Anda di halaman 1dari 16

Laporan hasil penelitian tentang perkembangan fisik pada remaja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali.
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada
perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ
seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon
seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak
dipengaruhi oleh hormin tersebut.

Bimbingan orang tua terhadap anak pada suai remaja sangatlah dibutuhkan agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar
orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui
perkembangan fisik remaja.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan “Laporan


Perkembangan Fisik Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.      Apa pengertian perubahan fisik pada remaja ?

2.      Apa saja penyebab perubahan fisik pada remaja ?

3.      Seperti apa saja kondisi perubahan fisik yang terjadi pada remaja ?
4.      Apa saja karakteristik perubahan fisik pada remaja ?

C. Tujuan Penelitian

1.      Untuk menngetahui pengertian prubahan fisik pada remaja

2.      Untuk mengetahui penyebab perubahan fisik pada remaja.

3.      Untuk mengetahui seperti apa saja kondisi perubahan fisik yang terjadi pada
remaja.

4.      Untuk mengetahui karakteristik perubahan fisik pada remaja.

Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan


permasalahan yan dituangkan dalam rumusan masalah, sedangkan langkah-langkah
yang dilakukan dalam menjawab permasalahan dalam makalah ini adalah :

Ø  Metode library research (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan


yang dibahas.

Ø  Melakukan observasi atau penelitian kepada seorang siswa SMA dari prosedur
tersebut kemudian dianalisa, dilaporkan dan akhirnya dilakukan penyimpulan-
penyimpulan sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan.

BAB 2

A.    Konsep dasar dan Karakteristik Perkembangan fisik remaja

A.    1 . Konsep dasar Perkembangan fisik remaja

a)      Pengertian

Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, muculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer)
dan ciri kelamin kedua (sekunder).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991:51) urutan perubahan-
perubahan fisik adalah sebagai berikut:
Pada anak perempuan:
Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi
panjang).
Pertumbuhan payudara.
Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan.
Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya.
Bulu kemaluan menjadi keriting.
Menstruasi atau haid.
Tumbuh bulu-bulu ketiak.

Pada anak laki-laki:


Pertumbuhan tulang-tulang.
Testis (buah pelir) membesar.
Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap.
Awal perubahan suara.
Ejakulasi (keluarnya air mani)
Bulu kemaluan menjadi keriting.
Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya.
Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis, jenggot).
Tumbuh bulu ketiak.
Akhir perubahan suara.
Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap.
Tumbuh bulu di dada.

b)      penyebab yang mempengaruhi perubahan fsik pada remaja.

Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif
bekerja dalam sisitem endokrin. Pituitari yang terletak didasar otak mengeluarkan dua
macam hormon yang diduga erat ada hubungannya dengan perubahan pada masa
remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya
perubahan ukuran tubuh dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang
merangsang gonad – yaitu merangsang gonad agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa
lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan pada
saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini dikendalikan oleh perubahan
yang terjadi dalam kelenjar endokrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang
dilakukan kelenjar hypothalamus, yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk
merangsang pertumbuhan pada saat remaja dan terletak di otak.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan yang terjadi pada masa remaja
ialah:
Pertumbuhan ukuran tubuh
Perubahan proporsi tubuh
Ciri kelamin yang utama
Ciri kelamin kedua

Perubahan fisik sepanjang masa remaja meliputi dua hal, yaitu:


Percepatan Pertumbuhan
Proses kematangan seksual

A.    2 . Aspek Perkembangan, kondisi-kondisi dan Karakteristiknya

a)      Aspek perkembangan fisik remaja.

