Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA ATOM

JUDUL PERCOBAAN : RADIASI GELOMBANG


ELEKTROMAGNETIK
NAMA : SINTA WAHYUNINGRUM
NIM : 200821020
KELOMPOK/GRUP : III
HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA / 15 DESEMBER 2020
ASISTEN : NURUL ADILA DAMANIK

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi sering dianggap menyeramkan dan membahayakan.Manusia tidak memiliki panca


indera yang mampu mendeteksi adanya radiasi.Radiasi tidak dapat dilihat, dirasakan atau
diketahui keberadaannya. Padahal di sekitar kita baik di rumah, di kantor, maupun di tempat-
tempat umum, ternyata banyak sekali radiasi. Diruangan tertutup maupun lingkungan terbuka
sangat mungkin ada paparan radiasi, yang sering terjadi tanpa ada kelengkapi dengan proteksi
radiasi.Dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk melakukan kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melalui tindakan proteksi radiasi, baik berupa kegiatan survey radiasi
atau personal monitoring.Penelitian ini dilakukan untuk meminimalkan tingkat paparan
radiasi yang diterima manusia, baik didalam maupun di luar lingkungan sekitar yang banyak
terdapat sumber radiasi gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang tidak membutuhkan medium untuk merambat.Artinya, gelombang
elektromagnetik bisa merambat meskipun dalam ruang hampa seperti di luar angkasa. 
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak membutuhkan medium untuk
merambat.Artinya, gelombang elektromagnetik bisa merambat meskipun dalam ruang hampa
seperti di luar angkasa. Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Untuk menentukan perbandingan energi untuk masing-masing tapis dari tabung yang
polosdan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu.
2. Untuk menentukan perbandingan suhu kalor untuk masing- masing tapis dari tabung yang
polos dan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu.
3. Untuk mencari panjang gelombang untuk masing-masing tapis dari tabung yang polos
dantabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu.
BAB II

