Anda di halaman 1dari 45

Forum Pendidikan

Makalah Demokrasi Pancasila

karelrumlus karelrumlus

4 tahun yang lalu

Iklan

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Ujian Tengah Semester (UTS)

DEMOKRASI PANCASILA

Sejarah Perkembangan Demokrasi Indonesia

Dan

Peran Demokrasi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bangsa


Oleh :

PIUS KAREL RUMLUS

NE1C

ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-Nya makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih juga kepada Ibu Emei Dwinanaharti selaku
dosen Pendidikan Pancasila yang telah memberikan tugas ini kepada kami, sehingga secara langsung
menambah pengetahuan kami. Tak lupa kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam
terselesaikannya makalah ini.

Makalah ini membahas tentang Demokrasi yang mana merupakan suatu hal yang memiliki peranan
penting dalam berbagai bidang kehidupan, tak lupa kami juga memasukan sejarah perkembangannya di
Indonesia. Demokrasi ini menjadi suatu pegangan bagi kita dalam kehidupan, baik yang berkaitan
dengan politik, sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain, pentingnya demokrasi bagi sebuah negara
memaksa kita juga untuk mempelajari dan memahami secara utuh apa itu demokrasi.

Dengan terselesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan pembelajaran yang baik bagi
kita semua dalam peningkatan pengetahuan terkait dengan demokrasi. Harapan kami juga semoga apa
yang tulis didalamnya memiliki nilai akademis yang dapat menunjang pengetahuan akademisi kita, untuk
itu mari kita menambah dan meningkatkan pengetahuan kita demi terwujudnya bangsa Indonesia yang
edukatif. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untu lebih
meningkatkan lagi pemahaman kita semua, baik terkait dengan isi maupun sistematika dan cara
penulisannya. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca.

Malang, November 2016


Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. iii

BAB 1 : PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1

1.2. Tujuan ………………………………………………………………………………….. 1

1.3. Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 2

BAB 2 : TINJAUAN PEMBAHASAN …………………………………………….. 3

2.1. Hakikat Demokrasi ……………………………………………………………… 3

Pengertian Demokrasi Secara Etimologi ………………………….. 3


Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli ……………………….. 3

2.2. Model-model Demokrasi ……………………………………………………… 5

2.3. Unsur Penegak Demokrasi …………………………………………………… 8

Negara Hukum ………………………………………………………………… 8

Masyarakat Madani …………………………………………………………. 10

Infrastruktur Politik …………………………………………………………. 11

2.4. Prinsip dan Parameter Demokrasi ………………………………………… 13

2.5. Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup …………………………………. 16

2.6. Hakikat Pancasila ………………………………………………………………… 17

2.7. Fungsi dan Kedudukan Pancasila ………………………………………… 18

2.8. Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi…………………………. 21

BAB 3 : PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 23

3.1. Demokrasi Pancasila ……………………………………………………………. 23

Pengertian Demokrasi Pancasila ……………………………………… 23

Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila ………………………….. 24

Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila …………………………….. 25


3.2. Sejarah Perkembangan Demokrasi Di Indonesia ………………….. 27

Masa Deokrasi Revolusi Kemerdekaan …………………………… 27

Masa Demokrasi Parlamenter ………………………………………….. 28

Masa Demokrasi Terpimpin …………………………………………….. 29

Masa Demokrasi Orde Baru …………………………………………….. 30

Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang …………………………… 32

3.4. Peranan Demokrasi Dalam Bidang Kehidupan Bangsa ………… 34

Bidang Politik …………………………………………………………………. 34

Bidang Ekonomi ……………………………………………………………… 34

Bidang Sosial ………………………………………………………………….. 35

3.5. Wujud Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari ………………… 35

3.6. Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila …… 37

BAB 4 : Penutup ………………………………………………………………………………. 40

4.1.Kesimpulan ………………………………………………………………………….. 40

4.2. Saran …………………………………………………………………………………… 40

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………. v


BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Demokrasi di Indonesia telah semakin berkembang seiring dengan pergantian pemimpin serta
pergantian masa, mulai dari masa penjajahan, orde lama sampai kepada masa reformasi sekarang.
Demkorasi kini telah sangat akrab dengan kehidupa masyarakat Indonesia. Penerapan demokrasipun
telah merambat sampai hampir ke semua aspek, tak terkecuali hal-hal besar seperti pemilihan kepala
daerah maupun hal-hal kecil seperti pemilihan ketua kelas, karena fungsinya yang begitu dekat dengan
keseharian maka demokrasi kini semakin gencar dipelajari.

Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan aktivitas
bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahmud MD, ada dua
alasan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di dunia
ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi sebagai asas
kenegaraan secara esensial telah memberikan arah peranan masyarakat untuk menyelenggarakan
negara sebagai organisasi tertingginya. Karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar
pada warga masyarakat tentang demokrasi.

Tujuan

Untuk menambah pemahaman tentang demokrasi

Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia

Untuk mengetahui peranan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan bangsa

Sebagai bahan pemenuhan tugas UTS Pendidikan Pancasila


Rumusan Masalah

Apa itu Demokrasi Pancasila ?

Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia ?

Apa saja peranan Demokrasi dalam bidang-bidang kehidupan kangsa ?

Bagaimana Perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?

Bagaimana membangun sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di berbagai bidang kehidupan ?
BAB 2

TINJAUAN PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Demokrasi

Hakikat Demokrasi Secara Etimologi

Pengertian Demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan istilah (terminologis). Secara
etimologis “demokrasi” terdiri atas dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara
dimana dalam sistem pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada
dalam keputusan bersama rakyat-rakuat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Hakikat Demokrasi Menurut Para Ahli

Pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut :

Menurut Joseph A. Schmeter

Demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat.

Menurut Sidney Hook

Demokrasi adalah untuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara
langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari
rakyat dewasa.
Menurut Philipie C. Schmitter dan Terry Lynn Karl

Menyatakan demokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung
jawab atas tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil yang telah dipilih.

