Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian Teori Comfort


Teori comfort merupakan middle range teori yang di kembangkan oleh
Katharine Kolcaba sejak tahun 1990. Teori comfort merupakan middle range teori
karena mempunyai batasan konsep dan proposisi dan tingkat abstraksinya rendah dan
mudah untuk diterapkan pada pelayanan keperawatan (Kolcaba, 2003). Teori comfort
mengedepankan kenyamanan sebagai kebutuhan semua manusia. Kenyamanan adalah
kebutuhan yang diperlukan pada rentang sakit sampai sehat dan kenyamanan
merupakan lebel tahab akhir dari tindakan terapeutik perawat terhadap pasien
(Siefert, 2002). Menurut Kolcaba, comfort mempunyai arti yang holistik dan
kompleks. Kolcaba dalam teori comfort yang dikembangkan menyebutkan “holistik
comfort merupakan bentuk kenyamanan yang meliputi tiga tipe comfort yaitu relief,
ease dan transcendence yang digabungkan dalam empat konteks yaitu, physical,
pchycospiritual, sosiocultural, dan enviromental (calcaba dan demarco, 2005).
Relief didefinisikan sebagai keadaan dimana rasa tidak nyaman berkurang
atau menemukan kebutuhan yang spesifik. Ease diartikan sebagai keadaan tenang atau
kepuasan. Transcendence merupakan tahapan dimana seseorang mampu beradaptasi
terhadap masalahnya. Physical comfort atau kenyamanan fisik meliputi kebutuhan
pasien akan status hemodinamik (kebutuhan cairang, elektrolik, pernafasaan, suhu
tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutris, dLL), nyeri dan kenyamanan
manajemen nyeri, ketidaknyamanan fisik lainnya, ( yang dirasakaan saat ini atau
potensial), kurangnnya sensori (alat bantu dengar, kacamata, bicara pelan, proses
berfikir lama). Phycospritual comfort atau kenyamanan pchycospiritual antara lain
dihadirkan kerohanian, kecemasan, ketakutan, berdoa dengan perawat, atau dengan
yang lainnya, persepsi terhadap penyakit, persepsi terhadap hidup dan pengalaman
hidup. Sosiocultural comfort atau kenyamanan sosial budaya meliputi keuangan,
perencanaan pulang, rutunitas dirumah sakit, kebutuhan pendidikan kesehatan atau
informasi kesehatan, kunjungan teman atau kerabat, hubungan dengan orang lain,
dukungan atau kekuatan, ketersediaan tenaga untuk berkelanjutan perawatan dirumah
sakit. Enviromental comfort atau kenyamanan lingkungan meliputi privasi, bau,
kebisingan, pencahayaan, tempat tidur yang nyaman, hiasaan ruangan, dll (Colcoba,
Tilton, dan Drouin,2006).
2. Sejarah Teori Comfort
Teori kenyamanan pertama kali dikenal sekitar 1990an oleh seorang tokoh
bernama Kathrine Kocaba. Kolcaba lahir di Cleveland, Ohio pada tanggal 8 desember
1944. Beliau adalah doctor keperawatan yang menerima sertifikat sebagai perawat
spesialis gerontology dengan focus penelitian pada perawatan paliatif dan perawatan
jangka panjang dirumah. Sejak tahun 1900-1929, sebenarnya kenyaman klien sudah
merupakan tujuan utama dari profesi perawat dan dokter, karena kenyamanan
dianggap sangat penting menentukan proses kesembuhan klien. Namun, setelah
decade tersebut, kenyamanan kurang mendapat perhatian khusus dari pemberi
pelayanan kesehatan. Pelayanan lebih difokuskan pada tindakan pengobatan medis
untuk mempercepat kesembuhan klien. Kathrine Kolcaba merupakan tokoh
keperawatan yang kemudian membawa kembali konsep keyamanan sebagai landasan
utama dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam sebuah teori yaitu “Comfort
Theori and Practice : A Vision for Holistic Healt Care and Research”. Saat ini
Kolcaba bekerja sebagai Associate Professor of Nursing di Fakultas Keperawatan
Universitas Akron dan terus mengembangkan teori kenyamanan ini secara empiris
(March, A. & McCormack, D., 2009)
3. Asumsi Dasar Berdasarkan teori comfort
Kolcaba mengemukakan beberapa asumsi tentang kenyamanan antara lain
a. Manusia mempunyai respon yang holistic terhadap stimulus yang kompleks
b. Kenyamanan adalah suatu hasil holistic yang diharapkan yang berhubungan
dengan disiplin keperawatan
c. Manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan secara aktif
d. Kenyamanan adalah lebih dari tidak adanya nyeri, cemas, dan ketidaknyamana
fisik lainnya.
4. Komponen teori
Terdapat 7 komponen dalam konsep utama teori Comfort yang di sampaikan Kolcaba
sebagai berikut.
a. Health care needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu
kebutuhan akan kenyamanan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh
penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, social dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan
monitoring, laporan verbal maupun nonverbal, serta kebutuhan yang berhubungan
dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta
kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
b. Comfort Meansures
Comfort Mensures mengacu pada 3 comfort sebagai berikut :
a) Comfort care adalah filosofi perawatan kesehatan yang berdasarkan fisik,
psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan yang nyaman bagi klien. Comfort
mempunyai 3 komponen yaitu intervensi yang sesuai dan tepat waktu, model
perawatan yang perhatian dan empati, berfokus pada kenyamanan pasien.
b) Comfort meansures itu sendiri adalah intervensi yang sengaja dirancang untuk
meningkatkan kenyamanan klien atau keluarga. Tindakan kenyamanan
diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi
kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa seperti
fisiologis, sosial, finansial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi
fisik.
c) Comfort needs adalah kebutuhan akan rasa nyaman relief, ease dan
trancendences dalam kontek pengalaman manusia secara fisik, psikospritual,
sosiokultural, dan lingkungan.

