Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO VI (HASIL BELAJAR MANDIRI)

SISTEM ENDOKRIN, SISTEM SARAF

Disusun Oleh :
Ananda Marsel
70100119068
Farmasi D

Nurshalati Tahar, S.Farm.,M.Si.,Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
HASIL BELAJAR MANDIRI
Kolesterol merupakan lipid amfipatik membentuk komponen struktural esensial yang
terdapat pada lapisan eksternal membran sel dan merupakan lipoprotein plasma. Lipoprotein
mengangkut kolesterol bebas di dalam sirkulasi darah, tempat unsur ini segera mengimbangi
unsur kolesterol pada lipoprotein lainnya dan membran sel. Empat kelompok utama lipoprotein
telah berhasil diketahui yaitu Trigleserida, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Low Density
Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein (HDL). (Sanhia, 2015)

Kolesterol dapat ditemukan dari berbagai makanan seperti daging sapi, kambing, babi,
ayam, dan ikan. Kolesterol sangat diperlukan untuk berbagai macam fungsi, seperti dalam
pembuatan hormone, membentuk dinding sel dan lain-lain. (Sanhia, 2015)

Gejala kolesterol kebanyakan dialami karena pola makan dan gaya hidupnya sehingga
menimbulkan kolesterol tinggi. Seseorang dikatakan memiliki kadar kolesterol normal jika
ukurannya 160-200 mg sedangkan masuk kondisi berbahaya jika sudah di atas 240 mg karena
bisa menyebabkan stroke. (Sihotang, 2014)

Orang yang mengalami kolesterol tinggi kadang tidak menunjukkan gejala khusus. Tapi
ada gejala khusus pada orang yang kena kolesterol tinggi. Gejala kolesterol tinggi yaitu:
1. Rasa sakit atau pegal di tengkuk kepala bagian belakang.
2. Pegal ini juga sampai ke pundak
3. Kaki bengkak
4. Mudah capai
5. Gampang mengantuk (Sihotang, 2014)

Kolesterol darah dipengaruhi oleh beberapa factor resiko, diantaranya genetik, usia, jenis
kelamin, indeks massa tubuh (IMT).³ Penelitian Mamat dan Sudikno, 2010 didapatkan bahwa
jenis kelamin, merokok, obesitas, aktivitas dan konsumsi serat beresiko terjadinya penyakit
jantung koroner. (Mulyani, 2018)

Hiperkolesterol ialah keadaan dimana kadar kolesterol dalam tubuh melebihi keadaan
normal (Oetoro, 2007). Hiperkolesterol dapat meningkatkan risiko terkena aterosklerosis,
penyakit jantung koroner, pankreatitis (peradangan pada organ pankreas), diabetes melitus,
gangguan tiroid, penyakit hepar & penyakit ginjal (Indratni, 2009). Faktor penyebab
hiperkolesterol diantaranya, faktor keturunan, konsumsi makanan tinggi lemak, kurang olahraga
dan kebiasaan merokok (Setiati, 2009).

Sebanyak 80% kolesterol di dalam darah secara alami diprodusi oleh tubuh. Adanya
factor keturunan menyebabkan seseorang memproduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan
orang lain walaupun hanya mengonsumsi sedikit makanan yang mengandung kolesterol atau
lemak jenuh. (Mulyani, 2018)

Menurut Yoeantafara dan Martini (2017), seseorang memiliki risiko tingginya kadar
kolesterol dalam darah apabila menerapkan pola makan yang mengandung lemak jenuh yang
tinggi dan energi yang tinggi. Pola makan yang sehat seperti mengurangi konsumsi lemak jenuh
dan juga memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dapat menurunkan kadar
kolesterol sekitar 5-10% bahkan lebih. (Mulyani, 2018)

Untuk mengantisipasi gejala kolesterol tinggi dapat dilakukan sejak dini. Dengan olah
raga teratur dan mengkonsumsi makanan berserat dan yang kaya dengan antioksidan. (Sihotang,
2014)

Kolesterol tinggi juga memiliki dampak pada tubuh. Kadar kolesterol yang tinggi
merupakan faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko terburuknya, gumpalan-
gumpalan lemak bisa menyumbat aliran darah sehingga bisa memicu kematian akibat serangan
jantung atau stroke. (Sihotang, 2014)

Peningkatan kadar LDL dalam darah dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner
(PJK). PJK masih menjadi salah satu penyakit yang mematikan saat ini, baik di negara maju
ataupun negara berkembang. (Sanhia, 2015)

Penyakit yang disebabkan tingginya kadar kolesterol diantaranya aterosklerosis


(penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke, dan tekanan darah tinggi.
Kadar kolesterol total darah sebaiknya adalah < 200 mg/dl, bila ≥ 200 mg/dl berarti risiko untuk
terjadinya penyakit jantung meningkat. (Listiyana, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Listiyana, dkk, 2013. OBESITAS SENTRAL DAN KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL.
KEMAS : Semarang
Mulyani, dkk, 2018. FAKTOR RESIKO KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PASIEN
RAWAT JALAN PENDERITA JANTUNG KORONER DI RSUD MEURAXA. Jurnal
AcTion: Aceh Nutrition.
Oetoro, S. 2007. Cara Cerdas Menyikapi Kolesterol.
Sanhia, dkk, 2015. GAMBARAN KADAR KOLESTEROL LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL)
PADA MASYARAKAT PEROKOK DI PESISIR PANTAI. Universitas Sam Ratulangi :
Mando
Setiati, E. 2009. Bahaya Kolesterol, Mengenal, Mencegah dan Menanggulangi Kolesterol
Yogyakarta : Dokter Books, hlm. 31-32, 36.
Sihotang, Tamando, Hengki, 2014. SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT
KOLESTEROL PADA REMAJA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR (CF)
BERBASIS WEB. STMIK Pelita Nusantara : Medan

Anda mungkin juga menyukai