Dengan berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa
remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai
waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga
terdorong untuk menggunakan kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan
bantuan untuk mengatasi kecanggungan yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya
menunjukkan kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan
menunjukkan kemajuan pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan
minat lebih dari pada kurangnya kemampuan.
Perubahan fisik selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap :

1.       Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi dan dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah
:

a.       Tinggi Badan
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan
delapan belas tahun, rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun setelahnya.
Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada
anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak
yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak
menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat.

b.      b. Berat Badan


Perubahan berat badan mengikuti jadual yang sama dengan perubahan tinggi badan,
perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh
yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak.
Ketidak seimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidak
idealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka
bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat
badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadi
gemuk gilik / gembrot (gemuk pendek).

c.       c. Proporsi Tubuh


Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan yang tubuh yang baik.
Misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota badan tidak lagi kelihatan
terlalu pandang.
d.      d. Organ Seks
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir
masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.

e.       e. Ciri – ciri Seks Sekunder


Ciri – ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir
masa remaja. Ciri sekunder tersebut antara lain ditandai dengan tumbunya kumis dan
jakun pada laki-laki sedangkan pada wanita ditanda dengan membesarnya payudara.

2.      Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar.
Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut
adalah :

a.       Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah
panjang dan bertambah besar, otot-oto di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih
tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.

b.       Sistem Peredaran Darah


Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas,
beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang dan tebal dinding pembuluh
darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang.

c.       Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun ;
anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian.

d.      Sistem Endokrin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan
sementara dari seluruh system endokrin pada masa awal puber. Kelenjar-kelenjar seks
berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang
sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa
e.       Jaringan Tubuh
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan
selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampai tulang
mencapai ukuran yang matang.

b)      Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik
berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.
Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :

1.      Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor
keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia
lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
Faktor lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa dari orang tuanya.

2.      Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit
lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak
mendapatkan gizi cukup.
Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.

3.      Gangguan Emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya
steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian
pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang
seharusnya.
4.      Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali
pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih
berat dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak
laki-laki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari
pada laki-laki .

5.      Status Sosial Ekonomi


Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih
kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.

6.      Kesehatan
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang
berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat
disbanding yang sering sakit.

7.      Pengaruh Bentuk Tubuh


Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik.
Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah ; pertumbuhan tubuh (badan
makin panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan
haid pada perempuan dan "mimpi pertama" pada anak laki-laki ), dan tanda-tanda
kelamin kedua yang tumbuh.

c)      Karakteristik pertumbuhan remaja

Walaupun tampak adanya keteraturan dan sebelumnya dalam hal perubahan proporsi
tubuh, ternyta perubahan itu sendiri memperlihatkan keanekaragaman.

Sekalipun demikian dalam kelompok anak laki-laki dan perempuan juga terdapat
perbedaan, sehingga tidak dapat dikatakan harus selalu tepat sama. Pada kelompok
anak laki-laki mungkin saja ada yang memperlihatkan bentuk tubuh ektomorf atau
endomorf dan sebaliknya pada anak perempuan ada yang tubuhnya berberntuk
mesomorf.
Kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, antara lain adalah:
Pengaruh keluarga
Pengaruh gizi
Gangguan emosional
Jenis kelamin
Status sosial ekonomi
Kesehatan
Pengaruh bentuk tubuh

Perubahan-perubahan fisik itu, menyebabkan kecanggunagan bagi remaja karena ia


harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya
sendiri. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang
cepat, membuat remaja merasa tersisih dari teman-temannya. Demikian pula dalam
menghadapi haid dan ”mimpi” yang pertama, anak-anak remaja itu perlu mengadakan
penyesuaian tingkah laku yang tidak ada dukungan dari orang tua. Meskipun pengaruh
pubertas terhadap anak-anak berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan
ketidakseimbangan tampaknya sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat
adalah mudah tersinggung, tidak dapat diikuti jalan pemikirannya ataupun perasaannya,
ada kecendrungan menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang menyendiri,
menentang kewenangan (misalnya orang tua dan guru).

Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat
menggangu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka
mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma sosial yang
berlaku. Oleh karena itu, masa ini seringkali dinamakan sebagai ”masa negatif”. Pada
saat irama pertumbuhan sudah sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna,
maka akan terjadi keseimbangan kembali.
BAB 3

B. Penyusunan Instrumen dan Pengamatan

           B. 1 Penyusunan Instrumen

Dalam penelitian ini intrumen penelitian yang digunakan adalah meetode


observasi. Observasi adalahsuatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.
Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan panjangnya waktu pada setiap
periode observasi tergantung kepada jenis data yang dikumpulkan. Apabila observasi itu
akan dilakukan pada sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk
mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka
hendaknya observasi terhadap masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang
relatif sama. 

