Laporan Pendahuluan Oksigenasi
Laporan Pendahuluan Oksigenasi
DISUSUN OLEH :
HIFNI IRSENDI
201902030104
S1 KEPERAWATAN
A.Pengertian
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan
air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini
diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh,
oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa
menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya,
berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar
terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan
garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi
tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan
lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan
obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi
adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau
untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps
Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau
meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti
pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia
adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat,
pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
Patologi
1. Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2. Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3. Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)
4. Depresi SSP / Trauma kepala
5. Cedera serebrovaskuler (stroke)
Maturasional
1. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernafasa dan merokok
3. Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
Situasional (Personal, Lingkungan)
1. Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat : pembedahan atau trauma
nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.
2. Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah
3. Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons inflamasi,
dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernafasan mulut.
F. Fokus Pengkajian
Riwayat Keperawatan
1. Masalah keperawatan yang pernah dialami
- Pernah mengalami perubahan pola pernapasan.
- Pernah mengalami batuk dengan sputum.
- Pernah mengalami nyeri dada.
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala di atas.
2. Riwayat penyakit pernapasan
- apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
- bagaimana frekuensi setiap kejadian?
3. Riwayat kardiovaskuler
- pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau
peredaran darah.
4. Gaya hidup
- merokok , keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
a. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.
b. Siapkan pasien dan keluarga.
1) Atur posisi pasien dengan semi fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan
ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan bernapas
2) Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan
mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan keluarga tentang
petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen
c. Atur peralatan oksigen dan humidifier
d. Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
1) Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara pada
selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara pada humidifier saat
oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada kanul, masker atau tenda.
2) Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
e. Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
1) Kanul:
a) Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan elastik band
melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band ditarik ke bahwa
b) Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.
c) Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
2) Masker wajah:
a) Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung kebawah.
b) Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah, sehingga sangat
sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
c) Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman.
d) Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi
karena masker.
3) Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
f. Kaji pasien secara teratur.
1) Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan kemudahan bernapas, saat pasien dipasang
alat.
2) Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah itu secara
teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
3) Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung , dispenea,
kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
4) Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapisi
membran mukosa.
5) Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
g. Inspeksi peralatan secara teratur.
1) Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat memberkan
perawatan pada klien.
2) Pertahankan tinggi air di humidifier
3) Pastikan petunjuk kemanan diikuti
h. Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan semua hasil
pengkajian keperawatan.
Daftar Pustaka