1. FEBRIS THYPOID
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan febris thypoid
19
Suhu tubuh membaik
4. Diare (D0020)
Ekpektasi: eliminasi membaik, dengan kriteria hasil:
Distensi abdomen menurun.
konsistensi feses membaik
Frekkuensi BAB membaik.
Peristaltik usus mebaik
5. Konstipasi (D.00490)
Ekpektasi : eliminasi membaik, dengan kriteria hasil :
Kontrol pengeluaran feses meningkat
Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
Mengejan saat defekasi menurun
Distensi abdomen menurun.
6. Nyeri akut (D.0077)
Ekspektasi nyeri menurun, dengan kriteria hasil :
Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat
keluhan nyeri menurun.
Frekuensi nadi membaik
Pola napas membaik
Tekanan darah membaik
Proses berfikir mebaik.
Fokus membaik
7. Gangguan pola tidur (D0055)
Ekpektasi kualitas dan kuantitas tidur membaik, dengan
kriteria hasil :
Kemampuan aktifitas meningkat
Keluhan sulit tidur menurun
Keluhan tidak puas tidur menurun
keluhan pola tidur berubah menurun.
Keluhan istirahat tidak cukup menurun.
5. Intervensi Keperawatan 1. Hipertermia (D.0130)
a. Manajemen hipertermia (I.15506)
Tindakan :
1) Obeservasi
Identifikasi penyebab hipertermi (missal
dehidrasi, terpapar lingkungan panas)
Monitor Suhu tubuh
Monitor haluaran urine.
2) Terapeutik
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Berikan cairan oral
berikan oksigen jika perlu
3) Edukasi
Anjurkan tirah baring
4) Kolaborasi
Pemberian elektrolit dan intra vena.
20
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
a. Manajemen Nutrisi (I.03119)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Identifikasi makanan yang disukai
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
2) Terapeutik
Lakukan oral higiene sebelum makan bila perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai.
Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi.
Berikan suplemen makan jika perlu
3) Edukasi
Anjurkan posisi duduk jika mampu
Anjurkan diit yang diprogramkan
4) Kolaborasi
Pemberian medikasi sebelum makan (pereda nyeri
anti emetic) jika perlu.
kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetukan
jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan jika
perlu.
3. Risiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
a. Manajemen cairan (I.03098)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor status dehidrasi (frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa,
turgor kulit, tekanan darah ).
Monitor berat badan harian
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(hematokrit).
2) Terapeutik
Catat intake dan output dan hitung balance cairan
24 jam.
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan.
3) Kolaborasi
Berikan cairan intra vena jika perlu.
4. Diare (D0020), Konstipasi (D.00490)
a. Manajemen Eliminasi fekal (I.04151)
Tindakan :
1) Observasi
21
Identifikasi masalah usus dan penggunaan obat
pencahar
Identifikasi pengobatan yang berfek pada kondisi
gastro intestinal.
Monitor buang air besar (missal warna, frekuensi,
konsistensi, volume)
Monitor tanda dan gejala diare, kontipasi atau
impaksi
2) Terapeutik
Berikan air hangat setelah makan
Jadwalkan waktu defekasi bersama pasien
Sediakan makanan tinggi serat.
3) Edukasi
Jelaskan jenis makanan yang membantu
meningkatkan ketetraturan peristaltik usus.
Anjurkan mencatat warna , frekuensi,
konsistensi, volume feses.
Anjurkan mmeningkatkan aktifitas fisik sesuai
toleransi
Anjurkan pengurangan asupan makanan yang
meningkatkan pemebntukan gas
Anjurkan mengkonsumsi makanan yang
mengandung tingi serat
Anjurkan meningkatkan asupan cairan jika tidak
ada kontra indikasi.
Kolaborasi
Pemberian obat supooostitorial anal jika perlu
5. Nyeri akut (D.0077)
a. Manajemen Nyeri. (I. 08238)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
Identifikasi skala nyeri.
Identifikasi respon nyeri non verbal.
Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri.
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan.
Monitor efek samping penggunaan analgetik.
2) Terapeutik
Berikan tehnik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri misalnya (TENS, Hipnosis,
22
Accupresure, terapi music, terapi pijat, aroma
terapi, kompres hangat atau dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
misalnya (suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
Fasilitas istirahat dan tidur.
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan nyeri.
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan mengguanakan analgetik secara tepat.
Kolaborasi
Pemberian analgetik jika perlu.
Edukasi aktifitas/istirahat (I.12362)
4) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
5) Terapeutik
Sediakan materi dan media pengatur aktifitas dan
istirahat.
Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan.
berikan kesempatan pada pasien dan keluarga
untuk bertanya.
Edukasi
Jelaskan pentingnya melakukan aktifitas fisik atau
olahraga secara rutin.
Anjurkan menyusun jadwal aktifitas dan istirahat.
Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
(kelelahan, sesak anpas saat aktifitas)
Ajarkan cara mengidentifikasi, target sesuai
kemampuan.
6. Informasi dan Edukasi 1. Pemberian kompres hangat
2. Pemberian anti piretik
3. Manajemen Nutrisi oleh gizi.
4. Pemberian terapi intra vena
5. Pemberian obat supossitorial
6. Manajemen nyeri
7. Manajemen aktifitas dan latihan.
23
9. Unit Pengolah Bidang Keperawatan
10. Kepustakaan 1. Aprisunadi. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan pengurus pusat, persatuan perawat Nasional Indonesia.
