Tonsilitis akut adalah penyakit tonsilitis

yang baru saja diderita oleh pasien. Tonsilitis kronik adalah radang tonsil

kronik yang telah diderita oleh pasien dalam jangka waktu lama dan tidak

mengalami kesembuhan. Tonsilitis eksaserbasi akut merupakan tonsilitis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54

kronik yang belum sembuh, namun diserang oleh kuman lagi, sehingga

penyakit tonsilitisnya semakin parah. Tonsilitis dapat diukur dengan

berbagai cara, antara lain rontgen dan menggunakan tongue spatel.

Dalam penelitian ini, tonsilitis yang akan diukur oleh dokter adalah

tonsilitis kronik. Pengukuran tonsilitis tidak menggunakan metode rontgen

karena keterbatasan biaya. Pengukuran tonsilitis menggunakan tongue

spatel karena metode pengukuran mudah dan akurat.

5. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, sikap dan

keterampilan oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata

pelajaran dan indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang

diberikan oleh guru.

Dalam penelitian ini, pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan

dengan mendata nilai matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia

yang terangkum dalam nilai raport sebelumnya, yakni nilai raport semester

II kelas I tahun ajaran 2009/2010.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas dua sekolah dasar yang

berjumlah 168 siswa. Alasan dipilihnya sampel siswa kelas dua sekolah

dasar karena tonsilitis menyerang anak pada usia 3 sampai 7 tahun. Kelas

dua SD adalah sampel yang tepat karena usia anak rata-rata masih di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55

bawah 8 tahun dan sudah mampu membaca dengan lancar untuk mengisi

skala dukungan sosial.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner

berupa skala seberapa besar anak menerima dukungan sosial dari

orang tua. Dalam penelitian ini subjek akan diminta untuk memberikan

tanda pada dua kemungkinan jawaban yang tersedia, yaitu “Sering”

dan “Jarang” sesuai dengan keadaan diri subjek. Penilaian untuk

jawaban “Sering” adalah 1, sementara jawaban “Jarang” adalah 0.

Kuesioner ini terdari dari 2 bagian, yaitu bagian pertama berupa

identitas subjek meliputi nama lengkap, kelas, nomer absen, jenis

kelamin, dan uang jajan harian anak. Sementara bagian II berupa 20

pernyataan tentang seberapa besar anak menerima dukungan sosial

dari orang tua.

Terdapat 5 aspek dukungan sosial orang tua, yakni dukungan

instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan,

dukungan emosi, dan dukungan integrasi sosial. Berikut adalah

komponen yang digunakan sebagai aspek dalam skala dukungan

sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56

Tabel 3. 1
Blue Print Skala Dukungan Sosial
Aspek Pernyataan Total

Sebelum Uji Coba Setelah Uji Coba

Dukungan 1, 2, 3, 4 1, 2, 4 3

Instrumental

Dukkungan 5, 6, 7, 8 6, 7, 8 3

Informasional

Dukungan 9, 10, 11 9, 10, 11 3

Penghargaan

Dukungan Emosi 12, 13, 14, 15 12, 14, 15 3

Dukungan 16, 17, 18, 19, 20 16, 17, 20 3

Integrasi Sosial

Total 15

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data siswa berupa

pendapatan orang tua siswa, uang sekolah siswa, biaya listrik orang tua

siswa. Pengambilan dokumentasi status ekonomi orang tua siswa

dilakukan dengan cara membagikan surat formal kepada anak untuk

diisi oleh orang tua berupa pertanyaan pendapatan orang tua, besarnya

pengeluaran uang sekolah, dan biaya listri.

Dokumentasi berupa nilai matematika, nilai bahasa Inggris, dan

nilai bahasa Indonesia siswa didapat dari pihak sekolah untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57

mengantisipasi keengganan siswa dan kealpaan siswa dalam

mencantumkan nilai yang sebenarnya.

3. Tes

Metode pengetesan digunakan untuk mengumpulkan data

berupa hasil IQ siswa. Metode pengetesan ini menggunakan alat tes IQ

CPM. CPM merupakan alat tes intelegensi yang dapat digunakan

untuk mengungkap taraf kecerdasan bagi anak-anak yang berusia 5

samapai 11 tahun. Bentuk tes CPM berbentuk cetakan buku. Materi tes

terdiri dari 36 item/gambar. Item ini dikelompokkan menjadi 3

kelompok atau 3 set yaitu set A, set Ab dan set B. Item disusun

bertingkat dari item yang mudah ke item yang sukar. Tiap item terdiri

dari sebuah gambar besar yang berlubang dan dibawahnya terdapat 6

gambar penutup. Tugas subjek adalah memilih salah satu diantara

gambar ini yang tepat untuk menutupi kekosongan pada gambar besar.

Penilaian benar diskor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

4. Pemeriksaan

Metode pemeriksaan digunakan untuk mengumpulkan data siswa

yang menderita tonsilitis. Metode pemeriksaan menggunakan alat

tongue spatel yang dilakukan oleh ahli medis yang kompeten, yakni

dokter. Dokter telah menempuh pendidikan kedokteran umum dengan

nilai yang memuaskan di mata kuliah dan praktek THT. Ia telah

bekerja selama 3 tahun di klinik umum dan dalam 2 tahun terakhir

menjadi konsultan kesehatan untuk anak-anak di 7 sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58

Pengalamannya di bidang kesehatan membuktikan bahwa hampir 50%

siswa yang berada di sekolah Taman Kanak-Kanak menderita tonsilitis

dan setengah dari mereka menderita tonsilitis kronik.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Skala Dukunga Sosial

Validitas tes adalah tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang

hendak diiukur (Arikunto, 2003). Suatu alat ukur dapat dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi apabila dapat menjalani fungsi ukurnya

atau dapat memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan

maksud pengukurannya (Azwar, 1999).

Validitas yang digunakan dalam menguji alat ukur penelitian ini

yaitu validitas isi yang menunjuk pada sejauh mana item-item dalam alat

ukur mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau

sejauh mana isi alat ukur mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur

(Azwar, 2004).

Validitas isi diestimasi melalui pengujian isi tes oleh professional

judgement atau proses penilaian oleh orang yang dianggap ahli dalam

menilai apakah item-item tersebut benar-benar mewakili mengukur

seluruh aspek yang hendak diukur (Azwar, 2004). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan professional judgement, yaitu penilaian dosen

pembimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59

2. Seleksi Item Skala Dukungan Sosial

Item yang tidak memperlihatkan kualitas yang baik harus

disingkirkan atau direvisi terlebih dahulu sebelum menjadi bagian dari

skala. Hanya item yang mempunyai kualitas yang baik yang boleh

digunakan dalam skala. Kualitas yang dimaksud adalah konsistensi antara

item dengan tes secara keseluruhan atau sering disebut sebagai korelasi

item total. Bila korelasinya rendah atau mendekati nol berarti item tersebut

tidak cocok dengan fungsi ukur tes dan daya bedanya tidak baik.

