Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KARBOHIDRAT

NAMA : SALMINAH SALEH

NIM : H311 08 005

KELOMPOK : 1 (SATU)

HARI/TGL PERC. : SENIN/15 NOVEMBER 2010

ASISTEN : FITRI ARIANI

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari-hari yang mana kita melakukan berbagai

aktivitas, baik itu merupakan kebiasaan kita berdiri, berjalan, mandi, makan dan

sebagainya atau yang hanya kita kadang-kadang lakukan. Untuk melakukan

aktivitas itu kita membutuhkan energi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh

dari bahan makanan yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu

mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan

lipid atau lemak. Dari ketiga unsur utama tersebut karbohidrat memegang peranan

yang sangat penting karena merupakan sumber tenaga bagi kegiatan kita

sehari-hari. Tanpa karbohidrat tersebut kemungkinan besar segala aktivitas yang

kita lakukan ditiap harinya akan terhambat.

Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai

monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Pati (starch) adalah salah satu

polisakarida penyimpan yang paling penting di alam, yang khas bagi sel tanaman.

Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi dalam golongan umbi seperti kentang,

dan pada biji-bijian seperti jagung. Jenis karbohidrat yang terdapat di alam ini

sangat bervariasi, dan pada satu makanan dengan satu makanan yang lain

kandungan karbohidratnya dapat berbeda. Sebagai contoh, karbohidrat yang

terdapat pada gula merah, tidak sama dengan karbohidrat yang terdapat pada gula

pasir. Dalam praktikum kali ini, kita akan mengisolasi kanji dari sumber

karbohidrat yang sangat lazim kita kenal dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu

kentang.
Untuk itu dalam percobaan ini, akan dilakukan isolasi amilum pada

kentang serta uji iodida terhadap amilum. Untuk lebih memahami dan mengetahui

mengenai pengisolasian amilum dan uji iodida terhadap amilum inilah yang

melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:

1. Menentukan kadar amilum dari kentang.

2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa, dan netral.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1 Isolasi Starch dari Kentang

Mengisolasi starch dari kentang dengan cara menghomogenkan dan

mendekantasikan menggunakan akuades dan etanol beberapa kali hingga didapat

starch murni.

1.3.2 Uji Iodida untuk Starch

Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang

bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi,

setelah dipanaskan dan didinginkan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat merupakan sumber kalori atau mikronutrien utama bagi

organisme heterotropi. Sebagian lagi sebagai bahan utama sandang. Industri

(rami, rosela), bahan bangunan (kayu, bambu) atau bahan bakar (kayu bakar,

seresah). Di samping sebagai sumber utama biokalori dalam bahan makanan,

beberapa jenis karbohidrat dan turunannya (derivatnya) memegang peranan

penting dalam teknologi makanan misalnya gum (arabic, karaya, guar) sebagai

bahan pengental atau CMC (Carboxy Metahyl Cellulose) sebagai bahan penstabil

dan banyak lagi sebagai bahan pemanis (sukrosa, glukosa, fruktosa) (Sudarmadji

dkk.,1996).

Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul

gula sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan

fruktosa. Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula

yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang,

disebut polisakarida, misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan

polisakarida, terdapat pula disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan

oligosakarida (rangkaian beberapa monosakarida) (Wikipedia, 2010).

Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna

dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat

dicerna, bisa dipecah oleh enzim α-amilase untuk menghasilkan energi.

Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat yang

dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai
serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim α-amilase. Contohnya

adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat. Di samping sebagai

sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses pengolahan pangan

adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi, pengikat air,

pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam reaksi

pencoklatan. Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku proses fermentasi

(Syamsir, 2010).

Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya

gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa ini juga memiliki

banyak gugus hidroksil (Ngili, 2009).

Karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1 % saja dari keseluruhan tubuh

manusia. Senyawa ini diolah oleh tubuh sebagai bahan makanan, disimpan

sebagai glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel yang utama. Karbohidrat

juga penting dalam membentuk tulang (Schumm, 1993).

Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksi aldehid dan

keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula

mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila

gula tersebut mempunyai gugus keto, gula tersebut merupakan suatu ketosa. Suatu

monosakarida dikenali dari jumlah atom karbon yang dikandungnya.

Monosakarida yang paling banyak dijumpai dalam makanan kita adalah heksosa

yaitu glukosa dan fruktosa (Bresnick, 1994).

Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi

kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbondioksida atmosfer

menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula. Selulosa ialah blok
pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan,

sedangkan pati ialah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya

digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit

gula) menghasilkan sukrosa, yaitu gula pasir. Gula lain, yakni glukosa merupakan

komponen penting dalam darah. Kata karbohidrat timbul karena rumus molekul

senyawa ini dapat dinyatakan sebagai hidrat dari karbon. Contohnya glukosa

memiliki rumus molekul C6H12O6 yang dapat ditulis sebagai C6(H2O)6. Meskipun

jenis rumus ini tidak berguna dalam mempelajari kimia karbohidrat, nama kuno

ini tetap dipertahankan (Hart dkk., 2003).

Menurut Sudarmadji dkk., (1996), banyak cara untuk mengetahui adanya

karbohidrat dalam suatu bahan antara lain :

a. Uji Molisch

Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan dihidrolisa menjadi monosakarida

dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi

furfural. Hidroksi metil furfural berkondensasi membentuk senyawa kompleks

yang berwarna ungu.

b. Uji Seliwanoff

Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural menjadi lebih

cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa. Pada pengujian ini furfural

yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi dengan recinol membentuk

senyawa kompleks berwarna merah.

c. Uji Anthrone

Karbohidrat oleh asam sulfat akan dihidrolisa menjadi monosakarida dan

selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural.


Selanjutnya senyawaan furfural ini dengan anthrone membentuk senyawaan

kompleks yang berwarna biru kehijauan.

d. Uji Benedict

Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kuprisulfat,

natrium sitrat, natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan

dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksida.

O O

R – C – H + CO Cu2O↓ + R – C – OH

e. Uji Barfoed

Larutan barfoed (campuran cupri asetat dan asam asetat) akan bereaksi

dengan gula reduksi (monosakarida) sehingga dihasilkan endapan merah

kuprooksida.

f. Uji Iodin

Karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan

larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis

karbohidratnya. Amilosa dengan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan

iodin akan berwarna merah violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodin akan

berwarna merah cokelat.

g. Uji Pembentukan Osason

Aldosa maupun ketosa dengan fenilhidrasin dan dipanaskan akan

membentuk hidrason atau osason.

h. Uji Fehling

Larutan fehling terdiri dari campuran kupri-sulfat, Na-K-tartrat dan

natrium hidroksida dengan gula reduksi dan dipanaskan terbentuk endapan yang

berwarna hijau.
Starch (pati) adalah polisakarida yang terdiri dari berbagai proporsi

polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati dijumpai banyak dalam

tumbuhan, terutama dalam akar, umbi, biji, dan buah, sebagai simpanan energi

dalam bentuk karbohidrat. Jika dicerna, pati pada akhirnya menghasilkan glukosa.

Granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi pecah jika dipanaskan, membentuk

larutan seperti gelatin. Larutan pati memberikan warna biru tajam dengan larutan

iodin, sehingga pati digunakan sebagai indikator dalam titrasi tertentu

(Daintith, 1994).

` Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah

polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin.

Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan  1,4-

glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri

atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan

sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan

terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan

bercabang. Molekul amilopektin lebih besar daripada molekul amilosa karena

terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa. Amilum dapat dihidrolisis sempurna

dengan menggunakan asam sehingga mengahsilkan glukosa (Poedjiadi, 1994).


DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, S., 1994, Intisari Kimia Organik, diterjemahkan oleh Hadian Kotong,
Hipokrates, Jakarta.

Daintith, J., 1994, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.

Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, D. J., 2003, Kimia Organik edisi sebelas,
diterjemahkan oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.

Ngili, Y., 2009, Biokimia Struktur Dan Fungsi Biomolekul, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI-Press, Jakarta.

Schumm, D. E., 1993, Intisari Biokimia, Binarupa Aksara, Jakarta.

Sudarmadji, S., B., Haryono, dan Suhardi, 1996, Analisa Bahan makanan dan
Pertanian, Liberty Yogyakarta Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Syamsir, 2010, Karbohidrat (online), (http://id.shvoong.com/medicine-and-


health/1799308-karbohidrat, diakses 20 November 2010, pukul 16.56
WITA).

Wikipedia, 2010, Karbohidrat (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Karbohidrat,


diakses 20 November 2010, pukul 16.34 WITA).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kentang, etanol

95 %, akuades, larutan amilum 1 % dalam air, larutan HCl 6 M , larutan NaOH 6

M, larutan iod 0,01 M, kertas saring, kertas label, sabun cair dan tissue roll.

3.2. Alat Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pisau, blender, batang

pengaduk, kain saring putih, corong, gelas piala 250 mL, labu erlenmeyer

250 mL, gelas ukur 100 mL, neraca Ohaus, tabung reaksi, oven, pipet tetes, sikat

tabung, dan gegep.