Henry B. Mayo

Menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa
kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh
rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Affan Gaffar (2000)

Memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, pemaknaan secara normatif (demokrais normatif) dan
empirik (demokrasi empirik). Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan
oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudannya pada politik
praktis.

Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai suatu sistem
bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan
di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan
berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal :

Pertama, pemerintah dari rakyat (Governmenet of the People);

Kedua, Pemerintah oleh rakyat (Government by people);

Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (Government for people);


Jadi hakikat suatu pemerintahan yang demokratis bila ketiga hal diatas dapat dijalankan dan ditegakan
dalam tata pemerintahan.

2.2. Model-model Demokrasi

Sklar mengajukan lima corak atau model demokrasi yakni :

Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh Undang-Undang dan pemilihan umum bebas
yang diselenggarakan dalam waktu yang ajeg. Banyak negara Afrika menerapkan model ini hanya sedikit
yang bisa beratahan.

Demokrasi Terpimpin

Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak pemilihan
umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.

Demokrasi Sosial

Demokrasi Sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan egalitarianisme
bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
Demokrasi Partisipasi

Demokrasi partisipasi menekankan hubungan timbal balik antara penguasa dan yang dikuasi.

Demokrasi Konstitusional

Demokrasi konstitusional menekankan pratiksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang


menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya masyarakat utama.

Demokrasi Parlamenter

Di dalam sistem parlementer, kekuasaan legislatif terletak di atas kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu,
menteri-menteri kabinet harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya kepada
Dewan/DPR/Senat. Pemerintah setiap saat dapat dijatuhkan oleh Dewan/DPR/Senat dengan mosi tidak
percaya.

Demokrasi Rakyat

Demokrasi ini terdapat dalam negara-negara komunis yang totaliter. Lembaga-lembaga demokrasi pada
umumnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena kekuasaan ada di tangan sekelompok kecil
pimpinan partai komunis. Mereka ini yang memegang dan mempergunakan kekuasaan menurut ideologi
totaliter komunis: Dalam demokrasi rakyat, pada dasarnya rakyat tidak memperoleh hak yang lazimnya
di dapat dalam sistem demokrasi lainnya.

Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan Paneasila dan UUD 1945. Dalam Demokrasi
Pancasila sangat diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila tidak tercapai
mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui pemu¬ngutan suara (Pasal 2, Ayat (3), WD
1945). Dalam demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas.
Domiinasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan mengabaikan kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang
menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan kelompok besar.

Selanjutnya pembagian demokrasi dilihat dari segi pemeliharaan menurut Inu Kencana terdiri dari dua
model yaitu :

Demokrasi Langsung (Direct Democracy)

Demokrasi langsung terjadi apabila rakyat mewujudkan kedaulatannya pada suatu negara dilakukan
secara langsung. Pada demokrasi langsung lembaga legislatif hanya berfungsi sebagai lembaga
pengawas jalannya pemerintahan, sedangkan pemilihan pejabat eksekutif (Presiden, Wakil Presiden,
Gubernur, Bupati dan Wali Kota ) dilakukan rakyat secara langsung melalui pemilu. Begitu juga
pemilihan anggota parlemen atau legislatif (DPR, DPP, DPRD) dilakukan rakyat secara langsung.

Demokrasi Tidak Langsung (Indirect Democracy)

Demokrasi tidak langsung terjadi bila untuk mewujudkan kedaulatannya rakyat tidk secara langsung
berhadapan dengan pihak eksekutif, melainkan melalui lebaga perwakilan. Pada demokrasi tidak
langsung, lembaga parlemen dituntut kepekaan terhadap berbagai hal yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dalam hubungannya dengan pemerintahan atau negara. Dengan demikian
demokrasi tidak langsung disebut juga dengan demokrasi perwakilan

2.3. Unsur Penegak Demokrasi

Negara Hukum (Rechtsstaat and The Rule Of Law)


Istilah Rechtsstaat and The Rule Of Law yang diterjemahkan menjadi negara hukum menurut Moh.
Mahfud MD pada hakikatnya mempunyai makna berbeda. Istilah Rechtsstaat banyak dianut di negara-
negara eropa kontinental yang bertumpuh pada sistem Civil Law, sedangkan The Rule Of Law banyak
dikembangkan di negara-negara angolo saxson yang bertumpuh pada common law. Civil Law menitik
beratkan pada Administration Law sedangkan Common Law menitik beratkan pada Judicial Law.

Konsep Rechtsstaat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Adanya perlindungan terhadap HAM

Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk menjamin perlindungan HAM

Pemerintahan berdasarkan peraturan

Adanya peradilan administrasi.

Adapun The rule Of Law dicirikan oleh :

Adanya supremasi aturan-aturan hukum

Adanya kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law)

Adanya jaminan perlindungan HAM.

Dengan demikian konsep negara hukum sebagai gabungan dari kedua konsep diatas dicirikan sebagai
berikut :

Adanya jamiman perlindungan terhadap HAM

Adanya supremasi hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan

Adanya pemisahan dan pembagian kekusaan negara

Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.


Selanjutnya dalam konferensi International Commission Of Jurist di Bangkok disebutkan bahwa ciri-ciri
negara hukum adalah sebagai berikut :

Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu, konstitusi harus menentukan
cara prosedural untuk memperoleh atas hak-hak yang dijamin (due process of law).

Adanya badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

Adanya pemilu yang bebas.

Adanya kebebasan menyatakan pendapat.

Adanya kebebasan beserikat/berorganisasi dan berposisi

Adanya pendidikan kewarganegaraan.