DASAR TEORI

Radiasi elektromagnetik adalah kombinasi medan listrik dan medan magnet yang berosilasi dan
merambat melewati ruang dan membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Cahaya
tampak adalah salah satu bentuk radiasi elektromagnetik.Penelitian teoretis tentang radiasi
elektromagnetik disebut elektrodinamik, subbidang elektromagnetisme.Jika ditinjau dari muatan
listrik, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion. Yang termasuk ke
dalam radiasi pengion adalah sinar-X, partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), partikel
neutron. Sedangkan yang termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet. Static EMF (0 Hz) Merupakan
Sumber dari medan elektromagnet alam, MRI, elektrolisis industrial. Extremely low-Frequency
(ELF) EMF (0- 300Hz).Gelombang elektromagnetik ini dihasilkan tidak semata ketika aliran
listrik dihantarkan listrik melalui kabel, tetapi juga ketika digunakan dalam alat
elektronik.Frekuensi gelombang ini ketika dihasilkan oleh alat elektronik adalah sekitar 50-60
Hz. Intermediate frequency EMF (300 Hz – 100 kHz). Sumbernya antara lain detector metal,
hands free.
Radio frequency EMF (100 kHz – 300 GHz). Sumbernya antara lain gelombang TV,
radio, ponsel, microwave oven.Berdasarkan ketentuan International Atomic Energy Agency,
besarnya dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi tidak boleh melebihi 50 milisievert per
tahun, sedangkan besarnya dosis radiasi yang diterima oleh masyarakat pada umumnya tidak
boleh lebih dari 5 milisievert per tahun. Tingkat paparan radiasi gelombang elektromagnetik dari
berbagai frekuensi dapat berpengaruh buruk terhadap kesehatan fisik manusia.Potensi keluhan
kesehatan yang dapat terjadi yaitu timbulnya reaksi hipersensitivitas (electrical sensitivity).
Hipersensitivitas (electrical sensitivity) merupakan masalah kesehatan akibat pengaruh radiasi
gelombang elektromagnetik berupa gangguan fisiologis yang ditandai dengan sekumpulan gejala
neurologis (gangguan otak dan sistem saraf) dan kepekaan (sensitivitas) terhadap medan
elektromagnetik. Gejala-gejala electrical sensitivity yang banyak dijumpai berupa sakit kepala,
keletihan, susah tidur (insomnia). Beberapa gejala lain yang dijumpai antara lain berdebar-debar,
mual tanpa ada penyebab yang jelas, rasa sakit pada otot-otot, telinga berdenging (tinnitus),
kejang otot, gangguan kejiwaan berupa depresi. (Suryatin. Budi, 2006)
Pemancar akan pembawa suara dan kemudian akan melakukan encode menjadi
gelombang sinus. Gelombang sinus ini mempunyai variasi gelombang yang berlanjut sehingga
mempunyai radiasi yang keluar dari antenna dengan fluktuasi tertentu menyebar disekitar area
tempat anda berada. Gelombang sinus ini diukur dalam frekuensi , dengan menghitung jumlah
osilasi gelombang saat diatas dan dibawah dalam hitungan perdetik saat sinyal keluar.
Radiasi ponsel ditimbulkan oleh pemancar dan memancar ke seluruh area antenna.Ponsel
mempunyai daya pancar yang rendah.Pada telepon mobil mempunyai daya pancar sebesar 3 watt.
Ponsel beroperasi antara 0,75 sampai 1 watt. Posisi pemancar berada didalam body ponsel
tergantung dari pembuat atau pabrikan ponsel tersebut, akan tetapi yang jelas adalah adanya
antenna yang diletakkan baik di dalam body ponsel anda atau terlihat diluar body.
Gelombang radio akan melakukan pengiriman sinyal encode yang akan menimbulkan
radiasi elektromagnetik oleh antenna. Fungsi dari antenna ini dari beberapa pemancar radio
adalah penyebarkan gelombang radio ke udara. Pada kasus diponsel, helombang ini akan
ditangkap oleh penerima tower ponsel (BTS) terdekat. Radiasi elektromagnetik akan terbentuk
dari gelombang elektrik dan energy magnetis yang bergerakpada kecepatan cahaya dan telah
