Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-
ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya
mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis.
Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan lingkungan sekitar,
bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut mengalami
perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang. Seiring berjalannya waktu,
bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga
semakin berkembang.
Perkembangan merupakan proses perubahan secara progress baik
secara fisik maupun non fisik menuju kesempurnaan. Perkembangan secara
fisik merupakan perkembangan yang terjadi pada aspek-aspek biologis
seorang individu. Sedangkan perkembangan non fisik didalamnya terdapat
perkembangan emosi, perkembangan kognitif, dan perkembangan pada anak.
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk
kita pelajari dan kita pahami. Banyak orang tua yang belum memahami
perkembangan-perkembangan anak. Dalam psikologi perkembangan, banyak
dibahas mengenai bagaimana tahap perkembangan sosial anak, diantara tokoh
yang memberi kontribusi dalam hal ini adalah teori perkembangan psikososial
Erik H. Erikson. Erikson mengatakan bahwa istilah “psikososial” dalam
kaitannya dengan perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap
kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh-pengaruh
sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara
fisik dan psikologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah
ini antara lain:

1
1. Apakah yang dimaksud dengan balita?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada balita?
3. Bagaimana faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
pada balita?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan balita.
2. Untuk mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan pada balita.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada balita.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Balita
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun. Pada
usia ini otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal
dengan istilah masa keemasan (the golden ege), dan pada masa ini harus
mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik kesehatan, gizi, pengasuhan
dan pendidikan.
Menurut Soetjiningsih (2001), balita adalah anak dengan usia
dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat
pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik 2x BB lahir dan 3x BB
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan
mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB kurang lebih 2 kg/ tahun,
kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir.
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah
lima tahun. Istilah ini cukup populer dalam program kesehatan. Balita
merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan. Balita merupakan
masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian
keoptimalan fungsinya. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (Supartini, 2004)
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai balita, merupakan
salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia
balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun, atau bisa digunakan
perhitungan bulan yaitu usia 12-60 bulan. Pada masa ini semua orang tua
menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, tapi sedikit yang
memanfaatkan peluang ini, karena mereka merasa pertumbuhan anak adalah

3
proses alami yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa dengan interpretesi
orang tua atau siapapun.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Balita


1. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interselular. Berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur
tubuh sebagain atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, serta sosialisai dan kemandirian.
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi
kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya.
2. Perkembangan Fisik pada Balita
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik yang
menyangkut ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya,
memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan
fisiknya dan mengeksplorasi lingkungannya. Perkembanga fisik anak
ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik yang kasar
maupun halus.
Pada fase ini anak berkembang dengan sangat pesat (Choirunisa,
2009 : 10). Pada periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan
menurun disebabkan banyaknya energi untuk bergerak.
Perkembangan fisik pada balita antara lain:
a. Urutan Cephalocaudal dan proximodistal
Urutan Cephalocaudal ialah urutan pertumbuhan, dimana
pertumbuhan terbesar selalu dimulai dari atas kepala dilanjutkan
dengan pertumbuhan fisik mencakup yang besar, berat serta

4
pertumbuhan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas
kebawah (leher, bahu batang tubuh tengah dan lain lain).
Urutan proximodistal ialah pertumbuhan dimulai pada bagian tengah
tubuh lalu bergerak dari kaki dan tangan.
b. Tinggi dan berat
Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka, segera
setelah bayi menyesuaikan diri dengan mengisap, menelan dan
mencerna mereka bertumbuh cepat dan memperoleh berat kira-kira
5-6 ons perminggu selama bulan pertama pada bulan ke empat berat
badan mereka naik mencapai hampir tiga kali lipat dari berat mereka
ketika hari pertama kelahiiran.
c. Keterampilan Motorik kasar dan halus
Ketrampilan motorik kasar meliputi kegiatanotot-otot besar seperti
menggerakan lengan danberjalan.dan ketrampilan motorik halus
meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara lebih halus, separti
ketangkasan jari meraih dan menggegan, gerakan pergelangan
tangan, perputaran tangan, dan koordinasi jari.
d. Otak
Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyangkan
mainan yang dapat berbunyi, tersenyum dan mengerutkan dahi maka
perubahan-perubahan dalam otaknya sedang berkembang.
Sebenarnya sejak lahirnya bayi sudah memiliki semua sel syaraf
(neurons) yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Tetapi pada saat
lahir dan awal khidupannya keterkaitan sel-sel ini masih sangat
lemah.
e. Kebutuhan gizi dan perilaku makan
Perbedaan-perbedan yang ada pada setiap bayi dalam cadangan gizi,
komposisi tubuh, tingkat pertumbuhan dan pola kegiatan membuat
pendefinisian kebutuhan gizi yang sesungguhnya sulit dilakukan.
Akan tetapi para pakar gizi menganjurkan bahwa bayi perlu
mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap pon berat mereka.