Sementara itu istilah negara hukum di Indonesia dapat ditemukan dalam penjelasan UUD 1945 yang
berbunyi “Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) dan bukan berdasar atas
kekuasaan belaka (machtsstaat)”. Penjelasan tersebut merupakan gambaran sistem pemerintahan
negara Indonesia. Dalam kaitan dengan istilah negara hukum Indonesia, Padmo Wahyono menyatakan
bahwa konsep negara hukum Indnonesia yang menyebut rechtsstaat dalam tanda kurung memberi ati
bahwa negara huku Indonesia mengambil pola secara tidak menyimpang dari pengertian negara hukum
pada umumnya (genusbegrip) yang kemudian disesuaikan dengan keadaan Indonesia.

B.Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat Madani (Civil Society) dicirikan dengan masyarakat terbuka, masyarakat yang bebas dari
pengaruh dan tekanan negara, masyarakat yang kritis dan berpartisipasi aktif serta masyarakat egaliter.
Masyarakat madani merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Sebab
salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi masyarakat dalam proses-proses
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh negara atau pemerintahan.

Masyarakat madani (Civil Society) mensyaratkan adanya civic engagement yaitu keterlibatan warga
negara dalam asosiasi-asosiasi sosial. Civil Engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka,
percaya, dan toleran antar satu dengan yang lain yang sangat penting artinya bagi bangungan politik
demokrasi (Saiful Mujani : 2001). Masyarakat madani (Civil Society) dan demokrasi bagi Gellner
merupaka dua kata kunci yang tidak dapat dipisahkan. Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika
masyarakat yang menghendaki adanya pertisipasi. Selain itu demokrasi merupakan pandangan
mengenai masyarakat dalam kaitan dengan pengungkapan kehendak, adanya perbedaan pandangan,
adanya keragaman konsesus. Tatanan nilai-nilai masyarakat tersebut ada dalam masyarakat madani.
Karena itu demokrasi membutuhkan tatanan nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat madani.

Lebih lanjut menurut Gellner, masyarakat madani (Civil Society) bukan hanya merupakan syarat penting
atau prakondisi bagi demokrasi semata, tetapi tatanan nilai dalam masyarakat madani (Civil Society)
seperti kebebasan dan kemandirian juga merupakan sesuatu yang inheren baik secara internal (dalam
hubungan horizontal yaitu hubungan antar sesama warga negara) maupun secara eksternal (dalam
hubungan vertikal yaitu hubungan negara dan pemerintahan dengan masyarakat atau sebaliknya).
Sebagai perwujudan masyarakat madani secara kongkrit dibentuk berbagai organisasi-organisasi diluar
negara yang disebut dengan nama NGO (Non Government Organization) yang di Indonesia dikenal
dengan nama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Masyarakat madani (Civil Society) dapat
menjalankan peran dan fungsinya sebagai mitra dan partner kerja lembaga eksekutif dan legislatif serta
yudikatif, juga dapat melakukan kontrol sosial (Social Control) terhadap pelaksanaan kerja lembaga-
lembaga tersebut. Dengan demikian masyarakat madani (Civil society) menjadi sangat penting
keberadaannya dalam mewujudkan demokrasi.

C.Infrastruktur Politik

Infrastruktur Politik terdiri dari partai politik (Politic Party), kelompok gerakan (Movement Group) dan
komponen penekan atau kelompok kepentingan (Pressurelintrest Group). Partai politik merupakan
struktur kelembagaan politik yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama
yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan-
kebijakannya. Kelompok gerakan yang lebih dikenal dengan sebutan organisasi masyarakat merupakan
sekumpulan orang-orang yang berhimpun dalam satu wadah organisasi yang berorientasi pada
pembedayaan warganya seperti Muhammadiyah, NU, Persis, Perti, Nahdatul Wathon, Al-Wasliyah, Al-
Irsyad, Jamiatul Khair dan sebagainya. Sedangkan kelompok penekan atau kelompok kepentingan
(Pressurelintrest Group) merupakan sekelompok orang dalam sebuah wadah organisasi yang didasarkan
pada kriteria profesionalitas dan keilmuan tertentu seperti AIPI (Asosiasi Ilmuan Politik Indonesia),
IKADIN, KADIN, ICMI, PGRI, LIPI, PWI dan sebagainya.
Menciptakan dan menegakan demokrasi dalam tata kehidupan kenegaraan dan pemerintahan, partai
politik seperti yang dikatakan oleh Miriam Budiarjo mengemban beberap fungsi :

Sebagai sarana komunikasi politik

Sebagai sarana sosialiasi politik

Sebagai sarana rekrutmen kader dan anggota politik

Sebagai sarana pengatur konflik

Keempat fungsi partai politik tersebu merupakan pengejawatan dari nilai-nilai demokrasi yaitu adanya
partisipasi, kontrol rakyat melalui partai poltik terhadap kehidupan kenegaraan dan pemerintahan serta
adanya pelatihan penyelesaian konflik secara damai (Conflic Resolution). Aktivitas yang dilakukan oleh
kelompok gerakan dan kelompok penekan yang merupakan perwujudan adanya kebebasan
berorganisasi, kebebasan menyampaikan pendapat dan melakukan opisis terhadap negara dan
pemerintahan. Hal itu merupakan indikator bagi tegaknya sebuah demokrasi. Kaum cendekiawan,
kalangan sivitas akademika kampus, kalangan pers merupakan kelompok penekan signifikan untuk
mewujudkan sistem demokratis dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Begitu pula aktivitas
yang dilakukan oleh kelompok gerakan merupakan wujud keterlibatan dalam melakukan kontrol
terhadap kebijakan yagn diambil oleh negara. Dengan demikian partai politik, kelompok gerakan dan
kelompok penekan sebagai infrastruktur politik menjadi salah satu pilar tegaknya demokrasi.