distandarisasi oleh Federal Communication commissions (FCC). Semua energy elektromagnetik
akan berada didalam spectrum elektromagnetik tersebut, dengan range dari extremely low
frequency (ELF) hingga sinar X dan sinar Gamma.Pancaran ponsel mengandung radiasi
elektromagnetik, yang secara langsung terkena dikepala.Hal yang hingga saat ini masih menjadi
perdebatan tentang seberapa besar tingkat radiasi yang lebih aman terutama dalam pemakaian
jangka waktu yang lama. Ionizing radiation merupakan tipe radiasi yang mengandung cukup
energy elektromagnetis yang dapat menyebabkan reaksi kimia didalam tubuh manusia.Sinar
Gamma dan Sinar X adalah dua jenis bentuk ionizing radiation.
Sinyal ini dapay menyebabkan kerusakan, sehingga saat akan diberikan pada tubuh harus
menggunakan pelindung yang aman. Non-Ionizing Radiation merupakan tipe radiasi yang lebih
aman. Efek-efek yang dihasilkan adalah efek panas, akan tetapi tidak akan menyebabkan
kerusakan jaringan tubuh pada manusia. (Mulyanta, Edi S. 2003)
Medan listrik dan magnet pada awalnya dianggap tidak terlalu nyaman cara-cara
merepresentasikan kekuatan yang akan dirasakan di berbagai titik dilingkungan sekitar sumber
mereka oleh setiap materi yang didakwa yang mungkin ditempatkan dipoin. Namun, setelah
Maxwell menyelesaikan penyatuan listrik dan mag-Netisme sebagai aspek yang berbeda dari
medan elektromagnetik yang dihasilkan, ini mulai mengambilpada atribut yang semakin
substansial, properti yang dapat ditetapkan ke masing-masinbidang sebagai entitas, yang terus
diperpanjang yang bahkan bisa ada dengan sendirinya, diisolasi dari materi dan sumber yang
disediakannya. Mempresentasikan properti daribidang harus menjadi tujuan utama tetapi karena
mereka adalah produk dari suatu bertahapakumulasi kecanggihan tentang bidang, penyajiannya
harus tersebarbanyak bab. Oleh karena itu, akan sangat membantu untuk melakukan tinjauan
awal.hasil akhir, untuk meningkatkan apresiasi terhadap pentingnya setiap pembangunan-nent
saat itu datang. Sifat apa yang disebut * bebas "(elektromagnetikradiasi) akan diuraikan terlebih
dahulu, karena medan semacam itu bisa ada tanpa komplikasi oleh interaksi dengan materi.
Penemuan langsung dari persamaan pemersatu Maxwell adalah kemungkinanbahwa medan
gelombang elektromagnetik berosilasi dapat muncul di ruang bebas, terbentukentitas yang
tersebar yang dapat menopang dirinya sendiri secara independen dari masalah apa pun.
Selain itu, ditemukan bahwa bagian dari bidang tersebut dihasilkan oleh muatan nonstatic
yang berada dalam materi dapat menjadi terpisah dari materi, membentuk electromag-radiasi
netic. Medan radiasi ini dapat terus ada tanpa lebih jauhinteraksi dengan sumber mereka, menjadi
field.ba bebas mandiri yang dikumpulkan kapan pun itu. Medan elektromagnetik memiliki energi
yang dapat dideteksi kapanpun itudipindahkan ke materi yang dibebankan (sebagaimana terbukti
bagi siapa saja yang telah dihangatkanterkena sinar matahari atau telah menggunakan oven
microwave). Melalui pertukaran energi dengan materi, energi medan elektromagnetik kuantitatif
terbukti dapat diidentifikasi. Mereka membentuk distribusi berkelanjutan, menghasilkan energi
medantersedia di setiap elemen volume ruang di mana suatu bidang ada. Tidak ada bidang
gratismemiliki distribusi statis, namun selama ia tetap terisolasi dari materi-itu menghemat energi
total yang tidak bergantung waktu untuk dirinya sendiri.
Setiap bidang nonstatis juga akan ditemukan memiliki distribusi kontinu momentum yang
dapat ditransfer ke dan dari materi bermuatan (seperti yang terwujud dalam tekanan radiasi,
misalnya). Momentum medan dibawa oleh sebuah pesawat gelombang elektromagnetik sangat