Sedangkan korelasi yang bernilai negatif berarti terdapat cacat serius pada

item yang bersangkutan (Azwar, 2004). Proses perhitungan daya beda

item menggunakan program SPSS 18.0 for Windows.

Berdasarkan data hasil uji coba terhadap 49 subjek, diperoleh hasil

seleksi item tentang seberapa besar dukungan sosial orang tua yang

diterima anak. Dari 20 item diperoleh 15 item yang dipakai dengan

korelasi item total berkisar antara 0.027 – 0.616.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60

Tabel 3. 2
Bentuk Final Skala Dukungan Sosial Orang Tua
No Aspek Item Jumlah

1 Dukungan 1, 2, 4 3

Instrumental

2 Dukungan 6, 7, 8 3

Informasional

3 Dukungan 9, 10, 11 3

Penghargaan

4 Dukungan Emosi 12, 14, 15 3

5 Dukungan Integrasi 16, 17, 20 3

sosial

Total 15

3. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Reliabilitas ditunjukkan dengan angka atau koefisien

korelasi yang berkisa antara 0 – 1. Semakin tinggi koefisien korelasi

mendekati 1, berarti alat tes tersebut semakin reliabel.

Hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS 18.0 for

Windows menunjukkan koefisien Alpha Cronbach pada uji coba skala

dukungan sosial orang tua. Sebelum seleksi item, Alpha Cronbach

sebesar 0.691 dan setelah seleksi item didapatkan peningkatan menjadi

0.725. Hal ini berarti bahwa skala dukungan sosial orang tua dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61

dikatakan reliabel karena koefisien Alpha Cronbach mendekati 1

(Murphy, K. dan Davidshofer, C., 1991)

4. Teknik Analisis

Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan Structural

Equation Model (SEM), karena hubungan antara variabel bersifat

kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa alur regresi. Teknik SEM

dilakukan dengan bantuan program Lisrel for Student version 8.80. Teknik

analisis juga menggunakan program SPSS 18 untuk mengestimasi

reliabilitas dan skor item pada skala dukungan sosial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan persiapan penelitian berupa izin penelitian dan uji coba alat

ukur dukungan sosial orang tua, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan

pembahasan. Hasil penelitian terdiri dari uji asumsi normalitas, uji regresi, dan fit

index. Pembahasan terdiri dari pembahasan hasil penelitian dan pembahasan

model keseluruhan.

A. Persiapan Penelitian

1. Izin Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan di tiga Sekolah Dasar

Kanisius di Yogyakarta, yakni SD Kanisius Demangan, SD Kanisius

Sorowajan, dan SD Kanisius Condong Catur. Proses permohonan izin

pada awalnya dilakukan secara informal kepada Kepala Sekolah SD

Kanisius Demangan, SD Kanisius Sorowajan, dan SD Kanisius Condong

Catur dengan menyertakan proposal penelitian. Peneliti diberi izin oleh

Kepala Sekolah untuk melaksanakan penelitian dalam waktu tertentu.

Pada tanggal 15 November 2010, peneliti mengajukan surat

permohonan ijin penelitian yang telah ditandatangani oleh Dekan

Fakultas Psikologi kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Demangan, SD

Kanisius Sorowajan, dan SD Kanisius Condong Catur. Pihak sekolah

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63

memberikan waktu yang dapat digunakan oleh peneliti untuk melakukan

penelitian.

2. Uji Coba Alat Ukur

Uji coba alat ukur dilakukan untuk meliihat kualitas item-item

dalam skala yang akan digunakan dalam penelitian. Skala dukungan

sosial orang tua diujicobakan pada 29 siswa-siswi yang duduk di kelas II

B SD Kanisius Sorowajan pada tanggal 17 November 2010 dan 25 siswa-

siswi yang duduk di kelas II A SD Kanisius Demangan pada tanggal 18

November 2010.

Pengerjaan instrumen tersebut dilakukan di dalam kelas dan

membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Keseluruhan subjek yang

mengisi instrumen penelitian pada uji coba alat ukur berjumlah 54 orang

namun terdapat 5 orang yang tidak mengisi skala dengan lengkap dan

dinyatakan gugur, sehingga keseluruhan subjek yang diikutsertakan

dalam uji coba berjumlah 49 orang.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian di SD Kanisius Demangan melibatkan siswa-siswi kelas II

A yang berjumlah 26 orang, II B yang berjumlah 26 orang, dan II C yang

berjumlah 27 orang. Pada tanggal 22 November 2010, subjek dites intelegensi

dengan menggunakan alat ukur CPM yang membutuhkan waktu kurang lebih

30 menit. Peneliti menjelaskan bagaimana cara mengisi CPM dan meminta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64

subjek untuk memeriksa ulang setelah selesai agar tidak ada yang terlewat.

Setelah selesai mengerjakan tes intelegensi, peneliti membagikan surat

kepada siswa-siswi untuk diberikan kepada orang tua. Surat tersebut berisi

keterangan bahwa peneliti meminta bantuan orang tua murid untuk mengisi

data ekonomi berupa pendapatan per bulan, biaya listrik, dan biaya sekolah

anak. Surat ekonomi dikumpulkan kembali pada tanggal 26 November 2010.

Peneliti meminta dokumentasi nilai raport kelas 1 semester II mata pelajaran

Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris kepada Wali Kelas

sebagai data prestasi belajar dalam penelitian ini. Pada tanggal 23 November

2010, peneliti memeriksa tonsilitis yang dilakukan oleh dokter. Pemeriksaan

tonsilitis ini dilakukan di kelas dan membutuhkan waktu kurang lebih 15

menit tiap kelas. Subjek hanya diminta untuk membuka mulut, sementara

dokter akan menekan lidah subjek menggunakan tongue spatel yang telah

disterilkan dengan alkohol 90% untuk melihat apakah subjek menderita

tonsilitis. Pada tanggal 26 November 2010, subjek diminta untuk mengisi

skala dukungan sosial yang dilakukan secara klasikal dan dikumpulkan saat

itu juga. Pengisian skala dukungan sosial membutuhkan waktu 15 menit.

Setelah selesai mengisi skala dukungan sosial, subjek diminta mengumpulkan

surat ekonomi yang telah diisi oleh orang tua.