Intervensi kenyamanan memiliki 3 kategori yaitu :

a) Intervensi kenyaman standar/ teknikal untuk mempertahankan hemostatis dan


mengontrok rasa sakit
b) Pelatihan/ coaching untuk meredakan kecemasan, memberikan jaminan dan
informasi, menanamkan harapan, mendengarkan dan membantu merencanakan
pemulihan
c) Comforting adalah tindakan yang menyenangkan bagi jiwa, hal hal yang
menyenangkan yang perawat lakukan untuk membuat anak atau keluarga
merasa diperhatikan dan diperkuat seperti guided imagery (colcaba, 2003)
c. Enhanced Comfort
Enhanced comfort yaitu meningkatkan kenyamanan yang terus menerus
dengan melakukan intervensi kenyaman secara konsisten dan terus menerus,
sampai klien akan mencapai yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBs).
Ini dilakukan dengan cara melakukan asuhankeperawatan secara menyeluruh
dengan tindakan yang independen dan dependen sesuai dengan kewenangan
perawat.
Proses yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan asuhan keperawatan yaitu
dengan melakukan tindakan dan dievaluasi secara terus menerus SOAP dan
SOAPIER sampai klien mengalami kesembuhan sesuai dengan tujuan perawatan
(outcomes comfort). Sebuah outcomes yang langsung diharapkan pada pelayanan
keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.
d. Intervening Variable
Intervening variable adalah faktor positif atau negatif yang sedikit sekali dapat
dikontrol oleh perawat atau instirusi tetapi berpngerahu langsung pada
kesusksesan rencana intervesi kenyamanan. Variabel ini meliputi pengalaman
masa lalu, usia, sikap, status emosional, support sistem, prognosis, finansial, dan
kebiasaan/pola kesehatan.
e. Health Seeking Behavior (HSBs)
HSBs adalah perilaku pasien dan keluarga yang terlibatsecara sadar atau tidak
sada, menggerakkan mereka kearah kesejahteraan. HSBs ini merupakan sebuah
kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan pencarian
kesehatanyang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs
ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan) , internal
(penyambuhan/pengembalian fungksi imun dan kematian yang damai).
f. Institusional Integrity
Institusional integrity adalah kondisi sarana perawatan kesehatan menyeluruh,
jujur, profesional, dan beretika. Hal ini dianggap sebagai nilai nilai etik, stabilitas
finansial, dan keseluruhan organisasi pelayanan kesehatan pada area lokal,
regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definis institusi diartikan sebagai
pelayanan kesehatan umum atau home care.

5. Komponen Model Keperawatan


Kenyamanan adalah pengalaman yang diterima oleh seseorang dari suatu
intervensi. Hal ini merupakan pengalaman langsung dan menyeluruh ketika
kebutuhan fisik, psikospiritual, sosio, dan lingkungan terpenuhi, (peterson & Bredow,
2008). Konsep teori falsafah keperawatan yang memandang bahwa keperawatan
berfokus pada kebutuhan dasar manusia sebagai mahluk holistik.
Kolcaba mendefinisikan konsep metaparadigma keperawatan sesuai dengan teori
kenyamanan yang dikembangkannya. Hal ini bisa dilihat dari pandangan Kolcaba
tentang keperawatan, manusia, lingkungan, dan kesehatan yang saling mendukung
satu dengan yang lain untuk memberi rasa nyaman pada klien. Menurut Kolcaba,
keperawatan merupakan proses mengkaji tingkat kenyamanan klien, menyusun dan
mengimplementasikan intervensi terapeutik untuk meningkatkan respon nyaman, dan
mengevaluasi tingkat kenyamanan klien secara holistik. Manusia dijelaskan sebagai
individu, keluarga, instansi, atau mesyarakat yang mampu merasakan suasana nyaman
dan tidak nyaman serta membutuhkan tindakan untuk meningkatkan rasa nyaman.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang bisa dimodifikasi untuk menimbulkan
rasa nyaman pada klien. Kesehatan merupakan fungsi optima yang bisa dicapai oleh
klien dimana salah satunya ditentukan dari faktor kenyamanan.
Daftar Pustaka

Yuminah, (2014), Aplikasi Teori Comfort Katherina Colcaba Dalam Asuhan


Keperawatan pada Anak, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia.

Wirastri Unang, (2014), Aplikasi Teori Comfort Kolcaba dalam Asuhan


Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Indonesia.

Utami K.C, (2016), Intergrasi Teori/Model Kenyamanan (Kolcaba) pada Ruang


Perawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayan.

Anda mungkin juga menyukai