Jakarta
2. Aprisunadi. 2018. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Dewan pengurus pusat, persatuan perawat Nasional Indonesia.
Jakarta
3. Aprisunadi. 2018. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan pengurus pusat, persatuan perawat Nasional Indonesia.
Jakarta
24
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
25
Peningkatan kekuatan otot dan sendi
Rentang gerak (ROM) meningkat
Kelemahan fisik menurun
Merubah posisi (berbaring, duduk, berjalan)
4. Penurunan kapasitas adaptif intracranial (D.0066)
Ekspektasi : kapasitas adaptif intracranial meningkat
Kriteria Hasil :
Tingkat kesadaran meningkat (GCS)
Fungsi kognitif meningkat
Tidak ada triase peningkatan TIK (nyeri kepala, muntah
proyektil, dan disfungsi pupil refleks pupil melambat)
Tekanan intrakranial (TIK) ≤ 20 mmHg
Tekanan darah diastole dalam rentang normal (60-
90mmHg)
Tekanan darah sistole dalam rentang normal (90-
140mmHg)
Rata-rata tekanan darah (MAP) 70-90mmHg
5. Defisit perawatan diri (D.0109)
Ekspektasi : kemampuan aktivitas perawatan diri meningkat
Kriteria Hasil :
Kemampuan mandi meningkat
Mampu mengenakan pakaian
Mampu ke toilet untuk BAK/BAB
Mampu melakukan kebersihan mulut
Mampu mempertahankan kebersihan diri
Mampu menelan makanan dan minuman.
6. Gangguan menelan (D.0063)
Ekspektasi : kemampuan menelan membaik
Kriteria Hasil :
Produksi saliva membaik
Reflek menelan meningkat
Kemampuan mengosongkan mulut meningkat
Usaha menelan meningkat
Kemampuan mengunyah meningkat
Frekuensi tersedak dan batuk menurun
Tidak terjadi muntah
Tidak terjadi refluks lambung
7. Risiko konstipasi (D.0052)
Ekspektasi : eliminasi fecal membaik
Kriteria hasil :
Distensi abdomen menurun
Nyeri dan kram pada abdomen menurun
Dapat mengontrol pengeluaran feces, tidak mengejan
saat defekasi
Frekuensi BAB membaik
Peristaltik usus rentang normal (5-15x/menit)
26
Konsistensi feces membaik
Tidak teraba massa fecal pada rectal
27
3) Edukasi
Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine
Ajarkan mengambil specimen urine midstream
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
Anjurkan terapi modalitas penguatan otot-otot
panggul/berkemih
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi.
Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika
perlu
3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
a. Dukungan mobilisasi (I.05173)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
2) Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(mis. Pagar tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkjan pergerakan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. Duduk di tempat tidur, duduk disisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
4. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial (D.0066)
a. Manejemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.06194)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,
gangguan metabolisme, edema serebral)
Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis.
Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradicardia, pola napas ireguler, kesadaran
28
menurun)
Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
Monitor CVP (Central Venous Pressure), jika perlu
Monitor intake dan output cairan
Monitor status pernapasan
2) Terapeutik
Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi-fowler
Hindari maneuver valsava
Cegah terjadinya kejang
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Pertahankan suhu tubuh normal
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
5. Defisit perawatan diri (D.0109)
a. Dukungan perawatan diri (I.11348)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
sesuai usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang terapeutik ( mis. Suasana
hangat, rileks, privasi )
Siapkan keperluan pribadi ( mis. Parfum, sikat gigi,
dan sabun mandi )
Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
3) Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
6. Gangguan menelan (D.0063)
a. Pencegahan aspirasi ( I.01018 )
Tindakan
1) Observasi
Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, dan
29
kemampuan menelan
Monitor status pernapasan
Monitor bunyi napas, terutama setalah
makan/minum
Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
2) Terapeutik
Posisikan semi fowler ( 30-45 derajat ) 30 menit
sebelum memberi asupan oral
Pertahankan kepatenan jalan napas ( mis. Teknik
head-tilt chin-lift, jaw thrust, in line )
Pertahankan pengembangan balon endotrakheal
tube(ETT)
Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi
sekret meningkat.
Sediakan suction diruangan
Hindari memberi makan melalui selang gastro
intestinal, jika residu banyak.
Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
Berikan obat oral dalam bentuk cair
3) Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika
perlu.
7. Risiko konstipasi (D.0052)
a. Pencegahan konstipasi (1.04160)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi faktor resiko konstipasi (mis. Asupan
serat tidak adekuat, Asuapan cairan tidak adekuat,
kelemahan otot abdomen, aktifitas fisik kurang)
Monitor tanda dan gejala konstipasi (mis.defekasi
kurang 2x seminggu, defekasi lama/sulit, feses
keras, peristaltik menurun)
Identifikasi status kognitif untuk
mengkomunikasikan kebutuhan.