5
f. Perkembangan Sensoris dan persepsi
Semua informasi datag pada bayi melalui indra. Sesasi terjadi ketika
sekumpulan informasi menadakan kontak dengan peerima sensor
(mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit). Persepsi ialah interpretasi
tentag apa yang diindrakan atau dirasakan.
g. Persepsi Visual
Dunia visual pada bayi yang baru lahir bukanlah kebingungan tetapi
bayi yang baru lahir diperkirakan 20/200-20/600 pada bagan snellen
yaitu akat untuk menguji mata.ini sekitar 10-30 kali lebih rendah dari
penglihatan orang dewasa normal. Tetapi akan meningkat pada usia
6 bulan
h. Pendengaran
Segera setelah kelahiran, bayi dapat mendengar, walaupun ambang
pintu sensor orang dewasa (Trehub, dkk, 2009). Oleh karenanya,
suatu rangsangan harus lebih nyaring untuk didengar oleh bayi.
(Trehub, dkk, 2009). Kenyataan bukan hanya bayi yang baru lahir
yang bisa mendengar, bahwa ada kemungkinan janinpun bisa
mendengar ketika ia mendekap di dalam kandungan ibunya. Janin
dapat mendengar pada beberapa bulan terakhir kehamilan.
i. Sentuhan
Bayi-bayi yang baru lahir ternyata sudah memberi respons terhadap
sentuhan. Sentuhan ke pipi ternyata menghasilkan gelengan kepala
sedangkan sentuhan ke bibir menghasilkan gerakan mengisap.
Sebagai contoh, sunat biasanya dilakukan kepada bayi laki-laki kecil
kira-kira hari ketiga setelah kelahiran. Peningkatan tangisan dan
ocehan intensif selama prosedur sunat dilakukan, mengindikasikan
bayi berusia 3 hari mengalami rasa sakit. Bayi laki-laki yang baru
lahir yang menangis intensif selama sunat, menunjukkan bahwa
mereka mengalami stres. Selama bertahun-tahun, para dokter telah
melakukan operasi pada bayi-bayi yang lahir tanpa pembiusan.
Praktek kedokteran ini dilakukan karena bahaya pembiusan terhadap

6
bayi dan anggapan bahwa bayi yang baru lahir tidak merasakan
sakit. Baru-baru ini, ketika para peneliti yakin bahwa bayi yang baru
lahir dapat merasakan sakit, praktek operasi yang telah berlangsung
lama pada bayi yang baru lahir tanpa pembiusan semakin banyak
diperdebatkan.
j. Penciuman (Smell)
Bayi-bayi yang baru lahir dapat membedakan bau. Hal ini
ditunjukkan dari ekspresi wajah mereka. Mereka kelihatannya
menyukai bau vanilla dan arbei tetapi tidak suka bau telur dan ikan
busuk (Steiner, 2005).
k. Kecapan (Taste)
Ketika mengisap puting yang diolesi dengan suatu larutan yang
manis, jumlah isapan bertambah (Lipsitt, dkk, 1976). Dalam
penelitian lain, bayi-bayi yang baru lahir memperlihatkan suatu
ekspresi senyum setelah diberi larutan manis. Sebaliknya mereka
mengerutkan lidah mereka setelah diberi larutan asam (Steiner,
2005).
l. Persepsi Menyeluruh
Percepsi menyeluruh (intermodal perception) ialah kemampuan
mengaitkan dan informasi atas dua atau lebih pengalaman sensoris,
seperti penglihatan dan pendengaran.
3. Perkembangan Kognitif pada Balita
Seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi
hingga masa dewasa. Kemampuan bayi dari tahap-tahap tersebut berasal
dari tekanan biologis untuk menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan
dan adanya pengorganisasian struktur berpikir.
Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat
tahap yang secara kualitatif sangat berbeda: sensoris-motorik,
praoperasional dan operasional konkret, dan operasional formal.