2.4. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Menurut Masykuri Abdillah (1999) prinsip-prinsip demokrasi terdiri atas prinsip persamaan, kebebasan,
dan pluralisme. Sedangkan dalam pandangan Robert A. Dahl terdapat enam prinsip yang harus ada
dalam sistem demokrasi yaitu :

Hak memilih dan dipilih

Kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman

Kebebasan mengakses informasi

Kebebasan berserikat
Kontrol atas keputusan pemerintah

Pemilihan yang teliti dan jujur

Sementara itu Inu kencana lebih memerinci lagi tentang prinsip-prinsip demokrasi yakni sebagai
berikut :

Adanya pembagian kekuasaan

Adanya pemilihan umum yang bebas

Adanya manajemen yang terbuka

Adanya kebebasan individu

Adanya peradilan yang bebas

Adanya pengakuan hak minoritas

Adanya pemerintahan yang berdasarkan hukum

Adanya pers yang bebas

Adanya beberapa partai politik

Adanya musyawarah

Adanya persetujuan parlemen

Adanya pemerintahan yang konstitusional

Adanya ketentuan tentang pendemokrasian

Adanya pengawasan terhadap administrasi publik

Adanya perlindungan hak asasi

Adanya pemerintahan yang bersih

Adanya persaingan keahlian

Adanya mekanisme politik

Adanya kebijaksanaan negara

Adanya pemerintahan yang mengutamakan tanggungjawab.


Prinsip-prinsip negara demokrasi yang telah disebut di atas kemudian dituangkan dalam konsep yang
lebih paktis untuk dapat diukur dan dicirikan. Ciri-ciri ini yang kemudian dijadikan parameter untuk
mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi yang berjalan di suatu negara. Untuk mengukur suatu negara
atau pemerintahan dalam menjalankan tata pemerintahannya dikatakan demokratis dapat dilihat dari
empat aspek :

Pertama, masalah pembentukan negara. Kita percaya bahwa proses pembentukan kekuasaan akan
sangat menentukan bagaimana kualitas, watak, dan pola hubungan yang akan terbangun. Untuk
sementara ini, pemilihan umum dipercaya sebagai salah satu instrumen penting guna memungkinkan
berlangsungnya suatu proses pembentukan pemerintahan yang baik.

Kedua, dasar kekuasaan negara. Masalah ini menyangkut konsep legitimasi kekuasaan serta
pertanggungjawabannya langsung kepada rakayat.

Ketiga, susunan kekuasaa negara. Kekuasaan negara dijalankan secara distributif untuk menghindari
penumpukan kekuasaan dalam satu “tangan/wilayah”. Penyelenggaraan kekuasaan negara sendiri
haruslah diatur dalam suatu tata urutan yang membatasi dan sekaligus memberikan koridir dalam
pelaksanaannya. Aturan yang ada patut memastikan dua hal utama,yakni :

Memungkinkan terjadinya desentralisasi, untuk menghindari sentralisasi.

Memungkinkan pembatasan, agar kekuasaan tidak menjadi tidak terbatas.

Keempat, masalah kontrol rakyat. Apakan dengan berbagai koridor tersebut sudah dengan sendirinya
akan berjalan suatu proses yang memungkinkan terbangun sebuah relasi yang baik, yakni suatu relasi
kuasa yang simetris, memiliki sambungan yang jelas, dan adanya mekanisme yang memungkinkan check
and balance terhadap kekuasaan yang dijalankan eksekutif dan legsilatif.

Sementara menurut Djuanda Widjaya kehidupan demokratis di suatu negara ditandai oleh beberapa hal
sebagai berikut :

Dinikmati dan dijalankan hak serta kewajiban politik oleh masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip dasar
HAM yang menjamin adanya kebebasa, kemerdekaan, dan rasa merdeka.
Penegakan hukum yang mewujud pada asas supremasi penegakan hukum (Supremacy Of Law),
kesamaan di depan hukum (Equality Before The Law), dan jaminan terahadap HAM.

Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat.

Kebebasan pers dan pers yang bertanggungjawab.

Pengakuan terhadap hak minoritas

Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan pada asas pelayanan, pemberdayaan, dan
pencerdasan.

Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif.

Keseimbangan dan keharmonisan.

Tentara yang profesional sebagai kekuatan pertahanan. Dan,

Lembaga peradilan yang independen.

Demokrasi Sebagai Pandangan Hidup

Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi untuk membuatnya performed (eksis dan
teagak). Kultur demokrasi itu berada dalam masyarakat itu sendiri. Sebuah pemerintahan yang baik
dapat tumbuh dan stabil apabila masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap
norma-norma dasar demokrasi. Karena itu harus ada keyakinan yang luas di masyarakat bahwa
demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik dibanding dengan sitem pemerintahan lainnya
(Saiful Mujani : 2002). Untuk itu, masyarakat harus mejadikan demokrasi sebagai way of life yang
menuntun tata kehidupan kemasyarakat, kebangsaan, pemerintahan dan kenegaraan.

Menurut Nurcholish Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tetapi lebih merupakan kata kerja yang
mengandung makna sebagai proses dinamis. Karen itu demokrasi harus diupayakan. Demokrasi dalam
kerangka di atas berarti sebuah proses melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan
bermasyarakat. Demokrasi adalah proses mennuju dan menjaga civil society yang menghormati dan
berupaya meralisasikan nilai-nilai demokrasi (Sukron Kamil, 2002). Menurut Nurcholish Madjid
pandangan hidup demokratis berdasrkan pada bahan-bahan telah berkembang, baik secara teoritis
maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya cukup mapan paling tidak mencakup
tujuh norma. Ketujuh norma tersebut yakni sebagai berikut :
Pentingnya kesadaran akan pluralisme

Musyawarah

Pertimbangan Moral

Permufaktan yang jujur dan sehat

Pemenuhan segi-segi ekonomi

Kerja sama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai i’tikad baik masing-masing

Padangan hidup demokratis harus dijadikan unsur yang menyatu dengan sistem pendidikan.