Sebelum observasi itu dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah


menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku
seseorang. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional,
sehingga tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang
telah dirumuskan tersebut.

B.     2 Pedoman Penskoran dan Analisis Data

Pada penelitian ini pedoman penskoran yang digunakan adalah rating scale yang
merupakan table aspek pengamatan yang mempunyai 4 tingkatan dari tingkatan yang
paling rendah ke tingkatan yang paling terbaik. Nilai 1 dinyatakan sebagai “kurang”, nilai
2 dinyatakan sebagai “cukup”, nilai 3 dinyatakan sebagai “baik”, dan nilai 4 dinyatakan
sebagai “sangat baik”. Dalam hal menentukan tingkat perkembangan intelektual remaja
kita mengacu pada nilai diatas dan mengolahnya untuk menentukan tingkatan akhirnya
dengan menganalisis nilai kumulatifnya. Misalnya seorang individu atau objek
pengamatam A mempunyai nilai kumulatif akhir 80 maka kita dapat mengatakan bahwa
perkembangan intelektual anak tersebut sangat baik,

           B. 3 Pedoman Penilaian (Konversi)

Pedoman penskoran merupakan focus yang sangat berpengaruh dalam menganalisis


data karena jika kita salah menentukan rentang yang salah maka perbedaan akan
timbul atau kelihatan sangat kontras antara yang memiliki perkembangan intelektual
yang baik dengan yang kuraang baik. Berikut adalah contoh diagram yang dapat
memberikan gambaran dalam melakukan penskoran:

Dalam hal menentukan nilai kita bias merumuskanya menjadi empat tingkatan yaitu

Predikat A dirumuskan dengan:

 > M + 2,25SD = 50 +( 2,25 x 16,6) = 87 -100

Predikat B dirumuskan dengan:

M + 1,25SD ≤ M + 2,5SD

Yaitu dari rentang nilai 70 – 86

Predikat C dirumuskan dengan:

M + 0,25SD ≤ M + 1,25SD

Yaitu dari rentang nilai 54 – 69

Predikat D dirumuskan dengan:

M – 0,75SD ≤ M + 0,25SD

Dari rentang nilai 38 – 53.


Adapun cara mengolah nilai si objek pengamatan untuk menentukan apakah ia
termasuk tingkatan A atupun yang lainnya adalah sebagai berikut:

Dikolom A ia mendapat 2 , dikolom B ia mendapat 1, dikolom C ia mendapat 2, dan


dikolom D ia mendapat 1 dengan 5 buah aspek pengamatan, maka untuk dapat
mengolah nilainya kita jumlahkan nilai di setiap kolom dengan mengalikan terlebih
dahulu denagn bobot kolom tersebut, pertama kolom A mendapat 2 jadi 2 dikali bobot
kolom A yaitu 4 berarti 8, kolom B 1 berarti 1 x 3 = 3, kolom C mendapat 2 berarti 2
x 2 = 4 dan terakhir kolom D mendapat 1 mama 1 x 1 = 1, setelah itu kita jumlahkan
seluruhnya kemudian di bagi jumlah aspek pengamatan dikali 4 sebagai skor
maksimim.  Agar lebih jelas perhatikan penjelasan di bawah ini:

 x 100 =  x 100 = 80

Jadi bisa di simpulkan bahwa anak tersebut mempunyai konsep dan perkembangan
karakteristik intelektual yang mendapat predikat B atau “Baik” .

           B. 4 Pelaksanaan Pengamatan

Pelaksaanaan pengamatan dilakukan dengan pendekatan kepada objek pengamatan


agar dapat menciptakan suasana yang lebih akrab dan tidak menimbulkan rasa risih
objek pengamatan dan menimbulkan kesengajaan objek pengamatan melakukan atau
pura-pura aktif sehingga hasil pengamatan akan menjadi bias yaitu hasil pengamatan
yang tidak valid atau secara asli karena objek yang diamati tidak benar-benar
memunculkan karakter asli dirinya sendiri. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan 2
hari dengan 1 objek pengamatan.