3.3. Prosedur Percobaan

3.3.1. Isolasi Starch dari Kentang

Kentang yang akan digunakan dikupas, dicuci dan ditimbang sebanyak 75

gram lalu dihomogenasikan dengan 50 mL air dalam blender sehingga terbentuk

suspensi. Kemudian campuran tersebut disaring dengan kain kasa dan cairannya

ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya dibuang. Cairan hasil saringan

tersebut ditambahkan dengan 50 mL akuades, dikocok kemudian dibiarkan

mengendap. Cairan di atasnya didekantasi. Setelah itu endapan tersebut

ditambahkan lagi 50 mL air, dikocok dan dibiarkan lagi mengendap. Cairan di

atasnya didekantasi lagi. Pekerjaan dekantasi ini diulangi lagi dengan 25 mL

etanol 95 %, dikocok dan dibiarkan mengendap. Setelah mengendap disaring lalu

dikeringkan dalam oven. Setelah kering endapan tersebut kemudian ditimbang.


3.3.2. Uji Iodida untuk strach

Untuk uji iodida, pertama-tama disediakan 3 tabung reaksi, masing-masing

diisi dengan amilum 3 mL, setelah itu, tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes

akuades, tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M, dan tabung reaksi III

ditambahkan 2 tetes NaOH 6 M. Kemudian, setelah masing-masing ditambahkan

reagen, tiap tabung reaksi ditambahkan lagi larutan iodin 0,01 M sebanyak 2 tetes.

Amati perubahannya. Setelah itu, tabung reaksi yang mengalami perubahan warna

dipanaskan dalam penangas air (waterbath) sampai larutan kembali berwarna

bening. Setelah bening, tabung reaksi kembali dimasukkan ke dalam air es.

Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Isolasi starch dari kentang

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

1. Berat contoh (kentang) = 75 gram

2. Kentang setelah diblender akan terjadi suspensi

3. Amilum dalam suspensi alkohol berwarna putih dan terbentuk endapan

Setelah kering berwarna putih dengan hasil berbentuk serbuk

4. Berat amilum setelah kering 4,5098 gram

5. Kadar amilum dalam contoh (kentang)

Berat amilum(starch )
Kadar amilum = x 100 %
Berat kentang

4,5098 gram
= x 100%
75 gram

= 6,0131 %

6. Kesimpulannya bahwa massa starch yang diperoleh setelah dikeringkan

adalah 4,5098 gram. Serta kadar amilum yang diperoleh berdasarkan

perhitungan 6,0131 %.
4.1.2 Uji iodida untuk starch

Tabel hasil pengamatan:

Penambahan Tabung I Tabung II Tabung III

Perlakuan (H2O) (HCl) (NaOH)


Warna sebelum ditambah
Bening Bening Bening
iod 0,01 M
Warna sesudah ditambah
Ungu muda Ungu muda Bening
iod 0,01 M
Warna setelah
Bening Bening Bening
pemanasan
Warna setelah
Bening Ungu muda Bening
didinginkan

4.2 Reaksi

1. Reaksi amilum + H2O + I2

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ H2O + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda

2. Reaksi amilum + HCl + I2


CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ HCl + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I dipanaskan
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H didinginkan
OH H OH H
+ nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum / bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
I
H H
OH H OH H
O O O

H OH H OH
I n
ungu muda

3. Reaksi Amilum + NaOH + I2


CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaOH + nI2
O O O

H OH H OH
n
amilum/bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H
OH H OH H
+ NaI + NaOI + H2O
O O O

H OH H OH
n
bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
dipanaskan H H
OH H OH H
+ NaI + NaOI
O O O

H OH H OH
n
bening

CH2OH CH2OH
H O H H O H
didinginkan H H
OH H OH H
+ NaI + NaOI
O O O

H OH H OH
n
bening

4.3. Pembahasan

4.3.1. Isolasi starch pada kentang

Pada percobaan ini akan ditentukan kadar amilum dalam kentang.

Kentang yang akan digunakan mula-mula dikupas, dipotong-potong, dan dicuci

dengan akuades. Selanjutnya proses homogenasi dilakukan dengan bantuan

blender yang dapat mengubah kentang dari ukuran padat menjadi ukuran koloid

yang tersuspensi dengan air. Kemudian campuran tadi disaring untuk mengurangi
zat pengotor. Penyaringan dilakukan dengan kain kasa tipis agar tidak mudah

robek dan penyaringan berlangsung lebih cepat. Hasil residu dari penyaringan

dibuang dan filtrat atau cairannya dibiarkan mengendap. Selanjutnya cairan di

atasnya didekantasi dengan akuades untuk mengikat pengotor yang bersifat polar

lalu disuspensi dan didekantasi diulangi sekali lagi dengan akuades agar pengotor

