Anda di halaman 1dari 3

SELAMAT PAGI semuanya...

Pertama-Tama mari kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa atas berkat nya kita di
berikan kesehatan jasmani dan rohani hingga saat.

Saat ini, kita sedang dilanda oleh sebuah wabah penyakit berbahaya, yaitu Virus Corona.
Menurut WHO Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Corona virus baru dilaporkan pertama
kali akhir tahun 2019. Pertama di laporkan sebagai pneumonia misterius di Wuhan, China, 31
Desember 2019. Pneumonia adalah peradangan di paru-paru yang disebabkan oleh patogen
seperti virus/bakteri/jamur.
Wabah tersebut dideklarasi oleh WHO sebagai Public Health Emergency of International
Concern pada 30 Januari 2020.
•Pada 11 February 2020, WHO nama resmi tersebut yaitu: SARS-CoV-2
•Nama penyakitnya : COVID-19
•Di seluruh dunia, kasus terus bertambah di berbagai negara, diluar Cina.

Pada hari Kamis 14 November 2020 lalu, Kelompok Keahlian (KK) Fisika Bangunan Teknik
Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, baru saja menggelar
Adhiwijogo Lecture Series (ALS) yang bertemakan “Peran Fisika Bangunan dalam
Menghadapi Pandemi COVID-19”.

terkait dengan COVID-19, salah satu yang menarik dari konteks pencahayaan adalah manfaat
sinar UV terkait dengan kondisi tubuh seseorang dalam menghadapi virus COVID-19.
Terlepas dari validnya efek UV terhadap kondisi tubuh/imun tubuh secara khusus, Dr. Rizki
menyatakan bahwa ajakan-ajakan berjemur di bawah terik matahari juga harus dirasionalisasi
dengan observasi/penelitian yang tepat. “Misalnya, urusan pada pukul berapa harus berjemur
pun masih beragam, kenyataannya setelah dilakukan pengukuran, indeks UV memang tidak
dapat diseragamkan dari hari ke hari sehingga memang perlu ada telaah lebih lanjut, “
Disamping itu juga Banyak para peneliti mengaitkan ke dalam Fisikanya yaitu cuaca dan
iklim.
Hingga hari ini hasil penelitian terkait pengaruh cuaca terhadap penyebaran Covid-19 masih
beragam. Hasil penelitian terkait kasus Covid-19 di China memperlihatkan bahwa untuk
kenaikan temperatur 1°C, jumlah kasus korona virus menurun 36% – 57% untuk kelembaban
67%-85.5%. Selain itu, untuk setiap kenaikan kelembaban 1% jumlah kasus menurun sekitar
11%-22% ketika temperatur rata-rata sekitar 5°C-8.2°C. Hal ini sebagaimana dilaporkan oleh
peneliti dari Universitas Fudan yang diterbitkan pada jurnal medRxiv pada (30/3/2020). Hasil
ini dikuatkan oleh Dr Jingyuan Wang dari Universitas Beihang dalam tulisannya di jurnal
SSRN. Dia menemukan kenaikan temperatur dan kelembaban bisa memperlambat
penyebaran walaupun tingkat penularan masih tinggi dalam kondisi ini. Pengaruh cuaca
terhadap Covid-19 untuk cakupan wilayah yang lebih luas diteliti oleh tim dari Universitas
Milan (medRxiv 31 Maret 2020). Mereka menguji 123 negara dan mendapati hasil yang
mendukung temuan sebelumnya.

Kesimpulan berbeda didapatkan oleh beberapa peneliti lain. National Academy of Sciences,
Engineering, and Medicine dalam laporannya (7/4/2020) mengingatkan perlunya kehati-
hatian ketika menafsirkan hasil penelitian yang mengatakan adanya hubungan antara cuaca
dan Covid-19 Hal ini berkaitan dengan kualitas data yang digunakan, terutama jumlah dan
periode data yang sangat terbatas, sehingga masih dilakukan penelitian selanjutnya yang lebih
akurat.

Dan disamping itu Penyebab PENYEBARAN Menurut. dr. Erlina Burhan Msc. Sp.P(K)
pada Januari tahun 2020 pada
Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, penyebabnya antara lain :
●Dari individu yang sudah terinfeksi
○Droplet atau udara dari batuk dan bersin
○Kontak dekat, seperti menyentuh dan jabat tangan
○Menyentuh objek atau permukaan yang terkontaminasi virus, kemudian menyentuh mulut,
hidung atau mata sebelum cuci tangan

Diketahui bahwa Virus Corona adalah sebuah virus yang sangat berbahaya bagi kesehatan
tubuh kita. Virus ini memang memiliki gejala yang termasuk sepele yaitu batuk, bersin, dan
juga sesak napas. Namun, akibatnya sangatlah besar hingga banyak yang meninggal hanya
karena terkena wabah virus ini.

Alangkah baiknya kita selalu melaksanakan gerakan 5M protokol kesehatan yang telah di
galakkan oleh pemerintah.

Makna gerakan 5M protokol kesehatan menurut KEMENKES Tahun 2020 yaitu:

1. Memakai masker,
2. Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
3. Menjaga jarak,
4. Menjauhi kerumunan, serta
5. Membatasi mobilisasi dan interaksi.

Disamping itu juga banyak makan makanan bergiz, dan rajin berolahraga, kumur kumur
dengan air garam dan istirahat yang cukup
Kita tidak boleh menganggap sepele, hanya karena gejalanya yang nampak biasa-biasa saja.
Walaupun gejalanya biasa-biasa saja, lihatlah sudah berapa banyak orang yang meninggal
karena wabah ini! Lihatlah berapa banyak tenaga medis yang berjuang, namun gugur di
tengah jalan!

Seharusnya kita berfikir, yang memakai masker dan menjaga jarak saja bisa terkena virus ini,
apalagi kita yang tidak melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Virus ini kecil dan
tidak terlihat, namun sudah banyak menelan beribu nyawa manusia.

Maka dengan cara ini, saya mengajak untuk seluruh masyarakat untuk mengikuti protocol
Covid 19. Tetap jaga kebersihan dan tetap setia terapkan 5M.

Kuy… Mari kita sama-sama melawan penyebaran Covid 19!.


Ada aku, kamu dan kita semua….

Demikian pidato singkat saya ini. Jika ada salah kata saya mohon maaf dan saya akhiri
selamat pagi dan terima makasih.

Anda mungkin juga menyukai