7
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa (language) ialah suatu sistem simbol yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh
daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya sebuah sistem aturan.
Daya cipta yang tidak pernah habis (invinite generativity) ialah suatu
kemampuan individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna
yang tidak pernah berhenti dengan menggunakan seperangkat kata dan
aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya yang sangat
kreatif.
Menurut clara dan wiLiam stern beberapa perkembangan bahasa
antara lain:
a. Prastadium (tahun pertama)
Kata pertama yang diucapkan anak dimulai dari suara-suara seperti
yang kita dengar keluar dari mulut seorang bayi. Dalam masa ini
anak cendrung mengucapkan pengulangan suara. Contoh sebagai
penjelasan, ma-ma, mi-mi (saya mau minum).
b. Kalimat satu kata (12-18 bulan)
Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan,
atau satu keinginan. Seperti kata “mama” dimaksudkan untuk
“mama, saya minta makan.”
c. Masa memberi nama (18-24 bulan)
Perkembangan bahasa ini, seakan-akan terhenti selama beberapa
bulan kerena anak memusatkan perhatiannya untuk belajar berjalan.
Sambil berjalan kesana sini, dengan tak henti-hentinya dia bertanya,
“ini apa?, itu apa?, itu siapa?, ia mengapa?” itulah alasannya
mengapa ada yang menyebut masa ini dengan masa “masa memberi
nama” atau “masa apa itu”.
d. Masa kalimat tunggal (24-30 bulan)
Bahasa dan bentuk kalimat makin baik dan sempurna, anak telah
menggunakan kalimat tunggal. Sekarang ia mulai menggunakan
awalan dan akhiran yang membedakan bentuk dan warna.

8
e. Masa kalimat majemuk (>30 bulan)
Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan bagus. Anak
telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk.
Sesekali ia menggunakan kata perangkai, akhirnya timbullah anak
kalimat. Dalam hal ini anak sering berbuat kesalahan.
5. Perkembangan Psikososial pada Balita
Selain perkembangan fisik, satu hal juga yang harus diperhatikan
oleh setiap orangtua yaitu perkembngan psikologis dan emosional buah
hatinya. Dengan peka terhadap setiap tahap perkembangan si kecil dapa
mempererat hubungan orangtua dan anak,selain tentunya membantu anda
mengetahui bagaimana cara menangani anak muda. Berikut beberapa
tahap dalam perkembangan psikologis dan emosional anak.
a. Usia 12-36 bulan
Kegiatan mendongeng atau membacakan cerita sebelum tidur untuk
si kecil merupakan sebuahaktifitas yang tak hanya menyenangkan
namun juga dapat mengembangkan kemampuan membaca si kecil
sejak dini.
b. Usia 18-36 bulan
Jika di bulan-bulan sebelumnya bayi anda sulit berpisah dari anda,
maka memasuki tahun ke-2 si kecil mulai menyadari bahwa ia juga
makhluk individual. Mereka akan mulai melakukan sesuatu sendiri.
Pada tahap ini berikan ruang pada anak anda untuk tumbuh.
c. Usia 18-24 bulan
Memasuki usia 18 bulan, si kecil sudah mulai bisa mengucapkan
satu dua patah kata sederhana,bahkan anda akan merasa excidet
karna ternyata si kecil sudah milai bisa anda ajak mengobrol. Meski
demikian anda harus bersabar karna meski sudah mengenal beberapa
kata, namun si kecil belum sepenuhnya mengerti maksud dari kata
yang di ucapkanya.

9
d. Usia 24 bulan
Memasuki usia 24 bulan anak anda muai merasakan hubungan antara
perasaan dan perbuatanya terhadap orang lain. Hal tersebutlah yang
menjadi dasar interaksi si kecil dengan sesama yang nantinya
membangun hubungan persahabatan.
6. Perkembangan Emosi
Pada masa ini, emosi balita sangat kuat di tandai oleh ledakan
amarah, kekuatan yang hebat atau iri hati yang tidak masuk akal. Pada
usia 4 tahun anak sudah mulai menyadari “aku” nya. Bahwa “aku” nya
(dirinya) berbeda dengan orang lain. Bersamaan dengan itu, berkembang
pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya.
Pola emosi umum yang terjadi pada masa balita antara lain :
a. Takut : perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap
membahayakan.
b. Cemas : perasaan takut yang bersifat khayalan.
c. Marah : perasaan tidak senang atau benci.
d. Cemburu : perasaan tidak senang pada orang lain.
e. Kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan : masukkan yang positif,
nyaman karena terpenuhi keinginannya.
7. Perkembangan Kepribadian
Masa ini lazim di sebut masa “trotzalter” yaitu periode berlawanan
atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang
hebat dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari
lingkungan atau orang lain. Dengan kesadaran ini balita menemukan
bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaitu “akunya” dan “orang lain”.
Aspek-aspek perkembangan kepribadian balita meliputi :
a. Ketergantungan atas citra diri (dependensi vs self image).
b. Inisiatif vs rasa bersalah ( initiative vs guilt )
8. Perkembangan Moral
Pada masa ini balita sudah memiliki dasar tentang sikap motalitas
terhadap kelompok sosialnya (orang tua, saudara dan teman sebaya).