yang dapat diendapkan dengan air benar-benar terpisah, kemudian dekantasi

dilakukan dengan etanol 95 %. Adapun penggunaan etanol digunakan pada akhir

pendekantasian cairan agar cairan (starch) yang akan disaring melalui kertas

saring akan lebih cepat proses pengeringannya dikarenakan sifat dari etanol yang

mudah menguap dibandingkan dengan akuades. Selain itu, etanol juga berfungsi

untuk melarutkan bahan-bahan organik yang tidak larut dalam air dan

membersihkan karbohidrat dari kotoran atau pengganggu seperti lemak, protein,

dan lainnya agar filtrat yang tersisa hanya amilum saja dan karena etanol dapat

memurnikan amilum dan tidak larut dalam air. Hal inilah yang menyebabkan

amilum akan memisah dan hasilnya adalah starch. Hasil dekantasi terakhir

disaring dengan kertas saring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 90 0C

sehingga diperoleh tepung amilum (starch) yang kering dan ditimbang. Adapun

hasil yang didapat adalah 4,5098 gram dan kadar amilum (starch) yang terdapat

pada contoh kentang adalah 6,0131 %

4.3.2 Uji iodida pada starch

Pada percobaan uji iodida digunakan tiga larutan pati yang masing-masing

ditambahkan pada larutan uji yang berbeda. Pada tabung I atau dalam suasana

netral, yaitu campuran amilum, air, dan iod diperoleh larutan berwarna ungu

muda. Hal ini disebabkan karena terbentuk ikatan semu antara amilum dengan
molekul iod. Senyawa iod dan amilum tersebut memberikan warna ungu muda

pada larutan. Dengan pemanasan larutan, warna ungu muda hilang dan menjadi

bening. Hal ini terjadi karena ikatan semu antara amilum dengan iod mudah putus

dengan adanya pemanasan. Namun, setelah pendinginan larutan tetap berwarna

bening.

Pada tabung II atau dalam suasana asam, yaitu larutan amilum, HCl, dan

iod diperoleh larutan berwarna ungu muda. Hal ini menandakan terjadi reaksi

amilum dan iod sehingga memberikan warna ungu muda pada larutan. Dengan

pemanasan, larutan ungu muda hilang dan menjadi bening. Hal ini karena ikatan

semu antara iod dan amilum mudah putus dengan pemanasan. Dan setelah

didinginkan kembali maka ikatan tersebut kembali terbentuk sehingga larutan

menjadi ungu muda.

Pada tabung III atau dalam suasana basa, yaitu tidak didapatkan warna

ungu muda pada larutan. Hal ini disebabkan amilum tidak bereaksi dengan iod.

Hal ini karena iod bereaksi dengan basa (NaOH) dan membentuk hipoidida (NaI

dan NaOI) sehingga menghalangi reaksi antara amilum dan iod.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan:

1. Kadar amilum yang terdapat dalam 75 gram kentang adalah 6,0131 %.


2. Amilum hanya dapat bereaksi dengan iodida dalam suasana netral dan asam,

sedangkan dalam suasana basa amilum tidak bereaksi.

5.2. Saran

Untuk praktikum sebaiknya dalam percobaan selanjutnya juga dilakukan

isolasi starch dari sumber lain, sehingga dapat dibandingkan kadar starch dalam

bahan yang berbeda-beda.

Untuk asisten kinerjanya sudah sangat baik dalam menjelaskan kepada

kami praktikannya tentang prosedur percobaan yang akan dilakukan, saya harap

dapat dipertahankan.

LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 20 November 2010

Asisten Praktikan

(FITRI ARIANI) (SALMINAH SALEH)


BAGAN KERJA

Lampiran I : Bagan Kerja Isolasi Starch dari Kentang


Kentang
- dibersihkan, dipotong-potong

75 g kentang

- dihomogenasikan dengan 50 mL air

- disaring dengan kain putih

residu Cairan keruh


- didekantasi dengan air 50 mL

- dikocok dan dibiarkan mengendap

filtrat endapan putih


- didekantasi dengan air 50 mL

- dikocok dan dibiarkan mengendap

filtrat endapan putih


- didekantasi dengan etanol 25 mL

- disaring

filtrat starch
- dikeringkan dalam inkubator

- setelah kering ditimbang

- dititrasi dengan iod


Hasil

Lampiran II: Bagan Kerja Uji Iodida Untuk Starch

Amilum 3 mL Amilum 3 mL Amilum 3 mL


- Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes - Ditambahkan 2 tetes
air (akuades) HCl NaOH

- Ditambahkan iodin 2 tetes


- Diamati perubahan yang terjadi
- Dipanaskan
- Didinginkan
- Diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi
Hasil

Anda mungkin juga menyukai