sederhana untuk dijelaskan, karena itu seragam didistribusikan dan memiliki arah yang sama di
mana-mana dalam gelombang. Namun, sebuah gelombang bidang ideal memiliki jangkauan yang
tak terbatas dan tidak akan pernah ada dengan sendirinya sebagai abidang fisik yang benar
dengan luas yang terbatas. Di sisi lain, terbatas sewenang-wenang bidang selalu dapat
diselesaikan menjadi super posisi (jumlah) yang saling mengganggu konstituen gelombang
bidang (itu adalah gangguan destruktif yang membatalkan bagian yang diperpanjang tak
terhingga dari setiap komponen gelombang bidang). Lalu bidang total momentum menjadi
resultan terintegrasi dari gelombang bidang penyusun momenta dan secara tepat disebut sebagai
pusat momentum massa seluruh bidang .Medan yang mengandung momentum secara alami dapat
menyimpan momentum sudut sebagaibaik, karena hanya membutuhkan perkalian elemen
momentum linier dengan merekalengan tuas relatif terhadap pusat ibu yang dipilih untuk
membentuk sudut momentum. Apapun pusat yang dipilih, momentum sudut medan totaltentang
itu akan ditemukan dilestarikan, di setiap bidang bebas, terisolasi dari interac-tions dengan materi
bermuatan. Temuan penting tentang sudut bidang momenta adalah bahwa mereka dapat dipecah
menjadi komponen spin orbital dan ntrinsik-spinents. Keberadaan putaran intrinsiklah yang
memungkinkan adanya balokradiasi untuk membawa momentum sudut tanpa batas dari
sumbernya,tersedia untuk ditransfer ke materi melalui torsi di atasnya.Perlakuan terhadap
fenomena tersebut membutuhkan formalisme matematis vektor gelombang bola, yang relatif
asing dan kadang-kadangkompleks. Oleh karena itu, formalisme dibatasi sepenuhnya pada satu
yang bisa dilewati pada bacaan pertama. Namun demikian, itu penting untukBeberapa masalah
dalam fisika, kimia, dan teknik (bolaresonator rongga, hohlraums, dan deteksi aerosol, misalnya).
Medan elektromagnetik memperoleh substansi tambahan setelah penemuan
Einsteinbahwa setiap energi setara dengan massa - hubungannya yang terkenal E = Mc2. Ac-
Akhirnya, atribusi massa ke medan elektromagnetik diantisipasitemuan Lorentz dan Abraham,
seperti yang akan dilihat di paragraf Massa yang setara dengan energi medan elektromagnetik
murni memiliki genap ditemukan tunduk pada gravitasi. Properti yang disebutkan menunjukkan
bahwa medan elektromagnetik memiliki semuanyaatribut esensial dari materi biasa; yaitu,
seluruh bidang mempertahankan dirinya sendiri apasti, massa kekal, serta energi, momentum, dan
momentum sudutselama itu tetap terisolasi dari interaksi dengan sistem lain.
Interaksi dapat mengubah massa medan, tetapi ini juga akan ditemukan benar dari yang
biasapartikel material, setiap kali energi (massa) mereka habis atau ditambah oleh interaksi.
medan tersebut dapat diperlakukan pada pijakan yang sama seperti medan mekanik biasa.sistem
sudah dikenal jauh sebelum perkembangan terakhir. Gerakan mereka (redis- lapangan (tributions)
diatur oleh persamaan gerak (persamaan medan Maxwell atau persamaan ekivalen untuk
potensial elektromagnetik) yang mengikuti dari Hamiltonprinsip, seperti persamaan gerak untuk
partikel materi biasa (atau,mungkin lebih tepatnya, persamaan medan untuk gerakan dalam cairan
kontinu).
Semua ini akan ditampilkan di Bab. 13, bersama dengan demonstrasi bahwaKeberadaan
energi medan-momenta dan momentum sudut medan dibutuhkan oleh kesimetrian yang harus
diharapkan dari deskripsi apa pun dalam ruang dan waktu. Medan yang mengandung momentum
secara alami dapat menyimpan momentum sudut sebagaibaik, karena hanya membutuhkan
perkalian elemen momentum linier dengan merek. (Konopinski, Emil J. 1981)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Fungsi