Berikut adalah hal-hal yang diamati pada objek pengamatan:

No. Pernyataan Penskoran

Kurang baik cukup Baik Sangat bailk

1. Memiliki tinggi badan yang


v
sesuai
2. berat badan yang ideal. v

3. Propersi tubuh yang sesuai v

4. Pertumbuhan organ sex


seperti jakun dan bulu-bulu v
halus di daerah tertentu.

5. Factor krturunan v

6. Penyerapan gizi v

7. Gizi yang tersedia v

8. Pengaruh emosiional
v
terhadap pertumbuhan fisik

9. Pengaruh status social


v
ekonomi

v
10. Kesehatan fisiknya.

Jumlah skor tiap kolom 1 8 9 12

Total skor aktual (SA) 30

Skor maksimal ideal (SMi) 40

C.     5 Analisis Data Hasil Pengamatan

Hasil dari pengamatan dengan objek:

Nama:WS (inisial)

Umur:16 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki

No. Pernyataan Penskoran

Kurang baik cukup Baik Sangat bailk

1. Memiliki tinggi badan yang


v
sesuai

2. berat badan yang ideal. v

3. Proporsi tubuh yang sesuai v

4. Pertumbuhan organ sex


seperti jakun dan bulu-bulu v
halus di daerah tertentu.

5. Factor krturunan v

6. Penyerapan gizi v

7. Gizi yang tersedia v

8. Pengaruh emosiional
v
terhadap pertumbuhan fisik

9. Pengaruh status social


v
ekonomi

10. Kesehatan fisiknya. v

Jumlah skor tiap kolom 1 8 9 12

Total skor aktual (SA) 30

Skor maksimal ideal (SMi) 40

Analisis jumlah dan hasil dari data.


 x 100 =  x 100 = 75

Jadi hasil dari pengamatan siswa berinisian WS adalah 75. Adapun nilai tersebut
dikategorikan dalam predikat B, yaitu baik.

           B. 6 Kesimpulan Aalisis Data

                        Dari hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa

Ø  Remaja tersebut yang telah berumur 16  tahun memiliki tinggi badan yang ideal.

Ø  Juga memiliki berat daban yang ideal.

Ø  Proporsi tubuh yang cukup seimbang dengan tinggi dan berat badan remaja
tersebut.

Ø  Pada umur 16 tahun telah terlihat tumbuhnya organ ses seperti jakun dan bulu-bulu
halus pada bagian-bagian tertentu seperti, dagu, dibawah hidung, ketiak Dll.

Ø  Remaja tersebut memiliki factor keturunan yang sangat baik. sehingga


pertumbuhannya menjadi ideal.

Ø  Penyerapan gizi yang sangat baik memungkinkan tubuhnya untuk tumbuh secara
maksimal.

Ø  Gizi yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiknya untuk tumbuh.

Ø  Baiknya pengaruh emosi pada pertumbuhan fisik pada remaja tersebut.

Ø  Cukupnya pengaruh social ekonomi.

Ø  Kesehatan fisik yang cukup.


Demikianlah hasil kesimpulan dari obserfasi salah seorang remaja berumur 16 tahun.

BAB 4

PENUTUP

A.    Kesimpulan umum

Kesimpulan
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala
primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut
bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi
perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin utama dan kedua. Baik pada masa
remaja laki-laki maupun wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan
tertentu.

Kondisi yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah ; pengaruh keluarga,


pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan,
dan pengaruh bentuk tubuh. Disamping itu pengaruh lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan fisik remaja.

B.     Saran tindakan

Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapatkan perhatian


dari pada pendidik dalam proses pendidikan. Kegiatan seperti dorongan untuk belajar
kelompok, pembentukan kelompok olah raga, kegiatan pramuka dan pembiasaan hidup
sehat perlu dikembangkan. Seperti mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna. Juga
member banyak penyuluhan tentang bahanyanya rokok, minuman keras, serta
NARKOTIKA. Seperti yang kita ketahui pada fase remaja inilah gejolak untuk mencoba
sesuatu yang baru dan aneh itu sangat tinggi. Di sekolah, kegiatan kokurikuler dan
ekstra kurikuler perlu diselenggarakan secara terprogram. 

Anda mungkin juga menyukai