Penelitian di SD Kanisius Sorowajan melibatkan siswa-siswi kelas II

A dan kelas II B yang masing-masing berjumlah 30 orang. Pada tanggal 22

November 2010, peneliti membagikan surat ekonomi kepada siswa-siswi

untuk diisi oleh orang tua dan dikumpulkan pada tanggal 29 November 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65

Peneliti juga meminta dokumentasi nilai raport kelas 1 semester II mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris kepada Wali

Kelas sebagai data prestasi belajar dalam penelitian ini. Pada tanggal 23

November 2010, subjek dites intelegensi menggunakan alat ukur CPM yang

membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit. Peneliti menjelaskan kepada

subjek bagaimana cara mengisi CPM dan meminta subjek untuk memeriksa

ulang setelah selesai agar tidak ada yang terlewat. Pada tanggal 25 November

2010, subjek diperiksa oleh dokter untuk melihat apakah subjek menderita

tonsilitis. Pemeriksaan tonsilitis ini dilakukan di kelas dan membutuhkan

waktu kurang lebih 15 menit. Subjek diperiksa menggunakan tongue spatel

yang telah disterilkan dengan alkohol 90%. Pada tanggal 26 November 2010,

peneliti menyebarkan skala dukungan sosial kepada subjek dan diisi secara

klasikal sehingga dapat dikumpulkan saat itu juga.

Penelitian di SD Kanisius Condong Catur melibatkan kelas II yang

berjumlah 31 orang. Pada tanggal 22 November 2010, peneliti membagikan

surat ekonomi kepada siswa untuk diisi oleh orang tua dan dikumpulkan pada

tanggal 26 November 2010. Peneliti juga meminta dokumentasi nilai raport

kelas 1 semester II mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa

Inggris kepada Wali Kelas sebagai data prestasi belajar dalam penelitian ini.

Pada tanggal 23 November 2010, subjek dites intelegensi dengan alat ukur

CPM dan membutuhkan waktu 45 menit. Peneliti menjelaskan kepada subjek

bagaimana cara mengisi CPM dan meminta subjek memeriksa ulang setelah

selesai agar tidak ada yang terlewat. Pada tanggal 25 November 2010, subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66

diperiksa oleh dokter untuk melihat apakah subjek sakit tonsilitis. Subjek

diperiksa menggunakan tongue spatel yang telah disterilkan dengan alkohol

90%. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu 30 menit, karena subjek diperiksa

di Unit Kesehatan Sekolah. Pada tanggal 26 November 2010, peneliti

menyebarkan skala dukungan sosial kepada subjek dan diisi secara klasikal

sehingga dapat dikumpulkan saat itu juga. Setelah itu peneliti mengumpulkan

surat ekonomi yang telah diisi oleh orang tua.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi Normalitas

a. Univariate Normality

Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis univariate

normality. Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa taraf

signifikansi kurtosis untuk variabel IQ 1, IQ 3, Duksos 1, Matematika

dan Bahasa Indonesia memiliki nilai P > 0.05. Hal ini

mengindikasikan bahwa data menunjukkan hasil distribusi normal.

Sementara untuk variabel lainnya menunjukkan taraf signifikansi

dengan nilai P < 0.05, hal ini mengindikasikan bahwa data

menunjukkan hasil distribusi tidak normal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67

Tabel 4.1
Uji Asumsi Univariate Normality
Variable Skewness Kurtosis Skewness and

Kurtosis

Z- P- Z- P- Chi- P-

Score Value Score Value Square Value

Tonsil 4.402 0.000 -7.635 0.000 77.666 0.000

IQ 1 -3.694 0.000 1.244 0.214 15.196 0.001

IQ 2 -5.432 0.000 3.403 0.001 41.087 0.000

IQ 3 -2.461 0.000 1.523 0.128 8.377 0.015

Duksos 1 -3.502 0.000 1.417 0.157 14.273 0.001

Duksos 2 7.541 0.000 7.283 0.000 109.887 0.000

Duksos 3 8.276 0.000 6.999 0.000 117.475 0.000

Sekolah 10.645 0.000 8.040 0.000 177.951 0.000

Listrik 7.624 0.000 5.777 0.000 91.492 0.000

Income 8.915 0.000 6.341 0.000 119.683 0.000

Mat -3.252 0.001 0.538 0.591 10.866 0.004

Ind -3.855 0.000 1.480 0.139 17.050 0.000

Ingg -5.795 0.000 4.029 0.000 49.813 0.000

b. Multivariate Normality

Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis multivariate

normality. Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa taraf

signifikansi skewness dan kurtosis memiliki nilai P < 0.05. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68

mengindikasikan bahwa data menunjukkan hasil distribusi tidak

normal.

Tabel 4.2
Uji Asumsi Multivariate Normality
Skewness Kurtosis Skewness and Kurtosis

Value Z-Score P-Value Value Z-Score P-Value Chi-Square P-Value

80.229 31.823 0.000 275.945 12.006 0.000 1156.827 0.000

2. Hasil Analisis Regresi

Ada beberapa persamaan regresi yang dihasilkan dari analisis ini.

Parameter b dari tiap persamaan dapat dikatakan signifikan jika nilai t > 2

atau nilai p < 0.05 Berikut adalah hasil uji regresi.

Tabel 4. 3
Hasil Analisis Regresi
Persamaan 1 : Prestasi = 1.80 * Duksos + 0.28 * Tonsilitis + 4.37 * Intelegensi

(p < 0.05) (p > 0,05) (p < 0.05)

Persamaan 2 : Intelegensi = 5.38 * SES

(p < 0.05)

Persamaan 3 : Duksos = 2.40 * SES

(p < 0.05)

Dalam persamaan regresi 1, hanya 2 parameter yang signifikan,

yakni dukungan sosial (b = 1.80, p < 0.05) dan intelegensi (b = 4.37, p <

0.05). Hal ini berarti hipotesis dukungan sosial berkorelasi dengan prestasi

belajar diterima dan hipotesis intelegensi berkorelasi dengan prestasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69

belajar diterima secara signifikan. Parameter tonsilitis dengan prestasi

belajar tidak signifikan (b = 0.28, p > 0.05). Hal ini berarti hipotesis

tonsilitis berkorelasi dengan prestasi belajar ditolak. Tidak ada hubungan

yang signifikan antara tonsilitis dengan prestasi belajar.

Dalam persamaan regresi 2, parameter Status Sosial Ekonomi

(SES) signifikan (b = 5.38, p < 0.05) dengan intelegensi. Hal ini berarti

hipotesis faktor ekonomi berkorelasi dengan intelegensi diterima secara

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan

ekonomi orang tua, maka semakin tinggi pula intelegensi anak.

Dalam persamaan regresi 3, parameter SES signifikan (b = 2.40, p

< 0.05) dengan dukungan sosial. Hal ini berarti hipotesis faktor ekonomi

berkorelasi dengan dukungan sosial diterima secara signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan ekonomi orang tua, maka

semakin banyak dukungan sosial yang dapat diberikan kepada anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70

3. Fit Index

Berikut adalah hasil fit index untuk melihat apakah model dalam

penelitian ini didukung oleh data.