2) Terapeutik
Batasi minuman yang mengandung kafein dan
alkohol
Jadwalkan rutinitas BAK
Lakukan masase abdomen
Berikan terapi akupresure
3) Edukasi
Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi
Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan
(1500-2000 ml/hari)
30
Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik sesuai
kebutuhan
Anjurkan berjalan 15-20 menit 1-2 kali/hari
Anjurkan berjongkok untuk memfasilitasi proses
BAB
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang proses
penyakit atau prognosis, perawatan diri dan kebutuhan
pengobatan
2. Berikan dukungan dan libatkan keluarga dalam program
terapi
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi sesuai diit
31
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
34
Identifikasi factor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri.
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
Monitor keberhasiln terapi komplementer yang
sudah diberikan.
Mo nitor efek samping penggunaan analgetik.
2) Terapeutik
Berikan tehnik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri misalnya (TENS, Hipnosis, Accupresure,
terapi music, terapi pijat, aroma terapi, kompres
hangat atau dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
misalnya (suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
Fasilitas istirahat dan tidur.
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan nyeri.
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
4) Kolaborasi
Pemberian analgetik jika perlu.
3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054)
a. Dukungan mobilisasi (I.05173)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah
sebelum memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum selama melakukan
mobilisasi
2) Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis.
Pagar tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(mis. Duduk di tempat tidur, duduk disisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
35
4. Penurunan kapasitas adaptif intrakranial (D.0066)
a. Manejemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (1.06194)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. Lesi,
gangguan metabolisme, edema serebral)
Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis.
Tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
bradicardia, pola napas ireguler, kesadaran
menurun)
Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
Monitor CVP (CentralVenous Pressure), jika perlu
Monitor intake dan output cairan
Monitor status pernapasan
2) Terapeutik
Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
Berikan posisi semi-fowler
Hindari maneuver valsava
Cegah terjadinya kejang
Hindari pemberian cairan IV hipotonik
Pertahankan suhu tubuh normal
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,
jika perlu
Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
5. Defisit perawatan diri (D.0109)
a. Dukungan perawatan diri (I.11348)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai
usia
Monitor tingkat kemandirian
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
berpakaian, berhias, dan makan
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang terapeutik ( mis. Suasana
hangat, rileks, privasi )
Siapkan keperluan pribadi ( mis. Parfum, sikat gigi,
dan sabun mandi )
Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai
mandiri
Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan diri
36
Jadwalkan rutinitas perawatan diri
3) Edukasi
Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
6. Gangguan menelan (D.0063)
a. Pencegahan aspirasi ( I.01018 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah, dan
kemampuan menelan
Monitor status pernapasan
Monitor bunyi napas, terutama setalah
makan/minum
Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral
2) Terapeutik
Posisikan semi fowler ( 30-45 derajat ) 30 menit
sebelum memberi asupan oral
Pertahankan kepatenan jalan napas ( mis. Teknik
head-tilt chin-lift, jaw thrust, in line )
Pertahankan pengembangan balon endotrakheal
tube(ETT)
Lakukan penghisapan jalan napas, jika produksi
sekret meningkat.
Sediakan suction diruangan
Hindari memberi makan melalui selang gastro
intestinal, jika residu banyak.
Berikan makanan dengan ukuran kecil atau lunak
Berikan obat oral dalam bentuk cair
3) Edukasi
Anjurkan makan secara perlahan
Ajarkan strategi mencegah aspirasi
Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu.
7. Risiko konstipasi (D.0052)
a. Pencegahan konstipasi (I.04160)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi faktor resiko konstipasi (mis. Asupan
serat tidak adekuat, Asupan cairan tidak adekuat,
kelemahan otot abdomen, aktifitas fisik kurang)
Monitor tanda dan gejala konstipasi (mis.defekasi
kurang 2x seminggu, defekasi lama/sulit, feses
keras, peristaltik menurun)
Identifikasi status kognitif untuk
mengkomunikasikan kebutuhan.
2) Terapeutik
Batasi minuman yang mengandung kafein dan
37
alkohol
Jadwalkan rutinitas BAK
Lakukan masase abdomen
Berikan terapi akupresure
3) Edukasi
Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi
Anjurkan minum air putih sesuai dengan kebutuhan
(1500-2000 ml/hari)
Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik sesuai
kebutuhan
Anjurkan berjalan 15-20 menit 1-2 kali/hari
Anjurkan berjongkok untuk memfasilitasi proses
BAB
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu
8. Konfusi Acute (D.0064)
a. Pemantauan Neurologis ( I.06197 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktifitas pupil
Monitor tingkat kesadaran (mis. menggunakan skala
Koma Glascow)
Monitor tingkat orientasi
Monitor ingatan terakhir, rentang perhatian,
memori masa lalu,mood, dan perilaku
Monitor tanda-tanda vital
Monitor status pernafasan : analisa gas darah,
oxymetri nadi, kedalaman nafas, pola nafas, dan
usaha nafas
Monitor parameter hemodinamika invasif, jika perlu
Monitor ICP (Intra Cranial Pressure) dan CCP
(Cerebral Perfusion Pressure)
Monitor refleks kornea
Monitor batuk dan refleks muntah
Monitor irama otot, gerakan motor, gaya berjalan,
dan propriosepsi
Monitor kekuatan pegangan
Monitor adanya tremor
Monitor kesemetrisan wajah
Monitor gangguan visual : diplopia, nistagmus,
pemotongan bidang visual, penglihatan kabur, dan
ketajaman penglihatan.