Hakikat Pancasila

Menurut ilmu asal usul kata (etimologi), Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yaitu pancar dan sila.
Panca berarti lima, sila artinya satu sendi, dasar, atau alas.

Sedangkan menurut peristilahan (terminologi) , Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit
pada abad XIV. Dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular, Pancasila merupakan ajaran tentang
penuntun kesusilaan antara lain, jangan melakukan kekerasan, mencuri, berjiwa dengki, dan mabok
akibat minuman keras.

Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang pertama (29 Mei-1 Juni 1945) Ir.Soekarno
mengusulkan tentang lima asas sebagai dasar negara, yaitu Pancasial. Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia diterima dan disahkan oleh PPKI bersamaan dengan disahkannya UUD 1945. Kata
atau istilah Pancasila sendiri tidak tertera dalam Pembukaan UUD 1945, namun telah tersirat dalam
alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Fungsi dan Kedudukan Pancasila

Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia

Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan pijakan serta dapat memberi kekuatan
kepada berdirinya suatu negara. Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu alas atau landasan
yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah sumber kaidah hukum yang
mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah
dan wilayah. Pancasila pada posisi seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara
serta seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Pandangan hidup merupakan suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari
kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk
mengatur hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
lingkungan.

Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang
berarti ilmu jadi Ideologi dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian dasar. Dengan demikian
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya adalah suatu hasil perenungan atau
pemikiran Bangsa Indonesia. Pancasila di angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang terdapat
dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia, dengan kata lain pancasila merupakan bahan yang di
angkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat indonesia, hal tersebut melalui
penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang ingin digapai serta sesuai
dengan jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Indonesia. Menurut Von
Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat
atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia yaitu
pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan nasional.

Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum

Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang berlaku dan
dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan (kontra) dengan
Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia berdasarkan pancasila.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia
dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya
kepribadian Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan,
tingkah laku dan sikap mental bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia

Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai
patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai masyarakat
adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila.

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang telah disepakati
oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah
disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia
Persiapan kemerdekaan Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang
mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.

Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena Pancasila
merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-
norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia
guna mempersatukan Rakyat Indonesia.

Hubungan Antara Pancasila dan Demokrasi


Di Indonesia berdasarkan Pancasila demokrasi dilaksanakan melalui Musyawarah untuk Mufakat. Jadi
dianggap tidak benar bahwa pihak yang sedikit jumlahnya dapat di”bulldozer” oleh pihak yang besar
jumlahnya. Itu berarti bahwa demokrasi Indonesia pada prinsipnya mengusahakan Win-Win Solution
dan bukan karena faktor manfaat semata-mata. Namun demikian, kalau musyawarah tidak kunjung
mencapai mufakat sedangkan keadaan memerlukan keputusan saat itu, tidak tertutup kemungkinan
penyelesaian didasarkan jumlah suara. Maka dalam hal ini voting dilakukan karena faktor Manfaat,
terbalik dari pandangan demokrasi Barat.

Dalam demokrasi Indonesia tidak hanya faktor Politik yang perlu ditegakkan, tetapi juga faktor
kesejahteraan bagi orang banyak sebagaimana dikehendaki sila kelima Pancasila. Jadi demokrasi
Indonesia bukan hanya demokrasi politik, tetapi juga demokrasi ekonomi dan demokrasi sosial. Bahkan
sesuai dengan Tujuan Bangsa dapat dikatakan bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi
kesejahteraan dan kebahagiaan dan bukan demokrasi kekuasaan seperti di Barat. Hal itu kemudian
berakibat bahwa pembentukan partai-partai politik mengarah pada perwujudan kehidupan sejahtera
bangsa (lihat makalah sebelumnya : Pancasila dan Partai Politik).

Karena demokrasi Indonesia adalah demokrasi kesejahteraan, maka wahana pelaksanaan demokrasi
Indonesia tidak hanya partai politik. Banyak anggota masyarakat mengutamakan perannya dalam
masyarakat sebagai karyawan atau menjalankan fungsi masyarakat tertentu untuk membangun
kesejahteraan, bukan sebagai politikus. Mereka tidak berminat turut serta dalam partai politik. Karena
kepentingan bangsa juga meliputi mereka, maka selayaknya mereka ikut pula dalam proses demokrasi,
termasuk demokrasi politik. Oleh sebab itu di samping peran partai politik ada peran Golongan
Fungsional atau Golongan Karya (Golkar).

Demikian pula Indonesia adalah satu negara yang luas wilayahnya dan terbagi dalam banyak Daerah
yang semuanya termasuk dalam Keluarga Bangsa Indonesia. Oleh sebab itu di samping peran partai
politik dan golkar, harus diperhatikan juga partisipasi Daerah dalam mengatur dan mengurus bangsa
Indonesia sebagai satu Keluarga. Karena itu ada Utusan Daerah yang mewakili daerahnya masing-masing
dalam menentukan jalannya Bahtera Indonesia.

Sebagaimana prinsip Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan menjamin setiap bagian
untuk mengejar yang terbaik, maka Daerah yang banyak jumlahnya dan aneka ragam sifatnya perlu
memperoleh kesempatan mengurus dirinya sesuai pandangannya, tetapi tanpa mengabaikan
kepentingan seluruh bangsa dan NKRI. Otonomi Daerah harus menjadi bagian penting dari demokrasi
Indonesia dan mempunyai peran luas bagi pencapaian Tujuan Bangsa.
BAB 3

PEMBAHASAN

Demokrasi Pancasila

Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila adalah suatu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri yaitu Pancasila. Mengenai
rumusan singkat demokrasi Pancasila, tercantum dalam sila keempat Pancasila. Rumusan tersebut pada
dasarnya merupakan rangkaian yang bulat dan utuh antara sila satu dengan sila lainnya.

Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapat mengenai pengertian demokrasi Pancasila.
Beberapa penertian tersebut yaitu :
Menurut Ensiklopedia Indonesia

Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi,
serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan
permusyawaratan untuk mncapai mufakat.