Tabel 4. 6
Fit Index
Fit Index Nilai Kriteria Kesimpulan

Minimum Fit 97. 13 p > 0.05 Model tidak fit

Function Chi- (p = 0.017)

Square

Satorra-Bentler 100.51 p > 0.05 Model tidak fit

Scaled Chi-Square (p = 0.00034)

Root Mean Square 0.064 0.05 – 0.08 Model fit

Error of (Kline, 2007)

Approximation

(RMSEA)

Incremental Fit 0.95 ≥ 0.95 (Hu dan Model fit

Index (IFI) Bentler, 1998)

Standardized 0.068 ≤ 0.08 (Hu dan Model fit

RMR (SRMR) Bentler, 1998)

NNFI 0.93 ≥ 0.95 Model

mendekati

kriteria fit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71

Terdapat 2 fit index yang menggambarkan bahwa model tidak fit,

yakni fit index Minimum Fit Function Chi-Square dan Satorra-Bentler

Scaled Chi-Square. Chi-Square dianggap terlalu sensitif dalam

mengidentifikasi penyimpangan model (Kline, 2007). Oleh karena itu,

pengambilan keputusan mengenai model fit atau tidak harus didasarkan

juga pada kriteria lain. penulis memilih RMSEA, RSMR, IFI, dan NNFI

sebagai kriteria yang perlu dilihat. Pemilihan kriteria ini didasarkan pada

karakterisstik fit index yang sensitif terhadap model misspecification dan

tidak sensitif terhadap sample size, estimation method, distribution, dan

model type (Bandalos, komunikasi pribadi, 2008).

D. Pembahasan

1. Persamaan Regresi

a. Hasil analisis regresi prestasi belajar dengan tonsilitis, intelegensi, dan

dukungan sosial

Hasil analisis regresi antara prestasi belajar dengan penyakit

tonsilitis diperoleh nilai b sebesar 0.28 dan nilai p > 0.05. Hipotesis

penyakit tonsilitis berhubungan dengan tinggi rendahnya prestasi belajar

ditolak. Hal ini berarti penyakit tonsilitis tidak berkorelasi dengan prestasi

belajar secara signifikan.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian

sebelumnya dilakukan oleh Farokah (2007). Hasil penelitian sebelumnya

menyatakan adanya hubungan positif antara tonsilitis kronik dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72

prestasi belajar. Anak yang menderita tonsilitis kronik mengalami

penurunan prestasi belajar. Penelitian tersebut juga menunjukkan adanya

perbedaan bermakna prestasi belajar siswa antara yang menderita tonsilitis

kronik dengan yang tonsilitis tidak kronik. Siswa yang tidak menderita

tonsilitis kronik memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan siswa

yang menderita tonsilitis kronik.

Penelitian yang dilakukan oleh Farokah (2007) memasukkan

variabel prestasi belajar, IQ, dan tonsilitis. Terdapat beberapa kekurangan

dalam penelitian ini. Data IQ diambil dalam bentuk data ordinal, yakni IQ

90-109 dikategorikan biasa, 110-119 dikategorikan cerdas, dan 120-129

dikategorikan sangat cerdas. Hal ini menyebabkan kekayaan informasi

mengenai kesamaan interval menjadi hilang. Tidak ada informasi tentang

apa alat ukur yang digunakan untuk mengetes intelegensi. Hasil tes IQ

merupakan data dari sekolah dan tidak ada informasi kapan pengetesan IQ

tersebut. Peneliti memperbaiki kekurangan penelitian sebelumnya. Peneliti

melakukan tes IQ dengan alat CPM pada bulan Desember 2010 dan tidak

mengubah bentuk data sehingga kekayaan informasi mengenai intelegensi

tetap terjaga.

Penelitian yang dilakukan oleh Farokah (2006) juga mengolah data

prestasi dari skor ke kategori berprestasi dan tidak berprestasi. Peneliti

menggunakan rata-rata kelas sebagai dasar klasifikasi anak yang berpretasi

dan tidak berprestasi. Cara seperti ini akan mengaburkan definisi dari

berprestasi dan tidak berprestasi. Dalam tiap kelas akan selalu ada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73

berprestasi dan tidak berprestasi terlepas dari keadaan real kelas tersebut.

Misalnya suatu kelas dengan nilai yang sangat rendah, akan tetap ada

siswa yang berada di atas rata-rata, yang dianggap berprestasi dan siswa

yang berada di bawah rata-rata sehingga dianggap tidak berprestasi.

Peneliti memperbaiki kekurangan ini dengan cara tidak

mengklasifikasikan skor raport siswa menjadi berprestasi atau tidak

berprestasi. Peneliti mengambil data prestasi belajar dari nilai raport mata

pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, sehingga

definisi mengenai siswa berprestasi dan tidak berprestasi menjadi jelas.

Penelitian sebelumnya hanya memasukkan variabel prestasi

belajar, intelegensi, dan tonsiltis. Padahal prestasi belajar dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain. Peneliti memasukkan variabel dukungan sosial dan

faktor ekonomi sosial agar terlihat variabel yang memoderasi hubungan

antara prestasi belajar dengan tonsilitis. Hasil penelitian sebelumnya

menyatakan bahwa tonsilitis berkorelasi positif dan signifikan dengan

prestasi belajar. Namun ketika variabel dukungan sosial dan faktor

ekonomi dimasukkan dan dianalisis sekaligus, korelasi tonsilitis dan

prestasi belajar menjadi tidak signifikan karena adanya variabel moderator

ini.

Penyakit tonsilitis tidak berkorelasi dengan prestasi belajar. Hal ini

mungkin terjadi karena pengaruh intelegensi lebih signifikan terhadap

prestasi belajar dibandingkan dengan tonsilitis. Anak yang menderita

tonsilitis tetapi memiliki intelegensi yang tinggi, prestasi belajarnya akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74

cenderung tetap tinggi. Sebaliknya anak yang memiliki intelegensi rendah

dan tidak menderita tonsilitis, prestasi belajarnya akan cenderung rendah.

Hasil korelasi yang tinggi lainnya adalah korelasi antara dukungan

sosial dengan prestasi belajar. Anak yang menderita tonsilitis mungkin

mendapat dukungan sosial yang tinggi dari orang tuanya sehingga anak

tidak lagi merasakan dampak penyakit tonsilitis. Orang tua yang

memberikan dukungan instrumental berupa kelengkapan buku pelajaran

dan alat tulis dapat membantu anak belajar dengan baik, dibandingkan

anak yang tidak memiliki buku pelajaran lengkap meskipun anak tersebut

sehat. Anak yang menderita tonsilitis tetapi diberi dukungan informasional

oleh orang tuanya, tetap bisa mengejar ketertinggalan sekolahnya. Orang

tua dapat mengajarkan pelajaran yang sulit dan mencarikan informasi

apakah ada pekerjaan rumah dari sekolah sehingga anak tidak tertinggal di

kelas meski ia tidak masuk karena sakit tonsilitis. Anak yang sakit

tonsilitis tetapi diberi perhatian dan rasa kasih sayang dapat membuat anak

nyaman. Dukungan emosi seperti ini dapat membantu anak pulih dari sakit

dan mengejar ketertinggalannya di sekolah.

