Anda di halaman 1dari 3

1.

Suatu Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang
lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal
sedangkan suatu perikatan adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau
dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari
pihak lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.

2. 10 Cara Hapusnya Perikatan :


1.) Karena pembayaran
2.) Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh Penyimpanan barang yang
hendak dibayarkan itu di suatu tempat
3.) Pembaharuan hutang
4.) Kompensasi atau perhitungan timbal balik
5.) Percampuran utang
6.) Pembebasan utang
7.) Hapusnya barang yang dimaksudkan
dalam perjanjian
8.) Pembatalan perjanjian
9.) Akibat berlakunya syarat pembatalan
10.) Lewat waktu Perihal resiko, wanprestasi
3. 1. Hak Milik : Ps. 20 s.d. Ps. 27 UUPA, Isi dan sifatnya hak milik itu
adalah turun temurun, terkuat dan terpenuhi. Sifat terkuat dan terpenuhi berarti
bahwa pemegang hak milik atau pemilik tanah mempunyai hak “Berbuat
Bebas” artinya boleh mengalihkan tanah miliknya kepada pihak lain dengan
jalan menjualnya, menghibahkan dan mewariskannya.

2. Hak-hak guna Usaha (HGU) Adalah hak untuk mengusahakan tanah yang
dikuasai langsung oleh Negara, guna perusahaan pertanian, perikanan atau
peternakan dengan jangka waktu 35 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka
waktu paling lama 25 tahun. Sesudah jangka waktu dan perpanjangannya
berakhir ke pemegang hak dapat diberikan pembaharuan Hak Guna Usaha di
atas tanah yang sama.
3. Hak guna bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, yang dapat berupa tanah
Negara, tanah hak pengelolaan, tanah hak milik orang lain dengan jangka
waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang paling lama 20 tahun.
Setelah berakhir jangka waktu dan perpanjangannya dapat diberikan
pembaharuan baru Hak Guna Bangunan di atas tanah yang sama.

4. Hak  pakai  adalah  hak  untuk  menggunakan  dan/atau  memungut  hasil  dari 
tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang
memberi wewenang an kewajiban  yang  ditentukan  dalam  keputusan 
pemberiannya  oleh  pejabat  yang berwenang memberikannya atau dalam
perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian  sewa-menyewa 
atau  perjanjian  pengolahan  tanah,  segala  sesuatu  asal  tidak bertentangan
dengan jiwa dan ketentuan-ketentuan Undang-undang
5. Hak Sewa, Seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas
tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang lain untuk
keperluan bangunan dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang
sebagai sewa
6. . Hak Membuka dan Memungut Hasil Hutan
Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh
warganegara Indonesia dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah tidak dengan
sendirinya diperoleh hak milik atas tanah itu.

4. Azas Pemisahan Horizontal yaitu suatu asas yang memisahkan antara pemilikan
hak atas tanah dengan benda-benda atau bangunan-bangunan yang ada diatasnya.
Asas ini sbgi lawan ari azas perlekatan atau “natrekking beginsel”, yaitu suatu
asas yang menyatakan segala apa yang melekat pada suatu benda atau yang
merupakan satu tubuh dengan kebendaan itu dianggap menjadi satu dengan benda
iu artnya dala sas ini tidak ada pemisahan antara pemilikan hak atas tanah dengan
benda-benda atau bangunan-bangunan yang ada diatasnya.

Anda mungkin juga menyukai