Tingkat Kemampuan : 4A
I. Definisi
Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang ditandai
dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total LDL,
trigliserida, serta penurunan kolesterol HDL1.
II. Epidemiologi
Menurut perkiraan WHO pada tahun 2008, prevalensi dislipidemia
(didefinisikan sebagai tingkat darah TC> 5 mmol / L [190 mg / dL]) di Asia
Tenggara (30,3%) dan Pasifik Barat (36,7%) jauh lebih rendah daripada di
Eropa (53,7%) dan Amerika (47,7%) .9 Namun, prevalensi dislipidemia di
seluruh wilayah Asia Pasifik bervariasi. Data di Indonesia yang diambil
dari riset kesehatan dasar nasional (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukkan ada 35.9 % dari penduduk Indonesia yang berusia ≥ 15
tahun dengan kadar kolesterol abnormal (berdasarkan NCEP ATP III,
dengan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl) dimana perempuan lebih banyak
dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari di pedesaan. Data
RISKEDAS juga menunjukkan 15.9 % populasi yang berusia ≥ 15 tahun
mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9 %
mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan
kadar trigliserid yang sangat tinggi (≥ 500 mg/dl)2.
III. Klasifikasi
1 Dislipidemia primer
Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan genetik.
Pasien dislipidemia sedang disebabkan oleh hiperkolesterolemia
poligenik dan dislipidemia kombinasi familial. Dislipidemia berat
umumnya karena hiperkolesterolemia familial, dislipidemia
remnan, dan hipertrigliseridemia primer.
2 Dislipidemia sekunder
Pengertian sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu
penyakit lain misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes
melitus, dan sindroma metabolik. engelolaan penyakit primer
akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Dalam hal ini pengobatan
penyakit primer yang diutamakan. Akan tetapi pada pasien diabetes
mellitus pemakaian obat hipolipidemik sangat dianjurkan, sebab
risiko koroner pasien tersebut sangat tinggi. Pasien diabetes
melitus dianggap mempunyai risiko yang sama (ekivalen)dengan
pasien penyakit jantung koroner. Pankreatitis akut merupakan
menifestasi umum hipertrigliseridemia yang berat
Pada umumnya dislipidemia tidak bergejala dan biasanya ditemukan pada saat
pasien melakukan pemeriksaan rutin kesehatan (medical check-up).
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital
b. Pemeriksaaan antropometri (lingkar perut dan IMT/Indeks
Massa Tubuh). Cara pengukuran IMT(kg/m2)=
BB(kg)/TB2(m)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam
menegakkan diagnosa. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
pemeriksaan:
a. Kadar kolesterol total
b. Kolesterol LDL
c. Kolesterol HDL
d. Trigliserida plasma1,4.
VI. Tatalaksana
1 Penatalaksanaan dalam dislipidemia dimulai dengan melakukan
penilaian jumlah faktor risiko penyakit jantung koroner pada pasien
untuk menentukan kolesterol-LDL yang harus dicapai. Faktor risiko
utama yang menentukan target LDL
Perokok sigaret
Hipertensi (≥140/90 mmHg atau sedang mendapat obat
antihipertensi)
Kolesterol HDL rendah ( <40 mg/dl). Jika didapatkan
kolesterol HDL ≥60mg/dl maka mengurangi satu faktor risiko
dari jumlah total
Riwayat keluarga PJK dini yaitu ayah usia < 55 tahun dan ibu <
65 tahun
Umur pria ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun.
2 Setelah menemukan banyaknya faktor risiko pada seorang pasien,
maka pasien dibagi kedalam tiga kelompok risiko penyakit arteri
koroner yaitu risiko tinggi, risiko sedang dan risiko tinggi.
1.Risiko Tinggi
a Mempunyai Riwayat PJK dan <100
b Mereka yang mempunyai risiko yang
disamakan dengan PJK
Diabetes Melitus
Bentuk lain penyakit aterosklerotik yaitu
stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma
aorta abdominalis
Faktor risiko multipel (> 2 faktor risiko)
yang mempunyai risiko PJK dalam waktu
10 tahun > 20 % (lihat skor risiko
Framingham)