Hasil analisis regresi antara prestasi belajar dengan intelegensi

diperoleh nilai b sebesar 4.37 dan nilai p < 0.05. Hal ini berarti hipotesis

diterima, yakni ada hubungan antara prestasi belajar dengan intelegensi

secara signifikan. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi maka akan

memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian

dan teori sebelumnya bahwa intelegensi mempengaruhi prestasi belajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75

siswa. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa sangat menentukan

tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna, semakin tinggi

kemampuan intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses, dan sebaliknya semakin rendah kemampuan

intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk

memperoleh sukses (Syah, 2006). Hal yang sama juga diungkap oleh

Ekowati (2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif antara

intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa. David Wechsler

(dalam Azwar, 2004) mendefinisikan intelegensi adalah kumpulan atau

totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,

berfikir secararasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif, dari

definisi tersebut nampak adanya pengaruh yang signifikan antara

intelegensi terhadap prestasi akademik. Anastasi (Anastasi dan Urbina,

1997) menyebutkan bahwa IQ merupakan refleksi prestasi pendidikan

sebelumnya dan prediktor kinerja pendidikan berikutnya. Skor pada tes

inteligensi akademik juga merupakan prediktor kinerja dalam banyak

pekerjaan dan aktivitas lain dalam kehidupan sehari-hari budaya tersebut.

Hasil analisis regresi antara prestasi belajar dengan dukungan sosial

orang tua diperoleh nilai b sebesar 1.80 dan nilai p < 0.05. Hal ini berarti

hipotesis diterima, yakni ada hubungan positif antara prestasi belajar

dengan dukungan sosial orang tua. Semakin tinggi dukungan sosial yang

diberikan oleh orang tua, maka prestasi belajar anak akan tinggi pula. Hasil

analisis ini sesuai dengan teori sebelumnya, bahwa peran keluarga dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76

orang tua berkaitan erat dan positif dengan prestasi belajar anak (Moeloek,

2001).

Dukungan sosial adalah suatu dorongan atau bantuan nyata seperti

kenyamanan, perhatian, penghargaan, serta hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan yang diberikan oleh orang-orang di sekitar individu yang

mengalami kesulitan, agar individu merasa dicintai, diperhatikan, dan

dihargai. Bentuk dukungan sosial orang tua kepada anak dapat berupa

dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penghargaan,

dukungan emosi, dan dukungan integrasi sosial.

Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan.

Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel

struktural dan variabel proses (Tilaar, 2007). Variabel struktural berkaitan

dengan dukungan instrumental. Dukungan instrumental mengacu pada

penyediaan benda-benda dan penyelesaian masalah praktis, seperti

pemenuhan kebutuhan sekolah, kelengkapan alat tulis dan buku pelajaran,

pembiayaan sekolah, pembiayaan ekstrakurikuler, dan kebutuhan lainnya

(Orford, 1992). Anak yang memiliki buku pelajaran dan alat tulis lengkap

akan dapat mengikuti proses belajar dengan baik di sekolah. Variabel

proses berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan

kepada anaknya dalam belajar. Variabel proses berkaitan dengan dukungan

informasional, dukungan pengharhaan, dukungan emosi, dan dukungan

integrasi sosial. Contoh variabel proses antara lain: orang tua mengetahui

kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77

pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak

dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua sering menanyakan

tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam

belajar. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa

pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak,

pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar

anak (Hamalik, 2002).

b. Hasil analisis regresi antara dukungan sosial dengan faktor ekonomi

Hasil analisis regresi antara dukungan sosial orang tua dengan

faktor ekonomi diperoleh nilai b sebesar 2.40 dan nilai p < 0.05. Hal ini

berarti hipotesis diterima, yakni ada hubungan antara dukungan sosial

orang tua dengan faktor ekonomi secara signifikan. Semakin tinggi

kemampuan ekonomi orang tua, maka semakin maksimal orang tua dapat

memberikan dukungan sosial kepada anak.

Dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua kepada anak dapat

berupa dukungan instrumental. Dukungan instrumental meliputi aktivitas-

aktivitas seperti penyediaan benda-benda. Misalnya alat-alat sekolah, buku-

buku, memberikan uang, dan membantu menyelesaikan tugas praktis

(Orford, 1992). Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Keluarga dengan pendapatan cukup atau tinggi pada umumnya akan

lebih mudah memberikan dukungan instrumental secara maksimal,

misalnya membeli buku pelajaran, membayar biaya ekstrakurikuler,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78

kelengkapan alat tulis, dan keperluan lain. Berbeda dengan keluarga yang

mempunyai penghasilan relatif rendah, pada umumnya mengalami

kesulitan dalam pembiayaan sekolah, begitu juga dengan keperluan

lainnya. Masalah biaya pendidikan juga merupakan sumber kekuatan dalam

belajar karena kurangnya biaya pendidikan akan sangat mengganggu

kelancaran belajar. Tingkat sosial ekonomi keluarga mempunyai pengaruh

yang tinggi terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sebab segala

kebutuhan anak yang berkenaan dengan pendidikan akan membutuhkan

sosial ekonomi orang tua (Hamalik, 2002).

c. Hasil analissi regresi antara intelegensi dengan faktor ekonomi

Hasil analisis regresi antara intelegensi dengan faktor ekonomi

diperoleh nilai b sebesar 5.38 dan nilai p < 0.05. Hal ini berarti hipotesis

diterima, yakni ada hubungan antara intelegensi dengan faktor ekonomi

secara signifikan. Jika kemampuan ekonomi orang tua tinggi maka

intelegensi anak akan tinggi. Dengan sosial ekonomi yang memadai,

seseorang lebih berkesempatan mendapatkan nutrisi yang memadai pula.

Begitu juga sebaliknya dengan sosial ekonomi yang kurang memadai,

seseorang juga kurang mendapatkan kesempatan mendapatkan fasilitas

nutrisi yang baik.

Kecukupan nutrisi ibu dan bayi mempengaruhi intelegensi bayi.

Kecukupan nutrisi berkaitan erat dengan perkembangan organ otak dan

fungsinya yang akan menentukan kualitas anak di masa depan. kandungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79

gizi dalam ASI berpengaruh terhadap otak bayi turut mempengaruhi

perkembangan inteligensi bayi. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa

sebelumnya, kemungkinan besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat

sehingga potensi kecerdasan anak menjadi rendah. Begitu pula

kesehatannya secara keseluruhan. Tubuh yang lemah dan sering sakit-

sakitan tentu saja juga memengaruhi potensi kecerdasannya. Keadaan gizi

yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat,

menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.

2. Model Keseluruhan

Berdasarkan hasil analisis, model yang diajukan dalam penelitian

ini didukung oleh data dilihat dari fit index yang menyatakan model ini fit,

yakni RMSEA, RSMR, IFI, dan NNFI.