Monitor keluhan sakit kepala
Monitor karakteristik bicara : kelancaran, kehadiran
afasia, atau kesulitan mencari kata
38
Monitor diskriminasi tajam atau tumpul atau panas
atau dingin
Monitor parestesi ( mati rasa, dan kesemutan)
Monitor pola berkeringat
Monitor respons babinski
Monitor respons cushing
Monitor balutan craniotomy atau laminectomy
terhadap adanya drainage
Monitor respons terhadap pengobatan
2) Terapeutik
Tingkatkan frekuensi pemantauan neurologis, jika
perlu
Hindari aktivitas yang dapat meningkatkan tekanan
intracranial
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang proses
penyakit atau prognosis, perawatan diri dan kebutuhan
pengobatan
2. Berikan dukungan dan libatkan keluarga dalam program terapi
3. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi sesuai diit
39
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Akut Miokard Infark
2. Assesmen keperawatan 1. Nyeri Akut
2. Sesak Nafas
3. Gejala Gastrointestinal : seperti mual atau muntah.
4. Anxietas
5. Gejala lain termasuk palpitasi,rasa pusing,sinkop dari aritmia
ventrikel dan gejla dari emboli arteri seperti stroke,iskemia
ekstremitas.
6. Diaporesis atau keringat dingin, sianosis walaupun tanda klinis
dari syock tidak dijumpai.
40
3. Gangguan sirkulasi spontan (D.0007)
Ekspektasi : Meningkat dengan kriteria hasil :
Tingkat kesadaran meningkat
Saturasi oksigen meningkat
Vital Sign membaik
Gambaran EKG referfusi
Suhu tubuh meningkat
Produksi urin meningkat
4. Anxietas (D.0080)
Ekspektasi : Menurun dengan kriteria hasil :
Verbalisasi khawatir menurun
Perilaku gelisah menurun
Anoreksia menurun
Palpitasi,frekuensi pernafasan,frekuensi nadi, tekanan
darah menurun
Diaporesis dan pucat menurun
Konsentrasi membaik
Pola tidur,pola berkemih membaik
5. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Ekspektasi : Meningkat dengan kriteria hasil :
Tingkat kesadaran meningkat
Dyspnoue menurun
Bunyi nafas tambahn menurun
Pusing,penglihatan kabur menurun
Diaporesis dan gelisah menurun
Nafas cuping hidung menurun
Pola Nafas membaik
Sianosis dan warna kulit membaik
6. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
Ekspektasi: Meningkat dengan kriteria hasil :
Saturasi oksigen meningkat
Frekuensi Nadi meningkat
Keluhan lelah menurun
Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
EKG iskemia membaik
5. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Akut ( D.0077)
a. Manajemen Nyeri ( I.08238 )
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri.
Identifikasi skala
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat atau
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
41
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik.
2) Teraupetik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing)
Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi nyeri
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non farmalogis untuk mengurangi
nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Resiko Penurunan Curah jantung (D.0011)
a. Perawatan jantung Akut ( I.02076)
1) Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada
Monitor EKG 12 sandapan untuk perubahan ST
dan T
Monitor Aritmia ( kelainan irama dan frekuensi )
Monitor elektrolit yang dapat meningkatkan
resiko aritmia
Monitor enzim jantung
Monitor saturasi oksigen
Identifikasi stratifikasi pada sindroma koroner
akut
2) Teraupetik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan therapi relaksasi untuk mengurangi
ansietas dan stress
Sediakan lingkungan yang kondusif untukn
istirahat dan pemulihan
Siapkan intervensi koroner perkutan , jika perlu
Berikan dukungan emosional dan spiritual
3) Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjurkan menghindari manuver valsava
42
Jelaskan tindakan yang di jalani pasien
Ajarkan teknik menurunkan kecemasan dan
ketakutan
4) Kolaborasi
Kolabortasi pemberian anti platelet, anti angina,
pemberian morfin jika perlu, inatropik jika perlu
Kolaborasi pemberian obat untuk mencegah
manuver valsava
Kolaborasi meberian antitrombus dengan anti
koagulan jika perlu
Kolaborasi pemeriksaan X ray dada jika perlu
3. Gangguan Sirkulasi Spontan (D. 0007)
a. Resusitasi cairan ( I.03139 )
1) Observasi
Identifikasi kelas syok
Monitor status hemodinamik
Monitor status oksigen
Monitor kelebihan cairan
Monitor output cairan tubuh
Monitor tanda dan gejala oedema paru
2) Therapuetik
Pasang jalur iv berukuran besar
Berikan infus cairan kristaloid
3) Kolaborasi
Kolaborasi jenis dan jumlah cairan
Kolaborasi pemberian produk darah
4. Anxietas (D.0080)
a. Terapi Relaksasi ( I.09326 )
1) Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi ketidak
mampuan berkonsentrasi
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
Identifikasi kesediaan , kemmpuan dan
penggunaan teknik sebelumnya.
