Anda di halaman 1dari 1

Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu ingin kemajuan dalam segi apapun untuk untuk

mempermudah kehidupannya. Diawali dari penggunaan batu untuk kehidupan sehari hari yaitu
terjadi 3,3 juta tahun lalu, semakin berkembangnya zaman manusia beralih ke logam besi. Besi
adalah logam transisi yang yang paling banyak di pakai karena relatif melimpah di alam dan mudah
diolah. Besi murni tidak begitu kuat,tetapi bila di campur dengan logam lain dan karbon di dapat
baja yang sangat kuat ( syukri, 1999 : 623 )

Besi berasal dari batu magma yang membeku. Saat menjadi batu magma yang membeku belum bisa
digunakan untuk itu perlu adanya pemisahan unsur besi (fe) dibutuhkan senyawa karbon monoksida
(CO). Karbon monoksida didapatkan dari karbon dioksida (CO2) Karbon. Karbon monoksida inilah
yang dihembuskan pada lelehan bebatuan yang mengandung hematit (Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4)
sehingga terjadi proses oksidasi bijih besi. Bijih besi adalah unsur esensial karena merupakan bagian
dari protein yang berfungsi sebagai pembawa elektron pada fase terang fotosintesis dan resporasi
hal ini di kemukakan oleh Benyamin ( 2008 ). Bijih besi sering ditemukan di bebatuan, selain batu
alam, bijih besi juga dapat ditemukan pada pasir tambang yang sering disebut dengan pasir besi.

Di Indonesia daerah penghasil bijih besi Cilegon, Gunung Tegak, Pulau Suwang Pulau Suwang,
Longkana, Pegunungan Verbeek, Pulau Sebuku, Pulau Demawan dan Lengkabana. Bijih besi
inilah yang menghasilkan besi kasar yang dapat dibentuk untuk mempermudah kehidupan sehari-
hari. Bijih kasar yang sudah diolah menjadi besi kasar saat ini banyak yang tidak murni atau masih
ada sisa-sisa unsur yang terdapat di dalam kandungan besi kasar menjadikan besi tidak awet, muda
berkarat. Hal ini disebabkan dari proses pengolahan secara modern dengan campuran bahan kimia.

Pengolahan biji besi untuk mendapatkan hasil akhir yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan
standar salah satuny adalah dapur tinggi. Menurut Amstead (1993) dapur tinggi adalah dapur yang
terbentuk majemuk yang di pakai untuk membuat besi kasar dari bijih besi melalui peleburan. Dapur
tinggi adalah tanur melaturgi yang di gunakan untuk peleburan dan memproduks iindustr ilogam,
umumnya besi dalam dapur tinggi, bahan bakar bijih dan kapur terus di pasok melalui bagian atas
tanur, sementara udara ( kadang kadang dengan pengayaan oksigen ) yang di tiupkan kebagian
bawah tanur, sehingga reaksi kimia berlangsung sepanjang tanur sebagian bahan bergerak kebawah
pada bagian tanur.

Pengolahan bijih besi menggunakan dapur tinggi sudah jarang digunakan lagi, karena bahan baku
yang sulit ditemukan. Padahal, pengolahan bijih besi menggunakan dapur tinngi sangat baik, karena
bahan bahan yang digunakan masih relatif alami. Dari pemaparan di atas maka penulis mengambil
judul ” PENGOLAHAN BIJIH BESI MELALUI TAHAP DAPUR TINNGI SEHINGGA MEJADI BESI KASAR “ .

Anda mungkin juga menyukai