Model menggambarkan faktor ekonomi sosial memiliki korelasi

dengan intelegensi. Intelegensi ditentukan dari banyak faktor, salah

satunya adalah nutrisi. Orang tua yang memiliki perekonomian cukup

mampu dapat memberikan nutrisi dan gizi yang baik sejak anak dalam

kandungan dan dalam pertumbuhahnnya. Kecukupan nutrisi berkaitan erat

dengan perkembangan organ otak dan fungsinya yang akan menentukan

kualitas anak di masa depan. Tanpa nutrisi yang baik di masa-masa

sebelumnya, kemungkinan besar pertumbuhan dan fungsi otak terhambat

sehingga potensi kecerdasan anak menjadi rendah. Begitu pula kesehatan

anak secara keseluruhan. Tubuh yang lemah dan sering sakit-sakitan tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80

saja juga memengaruhi potensi kecerdasannya. Keadaan gizi yang kurang

baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik yang lambat,

menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.

Hasil dari penelitian ini adalah intelegensi berkorelasi terhadap

tinggi rendahnya prestasi belajar anak. Semakin tinggi kemampuan

intelegensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk meraih

sukses dalam bidang pendidikan, dan sebaliknya semakin rendah

kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya

untuk memperoleh sukses (Syah, 2006). Hal yang sama juga diungkap

oleh Ekowati (2006) yang menyatakan bahwa terdapat kontribusi positif

antara intelegensi (kecerdasan) terhadap hasil belajar siswa.

Faktor ekonomi sosial juga memiliki pengaruh terhadap dukungan

sosial orang tua. Dukungan sosial yang dapat dilakukan oleh orang tua

terhadap anaknya adalah dukungan instrumental, yakni dukungan berupa

bantuan dalam bentuk nyata atas dukungan material. Dukungan

instrumental berkaitan dengan status ekonomi orang tua siswa. Keluarga

yang memiliki pendapatan tinggi akan dengan mudah memenuhi biaya

kebutuhan pendidikan anak yang meliputi sumbangan BP3, peralatan

sekolah, transportasi, sarana belajar dirumah, baju seragam, biaya ekstra

kurikuler, dan tidak terkecuali uang saku anak.

Dukungan sosial itu sendiri memiliki korelasi dengan prestasi

belajar. Siswa yang orang tuanya memiliki pendapatan tinggi, dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81

memenuhi kebutuhan anak yang berkaitan dengan aktivitas belajar dan

kesehatan. Hal ini menunjang tercapainaya prestasi belajar yang baik.

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor

ekonomi sosial memiliki pengaruh langsung terhadap intelegensi dan

dukungan sosial. Orang tua yang memiliki kecukupan ekonomi dapat

memenuhi nutrisi anak yang berkaitan dengan intelegensi dan memenuhi

kebutuhan anak yang berkaitan dengan akademis atau pendidikan. Hal ini

menunjang prestasi belajar anak secara signifikan. Dapat dikatakan bahwa

faktor ekonomi memiliki korelasi tidak langsung terhadap prestasi belajar.

Model menggambarkan penyakit tonsilitis memiliki korelasi

dengan prestasi belajar. Namun, dalam penelitian ini didapat hasil

penyakit tonsitilits tidak memiliki korelasi dengan prestasi belajar. Hasil

penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu yakni tonsilitis

berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini dikarenakan

dalam model dimasukkan variabel moderator yakni variabel intelegensi

dan dukungan sosial orang tua. Kehadiran variabel intelegensi dan

dukungan sosial dalam model menurunkan korelasi dalam dalam variabel

tonsilitis dengan prestasi belajar. Tonsilitis tidak berpengaruh signifikan

terhadap prestasi belajar karena adanya faktor intelegensi dalam diri anak

dan dukungan sosial yang diberikan oleh orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82

Gambar 4. 1. Hasil Penelitian

Tonsilitis

0.72

0.03
Sekolah Tonsilitis Matematika

0.84
0.45

0.53 0.45

Listrik 0.54 Prestasi 0.64 Indonesia


Ekonomi Intelegensi
Belajar

0.55
0.51 0.87 0.80 0.82

Income Inggris
IQ 1 IQ 2 IQ 3

0.28 0.15
Dukungan
Sosial

0.51
0.69

0.78

DS 1 DS 3

DS 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan

saran kepada orang tua, siswa, dan peneliti lain.

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Analisis regresi antara prestasi belajar dan penyakit tonsilitis

menghasilkan nilai b sebesar 0.28 dan nilai p > 0.05. Hipotesis bahwa

penyakit tonsilitis berpengaruh terhadap prestasi belajar ditolak. Hal

ini berarti penyakit tonsilitis tidak berpengaruh pada prestasi belajar

secara signifikan.

2. Analisis regresi antara prestasi belajar dan intelegensi menghasilkan

nilai b sebesar 4.37 dan nilai p < 0.05. Hipotesisi bahwa intelegensi

berpengaruh positif pada prestasi belajar diterima.

3. Analisis regresi antara intelegensi dan faktor ekonomi menghasilkan

nilai b sebesar 5.38 dan nilai p < 0.05. Hipotesis bahwa status sosial

ekonomi berpengaruh pada intelegensi diterima.

4. Analisis regresi antara prestasi belajar dan dukungan sosial orang tua

menghasilkan nilai b sebesar 1.80 dan nilai p < 0.05. Hipotesis bahwa

dukungan sosial orang tua berpengaruh positif pada prestasi belajar

diterima.

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84

5. Analisis regresi antara dukungan sosial orang tua dan faktor ekonomi

menghasilkan nilai b sebesar 2.40 dan nilai p < 0.05. Hipotesis bahwa

status sosial ekonomi berpengaruh pada dukungan sosial orang tua

diterima.

6. Fit index untuk RMSEA, RSMR, dan IFI menunjukkan bahwa model

fit. Fit index untuk NNFI menunjukkan bahwa model mendekati

kriteria fit. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diajukan memiliki

dukungan data yang memadai.

B. Keterbatasan

Peneliti menggunakan alat ukur intelegensi (CPM) yang lebih

mengukur intelegensi terkait dengan faktor herediter dan genetik. Alat

ukur ini tidak cocok untuk mengukur intelegensi yang berkaitan

dengan variabel lingkungan ekonomi.

C. Saran

1. Saran berkaitan dengan manfaat penelitian

a. Bagi orang tua siswa

Penyakit tonsilitis dimoderasi oleh intelegensi dan

dukungan sosial dalam mempengaruhi prestasi belajar anak. Orang

tua yang memiliki anak berprestasi rendah, disarankan memberikan

dukungan sosial untuk meningkatkan prestasi belajar anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85

Dukungan sosial kepada anak dapat berupa pemberian bimbingan

dan nasihat, pendampingan terhadap belajar anak, pemberian

motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar

anak.