1. Lampu pijar 100 watt


Fungsi : sebagai sumber cahaya
2. Reflektor
Fungsi : untuk memfokuskan cahaya
3. Tabung aluminium yang dihitamkan dan yang polos
Fungsi : Sebagai wadah (tempat) yang akan diisi
cairan
4. Isolator dengan lubang celah
Fungsi : untuk mencegah agar suhu cairan tidak terkontaminasi dengan suhu ruangan
5. Tapis merah dan biru
Fungsi : sebagai penyaring cahaya
6. Termometer digital 1 buah
Fungsi : untuk mengukur suhu cairan
7. Gelas ukur
Fungsi : untuk mengukur volume es yang akan digunakan
8. Penggaris
Fungsi : untuk mengukur jarak tabung dengan lampu pijar atau sumber cahaya
9. Tissue
Fungsi : untuk mengelap / membersihkan peralatan
10. Stopwatch
Fungsi : untuk mengukur waktu saat penyinaran
11. Serbet
Fungsi : untuk mengelap / membersihkan peralatan
12. Es batu
Fungsi : sebagai sampel yang akan diukur besar suhunya
3.2 Prosedur Percobaan

1. Tanpa Tapis
a. Tabung yang polos
1. Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3. Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4. Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5. Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6. Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7. Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra red dan
reflektor tanpa melepas termometer.
8. Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9. Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
10. Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang polos setiap 1 menit, 2
menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
11. Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.
b. Tabung yang dihitamkan
1) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3) Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4) Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5) Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6) Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7) Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber infra red
dan reflektor tanpa melepas termometer.
8) Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9) Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
10) Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
11) Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.
2. Tapis Merah
a. Tabung yang polos
1) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3) Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4) Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5) Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6) Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7) Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra red dan
reflektor tanpa melepas termometer.
8) Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9) Diletakkan tapis merah diantara sumber infra red dan tabung yang polos.
10) Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11) Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dipolis setiap 1 menit, 2
menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12) Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.
b. Tabung yang Dihitamkan
1) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3) Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4) Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan)dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5) Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6) Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7) Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber infra red
dan reflektor tanpa melepas termometer.
8) Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9) Diletakkan tapis merah diantara sumber infra red dan tabung yang dihitamkan.
10) Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11) Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12) Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.
3. Tapis Biru
a. Tabung yang Polos
1) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3) Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4) Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5) Dituang sampel kedalam tabung yang polos.
6) Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7) Diukur dan diletakkan tabung yang polos sejauh 10 cm dari sumber infra red dan
reflektor tanpa melepas termometer.
8) Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9) Diletakkan tapis biru diantara sumber infra red dan tabung yang dipolis.
10) Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11) Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang polos setiap 1 menit, 2
menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12) Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan
b. Tabung yang Dihitamkan
1) Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Diletakkan sumber infra red dengan reflektor yang berisi lampu pijar sebesar 100
watt.
3) Diukur suhu ruangan dengan menggunakan termometer.
4) Diukur sampel (es batu yang telah dicairkan) dengan menggunakan gelas ukur
sebanyak 100 mL.
5) Dituang sampel kedalam tabung yang dihitamkan.
6) Ditutup tabung dengan isolator dengan lubang celah.
7) Diukur dan diletakkan tabung yang dihitamkan sejauh 10 cm dari sumber infra red
dan reflektor tanpa melepas termometer.
8) Dihitung dan dicatat suhu awalnya dengan menggunakan termometer.
9) Diletakkan tapis biru diantara sumber infra red dan tabung yang dihitamkan.
10) Dihidupkan sumber infra red dan reflektor bersamaan dengan stopwatch.
11) Diukur kenaikan suhu air yang ada didalam tabung yang dihitamkan setiap 1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit dan 6 menit.
12) Dicatat hasilnya pada kertas data percobaan.

3.3 Gambar Percobaan

(Terlampir)
BAB IV

HASIL DAN ANALISA

4.1 Data Percobaan

Volume Air : 100 ml


Jarak : 10 cm

Tabel Tanpa Tapis


Suhu Awal : 11oC Suhu Awal : 11oC
NNo t (waktu)
Tabung yang polos Tabung yang dihitamkan
1 1 menit 12oC 13oC
2 2 menit 13oC 14oC
3 3 menit 14oC 16oC
4 4 menit 14oC 17oC
5 5 menit 15oC 17oC
6 6 menit 17oC 18oC

Tapis Merah
Suhu Awal : 11oC Suhu Awal : 11oC
NNo t (waktu)
Tabung yang polos Tabung yang dihitamkan
1 1 menit 12oC 12oC
2 2 menit 12oC 13oC
3 3 menit 13oC 14oC
4 4 menit 13oC 14oC
5 5 menit 13oC 17oC
6 6 menit 14oC 17oC

Tabel Tapis Biru


Suhu Awal : 10oC Suhu Awal : 10oC
NNo t (waktu)
Tabung yang polos Tabung yang dihitamkan
1 1 menit 12oC 12oC
2 2 menit 13oC 13oC
3 3 menit 13oC 14oC
4 4 menit 12oC 14oC
5 5 menit 13oC 15oC
6 6 menit 13oC 16oC
Medan,15 Desember 2020
Asisten, Praktikan,

(Nurul Adila Damanik) (Sinta Wahyuningrum)


4.2 Analisa Data

1. Menghitung E (Intensitas atau energi radiasi) untuk masing masing tapis dari tabung
yang polos dan tabung yang dihitamkan , dengan persamaan :
E¿ σ. T4
σ = 5.67 x 10-8 Wm-2K-4
 Tanpa Tapis
- Tabung Polos
E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+15)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,879707136 x 109Wm-2


= 390,079 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+17)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,07281 x 109Wm-2

= 401,028 Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+16)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,975757441 x 109Wm-2

= 395,525 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+17)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,07281 x 109Wm-2

= 401,028 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+17)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,07281 x 109Wm-2


= 401,028 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+18)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,170871761 x 109Wm-2

= 406,588 Wm-2

 Tapis Merah
- Tabung Polos
E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2


= 379,36 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+17)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,07281 x 109Wm-2