Periksa ketegangan otot , frekuensi nadi, tekanan
darah, suhu sebe;lum dan sesudah latihan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Therapeutik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama lembut
dan berirama
Gunakan relaksasi sebagi stratyegi penunjang
43
dengan analgetik ataui tindakan medis lain
3) Edukasi
Jelaskan tujuan , manfaat batasandan jenis
relaksasi yang tersedia
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang di
pilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rilkes dan merasakan sensasi relaksasi
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
5. Gangguan Pertukaran Gas ( D. 0003)
a. Terapi Oksigen ( I.01026)
1) Observasi
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara periodik dan
patikan fraski yang di berikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen
Monitor tanda tanda hipoventilasi
Monitor tand adan gejala toksikasi oksigen dan
atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat tehrapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2) Therapeutik
Bersihkan sekret pada mukosa , hidung dan
trakea jika perlu
Pertahankann klepatenan jalan nafas
Siapkan dan atur v pealatan pemberian oksigen
Tetap berikan oksigen saat pasien di transfer
Gunakan pernagkat oksigen yang sesuai dengan
mobilitas pasien
3) Edukasi
Ajarkan pasien dna keluarga cara menggunakan
oksigen di rumah
4) Kolaborasi
Kolaborasi penetuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktifitas atau
tidur
6. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
a. Terapi Aktifitas (I.05186)
1) Observasi
Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
44
Identifikasi startegi meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
Identifikasi makna aktifitas rutin (misal.bekerja)
2) Terapeutik
Libatkan keluarga dalam aktifitas, jika perlu
Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam
aktifitas
3) Edukasi
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
Ajarkan cara memilih aktivitas yang sesuai
Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis dalam merencanakan
dan memonitor program aktivitas, jika sesuai
45
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Low Back Pain
46
Diaporesis dan pucat berkurang
Konsentrasi membaik
Pola tidur membaik
4. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
Ekspektasi: Meningkat
Kriteria hasil :
Saturasi oksigen meningkat
Frekuensi Nadi meningkat
Keluhan lelah menurun
Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah meningkat
47
1) Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi ketidak
mampuan berkonsentrasi
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
Identifikasi kesediaan , kemmpuan dan
penggunaan teknik sebelumnya.
Periksa ketegangan otot , frekuensi nadi,
tekanan darah, suhu sebe;lum dan sesudah
latihan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2) Therapeutik
Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama
lembut dan berirama
Gunakan relaksasi sebagi stratyegi penunjang
dengan analgetik ataui tindakan medis lain
3) Edukasi
Jelaskan tujuan , manfaat batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang di
pilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rilkes dan merasakan sensasi relaksasi
Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
3. Gangguan Mobilitas Fisik ( D. 0003)
a. Dukungan Ambulasi (I.06171)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Monitor frekuensijantungdan tekana darah
sebelum memulai ambulasi
Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi
2) Terapeutik
Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu
(mis. Tongkat, kruk)
Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien
48
dalam meningkatkan ambulasi
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Anjurkan ambulasi sederhana yang harus
dilakukan (mis. Berjalan daritempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi,
berjalan sesuai toleransi)
4. Intoleransi Aktifitas (D.0056)
a. Terapi Aktifitas (I.05186)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi defisit tingkat aktivitas
Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang
diinginkan
Identifikasi startegi meningkatkan partisipasi
dalam aktivitas
Identifikasi makna aktifitas rutin (misal.bekerja)
2) Terapeutik
Libatkan keluarga dalam aktifitas, jika perlu
Berikan penguatan positif atas partisipasi dalam
aktifitas
3) Edukasi
Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
Ajarkan cara memilih aktivitas yang sesuai
Anjurkan keluarga untuk memberi penguatan
positif atas partisipasi dalam aktivitas
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan terapis dalam merencanakan
dan memonitor program aktivitas, jika sesuai
6. Informasi dan Edukasi 1. Edukasi tentang tanda dan gejala Low Back Pain
2. Eduaksi tentang Kontrol rutin
50
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
51
2. Gangguan Eliminasi Urin (D.0040)
Ekspektasi : Eliminasi urin membaik
Kriteria hasil :
Sensasi berkemih menurun
Desakan berkemih menurun
Distensi kandung menurun
Berkemih tidak tuntas menurun
Volume residu urin menurun
Urin menetes menurun
3. Risiko perdarahan (D.0012)
Ekspektasi : perdarahan menurun
Kriteria Hasil :
Kelembapan membran mukosa meningkat
Kelembapan kulit meningkat
Koknitif meningkat
Hemoptisis menurun
Hematomesis menurun
Hematuria menurun
Pendarahan anus menurun
Distensi abdomen menurun
Hemoglobin meningkat
Hematokrit membaik
Tekan darah membaik
Denyut nadi apikal membaik
Suhu tubuh membaik
52
5. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Akut ( D. 0077)
a. Managemen Nyeri (I. 08238)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
2) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Gangguan Eliminasi Urin (D.0040)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda- tanda dehidrasi
Monitor tanda-tanda vital
Monitor intake dan output
Monitor asupan nutrisi & kalori
2) Terapeutik
Support untuk banyak minum
Atur posisi untuk mencegah aspirasi
Beri O2..............ltr/ menit
Pasang infus ........tetes/ menit
Pasang cateter urin
3) Kolaborasi
Pemberian terapi
Pemeriksaan Laborat
4) Edukasi
Jelaskan kondisi klien dan keluarga
Anjurkan memperbanyak asupan peroral
3. Risiko Perdarahan ( D.0012)
a. Manajemen Perdarahan (I.02040)
Tindakan :
1) Observasi
53
Identifikasi penyebab perdarahan
Periksa adnya darah pada muntah, sputum, feses,
urin, pengeluaran NGT, dan drainase luka, jika perlu
Periksa ukuran dan karakteristik hematoma jika ada
Monitor terjadinya perdarahan (sifat dan jumlah)
Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit sebelum
dan sesudah kehilangan darah
Monitor tekanan darah dan parameter
hemodinamik (tekanan vena sentral dan tekanan
arteri pulmonal)
Monitor intake dan output cairan
Monitor koagulasi darah protrombin time (PT)
parsial tromboplatin time (PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin, dan jumlah trombosit) jika ada.