Intelegensi memberikan sumbangan berarti bagi prestasi

belajar. Orang tua diharapkan berperan dalam meningkatkan

intelegensi anak yang rendah. Orang tua disarankan memberikan

makanan bergizi dan bernutrisi kepada anak, karena nutrisi yang

baik mempengaruhi intelegensi anak. Orang tua disarankan

membantu anak dalam belajar karena proses learning dapat

meningkatkan kapasitas intelegensi anak.

b. Bagi siswa

Berdasarkan observasi selama penelitian, untuk

meningkatkan prestasi belajar, siswa diharapkan memperhatikan

guru saat pelajaran berlangsung dan giat belajar untuk

meningkatkan kapasitas intelegensi.

2. Saran berkaitan dengan kelanjutan penelitian

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat ukur

intelegensi yang sesuai dengan teori.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anastasi dan Urbina S. 1997. Psychological Testing. New Jersey : Viacom


Company.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Azwar, S. 1999. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Ballenger, J.J. 1994. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan


Leher (Jilid Satu). Jakarta : Binarupa Aksara.

Bandalos, D. 2008. Structural Equations Models (Slide Kuliah). Research,


Evaluation, Measurement Statistic Program in University of Georgia,
Athens.

Baron, R. A., dan Byrne, D. 2002. Psikologi Sosial Jilid 1. Penerjemah: Ratna
Juwita. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Chaplin, J. P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Djamarah, Syaiful, dan Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Ekowati. 2006. Kontribusi Intelegensi dan Kemandirian Belajar terhadap


Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah. Skripsi
(Tidak diterbitkan). Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Farokah, Suprihati, dan Suyitno. 2007. Hubungan Tonsilitis Kronik dengan


Prestasi Belajar pada Siswa Selas II Sekolah Dasar di Kota Semarang.
Jurnal Cermin Dunia Kedokteran No. 155.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87

Fitriyah. 2009. Intelegensi dan IQ. Diunduh pada tanggal 29 April 2010, di
http://www.forumsains.com/artikel/inteligensi-dan-iq/.

Gottlieb, B.H. 1983. Social Support Strategies Guidelines for Mental Health
Practice. Baverly Hills : Sage Publications.

Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Holstein, H. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kuntjoro, Z.S. 2002. Dukungan Sosial pada Lansia. Diunduh pada tanggal 12
April 2010 di www.e-psikologi.com.

Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Orang Tua terhadap Prestasi


Belajar Geografi Siswa Kelas VIII SMPN I Randudongkal Kabupaten
Pemalang. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang : Universitas Negri
Semarang.

Malecki, C dan Demaray, K. 2003. Social Support as A Buffer. Running


Hedd: Northern Illinois University.

Masrun dan Martaniah, S.M. 1973. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta:


Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.

Moeloek, Nila. Mengapa Ada Percepatan Penuntasan Gerakan Wajib


Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Diunduh pada tanggal 12
April 2010 di http://www.dwp.or.id/dwp1.php?kas=12&noid=573.

Mounts, N.S. 2005. Shyness, Sociability, and Parental Support for the
College Transition. Journal of Youth and Adolescence. Vol 35, No.1,
71-8.

Mudzakir dan Sutrisno. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhardjo. 2005. Pengaruh Adenotonsilektomi pada Anak Enotonsilitis


Kronis Obstruktif Terhadap Imunitas (Slide Kuliah).

Munandar. 1999. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.


Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88

Murphy, R. K. dan Davidshofer, O.C. 1991. Psychological Testing :


Principles and Application 2nd Edition. New-Jersey : Prentice-Hall
International Editions.

Nasution, T. 1985. Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi


Belajar Anak. Jakarta : Grasindo.

Nurkolis. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah : Teori, Model, dan Aplikasi.


Jakarta : Grasindo.

Orford, J. 1992. Community Psychology : Theory and Practice. London :


John Wiley and Sons.

Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Reber, A.S. 1985. The Penguin Dictionary of Psychological. Harmondsworth


Middlesex England: Penguin Books Ltd.

Roestiyah. 1982. Masalah Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : PT Bina


Aksara.

Rukmini, S. 2000. Buku Ajar THT. Surabaya : Airlangga University Press.

Salim. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Balai


Pustaka.

Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup).


Jakarta : Erlangga.

Sarafino. 2006. Health Psychology : Biopsychosocial Interaction. New York :


John Willey and Sons.

Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :


C.V. Rajawali.

Schunk, D. H dan Pajares, F. 2001. The Development of Academic Self


Efficacy. Diunduh pada tanggal 2 Maret 2010 di
http://www.des.emory.edu/mfp/SchunkPajares2001.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89

Segal, J. 2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung : Penerbit Kaifah.

Setiadi, W. 2001. Hubungan Intelegensi, Status Gizi dengan Prestasi Belajar


Siswa SLTP. Semarang (Tesis Universitas Diponegoro).

Slameto. Peranan Ayah dalam Pendidikan Anak dan Hubungannya dengan


Prestasi Belajarnya. Diunduh pada tanggal 24 Mei 2003 di http://re-
searchengines.com/slameto2.htm.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta :


Rineka Cipta.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT Grasindo.

Soepardi dan Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung
Tenggorok, Kepala, dan Leher. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Soerjono, S. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press.

Soekarji, D. K. 1986. Psikologi Populer. Jakarta : Galia Indonesia.

Sukarti. 1996. Suatu Studi mengenai Prediksi terhadap Prestasi Belajar di


STM di Yogyakarta. Desertasi (tidak diterbitkan). Yogyakarta :
Pascasarjana UGM.

Suwento R. Epidemiologi Penyakit THT di 7 Propinsi. Kumpulan Makalah


dan Pedoman Kesehatan Telinga. Lokakarya THT Komunitas. PIT
PERHATI-KL, Palembang, 2001 halaman 8-12.

Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung :


Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tilaar, H.A.R. 2007. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan. Jakarta:


Transmedia.

Tirtonegoro. 1984. Anak Supernormal dan Program Pendidikan. Jakarta : PT


Bima Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90

Widayati, T. 2005. Pengaruh Motivasi, Dukungan Orang Tua, dan Asal


Sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi pada
Siswa Kelas II MA Al-Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005. Skripsi (Tidak diterbitkan). Semarang :
Universitas Negeri Semarang.

Yusuf, S. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :


Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91

LAMPIRAN 1

BLUE PRINT SKALA DUKUNGAN SOSIAL

Aspek Indikator Item

Dukungan Pemenuhan kebutuhan Saya punya alat tulis yang lengkap.

Instrumental untuk belajar


Di rumah ada tempat belajar.

Pemenuhan kebutuhan Saya diberi uang jajan setiap hari.

sehari-hari Saya makan 3 kali sehari.

Dukungan Pemberian nasehat / saran Saya diminta lebih rajin belajar oleh

Informasional orang tua ketika nilai ulangan jelek.