= 401,028 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+17)4K-4

= 5.67 x 10-8. 7,07281 x 109Wm-2

= 401,028 Wm-2

 Tapis Biru
- Tabung Polos
E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6.784.652.161 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2


= 379,36 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+12)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,597500625 x 109Wm-2

= 374,078 Wm-2

E2 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+13)4K-4

= 5.67 x 10-8.6,690585616 x 109Wm-2

= 379,36 Wm-2

E3 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E4 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+14)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,784652161 x 109Wm-2

= 384,69 Wm-2

E5 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+15)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,879707136 x 109Wm-2


= 390,079 Wm-2

E6 = σ .T4

= 5.67 x 10-8 Wm-2K-4. (273+16)4K-4

= 5.67 x 10-8. 6,975757441 x 109Wm-2

= 395,525 Wm-2

2. Menghitung Energi Rata Rata untuk masing – masing tapis dari tabung yang n tabung
yang polos dengan persamaan :
E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
 Tanpa Tapis
- TabungPolos
E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
374,078+379,36+384,69+384,69+390,079+ 401,028
E=
6
E = 385,654Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
379,36+384,69+395,525+401,028+ 401,028+ 406,588
E=
6
E = 394,703Wm-2

 Tapis Merah
- TabungPolos
E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
374,078+374,078+379,36+379,36+379,36+384,69
E=
6
E = 378,488Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
374,078+379,36+384,69+384,69+ 401,028+ 401,028
E=
6
E = 387,479Wm-2

 TapisBiru
- TabungPolos
E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
374,078+379,36+379,36+374,078+379,36+379,36
E=
6
E = 377,599Wm-2

- Tabung yang dihitamkan


E1+ E 2+ E 3+ E 4+ E 5+ E 6
E=
6
374,078+379,36+384,69+384,69+390,079+395,525
E=
6
E = 384,737Wm-2

3. Menghitung kalor (Q) untuk masing – masinng tapis dari tabung yang polos dan tabun
yang dihitamkan dengan persamaan :
Q =mc∆T
M = 0.1 Kg
c = 4200 J Kg-1K-1
∆T = T – T0
 Tanpa Tapis
T0 = 284 K
- Tabung Polos
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (285-284)K
= 420 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. ( 286-284)oc
= 840 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-284)K
= 1260 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-284)K
= 1260 J
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. ( 288-284)oc
= 1680 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (290-284)K
= 2520 J

- Tabung yang dihitamkan


T0 = 284 K
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-284)K
= 840 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-284)K
= 1260 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (289-284)K
= 2100 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (290-284)K
= 2520 J
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (290-284)K
= 2520 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (291-284)K
= 2940 J

 Tapis Merah
T0 = 284 K
- Tabung Polos
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (285-284)K
= 420 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (285-284)K
= 420 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-284)K
= 840 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-284)K
= 840
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-284)K
= 840 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-284)K
= 1260 J

- Tabung yang dihitamkan


T0 = 284 K
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1.(285-284)K
= 420 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-284)K
= 840 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-284)K
= 1260 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1.(287-284)K
= 1260 J
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (290-284)K
= 2520 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (290-284)K
= 2520 J

 Tapis Biru
T0 = 283 K
- Tabung Polos
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1..(285-283)K
= 840 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-283)K
= 1260 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-283)K
= 1260 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1..(285-283)K
= 840 J
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-283)K
= 1260 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-283)K
= 1260 J

- Tabung yang dihitamkan


T0 = 283 K
Q1 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (285-283)K
= 840 J
Q2 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (286-283)K
= 1260 J
Q3 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1 (287-283)oc
= 1680 J
Q4 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (287-283)K
= 1680 J
Q5 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1. (288-283)K
= 2100 J
Q6 = mc∆T
= 0.1 Kg. 4200 J Kg-1K-1 (289-283)oc
= 2520 J

4. Tanpa TapisMenghitung panjang gelombang masing – masing tapis dari tabung yang
polos dan tabung yang dihitamkan, dengan persamaan :
hc hc
E= λ=
λ E
 Tanpa Tapis
- Tabung Polos
hc
λ=
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
385,654
= 0.052 x 10-26m

- Tabung yang dihitamkan


hc
λ=
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
394,703
= 0.050 x 10-26m