10
Melalui pengalaman berinteraksi dengan temannya, anak belajar
memahami tentang kegiatan atau prilaku mana yang baik / boleh / di
terima / disetujui / buruk / tidak boleh.
Pada saat mengenal konsep baik buruk, benar salah atau
menanamkan disiplin oleh orang tua hendaknya memberikan penjelasan
tentang alasanya. Penanaman disiplin dengan di sertai alasannya ini di
harapkan akan mengembangkan self control atau self discipline pada
anak.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pada dasarnya pertumbuhan manusia itu berbeda satu dengan yang
lainnya karena mereka memiliki perbedaan genetic dan asupan dari
masing-masing manusia. Sehingga bisa dikatakan bahwa faktor dari
pertumbuhan manusia itu sendiri merupakan hal penting dalam
perkembangan manusia . Faktor-faktornya adalah :
a. Faktor Genetik (Keturunan)
Faktor ini merupakan factor utama yang dimiliki oleh seorang
manusia dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh
dalam proses pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya
factor genetic ini susah untuk diubah, karena sudah terbentuk dan
melekat pada si manusia sejak mereka lahir. Dan sekalipun bisa
diubah itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengubahnya.
Contoh factor-faktor genetic manusia ; postur tubuh, warna rambut,
warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.
b. Faktor Asupan
Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia.
Dengan pemberian asupan seperti makanan, vitamin, buah-buahah,
sayuran, dan lainnya secara teratur dalam proses pertumbuhannya
maka akan terbentuklah manusia yang sehat, baik sehat fisik dan

11
sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara berfikir,
pertumbuhan badan, dan lain-lain.
c. Faktor Lingkungan
Setelah kedua faktor di atas telah dilewati segeralah anda
mengetahui faktor yang satu ini, faktor lingkungan merupakan cara
pembelajaran para manusia dalam pembangunan karakter secara
alamiah dengan kata lain proses belajarnya secara otomatis. Maka
dengan itu lingkungan berpengaruh dalam pembangunan sifat dan
karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan mereka telah
terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan yang
salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik
pula.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan anak tidak berlangsung secara makanis-otomatis
sebab perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa faktor
secara simultan. Faktor tersebut antara lain :
a. Faktor hereditas (warisan sejak lahir/ bawaan)
Hereditas merupakan faKtor pertama yang mempengaruhi
perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai
totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada
anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma)
sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen. Setelah
terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan kromoson yang
jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini pun segera diikuti oleh
pembelahan diri menjadi dua organism sehingga jumlah kromoson
pada sel-sel baru tersebut tetap 24 pasang. Diantara kedua organism
baru tersebut terjadilah perjuangan dan yang lebih kuat dapat terus
hidup. Pada akhirnya hanya satu organism yang berhasil hidup, maka
akan lahir satu orang anak, tetapi apabila keduanya berhasil
mempertahankan hidupnya, akan lahir anak kembar.

12
b. Faktor lingkungan
Urie Bronfrenbrenner dan Ann Crouter mengemukakan bahwa
lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi
atau kondisi di luar organism yang diduga mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini terdiri
atas:
1) Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di
sekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur
suatu rumah
2) Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.
3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis, Kematangan
merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena
pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahap.
4) Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan,
kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya
emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun dan
merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia karena pada usia ini
otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan
istilah masa keemasan (the golden ege), dan pada masa ini harus
mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik kesehatan, gizi, pengasuhan
dan pendidikan.
Perkembangan dan pertumbuhan pada balita sangatlah cepat.
Perkembangan tersebut mencangkup beberapa aspek yang sangat mendukung
satu sama lain. Diantaranya aspek fisik akan mempunyai pengaruh besar
terhadap aspek kognitif, bahasa dan sosio-emosional. Maupun aspek kognitif
akan mengalami kesinambungan satu sama lain.
Keadaan ini juga dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orang
tua terhadap anak. Pola asuh yang tidak baik akan berdampak tidak baik juga
terhadap anak, dan akan membuat perkembangan dan pertumbuhan anak
terhambat. Pada dasarnya dalam menjaga perkembangan anak peran orang
tua dalam menjaga, mendidik, dan memberi dorongan motivasi membangun
terhadap anak itu sangatlah diperlukan anak. 

B. Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan pada makalah ini yaitu sebagai
orang tua ataupun pendidik harus memperhatikan anak baik dari pendidikan,
lingkungan, pola asuh dan lain sebagainya karena baik buruknya anak
tergantung pada orang tuanya dan pada masa balita anak sangat mudah
memperoleh kemampuan yang baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Choirunisa, Ana Maria. (2009). Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Moncer Publisher.

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Steiner, George A. (2005), Strategic Planning. First Edition. New York: The. Free
Press.

Supartini. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. EGC

Trehub, dkk, (2009). The perception of musical patterns by human infants: The
provision of similar patterns by their parents. In M. A. Berkley & W.C.
Stebbins (Eds.). Comparative perception: Vol 1. Basic mechanism (pp.
429 – 259). New York: Wiley.

15

Anda mungkin juga menyukai