Menurut Prof. Dardji Darmadiharja, S.H.

Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah bangsa
Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan Pembukaan UUD 1945.

Menurut Prof. Dr. Drs. Notonegoro, S.H.

Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijkasanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan
beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pada hakikatnya demokrasi pancasila
merupakan saran atau alat bagi bangsa Indnonesia untuk mencapai tujuan negara. Tujuan negara
tersebut sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Inti dari demokrasi Pancasila adalah paham
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai
dan diintegrasikan dengan sila-sila lainnya.

Ciri dan Isi Pokok Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila merupakan ide atau gagasan yang ingin ditetapkan oleh para pendiri negara sejak
awal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demokrasi Pancasila yang berintikan musyawarah
untuk mencapai mufakat dengan berapaham kekeluargaan dan kegotong royongan mempunyai ciri khas
yang membedakan dengan demokrasi yang lainnya, yaitu sebagai berikut :

Demokrasi Pancaila bersifat kekeluargaan dan kegotong royongan yang bernafaskan KeTuhanan Yang
Maha Esa.

Demokrasi Pancasila harus mengahragai HAM serta menjami adanya hak-hak minoritas.

Pengambilan keputusan dalam demokrasi Pancasila sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah
untuk mufakat.

Demokrasi Pancasila harus bersendikan hukum, rakyat sebagai subjek demokrasi berhak untuk ikut
secara efektif untuk menentukan kehidupan bangsa dan negara.

Sementara isi pokok demokrasi Pancasila yaitu :

Pelaksanaan Pembukaan UUD 1945 dan penjabarannya yang dituangkan dalam Batang Tubuh dan
Penjelasan UUD 1945.

Demokrasi Pancasila harus menghargai dan melindungi HAM.

Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan atas kelembagaan.

Demokrasi Pancasila harus bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan UUD 1945,
yaitu negara hukum yang demokratis.

Prinsip dan Asas Demokrasi Pancasila

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila terdiri dari :

Demokrasi yang Ber-KeTuhanan Yang Maha Esa, maksudnya bahwa demokrasi selalu dijiwai dan diliputi
oleh nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha Esa.

Demokrasi yang menjunjung tinggi HAM, maksudnya dalam demokrasi Pancasila negara/pemerintah
menghargai dan melindungi HAM.
Demokrasi yang berkedaulatan rakyat, maksudnya kepentingan rakyat banyak harus diutamakan dari
pada kepentingan pribadi.

Demokrasi yang didukung oeh kecerdasan warga negara, maksudnya bahwa dalam demokrasi Pancasila
didukung oleh warga negara yang mengerti akan hak dan kewajibannya serta dapat melakukan
peranannya dalam demokrasi.

Demokrasi yang menerapkan prinsip prinsip pemisahan kekuasaan, maksudnya bahwa dalam negara
demokrasi menganut sistem pemisahan kekuasaan, masing-masing lembaga negara memiliki fungsi dan
wewenang masing-masing.

Demokrasi yang menjamin perkembangan otonomi daerah, maksudnya bahwa negara menjamin
berkembagnya setiap daerah untuk memajukan potensi daerahnya masing-masing sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Demokrasi yang menerapkan konsep negara hukum, maksudnya bahwa negara Indonesia berdasarkan
hukum, bukan kekuasaan belaka, sehingga segala kebijaksanaan maupun tindakan pemerintah
berdasarkan pada hukum yang berlaku.

Demokrasi yang menjamin terselenggaranya peradilan yang bebas, merdeka, dan tidak memihak,
maksudnya badan peradilan yang tidak terpengaruhi dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak lain.

Demokrasi yang menumbuhkan kesejahteraan rakyat, maksudnya adalah demokrasi yang dikembangkan
bertujuan untuk menjamindan mewujudkan kesejahteraan rakyat, meningkatkan kualitas hidup manusia
dalam segala aspek kehidupan baik lahir maupun batin.

Demokrasi yang berkeadilan sosial, maksudnya bahwa tujuan akhir upaya pelaksanaan ketatanegaraan
adalah tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam sistem demokrasi Pancasila, ada dua asas yaitu :

Asas kerakyatan, yaitu asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal dengan nasib dan cita-cita
rakyat, serta berjiwa kerakyatan atau menghayati kesadaran senasib dan secita-cita dengan rakyat.

Asas Musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat
yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratandalam rangka membahas untuk
menyatukan pendapat bersama serta mencapai kesepakatan bersama yang dijiwai oleh kasih sayang,
pengorbanan demi tercapai kebahagiaan bersama.
3.2. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Perekembangan Demokrasi Masa Revolusi Kemerdekaan

Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda yang ingin kembali ke Indonesia.
Pada saat itu pelaksanaan demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih adanya
revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4
Aturan Peralihan UUD 1945 yang berbunyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini
segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk menghindari kesan bahwa
negara Indonesia adalah negara yang absolut pemerintah mengeluarkan :

Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP berubah menjadi lembaga legislatif.

Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang Pembentukan Partai Politik.

Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan sistem pemerintahn presidensil
menjadi parlementer

Perkembangan demokrasi pada periode ini telah meletakkan hal-hal mendasar. Pertama, pemberian
hak-hak politik secara menyeluruh. Kedua, presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk
menjadi dictator. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya sejumlah
partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi system kepartaian di Indonesia untuk masa-
masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.

B.Masa Demokrasi Parlementer

Periode pemerintahan negara Indonesia tahun 1950 sampai 1959 menggunakan UUD Sementara (UUDS)
sebagai landasan konstitusionalnya. Pada masa ini adalah masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena
hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam perwujudan kehidupan politik di Indonesia.
Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi dalam proses politik
yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak
percaya kepad pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya.