Monitor delivery oksigen jaringan (misal PaO2,
SaO2, hemoglobin dan curah jantung ).
Monitor tanda dan gejala perdarahan masiv.
2) Terapeutik
Istirahatkan area yang mengalami perdarahan.
Berikan kompres dingin, jika perlu
Lakukan penekanan atau balut tekan, jika perlu
Tinggikan ekstremitas yang mengalami perdarahan
Pertahankan akses IV.
3) Edukasi
Jelaskan tanda-tanda perdarahan
Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda
perdarahan
Anjurkan membatasi aktivitas.
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan, jika perlu
Kolaborasi pemberian tranfusi darah , jika perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Jelaskan penyebab dan kendala kendala dalam berkemih
2. Ajarkan metode komunikasi yang digunakan untuk
mengekspresikan kebutuhan toileting, pola toileting, dan
kemampuan toilet berkemih
3. Demonstrasikan cara latihan berkemih
4. Anjurkan meredemonstrasikan latihan berkemih
5. Ajarkan tehnik distraksi relaksasi Tarik nafas dalam
6. Anjurkan klien untuk segera BAK jika kondisi mau BAK
7. Jelaskan tanda-tanda perdarahan
8. Anjurkan melapor jika menemukan tanda-tanda perdarahan
9. Anjurkan membatasi aktivitas.
54
Indonesia serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan.
55
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
7. KONKA HIPERTROFI
56
2. Nyeri akut (D. 0077)
Ekspektasi : Tingkat nyeri menurun
Kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Gelisah menurun
esulitan tidur menurun
Perasaan takut mengalami cidera berulang menurun
Ketegangan otot menurun
Pola nafas membaik
Tekanan darah membaik
Pola tidur membaik
Nafsu makan membaik
3. Risiko Perdarahan (D.0012)
Ekspektasi : perdarahan menurun
Kriteria Hasil :
Kelembapan membran mukosa meningkat
Kelembapan kulit meningkat
Koknitif meningkat
Hemoptisis menurun
Hematomesis menurun
Hematuria menurun
Pendarahan anus menurun
Distensi abdomen menurun
Hemoglobin meningkat
Hematokrit membaik
Tekan darah membaik
Denyut nadi apikal membaik
Suhu tubuh membaik
57
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotracheal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
McGill
Berikan oksigenasi
3) Edukasi
Anjutrkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
ada kontra indikasi
Ajarkan batuk efektif
Kolaborasi pemberian bronkodilator ekspektoran,
mukolitik jika perlu
2. Nyeri Akut (D. 0077)
a. Managemen nyeri (I. 08238)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
2) Terapeutik
Berikan teknik nonfamakologis untuk mengurangi
nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
3) Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik yang tepat
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
59
8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan
60
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
8. TONSILITIS
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan tonsilitis
62
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian anlgetik, jika perlu
3. Risiko defisit nutrisi (D0032)
a. Status nutrisi (L.03030)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi status nutrisi
Identifikasi makanan disukai
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
Monitor asupan makanan
Monitor berat badan
2) Terapeutik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Berikan suplemen makanan, jika perlu
3) Edukasi
Ajarkan diet yang diprogramkan
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(misal pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
64
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
9. HAEMOROID
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Haemoroid
2. Assesmen Keperawatan 1. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada area anus
2. Benjolan pada anus
3. ADL
3. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Acut ( D.007 )
2. Defisit perawatan diri ( D. 0109 )
3. Risiko Infeksi ( D.0142 )
4. Risiko konstipasi (D.0052)
4. Kriteria Evaluasi 1. Nyeri Acut ( D.007 )
Ekspektasi : menurun
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Gelisah menurun
Kesulitan tidur menurun
Munal menurun
Muntah menurun
Tanda-tanda vital membaik
Nafsu Makan membaik
Pola tidur mambaik
2. Defisit perawatan diri ( D. 0109 )
Ekspektasi : meningkat
kemampuan mandi meningkat
Kemampuan berpakaiaan meningkat
Kemampuan makan meningkat
Kemampuan ke toilet meningkat
Minat melakukan perawatan diri meningkat
Mempertahankan kebersihan diri meningkat
3. Risiko Infeksi ( D.0142 )
Ekspektasi : menurun
Kebersihan tangan meningkat
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
5. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Acut ( D.007)
a. Manajemen nyeri ( I.08238 )
Tindakan :
1) Observasi
65
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kwalitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Monitor keberhasilan therapi komplementer yang
sudah di berikan
Monior efek samping penggunaan analgetik
2) Threpeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( kompres hangat/ dingin,
musik , berdzikir, mengucap istighfar)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
( suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangankan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3) Edukasi
Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
66
kemandirian
Jaga privasi selama berpakaian
3) Edukasi
Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi
terhadap kesehatan
Ajarkan pada keluarga cara memandikan pasien,
jika perlu
b. Dukungan Perawatan diri : BAB/ BAK ( I.11349 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi kebiasaan BAK/ BAB sesuai usia
2) Therapeutik
Buka pakaian yang di perlukan untuk
memudahkan eliminasi
Dukung penggunaan toilet/ pispot/ urinal
Jaga privasi selama eliminasi
Bersihkan alat bantu BAB/ BAK setelah di gunakan
Latih Bak/BAB sesuai jadwal
Sediakan alat bantu ,jika perlu ( kateter eksternal,
urinal )
3) Edukasi
Anjurkan BAK/BAB secara rutin
Anjurkan ke kamar mandi/ toilet jika perlu
67
Bersihkan dengan cairan NaCL/ Pembersih non
toksik sesuai kebutuhan
Berikan salep salep yang sesuai ke kulit/lesi jika
perlu
Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kebutuhan
3) Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antibiotik jika perlu
6. Informasi dan Edukasi 1. Edukasi Manejemen nyeri ( relaxasi , destraksi, beristigfar dan
berzikir )
2. Edukasi Mobilisasi 24 jam post operasi
3. Edukasi cuci tangan
4. Edukasi perawatan luka di rumah
68
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
10. SINUSITIS
1 Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Sinusitis
69
4. Keletihan (D.0057)
Ekspektasi : menurun
Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
Gangguan konsentrasi menurun
Sakit kepala menurun
Frekuensi nafas menurun
Selera makan membaik
Pola nafas membaik
Pola istirahat membaik
5. Intervensi Keperawatan 1. Nyeri Kronis (D.0078)
a. Manajemen nyeri (I.08238)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kwalitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Monitor keberhasilan therapi komplementer yang
sudah di berikan
Monior efek samping penggunaan analgetik
2) Threpeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (kompres hangat/ dingin,
musik , berdzikir, mengucap istighfar)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangankan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3) Edukasi
Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
2. Gangguan Rasa Nyaman (D.0074)
a. Terapi Relaksasi (I.09326)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidak
70
mampuan berkonsentrasi atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif.
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif di
gunakan
Identifikasi kesediaan, kemampuan , dan
penggunaan teknik sebelumnya
Periksa Tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
latihan
Monitor respon terhadap therapi relaksasi
2) Therapetik
Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
nyaman , jika memungkinkan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
dan berirama
Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika
sesuai
3) Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat , batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia ( misal : musik , meditasi,
nafas dalam )
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang di
pilih
Anjurkan pengambilan posisi nyaman
Anjurkan Rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik
yang di pilih
3. Resiko infeksi (D.0142)
a. Pencegahan Infeksi (I.14539)
Tindakan :
1) observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sitemik
2) Therepeutik
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
Pertahankan ntehnik aseptik pada pasien
beresiko
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dnegan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
71
4. Keletihan (D.0054)
a. Menejemen Energi (I.05178)
1) Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
2) Therapeutik
Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus ( misal : cahaya, suara, kunjungan )
Lakukan latihan rentang gerak pasif dan atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
3) Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
4) Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makan
73
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK )
11. URETEROLITHIASIS
75
Pasang infus ........tetes/ menit
Pasang cateter urin
2) Kolaborasi
Pemberian terapi
Pemeriksaan Laborat
3) Edukasi
Jelaskan kondisi klien dan keluarga
Anjurkan memperbanyak asupan peroral
6. Informasi dan Edukasi 1. Jelaskan penyebab dan kendala kendala dalam berkemih
2. Ajarkan metode komunikasi yang digunakan untuk
mengekspresikan kebutuhan toileting, pola toileting, dan
kemampuan toilet berkemih
3. Demonstrasikan cara latihan berkemih
4. Anjurkan meredemonstrasikan latihan berkemih
5. Ajarkan tehnik distraksi relaksasi Tarik nafas dalam
6. Anjurkan klien untuk segera BAK jika kondisi mau BAK
76
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
12. PTEREGYUM
77
Periksa status sensori dan tingkat kenyamanan
Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
sensori ( missal cahaya, angin dan debu )
Batasi stimulus lingkungan ( Misal cahaya, angin
dan debu )
2) Edukasi
Ajarkan cara meminimalisasi stimulus ( misal
mengatur pencahayaan ruangan )
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
2. Gangguan citra tubuh (D.0083)
a. Meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap
fisik pasien ( I. 09305 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
tahap perkembangan
Identifikasi perubahan citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi social (kurang percaya diri )
2) Terapeutik
Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang
perubahan citra tubuh
3) Edukasi
Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap
citra tubuh
3. Resiko infeksi (D.0142)
a. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang
organism patogenik ( I.14539 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
sistemik
2) Terapeutik
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko
tinggi
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
78
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
4. Gangguan rasa nyeri (D.0077)
a. Mengumpukan dan menganalisis data nyeri ( I.08242)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
Monitor kwalitas nyeri
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan
skala nyeri
Monitor durasi dan frekwensi nyeri
2) Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
80
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
81
2) Terapeutik
Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban
sensori ( missal cahaya terlalu terang )
Batasi stimulus lingkungan ( Misal cahaya )
Kombinasi prosedur atau tindakan dalam satu
waktu sesuai kebutuhan
3) Edukasi
Ajarkan cara meminimalisasi stimulus ( misal
mengatur pencahayaan ruangan )
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
2. Resiko cidera ( D.0136)
a. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko mengalami
bahaya atau kerusakan fisik ( I.14537)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi area lingkungan yang berpotensi
menyebabkan cidera
2) Terapeutik
Sediakan pencahayaan yang memadai
Tingkatkan frekwensi observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan edukasi.