 Tapis Merah
- Tabung Polos
hc
Λ=
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
378,488
= 0.053 x 10-26m

- Tabung yang dihitamkan


hc
λ=
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
387,479
= 0.051 x 10-26m

 Tapis Biru
- Tabung Polos
hc
λ =
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
377,599
= 0.053 x 10-26m

- Tabung yang dihitamkan


hc
λ =
E
= 6.63 x 10-34 . 3 x 108
384,737
= 0.052 x 10-26m

5. Membuat grafik T - vs – t, E - vs – t, Q – vs – t untuk setiap tabung yang dipakai

A. Grafik T-vs-t

o Tanpa Tapis

- Tabung yang polos

Suhu Awal 11°C


Waktu Suhu
(menit) (°C )
1 12
2 13
3 14
4 14
5 15
6 17

ΔT 14−12
Slope = = =1
Δt 3−1
 Tabung yang dihitamkan

Suhu Awal 11°C


Waktu ( menit ) Suhu (°C )
1 13
2 14
3 16
4 17
5 17
6 18

ΔT 17−14
Slope = = = 1,5
Δt 4−2

 Tapis Merah
Tabung yang polos

Suhu Awal 11°C


Waktu ( menit ) Suhu (°C )
1 12
2 12
3 13
4 13
5 13
6 14
ΔT 13−12
Slope = = =1
Δt 3−2

 Tabung yang dihitamkan

Suhu Awal 11°C


Waktu ( menit ) Suhu (°C )
1 12
2 13
3 14
4 14
5 17
6 17
ΔT 14−12
Slope = = =1
Δt 3−1

O Tapis Biru
 Tabung yang polos

Suhu Awal 10°C


Waktu ( menit ) Suhu (°C )
1 12
2 13
3 13
4 12
5 13
6 13
ΔT 13−12
Slope = = =1
Δt 2−1

 Tabung yang dihitamkan

Suhu Awal 10°C


Waktu ( menit ) Suhu (°C )
1 12
2 13
3 14
4 14
5 15
6 16
ΔT 16−14
Slope = = =1
Δt 6−4
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Perbandinganenergi untuk masing-masing tapis dari tabung yang dipolis dan tabung yang
dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin besar. Ketika suhu mengalami
kenaikan maka energi radiasi yang dihasilkan akan semakin besar.
2. Perbandingankalor untuk masing-masing tapis dari tabung yang dipolis dan tabung yang
dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin besar. Ketika suhu mengalami
kenaikan maka kalor yang dihasilkan akan semakin besar yang juga dipengaruhi oleh
suhu awal. Pada masing-masing tapis dari tabung yang dihitamkan memiliki kalor yang
nilainya lebih besar dibandingkan dengan tabung yang dipolis, karena tabung yang
dihitamkan menyerap semua radiasi yang diberikan.
3. Perbandingan panjang gelombang untuk masing-masing tapis dari tabung yang dipolis
dan tabung yang dihitamkan karena perbedaan suhu adalah semakin kecil. Ketika nilai
rata-rata suhu yang dihasilkan semakin besar maka panjang gelombang untuk masing-
masing tapis dari tabung yang dipolis dan tabung yang dihitamkan akan bernilai kecil.

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih mengerti teori tentang judul percobaan ini.
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih memerhatikan video percobaan supaya dapat
disimak dengan baik.
3. Sebaiknya praktikan lebih kompak lagi kedepannya untuk menciptakan suasana
kekeluargaan dan tidak miss komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Konopinski, Emil J. 1981. Electromagnetic Fields and Relativistic Particles.New York :


McGraw-Hill Companies, T.H.E
Halaman :1-3
Mulyanta, Edi S. 2003. Kupas Tuntas Telepon Seluler Anda.Edisi III.Yogyakarta : ANDI
Halaman : 245-246
Suryatin,Budi. 2006. FISIKA VII Untuk Sekolah Menengah Pertama dan MTs Kelas VII.
Grasindo
Halaman : 118-119

Medan, 21 Desember 2020


Asisten, Praktikan,
(Nurul Adila Damanik) (Sinta Wahyuningrum)

Anda mungkin juga menyukai