Pemberian penjelasan / Orang tua menjelaskan ketika saya

informasi mengenai kesulitan mengerjakan PR.

belajar

Mengajarkan keahlian Orang tua mengajarkan saya

matematika.

Pemberian pengarahan Orang tua menunjukkan cara

mengerjakan PR matematika.

Dukungan Pemberian penghargaan Orang tua memberikan pujian ketika

Penghargaan nilai ulangan saya bagus.

Pemberian dorongan dan Orang tua setuju dengan pendapat

persetujuan terhadap ide saya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92

dan pendapat anak Orang tua selalu menanyakan

pendapat saya.

Dukungan Pemberian perasaan Saya senang berada di dekat orang

Emosi nyaman dan aman tua.

Pemberian perhatian Orang tua merawat saya ketika sakit.

Bersedia mendengarkan Orang tua mendengarkan keluhan

keluhan saya di sekolah.

Pemberian semangat Orang tua menyuruh saya untuk

sekolah yang rajin.

Dukungan Pemberian kesempatan Saya diajak jalan-jalan

Integrasi untuk berbagi kesenangan Orang tua membelikan saya mainan

Sosial dan bermain bersama saya.

Melucu Orang tua sering membuat saya

tertawa.

Orang tua menghibur saya ketika

menangis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93

LAMPIRAN 2

SKALA UJI COBA

Dibawah ini terdapat 20 pernyataan.

Baca dan pahami setiap pernyataan, kemudian pilihlah satu jawaban dengan

memberi tanda silang ( X ).

Pilih jawaban yang sesuai dengan dirimu, karena semua jawaban benar.

Isilah nama lengkap dan kelas.

Setelah selesai, periksalah kembali.

Selamat mengerjakan... 

Nama lengkap : ________________________________

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Kelas : ______

No. Pernyataan Sering Jarang

1 Saya punya alat tulis yang lengkap.

2 Di rumah ada tempat belajar.

3 Saya diberi uang jajan.

4 Saya makan 3 kali sehari.

5 Saya diminta lebih rajin belajar oleh orang tua

ketika nilai ulangan jelek.

6 Orang tua menjelaskan ketika saya kesulitan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94

mengerjakan PR.

7 Orang tua mengajarkan saya matematika.

8 Orang tua menunjukkan cara mengerjakan PR

matematika.

9 Orang tua memberikan pujian ketika nilai

ulangan saya bagus.

10 Orang tua setuju dengan pendapat saya.

11 Orang tua selalu menanyakan pendapat saya.

12 Saya senang berada di dekat orang tua.

13 Orang tua merawat saya ketika sakit.

14 Orang tua mendengarkan keluhan saya di

sekolah.

15 Orang tua menyuruh saya untuk sekolah yang

rajin.

16 Saya diajak jalan-jalan.

17 Orang tua membelikan saya mainan.

18 Orang tua sering membuat saya tertawa.

19 Orang tua menghibur saya ketika menangis.

20 Orang tua bermain bersama saya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95

LAMPIRAN 3

RELIABILITAS SKALA UJI COBA

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 49 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 49 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of

Alpha Items

,725 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96

Item-Total Statistics

Scale Corrected Cronbach's

Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item

Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

VAR00001 23,0204 8,145 ,245 ,719

VAR00002 23,1020 8,010 ,235 ,720

VAR00004 23,2857 8,083 ,140 ,734

VAR00006 23,0816 7,910 ,298 ,714

VAR00007 23,1633 7,806 ,286 ,716

VAR00008 23,1837 7,570 ,374 ,706

VAR00009 23,0408 8,415 ,087 ,732

VAR00010 23,3265 7,766 ,252 ,721

VAR00011 23,4286 6,875 ,601 ,675

VAR00012 23,0204 7,937 ,360 ,709

VAR00014 23,5102 7,672 ,295 ,715

VAR00016 23,3878 6,909 ,585 ,677

VAR00017 23,5918 7,622 ,342 ,709

VAR00020 23,4898 6,838 ,629 ,672

VAR00015 22,9388 8,600 ,067 ,729


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97

LAMPIRAN 4

SKALA PENELITIAN

Nama lengkap : ________________________________

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Nomer absen : ______

Kelas : ______

Uang jajan sehari : Rp __________

No. Pernyataan Jarang Sering

1 Saya punya alat tulis yang lengkap.

2 Di rumah ada tempat belajar.

3 Saya makan 3 kali sehari.

4 Orang tua menjelaskan ketika saya kesulitan

mengerjakan PR.

5 Orang tua mengajarkan saya matematika.

6 Orang tua menunjukkan cara mengerjakan PR

matematika.

7 Orang tua memberikan pujian ketika nilai

ulangan saya bagus.

8 Orang tua setuju dengan pendapat saya.

9 Orang tua selalu menanyakan pendapat saya.

10 Saya senang berada di dekat orang tua.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98

11 Orang tua mendengarkan keluhan saya tentang

sekolah.

12 Orang tua menyuruh saya untuk sekolah yang

rajin.

13 Saya diajak jalan-jalan oleh orang tua.

14 Orang tua membelikan saya mainan.

15 Orang tua bermain bersama saya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99

LAMPIRAN 5

SURAT ANGKET EKONOMI KEPADA ORANG TUA

Kepada Yth.

Orang tua/ wali murid SD Kanisius

Saya adalah seorang mahasiswi fakultas Psikologi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian sebagai syarat meraih gelar

sarjana. Dalam penelitian ini, saya memerlukan beberapa data sebagai berikut :

1. Nilai IQ anak

Anak akan dites IQ oleh peneliti. Data nilai tes IQ kemudian akan

diserahkan kepada pihak sekolah.

2. Nilai raport anak

3. Kondisi kesehatan anak

Anak akan diperiksa oleh ahli kesehatan di sekolah

4. Kondisi ekonomi keluarga

Sehubungan dengan penelititian yang sedang saya lakukan, maka saya mohon

kesediaan orang tua murid untuk berpartisipasi mengisi beberapa pertanyaan

terkait dengan kondisi ekonomi keluarga. Penelitian ini adalah untuk keperluan

ilmiah dan tidak akan merugikan anda. Kerahasiaan jawaban yang anda berikan

akan saya jamin dan merupakan tanggung jawab peneliti. Pengisian angket ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100

tidak bersifat memaksa, namun peneliti sangat berharap anda mau berpartisipasi.

Terima kasih.

Mengetahui Peneliti

Kepala Sekolah Isabella Floriana

Nama lengkap siswa : .......................................................

Pekerjaan orang tua : ............................................

Pendapatan per bulan : Rp.....................................

Jumlah orang yang ditanggung dalam keluarga adalah ................... orang

Biaya listrik per bulan : Rp ...................................

Biaya sekolah anak per bulan : Rp .................................

Anda mungkin juga menyukai