3) Edukasi
Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan
duduk selama beberapa menit sebelum berdiri
3. Resiko tinggi infeksi ( D.0142)
b. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang
organism patogenik ( I.14539 )
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi local dan
sistemik
2) Terapeutik
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien beresiko
tinggi
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
82
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi jika perlu
4. Nyeri Akut (D. 0077)
a. Mengumpukan dan menganalisis data nyeri ( I.08242)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
Monitor kwalitas nyeri
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan
skala
Monitor durasi dan frekwensi nyeri
2) Terapeutik
Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan jika perlu
5. Gangguan mobilitas fisik ( D.0054)
a. Managemen Lingkungan ( I. 14514 )
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi keamanan dan kenyamanan
lingkungan
2) Terapeutik
Atur posisi furniture dengan rapi dan terjangkau
Sediakan ruang berjalan yang cukup dan aman
Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih
dan nyaman
Hindari paparan langsung dengan cahaya
matahari atau cahaya yang tidak perlu
3) Edukasi
Jelaskan cara membuat lingkungan rumah yang
aman
Ajarkan pasien dan keluarga/ pengunjung tentang
upaya pencegahan infeksi
83
6. Jelaskan cara membuat lingkunngan rumah yang aman
7. Ajarkan pasien dan keluarga tentang upaya pencegahan
infeksi
84
PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN ( PAK)
1 Pengertian ( Definisi ) Asuhan keperawatan pada pasien dengan DHF tanpa syok
86
Monitor haluaran urine
Monitor komplikasi akibat hipertermia
2) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis ( keringat berlebih )
Lakukan pendinginan eksternal ( misal selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksila ).
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Risiko ketidakseimbangan volume cairan (D.0036)
a. Manajemen Cairan (I.03098)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor status hidrasi (misal frekuensi
nadi,kekuatan nadi,akral,pengisian
kapiler,kelembapan mukosa,turgor kulit,tekanan
darah)
Monitor berat badan harian
Monitor berat badan sebelum dan sesudah
dialisis
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (misal
hematokrit, Na,K,Cl,berat jenis urine,BuN)
Monitor status hemodinamik (misal
MAP,CVP.PAP,PCWP jika tersedia)
2) Terapeutik
Catat intake-output dan hitung balans cairan 24
jam
Beri asupan cairan sesuai kebutuhan
Beri cairan intravena,jika perlu
3) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik,jika perlu
3. Nyeri Akut (D.OO77)
a. Manajemen Nyeri (I.08238)
Tindakan :
1) Observasi
Identifikasi
lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
intensitas nyeri
87
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
mamperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgesik
2) Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (misal akupresur,terapi
musik,biofeedback,terapi pijat,aromaterapi,teknik
imajinasi terbimbing,kompres
hangat/dingin,terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rsa nyeri
(suhu ruangan,pencahayaan,kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3) Edukasi
Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,jika perlu
4. Risiko perdarahan (D.0012)
a. Pencegahan perdarahan (I.02067)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor tanda dan gejala perdarahan
Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum
dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital ortostatik
Monitor koagulasi (misal prothrombin
time(PT),partial thromboplastin time
(PTT),fibrinogen,degradasi fibrin dan/atau
platelet)
2) Terapeutik
Pertahankan bed rest selama perdarahan
Batasi tindakan invasif,jika perlu
88
Gunakan kasur pencegah dekubitus
Hindari pengukuran suhu rectal
3) Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk
menghindari konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin dan antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan makanan dan vit
K
Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
4) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat pengontrol
perdarahan,jika perlu
Kolaborasi pemberian produk darah,jika perlu
Kolaborasi pemberian pelunak tinja,jika perlu
5. Resiko syok (D.0039)
a. Pencegahan Syok (I.02068)
Tindakan :
1) Observasi
Monitor status kardiopuimonal (frekuensi dan
kekuatan nadi,frekuensi napas,MAP)
Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,AGD)
Monitor status cairan (masukan dan
haluaran,turgor kulit,CRT)
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Periksa riwayat alergi
2) Terapeutik
Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Persiapkan intubasi dan ventilatormekanis,jika
perlu
Pasang jalur IV,jika perlu
Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
jika perlu
Lakukan skin test untuk mencegah alergi
3) Edukasi
Jelaskan penyebab atau faktor risiko syok
Jelaskan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan melapor jika menemukan atau
merasakan tanda dan gejala awal syok
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Anjurkan menghindari alergen
4) Kolaborasi
Kolaboasi pemberian IV, jika perlu
89
Kolaborasi pemberian tranfusi darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian antiinflamasi,jika perlu
90