Pada tahun 1950-1959 bisa disebut sebagai masa demokrasi liberal yang parlementer, dimana presiden
sebagai Kepala Negara bukan sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-partai politik. Namun demikian praktik
demokrasi pada masa ini dinilai gagal disebabkan :

Dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konflik

Landasan sosial ekonomi yang masih lemah

Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti UUDS 1950

Persamaan kepentingan antara presiden Soekarno dengan kalangan Angkatan Darat, yang sama-sama
tidak senang dengan proses politik yang berjalan

Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

Bubarkan konstituante

Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950

Pembentukan MPRS dan DPAS

C.Masa Demokrasi Terpimpin

Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No. VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berintikan musyawarah
untuk mufakat secara gotong royong diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:

Dominasi Presiden

Terbatasnya peran partai politik

Berkembangnya pengaruh PKI

Sejak berakhirnya pemillihan umum 1955, presiden Soekarno sudah menunjukkan gejala
ketidaksenangannya kepada partai-partai politik. Hal itu terjadi karena partai politik sangat orientasi
pada kepentingan ideologinya sendiri dan dan kurang memperhatikan kepentingan politik nasional
secara menyeluruh.disamping itu Soekarno melontarkan gagasan bahwa demokrasi parlementer tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia yang dijiwai oleh Pancasila.

Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:

Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang dipenjarakan

Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh presiden dan presiden membentuk DPRGR

Jaminan HAM lemah

Terjadi sentralisasi kekuasaan

Terbatasnya peranan pers

Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok Timur)

Setelah terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965 oleh PKI, menjadi tanda akhir dari
pemerintahan Orde Lama.
D.Masa Demokrasi Orde Baru

Pemerintahan Orde Baru ditandai oleh Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai
Presiden kedua Indonesia. Pada masa orde baru ini menerapkan Demokrasi Pancasila untuk
menegaskan bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara
Pancasila.

Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III,
IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, dan 1997.Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal
sebab:

Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

Rekrutmen politik yang tertutup

Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

Pengakuan HAM yang terbatas

Tumbuhnya KKN yang merajalela

Sebab jatuhnya Orde Baru:

Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )

Terjadinya krisis politik

TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba

Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden Soeharto untuk turun jadi Presiden.
Orde Baru mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan sementara
masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini
adalah dampak dari :

Kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang memberi legitimasi politik yangkuat
kepada negara;

Dijalankannya regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan institusionalisasi;

Dipakai pendekatan keamanan;

Intervensi negara terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda negara untuk
mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi;

Tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak bumi dan gas serta dari
komoditas nonmigas dan pajak domestik, mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya

Sukses negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan pokok rakya sehingga
menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya muncul karena sebab struktural.

E.Masa Demokrasi Reformasi – Sekarang

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka
Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi
yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku
sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di
era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil
Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum

Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN

Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI

Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan
tahun 2004.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun
berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959.
Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.

Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.

Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.

Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat

Peranan Demokrasi Dalam Bidang-Bidang Kehidupan Bangsa

Bidang Politik

Oleh karena Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
maka kebijak dijalankan oleh para wakil rakyat dalam menetapkan berbagai kebijakan peme¬rintahan
dalam bentuk peraturan perun¬dangan.

Dalam melakukan tugasnya, para wakil rakyat harus mampu memikirkan, memperhatikan, dan
mempertimbangkan aneka-ragam kepentingan rakyat agar keputusan-keputusan yang diambilnya
benar-benar mencerrninkan aspirasi selu¬ruh lapisan masyarakat dan benar-benar bermanfaat bagi
kesejahteraan bersama.
Tentu tidak hanya wakil rakyat yang harus menjalankan kebijaksanaan dalam melaksanakan tugasnya.
Semua penye¬lenggara negara (para penegak hukum, presiden, wakil presiden, para menteri, para
anggota DPR, para anggota BPK, dan seluruh aparat pemerintahan lain, baik di pusat maupun di daerah)
wajib menjalan¬kan atau menunaikan tugasnya dengan penuh hikmat kebijaksanaan.

Bidang Ekonomi

Pancasila dan UUD 1945 menggaris¬kan dua prinsip pokok demokrasi ekono¬mi. Prinsip itu adalah
sebagai berikut.

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama at as dasar semangat kekeluargaan.

2) Segala hal yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara untuk dipergunakan
bagi sebesar-besamya kemakmuran rakyat.

Dua prinsip pokok ini menunjukkan bahwa kemakmuran seluruh rakyat harus menjadi tujuan utama
pelaksanaan Demo¬krasi Pancasila dalam bidang ekonomi Oleh karena itu, tidak diperbolehkan
se¬orang pun menguasai bidang-bidang eko¬nomi yang menguasai hajat (kepentingan) orang banyak.
Perlulah digariskan peme¬rataan kesempatan-kesempatan ekonornis dan kesejahteraan bagi setiap
warga bangsa ini. Itu semua hanya bisa dicapai apabila semua pihak menggunakan sanaan sebagai
pedoman dalam bersikap maupun berkiprah dalam pereekonomian bangsa dan dan negara Indonesia.

Bidang Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, De¬mokrasi Pancasila menggariskan penting ”hikmat k¬ebijaksanaan”


sebagai pe¬nuntut hubungan antar manusia Indonesia dengan bangsa lain.

Dengan demikian, bukan hanya wakil rakyat atau pejabat/aparat pemerintah yang dituntut untuk selalu
meng¬unakan hikmat kebijaksanaan dalam mengusrus kepentingan bersama. Seluruh bangsa Indonessia
baik anak dan orang tua dalam keluarga, warga dan pengurus RT dan RW, murid, guru, kepala sekolah
dan warga sekolah lainnya di sekolah, maupun kemasyarakatan, partai politik, instansi pemerintah,
perusahaan, Dewan Perwakilan Rakyat, untuk dituntut melakukannya.
Wujud Demokrasi Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

Untuk melaksanakan Demokrasi Pan¬casila dalam kehidupan sehari-hari kita hendaknya mengamalkan
sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Adapun
bentuk-bentuk pengamalan yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, kita hendaknya menya¬dari setiap manusia Indonesia
mem¬punyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

2. Kita hendaknya tidak boleh memaksa¬kan kehendak kepada orang lain.

3. Kita hendaknya mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk


kepentingan bersama. .

4. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.

5. Kita hendaknya menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

6. Kita hendaknya dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
musyawarah.

7. Kita hendaknya menyadari bahwa di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi atau golongan.

8. Kita hendaknya menyadari bahwa musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan se cara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, men¬junjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan,
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Membangun Sikap Positif Terhadap Demokrasi Pancasila

Demokrasi dengan segala cirinya itu perlu diwujudkan menjadi suatu kenyataan hidup dalam bidang
apapun. Semua warga negara tanpa kecuali, baik penguasa maupun rakyat biasa, harus membiasakan
hidup demokratis.

Sikap positif terhadap budaya demokrasi Pancasila dapat kita lakukan dengan cara sebagai berikut:

Menghormati hak, kewarganegaraan serta tugas tanggung jawab sendiri, sesama masyarakat dan
lembaga masyarakat serta negara

Saling menghargai pikiran dan pendapat orang lain kita harus menyadari dalam bermusyawarah ,beda
pendapat itu wajar, asalkan masing-masing berpegang teguh pada norma yang berlaku, tidak ingin
menang sendiri,menggunakan kata-kata yang sopan.

Menghormati pemimpin dan lembaga-lembaga sosial serta negara merupakan kesadaran setiap warga
negara untuk melestarikannya.

Berbagai sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai lingkungan kehidupan adalah
sebagai berikut:

Lingkungan Kehidupan keluarga, misalnya anggota keluarga bertekad untuk:

Membiasakan tidak memaksakan kehendak kepada sesama anggota keluarga.

Membiasakan bermusyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kepentingan bersama.

Mengembangkan diri agar lebih berguna untuk kepentingan keluarga.

Saling menghormati hak dan kewajiban anggota keluarga.

Lingkungan kehidupan sekolah, misalnya tiap warga sekolah bertekad untuk:

Memilih pengurus kelas denga musyawarah mufakat dan/atau voting.

Menyelesaikan masalah bersama setiap warga sekolah dengan mengutamakan kepentingan bersama.
Melaksanakan kegiatan gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Mendiskusikan materi pelajaran yang sulit untuk dibahas bersama-sama.

Lingkungan kehidupan bermasyarakat, misalnya semua warga masyarakat bertekad untuk:

Memilih pengurus RT dan RW secara demokratis.

Mengambil keputusan secara musyawarah dalam menentukan bantuan untuk meringankan warga yang
tertimpa musibah gempa bumi.

Melaksanakan tugas gotong royong dalam membersihkan sampah di lingkungannya.

Melaksanakan siskamling yang telah disetujui dengan penuh tanggung jawab.

Lingkungan kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga Negara bertekad untuk

Melaksanakan kegiatan pemilu dengan penuh tanggung jawab.

Menghormati hak asasi manusia.

Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Memberikan pendapat/usul yang membangun kepada pemerintah


BAB 4

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Demokrasi Pancasila ialah suatu sistem demokrasi yang berpedoman pada paham-paham yang
terkandung dalam sila-sila dan nilai-nilai Pancasila. Dimana dalam berjalannya demokrasi di Indonesia
dalam bentuk apapun harus memperhatikan norma-norma yang dimuat dalam Pancasila.

Dalam perjalanan bangsa Indonesia, Demokrasi Pancasila juga turut berkembang seiring dengan
pergantian masa dan kepemimpinan, mulai dari masa revolusi kemerdekaan sampai kepada masa
reformasi. Namun meskipun terjadinya pergantian masa dan kepemimpinan demokrasi dengan peham
pancasila tetap dipertahankan, hanya saja terdapat sedikit perbedaan dalam menjalankannya yang
bergantung pada pemimpin negara serta bentuk negara pada waktu itu.

Demokrasi Pancsila ini juga ternyata memiliki peran yang sangat sakral dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik secara nasional mapun dalam keseharian, seperti pada bidang Politik, Sosial, dan
Ekonomi.

4.2.Saran

Sebagai warga negara Indonesia yang sejatinya sejak lahir sampai sekarang ini selalu berpegang teguh
pada nilai-nilai Pancasila, sebaikya kita lebih meningkatkan kesadaran kita untuk menerapkan nilai-nilai
tersebut di dalam keseharian kita, sehingga pemahaman yang kita punya tidak hanya sebatas prasyarat
pengetahuan dan ilmu belaka.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Dede Rosyada. Dkk. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat

Madani. (Jakarta : ICCE UIN Syarif Hidayatullah. 2003).

Prof. Dr. H. Kaelan, MS. Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta :

PARADIGMA. 2014)

Diktat :

Ignatius Adiwidjaja, S.Sos., M.Si. Pengantar Ilmu Politik. (Malang :

Diterbitkan Sendiri. 2016).

Internet :

Namakuvee. Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai Aspek Kehidupan.


http://www/wordpress.com. 8 November 2016

Isti Funny Assyidig. Pelaksanaan Demokrasi Dalam Berbagai Aspek

Kehidupan. 2013. http://www.wordpress.com. 8 November 2016

Iklan

Bagikan ini:

Terkait

Artikel Pendidikan Pancasila

22 Januari 2017

dalam "Tak Berkategori"

Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru 2017/2018 Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

22 Januari 2017

dalam "Tak Berkategori"

Pengertian Ilmu, Administrasi dan Negara

22 Januari 2017
dalam "Tak Berkategori"

Kategori: Tak Berkategori

Berikan Komentar

Forum Pendidikan

Kembali ke atas

Iklan

Anda mungkin juga menyukai